Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ACHMAD RIZKY REDHA KUSUMA

NIM :1152000301

1. Mobilitas sosial merupakan suatu gerak dalam struktur sosial dengan pola
-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok. Proses mobilitas
sosial akan berdampak pada perubahan struktur sosial dan hubungan antar
individu. Mobilitas sosial tidak hanya mencakup perpindahan status rendah ke
tinggi atau yang sering dikenal dengan kenaikan status sosial, akan tetapi
sebaliknya.
2. Mobilitas sosial vertikal merupakan suatu perpindahan individu atau objek
sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya, yang sifatnya tidak
sederajat. Mobilitas sosial vertikal ini memiliki dua jenis gerak sosial vertikal
yaitu naik atau social-climbing dan turun atau social-sinking.
3. Mobilitas sosial horizontal merupakan suatu peralihan individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang
bersifat sederajat. Mobilitas horizontal tidak menimbulkan perubahan status
seseorang dalam masyarakat.
4. PAK JOKO WIDODO ATAU JOKOWI

Pada tahun 2005, Jokowi mulai terjun ke dunia politik. Ia diusung Partai


Demokrasi Indonesia Perjuangan maju sebagai calon Walikota Surakarta
karena dianggap sebagai sosok yang sukses dan pintar. Lagi-lagi secara
mengejutkan Ia berhasil keluar sebagai pemenang dengan Presentase suara
sebesar 36,62%.
Sama seperti saat ini, ketika pertama kali menjabat sebagai Walikota
Surakarta, tak sedikit yang meragukan kemampuan Jokowi perihal
kepemimpinan. Tak butuh waktu lama, setelah satu tahun Jokowi sudah
berhasil memberikan perubahan drastis untuk Surakarta. Beberapa pencapaian
hebatnya adalah keberhasilan membangun pasar tradisional baru, termasuk
pasar barang antik dan pasar peralatan rumah, membangun city
walk sepanjang 7 km dengan trotoar lebar untuk pejalan kaki sepanjang jalan
utama Surakarta, membangun Solo Techno Park, yang membantu mendukung
proyek mobil Esemka Indonesia, dan masih banyak lainnya.
Prestasinya itu membuat Jokowi diajukan untuk jadi gubernur ibu kota
Jakarta pada tahun 2012. Diberi tugas yang jauh lebih berat seperti mengatasi
kemacetan dan banjir yang terus melanda saat itu, Jokowi tak
gentar. Jokowi merilis kebijakan untuk mempercepat pembangunan sarana
transportasi masal seperti MRT dan monorel serta memperbanyak armada
Transjakarta guna mengatasi kemacetan. Untuk masalah banjir sendiri, bapak
tiga anak itu juga bergerak cepat dengan merelokasi daerah-daerah resapan
banjir dan memperbaharui serta memperbanyak taman dan hutan kota.
Tak cukup sampai di situ saja, Jokowi juga mengeluarkan Kartu Jakarta
Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Seperti di Surakarta, Jokowi juga
bermaksud untuk menjadikan Jakarta sebagai kota festival. Total sebanyak 97
festival diadakan selama tahun 2013 di Jakarta, seperti Jakarta Night Festival,
Pesta rakyat, Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan lain sebagainya.

BU RISMA ATAU TRI RISMAHARINI


Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan
dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota
Surabaya (Bappeko) hingga tahun 2010. Risma meniti karier sebagai seorang
pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya sejak dekade 1990-an.
Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono
yang kemudian menjabat sebagai wakilnya. Pasangan Risma-Bambang diusung
oleh PDIP dan memenangi Pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara
mencapai 358.187 suara atau 38,53 persen dari jumlah suara keseluruhan.
Pasangan ini dilantik pada tanggal 28 September 2010 oleh Gubernur Jawa
Timur Soekarwo dalam sidang paripurna DPRD kota Surabaya. Namun di
tengah masa jabatan, Bambang D. H. mengundurkan diri pada 14 Juni 2013
karena maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilkada Jawa Timur
2013. Pasca pengunduran diri Bambang, Risma didampingi oleh Whisnu Sakti
Buana, putra politisi senior PDI-P / wakil ketua MPR RI periode 1999-2004, Ir.
Soetjipto yang terpilih secara aklamasi sebagai wakil wali kota Surabaya dalam
sidang paripurna DPRD Kota Surabaya pada 8 November 2013 dan resmi
dilantik pada tanggal 24 Januari 2014.
Pada Pilkada Serentak 2015, pasangan Risma-Whisnu diusung
oleh PDIP dan terpilih kembali dengan meraih kemenangan mutlak yakni
sebesar 893.087 suara atau 86,34 persen dari jumlah suara keseluruhan. Tri
Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana dilantik sebagai wali kota dan wakil wali
kota Surabaya untuk masa bakti 2016-2021 pada tanggal 17 Februari 2016 oleh
Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi bersamaan dengan
pelantikan 16 bupati/wali kota hasil Pilkada Serentak 2015 di Jawa Timur.

Tri Rismaharini dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial


pada tanggal 23 Desember 2020 dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ia
menggantikan Juliari Batubara yang tersandung kasus korupsi bantuan sosial
(bansos) COVID-19.

5. PAK HABIBIE ATAU BJ HABIBIE


Habibie kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset Dan
Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Gebrakan B. J.
Habibie saat menjabat Menristek diawalinya dengan keinginannya untuk
mengimplementasikan "Visi Indonesia". Menurut Habibie, lompatan-lompatan
Indonesia dalam "Visi Indonesia" bertumpu pada riset dan teknologi,
khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT IPTN, PT Pindad,
dan PT PAL. Targetnya, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat
langsung menjadi negara industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Puncak karier Habibie terjadi pada tahun 1998, di mana saat itu ia
diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia (21 Mei 1998 - 20 Oktober
1999), setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 (menjabat
sejak 14 Maret 1998 hingga 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di
bawah Presiden Soeharto.
Pengangkatan B.J. Habibie sebagai Presiden menimbulkan berbagai
macam kontroversi bagi masyarakat Indonesia. Pihak yang pro menganggap
pengangkatan Habibie sudah konstitusional. Hal itu sesuai dengan ketentuan
pasal 8 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa "bila Presiden mangkat, berhenti,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti
oleh Wakil Presiden sampai habis waktunya". Sedangkan pihak yang kontra
menganggap bahwa pengangkatan B.J. Habibie dianggap tidak konstitusional.
Hal ini bertentangan dengan ketentuan Pasal 9 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa "Sebelum presiden memangku jabatan, maka presiden harus
mengucapkan sumpah atau janji di depan MPR atau DPR".
Setelah ia tidak menjabat lagi sebagai presiden, Habibie sempat tinggal
dan menetap di Jerman. Tetapi, ketika era kepresidenan Susilo Bambang
Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasihat presiden untuk mengawal
proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie
Center dan akhirnya menetap dan berdomisili di Indonesia.

DJAROT SAIFUL HIDAYAT


Djarot pernah menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yaitu
tahun 2000-2005 dan 2005-2010. Sebagai seorang pimpinan di kota Blitar,
Djarot sangat membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah
di kotanya, seperti berdirinya pusat perbelanjaan mall modern dan gedung-
gedung pencakar langit. Ia lebih suka menata pedagang kaki lima yang
mendominasi roda perekonomian di kotanya.
Djarot Saiful Hidayat dipilih oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama sebagai wakil gubernur yang mendampinginya hingga 2017. Djarot
menyingkirkan nama-nama lain yang sempat beredar luas yaitu Ketua Tim
Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan DKI Jakarta (TGUPP) Sarwo
Handayani, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta 2009-2014 Boy Sadikin, serta Wali
Kota Surabaya 2002-2010 Bambang Dwi Hartono. Djarot dilantik sebagai wakil
gubernur pada 17 Desember 2014 di Gedung Balai Agung, Balai Kota DKI
Jakarta secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja purnama.
Pada 31 Mei 2017, DPRD DKI Jakarta mengumumkan Djarot sebagai
Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki Tjahaja Purnama yang mengajukan
pengunduran diri sebagai Gubernur setelah menjalani proses penahanan dan
menyatakan mencabut gugatan banding terkait kasus penodaan agama yang
dialaminya.[11] Djarot Saiful Hidayat akhirnya resmi dilantik sebagai Gubernur
DKI Jakarta oleh Presiden Jokowi pada 15 Juni 2017 di Istana Negara.
Djarot Saiful Hidayat berhasil lolos ke Senayan menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2019-2024, fraksi PDI
Perjuangan, dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatra Utara III.

Anda mungkin juga menyukai