Anda di halaman 1dari 17

JAWABAN UAS 2022-

NAMA : Lulu Khoiriyah


NIM : 211192218
Mata Kuliah : Creati ve Art
Dosen : Reonaldo Suryanata. S.Sos, M.Ikom

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA


2022
Biografi Ibu Tri Rismaharini

Menteri Sosial Indonesia ke-31

Petahanan

Mulai menjabat
23 Desember 2020

Presiden Joko Widodo

Wakil Presiden Ma'ruf Amin

Pendahulu Juliari Batubara


Muhadjir Effendy (ad-interim)
Wali Kota Surabaya ke-15

Masa jabatan
17 Februari 2016 – 23 Desember 2020

Presiden Joko Widodo

Gubernur Soekarwo
Khofifah Indar Parawansa

Wakil Whisnu Sakti Buana

Pendahulu Nurwiyatno
(Penjabat)

Pengganti Whisnu Sakti Buana

Masa jabatan
28 September 2010 – 28 September 2015

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Joko Widodo

Gubernur Soekarwo

Wakil Bambang Dwi Hartono (2010–13)


Whisnu Sakti Buana (2014–15)

Pendahulu Bambang Dwi Hartono


Soekamto Hadi
(Pelaksana Tugas)[1]

Pengganti Nurwiyatno
(Penjabat)[2]
Informasi pribadi

Lahir 20 November 1961 (umur 60)


 Kediri, Jawa Timur, Indonesia

Kebangsaan  Indonesia

  PDI-P
Partai politik

Suami/istri Djoko Saptoadji

Hubungan Mohammad Nuh (sepupu)

Anak Fuad Bernardi


Tantri Gunarni

Almamater Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pekerjaan Insinyur
Politikus
Birokrat

Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T. atau yang akrab disapa Risma (lahir 20


November 1961) adalah Menteri Sosial Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju
yang mulai menjabat sejak 23 Desember 2020. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wali
Kota Surabaya pada 28 September 2010 hingga 28 September 2015 dan 17 Februari 2016
hingga 23 Desember 2020. Risma adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Wali Kota
Surabaya sepanjang sejarah. Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih
langsung menjadi wali kota melalui pemilihan kepala daerah sepanjang sejarah demokrasi
Indonesia di era reformasi dan merupakan kepala daerah perempuan pertama di Indonesia
yang berulang kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.
Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono yang kemudian
menjabat sebagai wakilnya. Pasangan Risma-Bambang diusung oleh PDI-P dan
memenangi pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara mencapai 358.187 suara atau
38,53 persen dari jumlah suara keseluruhan. Pasangan ini dilantik pada tanggal 28 September
2010 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya.
[4]
 Namun di tengah masa jabatan, Bambang D. H. mengundurkan diri pada 14 Juni 2013
karena maju sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada pilkada Jawa Timur 2013.[5] Pasca
pengunduran diri Bambang, Risma didampingi oleh Whisnu Sakti Buana, putra politisi senior
PDI-P / wakil ketua MPR RI periode 1999-2004, Soetjipto Soedjono, yang terpilih secara
aklamasi sebagai wakil wali kota Surabaya dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya
pada 8 November 2013 dan resmi dilantik pada tanggal 24 Januari 2014.
Pada Pilkada Serentak 2015, pasangan Risma-Whisnu diusung oleh PDI-P dan terpilih
kembali dengan meraih kemenangan mutlak yakni sebesar 893.087 suara atau 86,34 persen
dari jumlah suara keseluruhan. Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana dilantik sebagai wali
kota dan wakil wali kota Surabaya untuk masa bakti 2016-2021 pada tanggal 17 Februari
2016 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi bersamaan dengan
pelantikan 16 bupati/wali kota hasil Pilkada Serentak 2015 di Jawa Timur.
Sebelum menjadi wali kota, Risma menjabat Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan
(DKP) Kota Surabaya dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) hingga
tahun 2010. Risma meniti karier sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS) Kota Surabaya
sejak dekade 1990-an.
Pada tanggal 14 September 2018 dalam Kongres UCLG-ASPAC 2018 (Asosiasi Pemerintah
Kota dan Daerah Se-Asia Pasifik) di Surabaya, Tri Rismaharini terpilih secara aklamasi
sebagai Presiden UCLG-ASPAC untuk masa bakti 2018-2020 menggantikan
Gubernur Provinsi Jeju, Korea Selatan, Won Hee-ryong.
Tri Rismaharini dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial pada tanggal 23
Desember 2020 dalam reshuffle Kabinet Indonesia Maju. Ia menggantikan Juliari
Batubara yang tersandung kasus korupsi bantuan sosial (bansos) COVID-19.

Daftar isi
 1. Latar belakang dan keluarga
 2. Pendidikan
 3. Riwayat jabatan
 4. Kiprah politik
4.1 Wali Kota Surabaya
4.1.1 Penataan Kota
4.1.2 Isu Pemberhentian
4.1.3 Isu Pengunduran Diri
4.1.4 Insiden Taman Bungkul
4.1.5 Pilkada Serentak 2015
4.2 Menteri Sosial RI

 5. Penghargaan
 6. Kontroversi
o 6.1 Isu membeli penghargaan
o 6.2 Kasus Pasar Turi
o 6.3 Perseteruan dengan Gubernur DKI Jakarta
o 6.4 Dugaan keterlibatan anak di kasus Jalan Gubeng
o 6.5 Pelaporan kasus penghinaan di media sosial
 7. Lihat pula
 8. Referensi

Latar belakang dan keluarga

Tri Rismaharini adalah anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan Mochammad
Chuzaini dan Siti Mudjiatun. Ia dilahirkan di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 20
November 1961. Masa kecil Risma lebih banyak dihabiskan di Kediri. Dikarenakan
beberapa hal, Risma dan saudara-saudaranya harus pindah ke Surabaya ketika
menjelang usia remaja.
Tri Rismaharini menikah dengan Djoko Saptoadji dan dikaruniai 2 orang putra-putri
bernama Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni. Risma juga masih memiliki hubungan
keluarga dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Bersatu
II, Mohammad Nuh dari nasab ayahnya.

Pendidikan
Tri Rismaharini menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Kediri dan
lulus pada tahun 1973. Ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
Negeri 10 Surabaya, lulus pada tahun 1976, kemudian melanjutkan pendidikan
ke SMA Negeri 5 Surabaya dan lulus pada tahun 1980.
Ia menempuh pendidikan sarjana di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan
pendidikan pascasarjana Manajemen Pembangunan Kota di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, lulus pada tahun 2002. [11] Dalam acara ITS
EXPO, April 2014, Tri Rismaharini mengungkap keinginan untuk menjadi dosen di
almamater seusai selesai mengabdi sebagai Wali Kota Surabaya. [12]
Pada 4 Maret 2015, ia mendapatkan gelar kehormatan Doktor Honoris
Causa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).[13] Gelar
kehormatan tersebut diberikan dalam bidang Manajemen Pembangunan Kota di
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Riwayat jabatan
 Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Surabaya (1997)
 Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota
Surabaya (2001)
 Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001)
 Kepala Bagian Bina Pembangunan (2002)
 Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan (2005)
 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (2008)
 Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya (2010)
 Wali Kota Surabaya (2010—2015 ; 2016—2020)
 Presiden United Cities and Local Governments Asia-Pacific (2018—2020)
 Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pendidikan dan Kebudayaan (2019—
sekarang)
 Menteri Sosial RI (2020—sekarang)

Kiprah politik
Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini mulai menata Kota Surabaya dari yang buruk penataannya sejak
dirinya menjadi Kepala DKP. Ia melanjutkan tugas tersebut sejak dilantik menjadi
wali kota pada 2010. Pada masa kepemimpinannya di DKP, hingga menjadi wali
kota, Surabaya menjadi lebih asri dan tertata dengan baik dibandingkan
sebelumnya, lebih hijau dan lebih segar.
Penataan Kota
Taman-taman kota yang dibangun Risma adalah pemugaran taman bungkul di Jalan
Raya Darmo dengan konsep all-in-one entertainment park, taman di Bundaran
Dolog, taman buah Undaan, serta taman di Bawean, dan di beberapa tempat lainnya
yang dulunya mati sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya. Selain itu
Risma juga membangun jalur pedestrian dengan konsep modern di sepanjang jalan
Basuki Rahmat yang kemudian dilanjutkan hingga jalan Tunjungan, Blauran, dan
Panglima Sudirman.
Isu Pemberhentian
Belum setahun menjabat, pada tanggal 31 Januari 2011, Ketua DPRD
Surabaya Whisnu Wardhana menurunkan Risma dengan hak angketnya. [14]
[15]
 Alasannya adalah karena adanya Peraturan Wali Kota Surabaya (Perwali) Nomor
56 tahun 2010 tentang Perhitungan nilai sewa reklame dan Peraturan wali kota
Surabaya Nomor 57 tentang perhitungan nilai sewa reklame terbatas di kawasan
khusus kota Surabaya yang menaikkan pajak reklame menjadi 25%. Risma
dianggap telah melanggar undang-undang, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) nomor 16/2006 tentang prosedur penyusunan hukum daerah dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008. Sebab Wali Kota tidak melibatkan Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) terkait dalam membahas maupun menyusun Perwali. [16][17]
Keputusan ini didukung oleh 6 dari 7 fraksi politik yang ada di dewan, termasuk PDI-
P yang mengusungnya. Hanya fraksi PKS yang menolak dengan alasan tindakan
pemberhentian dirasa "terlalu jauh" dan belum cukup bukti dan data. [16]
Tentang Perwali nomor 57 yang diterbitkannya itu, Risma beralasan, pajak di
kawasan khusus perlu dinaikkan agar pengusaha tidak seenaknya memasang iklan
di jalan umum, dan agar kota tak menjadi belantara iklan. Dengan pajak yang tinggi
itu, pemerintah berharap, pengusaha iklan beralih memasang iklan di media massa,
ketimbang memasang baliho di jalan-jalan kota. [16]
Akhirnya, Mendagri Gamawan Fauzi angkat bicara akan hal ini dan menegaskan
bahwa Tri Risma tetap menjabat sebagai Wali Kota Surabaya dan menilai alasan
pemakzulan Risma adalah hal yang mengada-ada. Belakangan kemudian beredar
kabar bahwa hal ini disebabkan banyaknya kalangan DPRD Kota Surabaya yang
tidak senang dengan sepak terjang politik Tri Risma yang terkenal tidak kompromi
dan terus maju berjuang membangun Kota Surabaya, termasuk menolak keras
pembangunan tol tengah Kota Surabaya yang dinilai tidak akan bermanfaat untuk
mengurai kemacetan dan lebih memilih meneruskan proyek frontage road dan
MERR-IIC (Middle East Ring Road) yang akan menghubungkan area industri
Rungkut hingga ke Jembatan Suramadu via area timur Surabaya yang juga akan
bermanfaat untuk pemerataan pembangunan kota.
Isu Pengunduran Diri
Isu bahwa Wali Kota Surabaya ingin mengundurkan diri mulai berkembang ke publik
setelah wawancara Risma di sebuah stasiun televisi swasta nasional pada
pertengahan Februari 2014. Banyak hal yang menjadi latar belakang rencana
pengunduran diri Risma mulai dari pemilihan dan pelantikan wakil wali kota yang
menurutnya tidak sesuai prosedur, persoalan Kebun Binatang Surabaya, hingga
persoalan pembangunan tol tengah kota Surabaya. Hampir sebagian besar
masyarakat Surabaya menolak rencana pengunduran diri Risma dikarenakan
prestasinya selama memimpin Surabaya, bahkan muncul gerakan di situs jejaring
sosial yang bernama 'Save Risma' untuk mendukung kepemimpinan wali kota Tri
Rismaharini. Isu ini menguat dengan asumsi ketidakcocokan antara Tri Rismaharini
sebagai wali kota dengan Whisnu Sakti Buana sebagai wakil wali kota dikarenakan
Whisnu merupakan salah satu tokoh dibalik rencana pemakzulan Risma pada awal
tahun 2011. Isu tersebut mulai mereda setelah turun tangannya Ketua Umum PDI-
P Megawati Soekarnoputri bersama dengan pimpinan DPP PDI-P yang datang ke
Surabaya pada 1 Maret 2014 yang juga didampingi Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo. Mega meminta Risma melanjutkan masa jabatannya sebagai wali kota
hingga berakhir pada 28 September 2015.[18]
Insiden Taman Bungkul

Risma ikut bersama petugas membenahi Taman Bungkul yang mengalami kerusakan karena insiden bagi-
bagi es krim gratis pada tanggal 11 Mei 2014

Pada 11 Mei 2014, perusahaan es krim Wall's yang berada dibawah naungan


PT. Unilever Indonesia mengadakan acara bagi-bagi es krim gratis kepada
masyarakat kota Surabaya. Acara ini diadakan di Taman Bungkul. Bagi-bagi es krim
gratis itu dilakukan di tengah-tengah taman. Warga kemudian berbondong-bondong
mendekati titik pembagian es krim hingga menerobos tanaman-tanaman. Bahkan
kendaraan sepeda juga menginjak tanaman-tanaman disana. Kondisi semakin tidak
terkendali, jalanan semakin macet, dan tanaman rusak parah.
Polisi & Satpol PP kemudian membubarkan acara itu sekitar pukul 10.00 WIB.
Tak lama kemudian, Risma datang ke lokasi. Ia lalu marah besar begitu melihat
sendiri kondisi tanaman di Taman Bungkul. Begitu datang ia berkomentar semua
tanaman rusak. Tanpa basa-basi, ia langsung menghampiri panitia penyelenggara
acara bagi-bagi es krim. "Kalian tahu berapa lama waktu yang kami butuhkan untuk
buat Taman Bungkul jadi indah?!," ujarnya dengan nada tinggi. Risma kemudian
meminta stafnya di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya melaporkan
penyelenggara acara ke jalur hukum. Ia meminta stafnya menggunakan undang-
undang (UU) pengerusakan lingkungan sebagai dasar laporan. [19]
PT Unilever Indonesia Tbk, selaku penyelenggara program bagi-bagi es krim Wall's
gratis di Taman Bungkul, Minggu 11 Mei 2014 lalu, siap bertanggung jawab dan
menanggung semua biaya kerugian yang dialami Pemerintah Kota Surabaya.
Insiden kerusakan taman akibat membludaknya jumlah warga yang datang
merupakan kejadian yang tidak diprediksi oleh penyelenggara.
Area Sales Manajer Jawa Timur PT Unilever Indonesia Tbk, Dion Aji Setiawan
mengatakan, pihaknya tidak menyangka bahwa, antusiasme warga Surabaya akan
es krim gratis sangat tinggi. Dari pihak panitia penyelenggara hanya menyiapkan
sebanyak 10.000 buah. Tapi, pengunjung yang datang mencapai 70.000 orang.
Bahkan, banyak juga pengunjung yang datang dari luar Kota Surabaya. “Kejadian ini
akan kami jadikan pelajaran. Kami akan segera sowan ke Bu Risma. Kami akan
perbaiki semua kerusakan yang ada,” ujarnya.[20]
Pilkada Serentak 2015

Tri Rismaharini menjadi salah satu calon wali kota Surabaya pada penyelenggaraan
Pilwali Surabaya 2015 yang bersamaan dengan penyelenggaraan Pilkada Serentak
pertama di Indonesia. Pada pilkada kali ini, ia kembali diusung oleh PDI-
P berpasangan dengan Wisnu Sakti Buana. Elektabilitas Risma yang sangat tinggi
dan wibawanya yang kuat di mata warga Surabaya, membuat langkah Risma pada
Pilwali Surabaya 2015 tidak berjalan mulus. Ia sempat dihadang dengan
fenomena calon tunggal yang membuat penyelenggaraan Pilkada Surabaya
terancam diundur hingga Pilkada Serentak tahun 2017. Selain itu, ia juga sempat
dihadang dengan beberapa drama politik Pilkada, yaitu calon wakil wali kota rivalnya
yang menghilang dari pendaftaran di KPU Surabaya; surat rekomendasi partai yang
tidak turun ke pasangan rivalnya; hingga beberapa partai yang tergabung
dalam Koalisi Majapahit yang memilih tidak mengusung calon pada Pilwali Surabaya
2015. Setelah proses yang panjang, pada awal September 2015, Risma-Wisnu
akhirnya memperoleh lawan, yaitu pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari yang diusung
oleh Partai Demokrat dan PAN. Berdasarkan hasil resmi KPU Kota Surabaya pada
22 Desember 2015, pasangan Tri Rismaharini-Wisnu Sakti Buana memperoleh
suara sebesar 893.087 (86,34%) dan ditetapkan sebagai Wali Kota dan Wakil Wali
Kota Surabaya terpilih untuk masa bakti 2016-2021. [21]
Menteri Sosial RI
Tri Rismaharini dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial di Kabinet
Indonesia Maju pada tanggal 22 Desember 2020 menggantikan Juliari
Batubara yang terjerat kasus korupsi dana Bansos COVID-19. Risma yang
mengenakan jaket biru diperkenalkan Presiden Jokowi di halaman Istana Merdeka
bersamaan dengan 6 menteri lain hasil perombakan kabinet dan resmi dilantik
sebagai Menteri Sosial pada tanggal 23 Desember 2020. [22][23]

Penghargaan
Pada masa kepemimpinannya sebagai wali kota, Kota Surabaya telah meraih
delapan kali piala adipura kencana berturut-turut yaitu tahun 2011 hingga 2018
untuk kategori kota metropolitan, serta adipura paripurna pada tahun 2016. [24]
Selain itu, kepemimpinan Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik
partisipasinya se-Asia Pasifik pada tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan
pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan.
Pada Oktober 2013, Kota Surabaya di bawah kepemimpinannya juga memperoleh
penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di dua
bidang sekaligus yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh
Asia-Pasifik.[25]
Surabaya menerapkan sistem respon cepat (central clearing house) dengan
mengambil inspirasi dari sistem respon pelanggan dari restoran cepat saji
McDonald’s. Warga dapat mengirim keluhan dan saran dengan telepon, sms, surat
elektronik, fax, situs internet dan sosial media. Surabaya membangun Broadband
Learning Centre untuk memberi pelatihan bagi petani agar terkoneksi dengan
jaringan sistem pelayanan daring.[26] Sistem ini memudahkan petani dan pekerja
sektor lain untuk membangun akses pemasaran produk.
Taman bungkul yang pernah dipugarnya pun meraih penghargaan The 2013 Asian
Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai taman terbaik se-Asia
pada tahun 2013.[27] Pada Februari 2014, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai Mayor
of the Month atau wali kota terbaik di dunia untuk bulan Februari 2014 atas
keberhasilannya selama memimpin Kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang
paling baik penataannya.[28]
Pada akhir tahun 2014, Surabaya menerima penghargaan internasional Future City
versi FutureGov untuk Surabaya Single Window (SSW). Penghargaan ini diberikan
untuk sistem pelayanan kemudahan izin investasi Kota Surabaya. [29][30]
Pada Februari 2015, Tri Rismaharini dinobatkan sebagai wali kota terbaik ketiga di
dunia versi World City Mayors Foundation atas keberhasilannya dalam mengubah
wajah Kota Surabaya dari yang kumuh penataannya menjadi kota yang lebih hijau
dan tertata rapi. Penghargaan ini diberikan kepada Risma karena dianggap sebagai
figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan
lingkungan secara nasional maupun internasional serta dinilai berhasil
memanfaatkan lahan mati dan menyulapnya menjadi taman kota. Risma juga dipuji
karena keberaniannya menutup kawasan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara
yaitu Gang Dolly, serta respon cepatnya dalam menangani korban insiden AirAsia
QZ8501.[31]
Pada Maret 2015, nama Tri Rismaharini masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh
di dunia versi majalah Fortune bersama dengan tokoh-tokoh lain seperti CEO
Facebook Mark Zuckerberg, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan tokoh
lainnya. Risma dinilai berhasil melakukan banyak terobosan luar biasa di Surabaya
tentang lingkungan, dan ia juga dinilai telah berhasil mengubah kota besar dengan
jutaan penduduk yang sarat polusi, kemacetan, dan kekumuhan menjadi kota
metropolitan yang tertata, kaya akan taman lanskap dan ruang hijau lainnya. Risma
juga dinilai berhasil mengubah banyak lahan pemakaman gersang menjadi ruang
penyerapan air sehingga dapat menangkal banjir. [32]
Atas keberhasilannya membangun kembali citra kota Surabaya menjadi tertata rapi
dan manusiawi, serta prestasinya sebagai kepala daerah yang mengabdikan diri
kepada rakyat, pada tanggal 13 Agustus 2015, Tri Rismaharini menerima anugerah
tanda kehormatan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo bersama 14
tokoh lain di Istana Negara, Jakarta. [33] Bintang Jasa Utama adalah penghargaan
tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil.
Pada bulan November 2015, Risma memperoleh penghargaan anti korupsi dari
Bung Hatta Anti Corruption Award. Ia memperoleh penghargaan ini bersama dengan
Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Penghargaan ini diperoleh karena selama
menjabat sebagai wali kota Surabaya, Risma dinilai berhasil membangun Surabaya
menjadi kota cantik dan tertata serta mengembangkan sistem e-procurement (lelang
pengadaan barang elektronik) agar proses pelelangan menjadi transparan dan
bebas korupsi. Ia juga dinilai berhasil membangun sistem e-goverment di Surabaya
yang menyebabkan kontrol pengeluaran dinas-dinas menjadi lebih mudah,
mencegah praktik korupsi, dan menghemat anggaran 600-800 miliar rupiah tiap
tahunnya.[34]
Pada bulan Juli 2018, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini
memperoleh penghargaan Lee Kuan Yew City Prize bersama
dengan Hamburg, Jerman; Kazan, Rusia; dan Tokyo, Jepang. Penghargaan ini
diperoleh karena Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang
mampu mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota dengan
manajemen pemerintah dan partisipasi masyarakat yang sangat baik di tengah laju
pembangunan kota yang semakin berkembang dengan pesat. Surabaya menjadi
kota pertama di Indonesia yang memperoleh penghargaan ini. Penghargaan ini
diterima langsung oleh Wali Kota Risma di Singapura pada 9 Juli 2018.[35]

Kontroversi
Isu membeli penghargaan

Risma mengangkat United Europe Award pada acara kirab di Surabaya

Pada April 2014, Risma mengklaim bahwa Kota Surabaya telah mendapatkan
penghargaan Socrates Award untuk kategori Future City dari European Business
Assembly (EBA),[36] yang kemudian diarak di kota Surabaya.[37] Namun, penghargaan
ini menimbulkan polemik setelah diketahui bahwa penghargaan yang diperoleh
Risma bukanlah Socrates Award, tetapi United Europe Award yang dinobatkan bagi
mereka yang memiliki kontribusi pribadi untuk integrasi Eropa.[38] Nama Risma dan
Surabaya juga tidak masuk dalam daftar penerima Socrates Award di situs EBA.
[39]
 Selain itu, menurut laporan Center for Investigative Reporting di Sarajevo, Bosnia
dan Herzegovina, pada Agustus 2013, terdapat biaya yang harus dibayarkan untuk
memperoleh penghargaan dari EBA, dan biaya untuk memperoleh United Europe
Award adalah 3.900 euro.[39] Akibatnya, muncul dugaan bahwa Risma menggunakan
anggaran kota untuk "membeli" penghargaan. [39] Juru bicara pemerintah kota
Surabaya Muhammad Fikser menampik bahwa Risma telah menggunakan
anggaran kota untuk mengambil penghargaan tersebut, dan menyatakan bahwa
3.900 euro digunakan untuk biaya seminar.[39]
Kasus Pasar Turi
Pada bulan Mei 2015, PT Gala Bumi Perkasa selaku pengembang Pasar
Turi melaporkan Tri Rismaharini yang menjabat sebagai wali kota Surabaya ke
Polda Jawa Timur karena dianggap tidak kunjung melakukan pembongkaran
terhadap Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi yang berada di depan
bangunan Pasar Turi Baru. Hal ini dianggap oleh PT Gala Bumi Perkasa melanggar
perjanjian yang dilakukan antara Pemerintah Kota Surabaya dan pengembang
Pasar Turi. Di dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa jika Pasar Turi telah
selesai dibangun, maka pedagang di TPS akan dikembalikan ke gedung Pasar Turi.
Setelah beberapa waktu, pengembang menyatakan bahwa pembangunan Pasar
Turi telah selesai. Akan tetapi, Risma menyatakan pembangunan belum selesai,
karena menurutnya pembangunan masih berjalan 80 persen dan terdapat beberapa
hal yang harus diperbaiki. Di akhir bulan Oktober 2015, Kejaksaan Tinggi Jawa
Timur mengklaim bahwa Tri Rismaharini ditetapkan sebagai tersangka atas kasus
penyalahgunaan wewenang Pasar Turi. Risma dianggap menyalahgunakan
wewenangnya sebagai wali kota Surabaya karena melakukan pembiaran terhadap
bangunan TPS Pasar Turi. Pernyataan ini didasarkan pada keterangan adanya
Surat Perintah Dimulainya Penyidikan atau SPDP yang dikirimkan Polda Jatim
kepada Kejaksaan Tinggi Jatim.[40] Penetapan tersangka Risma ini menjadi simpang
siur setelah adanya bantahan secara terbuka dari Kapolda Jawa Timur Irjen
Pol Anton Setiadji[41] dan Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti.[42] Kapolri menyatakan
bahwa penyelidikan terhadap kasus Pasar Turi telah dihentikan sejak bulan
September 2015.[43] Penetapan tersangka yang terjadi pada masa kampanye pilkada
Surabaya 2015, dicurigai banyak pihak terkait dengan unsur politis untuk menjegal
Tri Rismaharini sebagai calon wali kota Surabaya. Kecurigaan ini datang dari partai
pengusungnya PDI-P[44] dan pedagang Pasar Turi sendiri.[45] Risma juga membantah
bahwa dirinya ditetapkan sebagai tersangka dan menyatakan bahwa kebijakannya
yang menolak membongkar TPS Pasar Turi adalah untuk melindungi pedagang
Pasar Turi dari pungutan-pungutan yang tidak wajar oleh pengembang. [46] Pada
tanggal 25 Oktober 2015, Kapolri resmi menyatakan bahwa kasus Pasar Turi yang
melibatkan Tri Rismaharini dihentikan dan memerintahkan penyidik untuk segera
menerbitkan SP3 terhadap kasus ini. [47] PT Gala Bumi Perkasa juga resmi mencabut
gugatannya terhadap Risma pada tanggal 26 Oktober 2015. [48]
Perseteruan dengan Gubernur DKI Jakarta
Menjelang pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 yang bersamaan dengan
pemilihan kepala daerah serentak tahun 2017, nama Risma mulai disebut-sebut
sebagai calon penantang terkuat dari Gubernur yang tengah menjabat, yakni Basuki
Tjahaja Purnama atau yang akrab dengan sapaan Ahok. Hal ini karena pilihan dari
Basuki Tjahaja Purnama yang awalnya menyatakan akan maju melalui jalur
perseorangan dengan didukung oleh gerakan relawan Teman Ahok yang berhasil
mengumpulkan 1 juta KTP pada pertengahan tahun 2016. [49] Hal ini kemudian diikuti
dengan pernyataan terbuka dari beberapa petinggi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI Perjuangan), partai tempat Risma bernaung, yang akan
mengusung calon sendiri dan tidak akan mendukung calon perseorangan. [50] Nama
Risma pun kemudian disebut-sebut akan diusung oleh PDI Perjuangan pada pilkada
DKI 2017. Hal ini membuat publik menilai beberapa pihak terkesan mengadu
domba antara Tri Rismaharini dan Basuki Tjahaja Purnama. Pernyataan-pernyataan
terbuka di antara keduanya pun menjadi hangat di media dan tak jarang berujung
pada kesalahpahaman dan perbedaan tafsir. Beberapa di antaranya adalah
pernyataan Ahok yang menyebut bahwa Risma pernah menyatakan Wali Kota Solo
2005-2012 yang juga Presiden Joko Widodo bisa menjadi Presiden, apalagi Wali
Kota Surabaya.[51] Hal ini kemudian dibantah oleh Pemerintah Kota Surabaya.
[52]
 Pernyataan Ahok yang menyebut bahwa Kota Surabaya hanya setara dengan
Kota Jakarta Selatan juga kembali menuai polemik setelah diklarifikasi oleh Risma
dalam sebuah konferensi pers.[53] Atas hal ini, Ahok menyatakan bahwa dirinya tidak
bermaksud menyinggung Kota Surabaya dan bermaksud membandingkan wilayah
administrasi-nya saja.[54]
Dugaan keterlibatan anak di kasus Jalan Gubeng
Pada Maret 2019, putra Risma, Fuad Bernardi, diperiksa sebagai saksi oleh
kepolisian terkait kesaksian sejumlah tersangka kasus proyek
pembangunan basement RS Siloam yang mengakibatkan Jalan Gubeng ambles
sedalam 10 meter. Hal itu disampaikan dalam persidangan yang menyebut bahwa
ada peran anak walikota Surabaya tersebut dalam proses pengurusan administrasi
perizinan. Namun hal ini tidak diakui oleh Fuad yang menyatakan tidak tahu-menahu
soal kasus perizinan Rumah Sakit Siloam di sekitar Jalan Gubeng Surabaya. [55][56]
Pelaporan kasus penghinaan di media sosial
Pada awal tahun 2020, seorang warga asal Bogor bernama Dzikria Dzatil dilaporkan
atas dugaan melakukan penghinaan, pencemaran nama nama baik dan ujaran
kebencian terhadap Risma selaku wali kota Surabaya melalui akun media sosial
Facebook.[57] Laporan ini diterima oleh Polrestabes Surabaya pada tanggal 31
Januari 2020 dan hanya berselang beberapa hari kemudian, Dzikria langsung
ditangkap oleh kepolisian di rumahnya di daerah Bogor dan ditahan di Surabaya.
Kasus ini bermula ketika Dzikria sebagai pendukung Anies Baswedan merasa tak
terima atas banyak hujatan dari kubu pendukung Risma berkaitan dengan masalah
banjir awal tahun yang dianggap gagal diatasi Gubernur DKI tersebut dan sewaktu
Surabaya dilanda banjir di beberapa tempat, Dzikria merespon keras dengan status
yang menyindir sosok Risma sebagai "kodok betina" kemudian hal ini ditanggapi
luas oleh warga Surabaya yang mendesak agar Dzikria segera ditangkap karena
telah menghina wali kota mereka.[58] Risma juga pun menghubung-hubungkan
apabila dirinya disebut kodok maka orang tua dan keluarganya juga adalah kodok
yang membuatnya merasa tersinggung.[59] Namun hal ini ditanggapi negatif oleh
publik dan sejumlah pengamat mengenai diskriminasi perlakuan hukum, semisal
politisi Fadli Zon mempertanyakan respons kepolisian dalam menindak sebuah
kasus terhadap seorang pejabat publik dari kubu pemerintah yang langsung
diproses begitu cepat sedangkan banyak laporan kepolisian pada kasus penghinaan
dan bahkan ancaman pembunuhan[60] terhadap pejabat dari kubu di luar pemerintah
termasuk dirinya yang dibiarkan tanpa kelanjutan yang jelas. [61] Sementara
pengamat Adhie Massardi berkomentar agar semua pejabat publik bersikap
profesional dan tidak mudah tersinggung atau baper menghadapi komentar pedas
atau celaan netizen yang menjadi risiko atas pekerjaan sebagai figur yang dikenal
luas oleh publik dan terlebih lagi, UU tentang penghinaan kepada pejabat negara
telah resmi dihapus MK.[62]
Pada 13 Februari 2020, terdapat kasus serupa yang menghina Risma dengan
sebutan "kodok dolli" oleh akun Facebook Bendol Jo, namun pemilik akun tersebut
menyebut bahwa akunnya telah di-hack atau diretas orang lain.[63]

Lihat pula
 Daftar Wali Kota Surabaya
 Bambang Dwi Hartono
 Whisnu Sakti Buana
 Kota Surabaya
 Jawa Timur

Referensi
1. ^ Taufik, Fatkurrahman (31 Agustus 2010).  "Sekretaris Daerah Surabaya Jadi Pelaksana
Tugas Walikota".  TEMPO.CO. Diakses tanggal  2020-12-22.
2. ^ "Dilantik Soekarwo, Nurwiyatno Gantikan Risma". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2015-10-04. Diakses tanggal  2015-10-02.
3. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-24. Diakses tanggal 2014-
02-23.
4. ^ "Tri Risma Harini, On Air Demi Warga". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-12-11.
Diakses tanggal  2011-01-31.
5. ^ "Bambang DH Resmi Lengser sebagai Wakil Walikota Surabaya".  SURYA.co.id. 14
Juni 2013. Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2013-06-19. Diakses tanggal  2013-07-26.
6. ^ "Risma Whisnu Resmi Pimpin Kota Surabaya". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2016-
02-18. Diakses tanggal  2016-02-17.
7. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
8. ^ "Risma Secara Aklamasi Terpilih Sebagai Presiden UCLG Aspac". Diarsipkan  dari
versi asli tanggal 2018-09-15. Diakses tanggal  2018-09-15.
9. ^ Tim detikcom (22 Desember 2020).  "Jokowi Tunjuk Risma Jadi Menteri
Sosial".  detikNews.  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-22. Diakses tanggal 2020-
12-22.
10. ^ "Risma, Cicit Pendiri NU dan Azimat Kekebalan Resolusi Jihad". Diarsipkan  dari versi
asli tanggal 2020-01-11. Diakses tanggal  2020-01-11.
11. ^ "kota-surabaya.html Selamat Kepada Ir. Tri Rismaharini Sebagai Wali kota Surabaya".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-02-01. Diakses tanggal  2011-01-31.
12. ^ Risma Ungkapkan Ingin Jadi Dosen
ITS, https://www.its.ac.id/berita/13499/en Diarsipkan 2014-04-29 di Wayback Machine.
13. ^ "Artikel:"Risma Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari ITS" di
Kompas.com". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2015-04-02. Diakses tanggal  2015-03-
04.
14. ^ "Forum RT-RW Dukung Tri Rismaharini". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-03.
Diakses tanggal  2011-01-31.
15. ^ DPRD Surabaya Didesak Berhentikan Tri Rismaharini
16. ^ Lompat ke:a b c "kota-surabaya-diberhentikan-dprd/ Konyol, Hanya Karena Iklan Wali
kota Surabaya Diberhentikan DPRD".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-03.
Diakses tanggal  2011-01-31.
17. ^ "Wakil Wali kota Surabaya Bantah Terlibat dalam Aksi Pemberhentian Wali kota".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-03. Diakses tanggal  2011-01-31.
18. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-26. Diakses tanggal 2014-
03-02.
19. ^ "Taman Bungkul Rusak, Risma Perkarakan Panitia Bagi-Bagi Es Krim
Gratis". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal  2014-05-15.
20. ^ "Unilever siap ganti rugi kerusakan Taman Bungkul". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal
2014-05-14. Diakses tanggal  2014-05-15.
21. ^ "Komisi Pemilihan Umum menetapkan Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana
sebagai pasangan Calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya terpilih". Diarsipkan  dari
versi asli tanggal 2016-02-07. Diakses tanggal  2016-01-12.
22. ^ "Jokowi Tunjuk Risma Jadi Menteri Sosial". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2020-12-
22. Diakses tanggal 2020-12-22.
23. ^ "Sah, Jokowi Lantik Enam Menteri dan Lima Wakil Menteri Baru".  Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2020-12-23. Diakses tanggal  2020-12-24.
24. ^ "Surabaya Raih Adipura Paripurna, Bandung Raih Adipura Kirana". Diarsipkan  dari
versi asli tanggal 2016-09-07. Diakses tanggal  2016-09-03.
25. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-29. Diakses tanggal 2013-
10-27.
26. ^ Indonesian City wins two FutureGov
Awards, http://www.futuregov.asia Diarsipkan 2013-02-08 di Wayback Machine.
27. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-02. Diakses tanggal 2014-
03-02.
28. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-02. Diakses tanggal 2014-
04-28.
29. ^ Surabaya Raih Penghargaan Internasional untuk Layanan Publik, www.jpnn.com,
Kamis, 09 Oktober 2014
30. ^ Surabaya Single Window Raih FutureGov 2014, www.tempo.co, Jum'at, 10 Oktober
2014
31. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-07. Diakses tanggal 2015-
02-03.
32. ^ "Bersama Xi Jinping dan Taylor Swift, Risma Masuk 50 Tokoh Besar
Fortune". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2015-03-30. Diakses tanggal  2015-03-27.
33. ^ "Risma Raih Penghargaan Tanda Kehormatan Bintang Jasa Dari
Presiden".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-16. Diakses tanggal 2015-09-14.
34. ^ Risma dan Yoyok Sudibyo Raih Bung Hatta Award 2015 . Diarsipkan 2015-11-06
di Wayback Machine. Diakses dari situs berita Merdeka pada 4 November 2015
35. ^ "Surabaya Raih Penghargaan Lee Kuan Yew Kategori Special
Mentions".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-17. Diakses tanggal 2018-07-17.
36. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-21. Diakses tanggal 2014-
04-28.
37. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-19. Diakses tanggal 2014-
05-19.
38. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-08. Diakses tanggal 2014-
05-19.
39. ^ Lompat ke:a b c d "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-19. Diakses
tanggal 2014-05-19.
40. ^ "Kejati Jatim: Surat Dari Polda Jatim, Risma Tersangka!".  Diarsipkan dari versi asli
tanggal 2015-10-26. Diakses tanggal  2015-11-04.
41. ^ "Kapolda Jatim Bantah Risma Tersangka". Diarsipkan  dari versi asli tanggal 2015-10-
26. Diakses tanggal 2015-11-04.
42. ^ "Kapolri Bantah Tri Rismaharini Jadi Tersangka". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal
2016-03-31. Diakses tanggal  2015-11-04.
43. ^ "Kapolri: Penyidikan Kasus Tri Rismaharini Dihentikan Sebulan Lalu, Kok Ramai Lagi?".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-26. Diakses tanggal  2015-11-04.
44. ^ "PDIP: Kasus Risma Dipolitisir". Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2015-10-25. Diakses
tanggal 2015-11-04.
45. ^ "Pedagang Pasar Turi Menduga Kasus Risma Politis".  Diarsipkan dari versi asli tanggal
2015-10-26. Diakses tanggal  2015-11-04.
46. ^ "Risma: Sebagai Wali Kota Saat Itu, Salahkah Saya Bela Warga Kurang
Mampu?".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-29. Diakses tanggal 2015-11-04.
47. ^ "Kapolri Perintahkan Penyidik Terbitkan SP3".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-
10-28. Diakses tanggal  2015-11-04.
48. ^ "PT Gala Bumi Perkasa Cabut Gugatan Penyebab Risma Jadi
Tersangka".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 2015-11-04.
49. ^ "Teman Ahok Lampaui Target, Kumpulkan Lebih Dari Satu Juta KTP".  Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2016-06-22. Diakses tanggal  2016-09-22.
50. ^ "PDIP Tegaskan Ogah Dukung Ahok Lewat Jalur Independen". Diarsipkan  dari versi
asli tanggal 2016-09-23. Diakses tanggal  2016-09-22.
51. ^ "Ahok: Wali Kota Solo Aja Bisa Jadi Presiden, Masa Wali Kota Surabaya Tidak
Bisa?".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-23. Diakses tanggal 2016-09-22.
52. ^ "Pemkot Surabaya Bantah Fitnah Ahok Soal Risma".  Diarsipkan dari versi asli tanggal
2016-09-23. Diakses tanggal  2016-09-22.
53. ^ "'Serangan Balasan' Risma Untuk Ahok Soal Surabaya Cuma Jaksel".  Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2016-09-23. Diakses tanggal  2016-09-22.
54. ^ Bandingkan Surabaya-Jakarta Selatan, Begini Pembelaan Ahok
55. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-26. Diakses tanggal 2020-
02-20.
56. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
57. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
58. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
59. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-03. Diakses tanggal 2020-
02-20.
60. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
61. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.
62. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-03. Diakses tanggal 2020-
02-20.
63. ^ "Salinan arsip".  Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-20. Diakses tanggal 2020-
02-20.

Anda mungkin juga menyukai