Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tatiana Dewi

Nim : P10119094

Kelas : D Kesmas 2019

Matkul : Kepemimpinan

PROFIL AHOK: BIOGRAFI

Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang lebih akrab dipanggil Ahok mengalami perjalanan
hidup yang naik turun. Pada saat kehidupannya di atas, ia pernah menjadi pebisnis handal dan
politikus yang berprestasi. Ia dikagumi tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga secara
internasional. Ketika di bawah, ia pernah dipenjara karena tuduhan penistaan agama, dan
mengalami pil pahit perceraian. Kini, nasib baik tampaknya tengah berpihak padanya. Setelah
bebas dari penjara, ia membangun rumah tangga barunya, dan juga karir anyarnya yang
berhubungan secara tidak langsung dengan kehidupan politik.

KEHIDUPAN AWAL

Ahok lahir dari keluarga keturunan Tionghoa pada 29 Juni 1966 di Manggar, Kabupaten Belitung
Timur, Bangka Belitung. Ia adalah anak pertama dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti
Ningsing. Politikus yang pada tahun 2020 masih bernaung di bawah PDI-P ini memiliki empat
adik, yaitu Basuri Tjahaja Purnama, Fifi Lety Indra, Harry Basuki, dan Basu Panca Fransetio yang
meninggal pada usia muda.

Panggilan “Ahok” berasal dari ayahnya. Mendiang Indra Tjahaja Purnama ingin anaknya mampu
menjadi seseorang yang sukses dan memberikan panggilan khusus baginya, “Banhok”. Kata
“Ban” sendiri berarti puluhan ribu, sedang “Hok” memiliki arti belajar. Bila digabungkan,
keduanya bermakna “belajar di segala bidang.” Seiring berjalannya waktu, panggilan Banhok
berubah menjadi Ahok.

Masa kecil BTP banyak dihabiskan di Desa Gantung, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur. Di
tempat itu, ia menamatkan pendidikan SMP. Ia melanjutkan studi Sekolah Menengah Atas
(SMU) dan juga perguruan tinggi di kota Jakarta. Kuliah yang dipilih olehnya adalah Fakultas
Teknologi Mineral jurusan Teknik Geologi Universitas Trisakti. Keluarga Misribu membiayai
hidup BTP selama di Jakarta. Almarhumah Misribu Andi Baso Amier merupakan sosok ibu
angkat BTP yang berasal dari Bugis.

BTP menamatkan pendidikan di Universitas Trisakti dan mendapatkan gelar Sarjana Teknik
Geologi pada tahun 1989. Kemudian, ia pulang kampung ke Belitung dan mendirikan
perusahaan. Namun, setelah dua tahun berbisnis, ia merasa harus menguasai ilmu
manajemen. Akhirnya, BTP memutuskan untuk kuliah S-2.

KARIR POLITIK: BUPATI, DPR, GUBERNUR

Pada 2020, karir politik Ahok telah memasuki usia 16 tahun. Beliau memulainya sejak tahun
2004. Kala itu, ia masuk ke dalam Partai Perhimpunan Indonesia Baru. Di sana, ia didapuk
sebagai Ketua DPC PIB Belitung Timur. Masuknya beliau ke PIB, bertujuan untuk dapat menjadi
Anggota DPRD Belitung Timur 2004-2009. Tujuannya tersebut tercapai, tetapi jabatannya tidak
diselesaikan karena pada tahun 2005, ia memilih untuk mengikuti pemilihan Bupati Belitung
Timur. Bersama Khairul Effendi sebagai wakilnya, ia berhasil menjabat sebagai Bupati Belitung
Timur periode 2005-2010.

Tidak puas sampai di sana, pada 2006 BTP melepaskan jabatannya dengan maksud mengincar
posisi Gubernur Bangka Belitung pada 2007. Namun, ia gagal menduduki posisi tersebut.
Hasratnya berpolitik tidak pudar, gagal di wilayah Bangka Belitung, BTP mencoba
peruntungannya ke nasional lewat kursi DPR. Melalui Golkar, ia berhasil menduduki jabatan
anggota DPR periode 2009-2014 dan bertugas di Komisi II.

Seperti yang sudah-sudah, BTP kembali melepaskan jabatannya. Kali ini, ia melepaskannya
untuk mengikuti Pilkada DKI Jakarta yang diikutinya pada 2012. Ia bersama Joko Widodo
sebagai Gubernurnya, berhasil memenangi pilkada, dan mengelola DKI Jakarta untuk periode
2012-2017. Pada 2014, BTP naik jabatan menjadi gubernur karena Joko Widodo melepaskan
jabatannya untuk mengikuti pilpres 2014 yang akhirnya dimenangkannya.

BTP menuntaskan jabatannya hingga 2017 dengan dibantu Djarot Saiful Hidayat sebagai
wakilnya. Pada 2017, ia ingin meneruskan masa jabatannya, tetapi kalah dari Anies Baswedan &
Sandiaga Uno. Setelah 2017, ia menjalani masa-masa di penjara hingga akhirnya bebas pada
tahun 2019, dan belum masuk kancah dunia politik lagi. Saat ini, Ahok tidak berafiliasi dengan
partai mana pun. Jadi, partai Ahok sekarang belum ada.

BUMN DAN PERTAMINA: ISU, DAN FAKTA JABATAN

Setelah ke luar dari penjara pada 24 Januari 2019, Basuki sempat menjadi Youtuber dan sudah
teken kontrak dengan Metro TV untuk menjadi pembawa acara talkshow “BTP Menjawab”.
Namun, sebelum kesampaian jadi pembawa acara, Basuki sudah diamanatkan jabatan oleh
Menteri BUMN ke-9 Kabinet Indonesia Maju, Erick Thohir.

Sebelum secara resmi diamanatkan jabatan oleh Erick Thohir, Basuki diisukan akan menjabat
beberapa posisi penting di beberapa BUMN, seperti Dirut Pos Indonesia, Bank Mandiri, PLN,
Pertamina, BTN, BPJS, Krakatau Steel, Garuda Indonesia, Inalum, dan Bulog.

Kebijakan Ahok yang Sempat Gegerkan Publik

1. Relokasi Kampung Pulo

Saat itu, banyak pihak tak menduga keberanian Ahok untuk memindahkan warga
Kampung Pulo di bantaran sungai Ciliwung. Relokasi itu, sempat diwarnai bentrokan
antara warga dengan aparat.

Meski demikian, relokasi pada September 2015 telah membuat sejumlah warga berhasil
dipindahkan ke Rumah Susun Sederhana Sewa Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Meski
mereka juga mengeluhkan kondisi di rusun, mulai tidak ada teralis pada jendela hingga
masalah sarana lain.

Namun, tahap demi tahap perbaikan rusun dilakukan. Hingga kini, warga pun mulai
menikmati hunian baru mereka.

2. Gusur lokalisasi kalijodo

Jalanan di sekitar area Kalijodo yang dulunya menjadi tempat parkir dan hunian
bagi kafe dan lokasi prostitusi, kini sudah dikembalikan ke fungsi semula sebagai
Ruang Terbuka Hijau (RTH) bahkan dilengkapi dengan menyediakan Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Selain itu, Kalijodo dilengkapi fasilitas
seperti jogging track, skatepark, taman bermain anak, outdoor fitnes, toilet,
musolah, dan sebagainya. Berbagai manfaat kini sudah bisa dirasakan
masyarakat akan adanya RTH dan RPTRA Kalijodo ini.

KEKURANGAN SOSOK AHOK :


Ahok memiliki pribadi yang keras dan tegas hal ini menyebabkan beliau memiliki kekurangan
dalam berkomunikasi. Ketika beliau berkomunikasi,beliau cenderung memiliki suara dan gaya
komunikasi yang dinilai terlalu kasar sehingga kekurangan beliau ini cenderung dapat digunakan
oleh saingannya sebagai peluru untuk menyudutkan beliau.

Anda mungkin juga menyukai