Anda di halaman 1dari 43

Irwandi Yusuf

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Irwandi Yusuf

Gubernur Aceh ke-16

Petahana

Mulai menjabat

5 Juli 2017

Presiden Joko Widodo

Wakil Nova Iriansyah

Pendahulu Zaini Abdullah

Masa jabatan

8 Februari 2007 – 8 Februari 2012

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono


Wakil Muhammad Nazar

Pendahulu Mustafa Abubakar

(Pejabat Gubernur Aceh)

Pengganti Tarmizi Abdul Karim

(Pejabat Gubernur Aceh)

Informasi pribadi

Lahir 2 Agustus 1960 (umur 57)


Bireuen, Aceh, Indonesia

Partai politik PNA (2012–)

Suami/istri Darwati A. Gani

Anak Teguh Agam Meutuah

Latifa Dara Meutuah

Putroe Sambinoe Meutuah

Rania Intan Meutuah

Mashita Mutiara Meutuah

Agama Islam

Dinas militer

Pengabdian Gerakan Aceh Merdeka

Masa dinas 1998–2005

Perang Pemberontakan di Aceh

drh. H. Irwandi Yusuf, M.Sc. (lahir di Bireuen, Aceh, Indonesia, 2 Agustus 1960; umur 57 tahun)
adalah Gubernur Provinsi Aceh periode 2007–2012 dan 2017[1] sampai sekarang. Bersama wakilnya
Muhammad Nazar, S.Ag, ia dilantik pada 8 Februari 2007 oleh Menteri Dalam Negeri Mohammad
Ma'ruf di hadapan 67 anggota DPR Aceh.
Hadir dalam pelantikan itu adalah beberapa mantan kombatan dan sipil GAM juga para
aktivis Sentral Informasi Referendum Acheh (SIRA), Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan
Djalil dan sejumlah anggota DPR-RI seperti Ferry Mursidan Baldan, Ahmad Farhan Hamid,
serta Nasir Djamil. Undangan dari luar negeri di antaranya Duta Besar Inggris, Duta Besar
Kanada, Duta Besar Finlandia, serta Wakil Duta Besar Amerika Serikat, perwakilan lembaga
internasional, seperti Bank Dunia dan perwakilan dari Uni Eropa.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Riwayat pribadi

 2Kunjungan ke Jakarta

 3Riwayat pendidikan

 4Pengalaman

 5Apresiasi dan penghargaan

o 5.1Tahun 2012

o 5.2Tahun 2011

o 5.3Tahun 2010

o 5.4Tahun 2009

o 5.5Tahun 2008

o 5.6Tahun 2007

 6Referensi

 7Pranala luar

Riwayat pribadi[sunting | sunting sumber]


Setelah menamatkan pendidikan setara sekolah menengah pertama, dia melanjutkan ke Sekolah
Penyuluhan Pertanian di Saree dan kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh. Setelah meraih gelar dari Fakultas Kedokteran Hewan pada 1987, dia menjadi
dosen pada 1989 di jurusan yang sama. Ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S-2 di College
of Veterinary Medicine State University (Universitas Negeri Oregon), Amerika Serikat.
Dia juga merintis berdirinya lembaga swadaya Fauna dan Flora Internasional pada 1999–2001 dan
pernah bekerja di Palang Merah Internasional (ICRC) pada tahun 2000.[butuh rujukan] Selain sebagai
senior Perwakilan GAM (TNA) untuk Misi Pemantau Aceh (AMM), ia masuk Gerakan Aceh
Merdeka dan dipercaya menduduki posisi Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM dari tahun
1998-2001.[butuh rujukan] Keterlibatan Irwandi sebagai Staf Khusus Komando Pusat Tentara GAM
membuat ia berurusan dengan aparat keamanan Indonesia dan ditangkap pada awal 2003. Ia
divonis 9 tahun dalam kasus Makar.[butuh rujukan]
Dengan adanya bencana Tsunami Aceh pada 26 Desember 2004, ia berhasil lolos dari penjara
Keudah, Banda Aceh. Ia melarikan diri ke Finlandia, dan ia diberikan tugas oleh petinggi GAM
di Swedia sebagai Koordinator Juru Runding GAM. Saat rapat pertama Aceh Monitoring Mission, dia
tampil sebagai koordinator Juru Runding GAM di Aceh (2001–2002).[butuh rujukan]
"Mungkin karena isi buku Singa Aceh yang begitu melekat di kepala, saya kemudian masuk GAM,"
kata Irwandi kepada wartawan Tempo pada Desember 2006. [butuh rujukan] Ia sudah membaca buku itu
semenjak berusia tujuh tahun. Cerita tentang kepahlawanan tokoh-tokoh Aceh pada masa kerajaan
itu adalah inspirasi yang membuatnya berjuang bersama GAM.
Hasil perhitungan cepat yang dilakukan PT Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerja sama
dengan Jaringan Isu Publik (JIP) menunjukkan Irwandi Yusuf dan Muhammad Nazar menempati
urutan teratas perolehan suara sebesar 39,27%.[2] Pada 29 Desember 2006, KIP
Aceh mengumumkan penghitungan resmi akhir pemilihan kepala daerah untuk periode 2007–2012
dan ia berhasil terpilih menjadi Gubernur Aceh dengan perolehan 768.745 suara (38,2 persen).
Suara sah yang masuk mencapai 2.012.370, sedang suara tidak sah mencapai 158.643. [butuh
rujukan]
Rekapitulasi hasil perhitungan suara ditetapkan Komisi Independen Pemilihan (KIP) di Banda
Aceh. Pasangan ini memenangi perolehan suara di 15 dari 21 kabupaten atau kota di Aceh. Namun,
ia kalah di Kota Banda Aceh, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Singkil, dan Aceh Tamiang.[butuh
rujukan]

Tengku Erry Nuradi


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tengku Erry Nuradi

Gubernur Sumatera Utara ke-18

Petahana
Mulai menjabat

25 Mei 2016

Plt.: 10 Agustus 2015 – 25 Mei 2016

Presiden Joko Widodo

Wakil Nurhajizah Marpaung

Pendahulu Gatot Pujo Nugroho

Wakil Gubernur Sumatera Utara ke-3

Masa jabatan

16 Juni 2013 – 25 Mei 2016

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Gubernur Gatot Pujo Nugroho

Pendahulu Gatot Pujo Nugroho

Pengganti Nurhajizah Marpaung

Bupati Serdang Bedagai ke-1

Masa jabatan

8 Agustus 2005 – 16 Juni 2013

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Gubernur Tengku Rizal Nurdin

Rudolf Pardede

Syamsul Arifin

Gatot Pujo Nugroho


Wakil Soekirman

Pendahulu Chairullah (Pj.)

Pengganti Soekirman

Informasi pribadi

Lahir 30 Juni 1964 (umur 53)

Medan, Sumatera Utara

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Golkar (–2015)

Nasdem (2015–)

Suami/istri Evi Diana br. Sitorus

Anak T.M. Ryan Novandi

Vira Annisa

Tengku Muhammad R. Riadhi

Alma mater Universitas Sumatera Utara

Agama Islam

Dr. Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si atau H.T. Erry Nuradi, S.E., M.Si. (lahir di Medan, Sumatera
Utara, 30 Juni 1964; umur 53 tahun) adalah Wakil Gubernur Sumatera Utara[1] sejak 16 Juni 2013,
mendampingi Gatot Pujo Nugroho yang menjabat sebagai gubernur.
Tengku Erry dengan wakilnya, Soekirman, pernah menjabat sebagai Bupati Serdang Bedagai sejak
5 Agustus 2005 hingga 16 Juni 2013. Sebelumnya, Tengku Erry yang merupakan kader Partai
Golkar Sumatera Utara (Sumut) itu lebih banyak beraktivitas di dunia usaha. Sebagai pengusaha, ia
pernah memangku berbagai jabatan, di antaranya Wakil Ketua Kadinda Medan serta Wakil Ketua
DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumut, dan lainnya.[2]
Tengku Erry yang berdarah Melayu-Minang[3] tersebut merupakan adik kandung dari
mantan Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin (alm.), yang wafat pada 5 September 2005
akibat pesawat Mandala Airlines yang ditumpanginya jatuh di sekitar Bandar Udara Polonia, Medan.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


 SD Methodist Medan (1976)

 SMP Methodist Medan (1980)

 SMA Negeri 4 Medan (1983)

 Insinyur Teknik Elektro dari Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU), Medan
(1990)

 Magister Sains dari Program PWD USU, Medan (2009)

 Doktor dari Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan (2017)

Karier[sunting | sunting sumber]


 Wakil Ketua DPD KNPI Sumut (1998-2001)

 Ketua Umum BPC HIPMI Medan

 Ketua Kadin Medan

 Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumut

 Ketua Umum BPD HIPMI Sumut

 Bupati Serdang Bedagai (2005-2013)

 Wakil Gubernur Sumatera Utara (2013-2016)

 Gubernur Sumatera Utara (2016-sekarang)

Rujukan[sunting | sunting sumber]


1. ^ Ruslan Tambak (30 Agustus 2013). "Wakil Gubernur Sumut Didaulat Jadi Ketua Dewan
Pertimbangan". RMOL. Diakses tanggal 7 Januari 2014.

2. ^ "Visi: "Sumatera Utara yang Maju dan Sejahtera"". KPUD-Sumutprov.go.id. Diakses


tanggal 7 Januari 2014.

3. ^ M. Azhari Tanjung (22 Februari 2013). "Masyarakat Minang Siap Menangkan


GanTeng". TRIBUNnews.com. Diakses tanggal 7 Januari 2014.

Jabatan politik

Gubernur Sumatera Utara


Didahului oleh:
2016–sekarang Petahana
Gatot Pujo Nugroho
Pelaksana tugas:2015–2016
Jabatan lowong Jabatan lowong
Wakil Gubernur Sumatera Utara
Terakhir dijabat oleh Selanjutnya dijabat oleh
2013–2016
Gatot Pujo Nugroho Nurhajizah Marpaung

Didahului oleh: Bupati Serdang Bedagai Diteruskan oleh:


Chairullah 2005–2013 Soekirman
sebagai Penjabat Bupati

Irwan Prayitno
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Irwan Prayitno

Gubernur Sumatera Barat ke-10

Petahana

Mulai menjabat

12 Februari 2016

Presiden Joko Widodo


Wakil Nasrul Abit

Pendahulu Reydonnyzar Moenek (Penjabat Gubernur)

Masa jabatan

15 Agustus 2010 – 15 Agustus 2015

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Wakil Muslim Kasim

Pendahulu Marlis Rahman

Pengganti Reydonnyzar Moenek (Pj.)

Anggota DPR RI

Dapil Sumatera Barat I

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera

Masa jabatan

1 Oktober 1999 – 3 November 2010

Pengganti Hermanto

Informasi pribadi

Lahir 20 Desember 1963 (umur 54)

Yogyakarta, Indonesia

Partai politik
Partai Keadilan Sejahtera

Suami/istri Nevi Zuairina


Anak Jundy Fadhlillah

Wafiatul Ahdi

Dhiya'u Syahidah

Anwar Jundy

Atika

Ibrahim

Shohwatul Ishlah

Farhana Irwan

Laili Tanzila

Taqiya Mafaza

Alma mater Universitas Indonesia

Universitas Putra Malaysia

Agama Islam

Media sosial

Situs web irwan-prayitno.com

Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, SPsi, MSc atau disapa Datuak IP (lahir di Yogyakarta, Indonesia, 20
Desember 1963; umur 54 tahun) adalah seorang akademisi pendidikan dan politisi Indonesia. Ia
memulai jabatan sebagai Gubernur Sumatera Barat periode kedua pada 12 Februari 2016[1] setelah
kembali memenangkan pemilihan Gubernur Sumatera Barat. Sebelumnya, ia duduk di Dewan
Perwakilan Rakyat tiga periode sejak 1999 dari Partai Keadilan Sejahtera. Ia dikenal sebagai pendiri
Yayasan Pendidikan Adzkia, tetap mengajar dan menunaikan dakwah sepanjang kariernya.
Datang dari keluarga Minangkabau, Irwan menjalani pendidikan menengah di Padang. Ia mengenal
tarbiah dan terjun sebagai aktivis dakwah saat berkampus di Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia pada 1982. Setelah meninggalkan status mahasiswa pada 1988, ia kembali ke Padang
mendirikan Yayasan Pendidikan Adzkia. Ia sempat mengambil pekerjaan paruh waktu di bagian
HRD (Human Resource Development) berbagai perusahan pemerintah dan dosen psikologi industri.
Seiring pengukuhan Partai Keadilan pada 20 Juli 1998, Irwan membentuk dan mengetuai
perwakilan PK di Malaysia. PK mengantar Irwan duduk di parlemen hasil pemilihan umum 1999;
Irwan terus terpilih untuk dua periode berikutnya. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor, ia
berbagi tugas sebagai guru besar bidang pengembangan SDM dan tetap berdakwah.
Selaku kepala daerah, ia mendapat sejumlah penghargaan dari negara. Empat tahun kepemimpinan
Irwan ditandai dengan sedikitnya 137 penghargaan dari pemerintah yang diraih Sumatera Barat.
Selama duduk di parlemen, ia mencurahkan pandangannya dalam penyusunan sejumlah RUU,
termasuk penggunaan sumber energi alternatif panas bumi. Ia dicatat karena kemampuan melobi
dan pernah menolak permintaan untuk menjadi menteri.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Kehidupan awal

 2Akademisi

 3Politisi

o 3.1Dewan Perwakilan Rakyat

o 3.2Partai Keadilan Sejahtera

o 3.3Pencalonan gubernur

 4Gubernur Sumatera Barat

o 4.1Gaya kepemimpinan

o 4.2Kontroversi

 5Karya

 6Catatan kaki

 7Pranala luar

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]


Irwan Prayitno adalah anak pertama, memiliki tiga adik, dari orangtua yang sama-sama dosen.
[2]
Lahir di Yogyakarta pada 20 Desember 1963, ia mewarisi darah Minangkabau dari ayah Djamrul
Djamal dan ibu Sudarni Sayuti. Ayahnya berasal dari Simabur, Tanah Datar dan ibunya adalah
kelahiran Pauh IX — yang secara administratif masuk ke Kecamatan Kuranji, Padang. Mereka
sama-sama lulusan PTAIN Yogyakarta dan dosen IAIN Imam Bonjol. Sebelum tinggal di Padang,
keluarga ini sempat menetap di Semarang sampai Irwan berusia tiga tahun, dan pindah ke Cirebon
saat Irwan memasuki usia sekolah dasar.[3] Irwan muda kelak mendapatkan kepercayaan
masyarakat Suku Tanjung sebagai penghulu Nagari Pauah IX dengan menyematkan gelar Datuk
Rajo Bandaro Basa pada 13 Februari 2005.
Irwan menjalani pendidikan menengah di Padang dan mulai berkecimpung di organisasi sejak SMA,
menjalani dua kali kepengurusan OSIS pada tahun kedua dan ketiga di SMA Negeri 3 Padang.
Selama di SMA, ia selalu dipercayakan sebagai ketua kelas dan meraih juara kelas. [4] Irwan sempat
berkeinginan melanjutkan kuliah ke ITB bersama dengan teman-temannya. Namun, karena
mempunyai masalah mata, ia mengalihkan pilihan ke Universitas Indonesia. Setelah tamat pada
1982, ia mendaftar ke Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Selama kuliah, selain menyibukkan
diri dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan, ia banyak menghabiskan waktu di luar kampus
untuk berdakwah, mengajar di beberapa SMA swasta, dan menjadi konselor di bimbingan belajar
Nurul Fikri.[5] Ini mengakibatkan kuliahnya tidak lancar. Menurutnya, hal yang ia cari dalam
pendidikan bukanlah nilai semata, tetapi pengembangan diri.[6]
Saat mulai masuk perguruan tinggi, ia aktif dalam diskusi-diskusi dakwah dan perhimpunan
mahasiswa. Ia pernah bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta. Selama
keterlibatannya dengan HMI, ia merasakan gaya represif pemerintahan Soeharto terhadap
pergerakan Islam. Pada 1984, ia naik sebagai Ketua HMI Komisariat Fakultas Psikologi UI. Namun,
seiring intervensi pemerintah yang memaksakan penerapan Pancasila sebagai asas tunggal, HMI
mengganti asasnya dengan Pancasila pada tahun 1986 dan bersamaan dengan itu Irwan keluar dari
keanggotaan HMI.[7] Ia mengikuti pergerakan Islam dalam skala yang lebih kecil, beralih ke masjid di
kampus-kampus lewat kelompok-kelompok tarbiah yang lebih berorientasi pada pembinaan aqidah
dan akhlaq.[8] Aktivitas tarbiah berpusat di masjid-masjid kampus seperti Masjid Arif Rahman Hakim,
UI; Masjid Salman, ITB; dan Masjid Al-Ghifari, IPB.
Bersama teman-temannya, Irwan bolak-balik mengikuti kegiatan halaqah atau lingkaran dakwah di
Masjid Salaman. Pola latihan dimulai dengan pembentukan kelompok kecil dengan bimbingan
seorang mentor sebagai penyampai tentang ajaran Islam. Pola ini diperkenalkan oleh sejumlah
ustad dan pelajar Indonesia lulusan Timur Tengah, merujuk pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
Setelah dua kali pertemuan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus, ia terlibat dalam
sosialisasi petunjuk perjuangan LDK atau khittah, berkeliling ke kota-kota di Sumatera Barat. Ia
berkenalan dan mendapati mubalig muda seperti Mahyeldi Ansharullah, Marfendi, dan Rafdinal yang
kelak terlibat dalam kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pada tahun 1985, dalam usia 22 tahun, Irwan menikah dengan Nevi Zuairina, mahasiswi UI yang
ditemuinya saat menjalani kuliah semester tiga.[6] Bersama istrinya, Irwan menunaikan dakwah dan
aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Ia mengakhiri kuliahnya setelah enam tahun dengan
IPK rendah 2,02 karena harus membagi waktunya untuk mencari nafkah.[9] Setamat kuliah, aktivitas
dakwah mereka berlanjut dengan mengembangkan kegiatan dakwah di kampus Universitas
Andalas dan IKIP Padang (sekarang Universitas Negeri Padang).

Akademisi

Alex Noerdin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Alex Noerdin
Gubernur Sumatera Selatan ke-15

Petahana

Mulai menjabat

7 November 2008

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Wakil Edy Yusuf (2008–13)

Ishak Mekki (2013–)

Pendahulu Mahyuddin N.S

Bupati Musi Banyuasin

Masa jabatan

16 Januari 2007 – 14 Juni 2008

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Gubernur Syahrial Oesman


Wakil Pahri Azhari

Pengganti Pahri Azhari

Informasi pribadi

Lahir 9 September 1950 (umur 67)

Palembang, Sumatera Selatan

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Golongan Karya

Suami/istri Sri Eliza

Anak Dodi Reza Alex Noerdin

Deni Akendra Alex (almarhum)

Luri Elza Alex

Alma mater Trisakti (1980)

Atma Jaya (1981)

Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil

Politikus

Agama Islam

Media sosial

Situs web www.alexnoerdin.info

Alex Noerdin (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 9 September 1950; umur 67 tahun)
adalah Gubernur Sumatera Selatan sejak 7 November 2008. Sebelumnya, ia menjabat bupati Musi
Banyuasin selama 2 periode berturut-turut (2001-2006 dan 2007-2012). Pada tanggal 14 Juni 2008,
dalam periode kedua masa jabatannya, ia mengundurkan diri terkait dengan pencalonan dirinya
sebagai Gubernur Sumatera Selatan dalam Pilkada Sumatera Selatan periode 2008-2013.
Alex Noerdin kembali dalam Pemilihan umum Gubernur Sumatera Selatan 2013 pada tanggal 6
Juni 2013. Alex maju didampingi oleh Ishak Mekki, bupati Ogan Komering Ilir. Alex dan Ishak
diusung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Bulan Bintang. Ia kembali memenangkan
pemilihan umum tersebut dan menjadi gubernur Sumatera Selatan untuk yang kedua kalinya. [1]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Pendidikan

 2Organisasi

 3Latar belakang

 4Kehidupan pribadi

 5Referensi

 6Pranala luar

Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan riwayat pendidikannya, ia meraih gelar sarjana dari Universitas Trisakti pada tahun
1980 dan Universitas Atmajaya pada tahun 1981.
Ia pernah mengikuti beberapa pelatihan, di antaranya:

 International Training Course in Regional Development Planning

 United Nations Centre for Regional Development (UNCRD) di Nagoya (1985)

 Post Graduate Diploma: Integrated Development Management Institute for Housing Studies
di Rotterdam (1987-1988)

 Program of the United Housing Urbanization di Universitas Harvard (1992)

 International Training Course in Integrated Urban Policy United Nations Population Fund
(UNFP) di Kobe (1996)

Organisasi[sunting | sunting sumber]


Ia berpartisipasi dalam beberapa organisasi, di antaranya:

 Ketua DPC Pemuda Panca Marga Kodya Palembang (1981)

 Juru Kampanye dan Pengajar Karakterdes Golkar Kodya Palembang (1982)

 Ketua DPD Pemuda Panca Marga Provinsi Sumatera Selatan (1987)

 Wakil Sekretaris DPD Golkar Kodya Palembang (1988)

 Wakil Sekretaris Jenderal DPP Pemuda Panca Marga (1991)


 Ketua DPD INKAI Sumatera Selatan (1993-1995)

 Wakil Ketua POSSI (1997-sekarang)

 Wakil Sekretaris Jenderal DPP Patriot Panca Marga (2002-sekarang)

 Ketua Forum Komunikasi Daerah Penghasil Migas/FKDPM (2006-2009)

 Wakil Ketua PB PRSI (2005-sekarang)

 Ketua Bidang Dana PB PABSI (2006-2011)

 Ketua Umum Perbakin Sumatera Selatan (2006-2010)

 Ketua DPD Patriot Panca Marga Provinsi Sumatera Selatan (2007-2012)

 Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sumatera Selatan (2004-2009)

Latar belakang[sunting | sunting sumber]


H. Alex Noerdin adalah putra ketiga dari tujuh bersaudara pasangan H. Muhamad Noerdin Pandji
yang berasal dari Gunung Meraksa Baru, Empat Lawang dengan Hj. Siti Fatimah yang berasal
dari Sekayu, Musi Banyuasin.
Noerdin Pandji lahir pada 13 November 1924. Setelah lulus MULO (setingkat SMP) Noerdin Pandji
masuk Gyogun, sekolah militer Jepang pada masa penjajahan di Pagaralam.

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]


Alex Noerdin menikah dengan Sri Eliza. Dari hubungan tersebut, mereka dikaruniai tiga orang anak.
Anak pertama bernama Dodi Reza Alex Noerdinmenikah dengan seorang presenter Metro
TV bernama Thia Yufada, mereka dikaruniai anak kembar yang dinamai Aletta Khayarra Alex dan
Atalie Mazzaya Alex. Anak kedua bernama Deni Akendra Alex yang meninggal dunia pada tahun
2003. Anak ketiganya adalah Luri Elza Alex adalah seorang pengacara. Ia menikah dengan Marko
Klemt yang juga seorang pengacara, mereka tinggal di Frankfurt am Main.

Erzaldi Rosman Djohan


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Erzaldi Rosman Djohan


Gubernur Kepulauan Bangka Belitung

Petahana

Mulai menjabat

12 Mei 2017

Presiden Joko Widodo

Wakil Abdul Fatah

Pendahulu Rustam Effendi

Bupati Bangka Tengah

Masa jabatan

17 Februari 2016 – 12 Mei 2017

Gubernur Rustam Effendi

Wakil Ibnu Saleh

Pendahulu Sunardi (Pj.)


Pengganti Ibnu Saleh

Masa jabatan

24 September 2010 – 24 September 2015

Gubernur Eko Maulana Ali

Rustam Effendi

Wakil Patrianusa Syahrun

Pendahulu Abu Hanifah

Pengganti Sunardi (Pj.)

Informasi pribadi

Lahir 31 Oktober 1969 (umur 48)

Pangkalpinang, Bangka Belitung, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Golkar (2001–2015)

Gerindra (2016–sekarang)

Suami/istri Hj. Melati Erzaldi, S.H.

Anak Febryano Ammar Raffi

Nakita Phedra Khoirunisa

Tabina Azka Zafirah

Alma mater IPDN

Agama Islam

DR. (HC) H. Erzaldi Rosman, S.E., M.M. (lahir di Pangkalpinang, Bangka Belitung, 31
Oktober 1969; umur 48 tahun) adalah Bupati Bangka Tengah periode kedua yang menjabat sejak 17
Februari 2016.
Sebelumnya, Erzaldi adalah Bupati Bangka Tengah periode pertama sejak 24 September 2010
hingga 24 September 2015.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Pendidikan Formal

 2Pendidikan Non-Formal

 3Riwayat Pekerjaaan

 4Pengalaman Organisasi

 5Prestasi dan Penghargaan Sebagai Bupati Bangka Tengah 2010 - 2015

 6Referensi

 7Referensi

Pendidikan Formal[sunting | sunting sumber]


 SD Budi Mulia Pangkalpinang (1982)

 SMP 1 Pangkalpinang (1985)

 SMAN 2 Pangkalpinang (1988)

 S1 Universitas Labora Jakarta (1994)

 S2 Universitas Labora Jakarta (1999)

 S3 IPDN (2013 - Sekarang)

Pendidikan Non-Formal[sunting | sunting sumber]


 Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia - Orientasi Kepemimpinan Kepala Daerah
(2011)

 Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS) (2011)

 Harvard University Jhon F. Kennedy School of Government (USA) - Executive Education


Training Program bagi Kepala Daerah (2012)

 The Institute of Public Administration of Canada (IPAC) & The Government of Nova Scotia
and Dalhousie University - Study Mission on Local Government Service Standard and Service
Delivery to Nova Scotia (2013)
Riwayat Pekerjaaan[sunting | sunting sumber]
 Managing Director Bumi Citra (1993–1999)

 Direktur PT. Belma Bangun Propertindo (1999–2005)

 Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2004–2005)

 Wakil Bupati Bangka Tengah (2005–2010)

 Bupati Bangka Tengah (2010–2015)

 Bupati Bangka Tengah (2016–2017)

 Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (2017–sekarang)

Pengalaman Organisasi[sunting | sunting sumber]


 Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Dewan Perwakilan Daerah I Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (2001-2O04)

 Ketua Dewan Perwakilan Daerah II Golongan Karya Pangkalpinang (2004-2005)

 Ketua Dewan Penasehat Dewan Perwakilan Daerah I Partai Golkar Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (2005)

 Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Dewan Perwakilan Daerah I Partai Golkar Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (2009)

 Ketua Real Estate Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (1998-2002)

 Wakil Ketua Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia Provinsi Kepulauan


Bangka Belitung (1999-2004)

 Ketua Dewan Perwakilan Daerah II Partai Golkar Kabupaten Bangka Tengah (2010-2015)

 Wakil Ketua Kadin Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2000-2005)

 Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2016-sekarang)

Nurdin Basirun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dr. H.
Nurdin Basirun
S.Sos, M.Si

Gubernur Kepulauan Riau ke-3

Petahana

Mulai menjabat

25 Mei 2016

Pelaksana tugas: 9 April 2016 – 24 Mei 2016

Presiden Joko Widodo

Wakil H. Isdianto, S.Sos., M.M.

Pendahulu Muhammad Sani

Wakil Gubernur Kepulauan Riau ke-3

Masa jabatan
12 Februari 2016 – 9 April 2016

Presiden Joko Widodo

Gubernur Muhammad Sani

Pendahulu Soerya Respationo

Penggant Isdianto

Bupat Karimun ke-2

Masa jabatan

2005–2015

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Gubernur Ismeth Abdullah

Muhammad Sani

Wakil Aunur Rafiq

Pendahulu Muhammad Sani

Penggant Aunur Rafiq

Wakil Bupat Karimun ke-1

Masa jabatan

2001–2005

Presiden Abdurrahman Wahid

Megawati Soekarnoputri

Susilo Bambang Yudhoyono


Gubernur Gubernur Riau

Saleh Djasit

Rusli Zainal

Gubernur Kepri

Ismeth Abdullah (Pj.)

Darjo Sumarjono (Pj.)

Pendahulu Tidak ada, Jabatan baru

Penggant Aunur Rafiq

Informasi pribadi

Lahir 7 Juli 1957 (umur 60)

Moro, Karimun, Kepulauan Riau

Kebangsaan Indonesia

Partai politk P. Golkar (–2015)

P. Nasdem (2015–)

Suami/istri Hj. Noorlizah

Anak Nora
Nurhidayat

Agama Islam

Dr. H. Nurdin Basirun, S.Sos, M.Si. (lahir di Moro, Karimun, Kepulauan Riau, 7 Juli 1957; umur 60
tahun) adalah Gubernur Kepulauan Riau yang menjabat sejak 25 Mei 2016.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Riwayat Pendidikan

o 1.1Pendidikan Formal

o 1.2Pendidikan Informal
 2Riwayat Jabatan

 3Riwayat Organisasi

 4Publikasi

 5Galeri

Riwayat Pendidikan[sunting | sunting sumber]


Pendidikan Formal[sunting | sunting sumber]

 SD 6 Tanjung Balai (1964-1970)

 SMEP Tanjung Balai (1970-1973)

 MPT Kementerian Perhubungan (1980)

 MPI Kementerian Perhubungan (1988)

 S1 Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru (2002-2005)

 S2 Universitas Dr Soetomo, Surabaya (2005-2006)

 S3 Universitas 17 Agustus, Surabaya (2006-2010)


Pendidikan Informal[sunting | sunting sumber]

 Lemhanas RI (2007)

 International Seminary Guangdong University (2011)

 Lemhanas RI (2012)

 Executive Education Course on Transforming Leaders Harvard University (2013)

 Training Government Chicago University (2013)

Riwayat Jabatan[sunting | sunting sumber]


 Direktur Perusahaan Pelayaran Rakyat (2000)

 Wakil Bupati Karimun (2001-2005)

 Bupati Karimun (2005-2006)

 Bupati Karimun (2006-2011)


 Bupati Karimun (2011-2015)

 Dosen Tetap Universitas Karimun (2011-2015)

 Wakil Gubernur Kepulauan Riau (12 Februari 2016-25 Mei 2016)

 Gubernur Kepulauan Riau (25 Mei 2016-Sekarang)

Riwayat Organisasi[sunting | sunting sumber]


 Ketua Umum KONI Karimun (2006-2016)

 Kamabicab Pramuka Karimun (2006-2016)

 Pelindung LKN Tingkat Kabupaten Karimun (2006-2016)

 Penasehat Organisasi Kemasyarakatan/Organisasi Profesi (2006-2016)

 Pembina Organisasi Kemasyarakatan/Organisasi Profesi (2006-2016)

 Dewan Penasihat Indonesia Karate Do Provinsi Kepulauan Riau (2013-2018)

 Dewan Pembinaan Atlet dan Umum Pengurus Pusat Indonesia Karate Do (2015-2020)

Publikasi

Anies Baswedan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anies Rasyid Baswedan


‫أنيس رشيد باسويدان‬
Gubernur DKI Jakarta ke-19

Petahana

Mulai menjabat

16 Oktober 2017

Presiden Joko Widodo

Wakil Sandiaga Uno

Pendahulu Djarot Saiful Hidayat

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-27

Masa jabatan

27 Oktober 2014 – 27 Juli 2016

Presiden Joko Widodo

Pendahulu Mohammad Nuh

Penggant Muhajir Effendy


Rektor Universitas Paramadina ke-2

Masa jabatan

15 Mei 2007 – 6 Januari 2015

Pendahulu Sohibul Iman

(Sebagai Pejabat Rektor)

Penggant Firmanzah

Informasi pribadi

Lahir Anies Rasyid Baswedan

7 Mei 1969 (umur 49)

Kuningan, Jawa Barat, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Suami/istri Fery Farhati Ganis

Relasi Abdurrahman Baswedan (kakek)

Ridwan Baswedan (adik)

Abdillah Baswedan (adik)

Novel Baswedan (sepupu)

Anak Mutiara Annisa Baswedan

Mikail Azizi Baswedan

Kaisar Hakam Baswedan

Ismail Hakim Baswedan

Alma mater Universitas Gadjah Mada

University of Maryland, College Park

Pekerjaan Akademisi

Politikus
Agama Islam

Tanda tangan

Media sosial

Situs web www.aniesbaswedan.com

H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. (Arab: ‫ ;أنﻴﺲ رشيد باسﻮيﺪان‬Transliterasi: Anis Rašīd bāswaydān;
lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969; umur 49 tahun[1]), adalah seorang akademisi
pendidikan Indonesia dan juga Gubernur DKI Jakarta masa bakti 2017-2022. Ia pernah menjabat
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kabinet Kerja sejak 26
Oktober 2014 sampai digantikan oleh Muhadjir Effendy dalam perombakan kabinet pada 27 Juli
2016.
Anies bersama Sandiaga Uno memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta pada
2017 setelah melewati dua putaran. Diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera,
pasangan ini menang atas 57,95% suara, dukungan tertinggi dalam pemilihan umum gubernur
Jakarta. Anies akan memulai masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017.[2]
Anies merupakan cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Ia menginisiasi
gerakan Indonesia Mengajar dan menjadi rektor termuda yang pernah dilantik oleh sebuah
perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2007 saat menjadi RektorUniversitas Paramadina pada
usia 38 tahun

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Kehidupan awal

o 1.1Masa kecil

 2Masa remaja dan kuliah

o 2.1Masa kuliah

 2.1.1UGM (1989-1995)

 2.1.2Amerika Serikat (1997-2005)

 3Karier

o 3.1Peneliti Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi UGM

o 3.2Manajer Riset IPC, Inc, Chicago


o 3.3Kemitraan Untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan

o 3.4Direktur Riset Indonesian Institute Center

o 3.5Rektor Universitas Paramadina

o 3.6Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar

o 3.7Peserta Konvensi Capres Partai Demokrat

 3.7.1Debat Konvensi

o 3.8Penggagas Gerakan TurunTangan

o 3.9Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)

o 3.10Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK

o 3.11Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2014-2016)

 4Kontroversi

 5Pemikiran

o 5.1Melunasi Janji Kemerdekaan

o 5.2Tenun Kebangsaan

o 5.3Pendidikan Sebagai Eskalator Ekonomi

 5.3.1Indonesia Mengajar

 5.3.2Indonesia Menyala

 5.3.3Kelas Inspirasi

o 5.4Kualitas Manusia Indonesia

 5.4.1Gerakan Anti Korupsi

 5.4.2Tim 8 KPK

 5.4.3Ketua Komite Etik KPK

o 5.5Pemahaman Akar Rumput dan Kompetensi Global

 6Pilkada DKI Jakarta 2017

o 6.1DP Nol
 7Penghargaan

o 7.1Nasional

o 7.2Internasional

 8Kehidupan pribadi

 9Galeri

 10Referensi

 11Pranala luar

Kehidupan awal
Masa kecil
Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan
dan Aliyah Rasyid. Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun. Saat itu, ia
bersekolah di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori,
Yogyakarta.[3]

Masa remaja dan kuliah


Setelah lulus SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta.[4] Dia bergabung dengan Organisasi
Siswa Intra Sekolah di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas yang
dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian. [5] Anies juga pernah
ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya. [6]
Kita ditarik dulu ke belakang, sebelum kemudian bisa meloncat dengan jauh.
Anies Baswedan, menggambarkan keterlambatannya lulus SMA karena
mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika.[7]

Lulus dari SMP, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS [6] dan mengikuti pelatihan kepemimpinan
bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia. Hasilnya, Anies terpilih menjadi Ketua OSIS se-
Indonesia pada tahun 1985.[6] Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran
pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.[4] Program ini
membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.
Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik. Ia
bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta dan
mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional. [6]
Masa kuliah
UGM (1989-1995)

Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif
berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota
Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.[8]
Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran
kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992[8] dan membuat
beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan. Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh
kongres pada tahun 1993. Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan
berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra
Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.[8] Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan
penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.[9]
Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim
panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Beasiswa ini ia dapatkan setelah
memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.[10]
Amerika Serikat (1997-2005)

Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum
mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang
keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland,
College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan
lulus pada bulan Desember 1998.[11]
Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan
kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999. Dia bekerja
sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan
meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada
mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004. [6] Disertasinya yang
berjudul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia menginvestigasi efek dari
kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi
publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten/ kota di Indonesia. [11] Dia lulus pada tahun
2005.

Karier

Hamengkubawana X
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ingkang Sinuwun Sri Sultan


Hamengkubuwana X
ꦲꦲꦲꦲꦲꦲꦲꦲꦲꦲ X
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-3

Petahana

Mulai menjabat

3 Oktober 1998

Presiden Soeharto

B.J. Habibie

Abdurrahman Wahid

Megawati Soekarnoputri

Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Wakil Paku Alam IX (2003–15)

Paku Alam X (2016–)

Pendahulu Sri Paku Alam VIII

Sultan Yogyakarta ke-10


Petahana

Mulai menjabat

7 Maret 1989

Presiden Soeharto

B.J. Habibie

Abdurrahman Wahid

Megawati Soekarnoputri

Susilo Bambang Yudhoyono

Joko Widodo

Pendahulu Hamengkubuwana IX

Pengganti GKR Mangkubumi [1][2]

Informasi pribadi

Lahir 2 April 1946 (umur 72)

Kraton Yogyakarta

Suami/istri Ratu Hemas

Agama Islam

Tanda tangan

Bendara Raden Mas Herjuno Darpito atau Sri Sultan Hamengkubuwana X (Bahasa Jawa: Sri
Sultan Hamengku Bawono Kasepuluh, Hanacaraka, ꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯꦯ X ,
lahir di Yogyakarta, 2 April 1946; umur 72 tahun) adalah rajaKasultanan Yogyakarta sejak
tahun 1989 dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 1998.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Silsilah

 2Masa kecil dan pendidikan


 3Penobatan

 4Kegiatan organisasi

 5Menjadi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

 6Menjadi Jogja Menjadi Indonesia

 7Gempa Jogja

 8Kiprah Nasional

 9Gelar kehormatan

 10Makalah

 11Penerus

o 11.1Sabdaraja dan Dhawuhraja

 12Lihat pula

 13Catatan kaki

 14Pranala luar

Silsilah[sunting | sunting sumber]


 Anak tertua dari Sultan Hamengkubuwana IX dan istri keduanya, RA Siti Kustina/BRA
Widyaningrum/KRA Widyaningrum/RAy Adipati Anum

 Menikah dengan Tatiek Drajad Suprihastuti/BRA Mangkubumi/GKR Hemas, putri dari


Kolonel Raden Subanadigda Sastrapranata, pada tahun 1968.

 Memiliki saudara antara lain GBPH Joyokusumo, GBPH Hadiwinoto, GBPH


Prabukusuma, GBPH Yudhaningrat

 Memiliki lima orang putri:

1. GRA Nurmalita Sari/GKR Pembayun (menikah dengan KPH Wironegoro)

2. GRA Nurmagupita/GKR Condrokirono (menikah dan bercerai dengan [KRT] Suryokusumo)

3. GRA Nurkamnari Dewi/GKR Maduretno (menikah dengan KPH Purbodiningrat)

4. GRA Nurabra Juwita/GKR Hayu (menikah dengan KPH Notonegoro)

5. GRA Nurastuti Wijareni/GKR Bendoro (menikah dengan KPH Yudanegara)


Keluarga Sultan Yogyakarta

Sri Sultan Hamengkubawana X


GKR Hemas

Keluarga Inti

 GKR Mangkubumi
KPH Wironegoro

 RA Artie Ayya Fatimasari

 RM Drasthya Wironegoro

 GKR Condrokirono

 RM Gustilantika Marrel Suryokusumo

 GKR Maduretno
KPH Purbodiningrat

 GKR Hayu
KPH Notonegoro

 GKR Bendoro
KPH Yudhonegoro

 RA Nisaka Irdina Yudhonegoro

Keluarga Besar[tampilkan]
 l

 b

 s

Masa kecil dan pendidikan[sunting | sunting sumber]


Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa
bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi
gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X
adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM. Ia sempat memimpin Keluarga Alumni Universitas
Gajah Mada (Kagama).

Penobatan[sunting | sunting sumber]


Sultan Hamengkubuwana X bersama Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu Hemas pada upacara penobatan
tanggal 7 Maret 1989 sebagai rajaKasultanan Yogyakarta.

Penobatan Hamengkubuwono X sebagai raja dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa
Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun
Kangjeng Sultan Hamengku Buwana Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin
Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Sadasa ing Ngayogyakarta Hadiningrat.

Papan pengumuman mengumumkan penobatan Hamengkubuwana X tanggal 7


Maret 1989 sebagai raja Kasultanan Yogyakarta yang baru.

Setelah Sabdaraja pertama yang diucapkan pada tanggal 30 April 2015, gelarnya Sultan kemudian
berubah menjadi Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku
Bawono ingkang Jumeneng Kasepuluh Suryaning Mataram Senopati-ing-Ngalaga Langgeng
ing Bawana, Langgeng, Langgeng ing Tata Panatagama.[3]

Wahidin Halim
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wahidin Halim
Gubernur Banten ke-4

Petahana

Mulai menjabat

12 Mei 2017

Presiden Joko Widodo

Wakil Andika Hazrumy

Pendahulu Rano Karno

Nata Irawan (Pj.)

Wali Kota Tangerang ke-3

Masa jabatan

23 Desember 2003 – 23 Desember 2013

Presiden Megawati Soekarnoputri

Susilo Bambang Yudhoyono


Gubernur Djoko Munandar

Ratu Atut Chosiyah

Wakil Deddy Syafei (2003–08)

Arief R. Wismansyah (2008–13)

Pendahulu Mochammad Thamrin

Pengganti Arief Rachadiono Wismansyah

Informasi pribadi

Lahir 14 Agustus 1954 (umur 63)

Tangerang, Jawa Barat, Indonesia

Kebangsaan Indonesia

Partai politik Partai Demokrat

Suami/istri Hj. Niniek Nuraini

Anak Luky Winiastri

Nesya Sabina

M. Fadhelin Akbar

Alma mater Universitas Indonesia

Pekerjaan Pengusaha

Agama Islam

Dr. H. Wahidin Halim, M.Si (lahir di Pinang, Tangerang, Banten, 14 Agustus 1954; umur 63 tahun)
adalah pengusaha Indonesia dan politisi Partai Demokrat yang menjabat sebagai Gubernur
Banten sejak 12 Mei 2017. Wahidin Halim diusung oleh Partai Demokrat menjadi Wali kota
Tangerang dengan wakil Arief Rachadiono Wismansyah. Dia mengundurkan diri dari jabatan Wali
kota Tangerang karena akan mencalonkan diri sebagai DPR RI 2014-2019, dan digantikan oleh
wakilnya Arief Rachadiono Wismansyah. Saat ini Wahidin menjabat Wakil Ketua Komisi II DPR RI
dari Fraksi Demokrat mewakili Dapil Banten III. Ia memenangkan pilkada Banten 2017
bersama Andika Hazrumy. Wahidin Halim juga merupakan adik dari Mantan Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia 2001-2009, Hassan Wirajuda. Wahidin Halim pernah menjabat sebagai Wali
kota Tangerang periode 2003-2013.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Masa kecil

 2Masa muda dan kuliah

 3Karier politik

o 3.1Wali kota Tangerang 2003-2013

o 3.2Mengikuti Pemilihan Gubernur Banten 2011

o 3.3DPR 2014-2019

o 3.4Pencalonan Gubernur Banten di Pilgub 2017

 4Pendidikan

 5Pengalaman Organisasi

 6Riwayat Karier

 7Kekayaan

 8Penghargaan

 9Kontroversi

o 9.1Tuduhan Korupsi

o 9.2Polemik Pilwalkot Tangerang 2013

o 9.3Polemik Pendaftaran Calon Legislatif Pemilu 2014

o 9.4Pemecatan dari Demokrat

 10Referensi

Masa kecil[sunting | sunting sumber]


Wahidin kecil memulai pendidikannya di SD Pinang, yang kala itu berdinding bambu dan berlantai
tanah. Wajar jika semasa itu ia tidak mengenal sepatu, layaknya anak sekolah masa kini. Setamat
SD, ia melanjutkan SMP di Ciledug. Baginya, berjalan kaki setiap hari ke Ciledug merupakan
keharusan, lantaran ayahnya juga tidak mampu membelikan sepeda, bahkan sekadar sepatu
sekalipun. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan itu. Maklum, ayahnya hanya seorang guru yang
kala itu penghasilannya hanya sebatas untuk makan.
Bakat dan aktivitas sosialnya sangat kelihatan sejak kecil. Menjadi juara pidato tingkat anak-anak di
desanya adalah prestasi yang mengawali keberadaannya di masyarakat. Mencari rumput dan angon
kerbau peliharaan sang ayah, atau mandi di kali Angke menjadikannya terasah dalam menghadapi
realitas kehidupan di sekitarnya, sekaligus mengajarinya banyak hal tentang arti kehidupan. Dari sini
pulalah ia mulai memahami detak jantung masyarakatnya. Tempaan sang ayah inilah yang
kemudian memberanikan Wahidin muda untuk mengorganisir orang muda dikampungnya melalui
Karang Taruna maupun Remaja Masjid.

Masa muda dan kuliah[sunting | sunting sumber]


Selepas SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA di Tangerang. Berbekal nasihat orang tuanya
untuk belajar, belajar, dan belajar; dengan sabar ia bersepeda ke sekolahnya di Tangerang, meski
harus melewati jalan tanah yang becek. Nasihat itulah yang terus menyemangatinya belajar, hingga
berhasil memasuki perguruan tinggi.
Wahidin muda kemudian tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia, Jakarta-sebuah
Perguruan Tinggi Negeri yang terkenal sangat ketat dalam penyeleksian calon mahasiswanya
hingga akhirnya berhasil tamat. Saat kuliah ia juga aktif mengkoordinir remaja masjid kampusnya.
Menjadi pimpinan asrama mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampusnya, sebagai ketua
AMPI, pengurus KNPI; adalah pengalaman organisasi yang terus menempa watak
kepemimpinannya. Bahkan di tengah kesibukannya sebagai Kepala Desa, ia masih menyempatkan
diri mengajar di SMP PGRI dan SMA di kampungnya. Ini ia lakukan semata untuk mengabdi kepada
masyarakat.
Menekuni agama malalui pengajian rutin tiap Rabu dan Jumat di rumahnya, serta aktif mangikuti
pengajian didaerahnya merupakan langkah yang ia sadari akan selalu menuntunnya ke kebenaran
yang hakiki. Oleh karena itulah, sejak lama, ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Kesejahteraan
Masjid Al-Jihad, Pinang, Tangerang dan Ketua Dewan Kesejahteraan Masjid Al-Azhom, Tangerang.
Bahkan ia pun kerap diminta menjadi khotib di beberapa masjid.
Aktivitasnya tidak berhenti sampai disitu. Dunia persilatan warisan engkongnya, yang ia tekuni sejak
kecil, ternyata mengantarnya untuk menjadi Ketua IPSI Kabupaten Tangerang. Bahkan sejak
tahun 70-an, ia juga telah mendirikan padepokan silat di samping rumahnya dan merekrut pemuda
untuk menjadi manusia tangguh dan berbudi. Dari sinilah ribuan pemuda hasil binaannya menyebar
ke berbagai tempat.
Kepedulian dirinya terhadap persoalan sosial terutama dunia pendidikan-ia wujudkan dengan
membentuk sebuah lembaga, yakni Yayasan Kemanusiaan Nurani Kami pada tahun 1977. Yayasan
ini sampai sekarang mampu memberikan beasiswa kepada 150 orang, mulai dari tingkat sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Dan ketika ekonomi krisis melanda, ia pun harus bekerja lebih keras
lagi mengingat jumlah anak putus sekolah kian bertambah.
Tahun 1978, ditengah perjalanan masa mudanya, ia didaulat oleh warga desanya untuk ikut
pencalonan Kepala Desa. Tidak disangka, ia kemudian terpilih sebagai Kepala Desa. Maka, jadilah
Wahidin muda seorang Kepala Desa termuda dan berpendidikan sarjana yang pertama di
Tangerang; bahkan status bujangan. Dari sinilah ia mulai mengenal makna mengabdi yang
sesungguhnya. Tiga tahun kemudian, gadis jawa teman kuliahnya ia nikahi; dan hingga kini ia telah
dikaruniai 3 orang anak.

Sahbirin Noor
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sahbirin Noor

Gubernur Kalimantan Selatan ke-12

Petahana

Mulai menjabat

12 Februari 2016

Presiden Joko Widodo

Wakil Rudy Resnawan

Pendahulu Tarmizi Abdul Karim (Pj.)

Informasi pribadi

Lahir 12 November 1967 (umur 50)

Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Kebangsaan Indonesia
Suami/istri Hj. Raudatul Jannah, SKM

Anak Sandi Fitrian Noor

Noor Azizah Zaimah

Noor Azkya Alimma

Agama Islam

H. Sahbirin Noor, S.Sos, M.H. (lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 12 November 1967; umur
50 tahun) adalah Gubernur Kalimantan Selatan saat ini untuk periode 2016–2021. Ia dilantik
sebagai Gubernur Kalimantan Selatan bersama dengan Wakil Gubernur Rudy Resnawan pada
tanggal 12 Februari 2016 di Istana Negara, Jakarta, bersamaan dengan 6 pasangan gubernur dan
wakil gubernur dari Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. [1][2]

Riwayat Pendidikan[sunting | sunting sumber]


 MI TPI Budi Mulia Sei. Jingah Banjarmasin (1982)

 SMP Negeri 10 Banjarmasin (1985)

 SMA Negeri 5 Banjarmasin (1988)

 S1 UNISKA Banjarmasin (1995)

 S2 Universitas Putra Bangsa Surabaya (2005)

Riwayat Jabatan[sunting | sunting sumber]


 Direktur Utama PT. Jhonlin Sasangga Banua

 Gubernur Kalimantan Selatan (2016)

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ "Dilantik Presiden di Istana, Siang Ini Sahbirin Noor Resmi Gubernur Kalsel". Banjarmasin
Post Online. Diakses tanggal 27 Februari 2016.

2. ^ "Usai Dilantik, ini Loh.. Pesan Jokowi untuk Gubernur Kalsel Sahbirin Noor".
www.kalsel.prokal.co. Diakses tanggal 27 Februari 2016.

Jabatan politik
Didahului oleh: Gubernur Kalimantan Selatan
Tarmizi Abdul Karim Petahana
sebagai Penjabat Gubernur
2016–Sekarang

Anda mungkin juga menyukai