Anda di halaman 1dari 21

Biografi Tokoh

Referensi Biografi Tokoh dan Public Figure


 TOKOH ENTREPRENEUR
 TOKOH PEMERINTAHAN
 TOKOH ARTIS
 TOKOH AGAMA
 TOKOH TEKNOLOGI
 TOKOH ILMUWAN
Home » Tokoh Ekonomi » Biografi Sri Mulyani

Biografi Sri Mulyani


Sri Mulyani Indrawati adalah seorang wanita yang berpengaruh dalam bidang ekonomi di Indonesia. Sri
Mulyani lahir di Tanjungkarang, Lampung, 26 Agustus 1962. Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga
Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni
1998. Ia kemudian dipercaya oleh Presiden SBY untuk menjabat Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas. Pada 5 Desember 2005 ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan (Reshuffle) kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi
Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar.

Biografi Sri Mulyani dari Biografi Web


Sebelum diangkat menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kabinet
Indonesia Bersatu, Sri Mulyani hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, sebagai konsultan di USAid
sejak Agustus 2001 dalam rangka kerjasama untuk memperkuat institusi di daerah. Yaitu, memberikan
beasiswa S-2 untuk pengajar universitas di daerah. Disana ia banyak memberikan saran dan nasihat
mengenai bagaimana mendesain program S-2 untuk pendidikan universitas di daerah maupun program
USAid lainnya di Indonesia, terutama di bidang ekonomi. Di samping itu, ia juga mengajar tentang
perekonomian Indonesia dan ekonomi makro di Georgia University serta banyak melakukan riset dan
menulis buku.
Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah
Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Ia dinobatkan sebagai
Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di
sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Ia juga terpilih sebagai wanita paling
berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di
Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober.

Sri Mulyani Indrawati atau akrab dengan panggilan Mbak Ani, adalah seorang ekonom yang sering tampil
di panggung-panggung seminar atau dikutip di berbagai media massa. Dosen Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) ini juga sempat aktif menjadi penasehat pemerintah bersama
sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era
pemerintahan Abdurrahman Wahid. Seperti halnya di Indonesia, di Amerika ia juga sering mengikuti
seminar, tetapi lebih banyak masalah internasional daripada di Indonesia.
Pada awal Oktober 2002, Sri Mulyani terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional
(IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group). Sejak 1 November 2002, ia
mewakili 12 negara anggota SEA Group di IMF. Tugasnya sebagai executive director terkait dengan
pengambilan keputusan. Untuk menentukan berbagai program dan keputusan yang harus diambil IMF.
Jadi ia tidak hanya mewakili kepentingan Indonesia, namun mewakili kepentingan negara-negara
anggota di lembaga IMF maupun forum internasional yang relevan.

PENDIDIKAN:

 Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia Jakarta, Indonesia. (1981 – 1986)


 Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign, U.S.A. (1988 – 1990)
 Ph. D of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A. (1990 – 1992)
PENGALAMAN KERJA:
 Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM
FEUI), Juni 1998 – Sekarang
 Nara Sumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI,
Agustus 1998 s/d Maret 1999.
 Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999 – 2000, Kelompok
Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999 – Sekarang
 Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI,
Juni 1998 s/d sekarang.
 Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan
dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999 – Sekarang
 Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998 – Sekarang
 Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program
Doktor (S3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998
 Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996 – 2000
 Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996-Maret 1999
 Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995 – Juni 1998
 Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993 – Mei 1995
 Research Associate, LPEM FEUI, 1992 – Sekarang
 Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia,
1986 – Sekarang
 Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995
 Anggota Kelompak Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
 Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei –
Desember 1995
 Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994 – 1995
 Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990 – 199
 Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985 – 1986

10 Ekonom/Ahli Ekonomi Paling Terkemuka di Indonesia


Indonesia tengah mengalami pertumbuhan ekonomi terbesar ke-2 setelah China yaitu 6,3%. Hal ini
pastinya tak lepas dari peran tokoh-tokoh berikut ini..

1. Prof. Dr. Saleh Afiff


     Beliau merupakan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Indonesia pada Kabinet
Pembangunan VI (1993-1998).

     Ia merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1959. Dia juga pernah
menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara merangkap wakil ketua Badan Perencanaan dan
Pembangunan Nasional pada Kabinet Pembangunan V. Lulusan Universitas California di
Berkeley,Amerika Serikat pada tahun 1967 ini terakhir menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

2. Dr. Rizal Ramli 


     Adalah seorang ahli ekonomi dan politisi Indonesia. Ia pernah menjabat Menteri Koordinator
bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional dimasa
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Pengagum Einstein ini sempat menikmati bangku
kuliah di jurusan Teknik Fisika - Institut Teknologi Bandung, tetapi akhirnya mendapatkan gelar
doktor ekonomi dari Boston University pada tahun 1990. Ia adalah salah satu ahli ekonomi
Indonesia yang dipercaya menjadi penasehat ekonomiPBB bersama ekonom Internasional lainnya
seperti peraih Nobel Ekonomi, Prof. Amartya Sen dari Harvard University.

3. J.B Sumarlin
metrotvnews.com

     Sumarlin ini ialah salah seorang ekonom Indonesia yang pernah memegang berbagai jabatan
pemerintahan penting di bidang ekonomi. Ia adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
pada tahun 1958. Jabatan yang pernah dipegangnya antara lain Ketua BPK, Menteri Keuangan,
Ketua Bappenas dan Menag PAN.

4.Prof. Dr. Emil Salim

     Ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, dan politisi Indonesia ini juga merupakan salah seorang
di antara sedikit tokoh Indonesia yang berperan internasional. Ia adalah tokoh lingkungan
hidupinternasional yang pernah menerima The Leader for the Living Planet Award dari World Wide
Fund (WWF), suatu lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di dunia. Ia
menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan pada 25 Januari
2010 dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjadi ketuanya. Emil Salim adalah tokoh
paling senior yang menjabat di pemerintahan dan merupakan sedikit di antara tokoh tiga zaman
yang masih aktif berkarier hingga saat ini.

5. Prof. Dr. Jusuf Pang Lay Kim


blog.budaya-tionghoa.net

     Ia merupakan seorang pakar ekonomi, dosen, penulis, pengusaha, dan peneliti senior
Indonesia. Ia dikenal luas sebagai ahli marketing, moneter, dan manajemen. Sepanjang hidupnya,
Panglaykim banyak berkecimpung di dunia pendidikan. Ia juga aktif di Center for Strategic and
International Studies (CSIS) sebagai anggota Dewan Direktur.Ia juga merupakan ayah kandung dari
Mari Elka Pangestu. Pang Lay Kim wafat pada tahun 1986 di Jakarta.

6. Sri Mulyani Indrawati


     Siapa sih yang gak kenal ibu sri? ia adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang
menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010.
Sebelumnya, dia menjabat Menteri KeuanganKabinet Indonesia Bersatu. Begitu, dia berkantor di
Kantor Bank Dunia, dia praktis meninggalkan jabatannya sebagai menteri keuangan. Sebelum
menjabat menteri keuangan, dia menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Ia juga terpilih sebagai wanita paling
berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2
di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

7. Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec.


     Pak Boediono adalah Wakil Presiden Indonesia yang menjabat sejak 20 Oktober 2009. Ia terpilih
dalam Pilpres 2009 bersama pasangannya, presiden yang sedang menjabat, Susilo Bambang
Yudhoyono. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia, Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, dan Direktur Bank
Indonesia. Saat ini ia juga mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai guru
besar. Ia dijuluki The man to get the job done.

8. Prof. Dr. Armida Salsiah Alisjahbana,


S.E., M.A.
bappenas.go.id

     Wanita hebat ini adalah Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Republik
Indonesia/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Ia
juga adalah Guru Besar dan Pembantu Dekan bidang Akademik Fakultas Ekonomi Universitas
Padjadjaran (UNPAD).

9. Dr. Muhammad Chatib Basri, S.E.,


M.Ec.
tempo.co

     Beliau adalah seorang ekonom, peneliti, dan profesional asalIndonesia yang menjabat sebagai
Menteri Keuangan Indonesia sejak 21 Mei 2013 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
sejak 14 Juni2012. Keahliannya terutama dalam bidang makroekonomi, perdagangan internasional,
dan ekonomi politik. Ia pernah duduk sebagai Penasehat Khusus Menteri Keuangan Republik
Indonesia (2006-2010)

10. Anggito Abimanyu

nasional.kontan.co.id

     Saat ini ia .merupakan Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama Republik
Indonesia. Ia resmi menduduki jabatan yang sebelumnya diduduki oleh Slamet Riyanto itu pada
Juni 2012. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Ia pernah dinyatakan sebagai Wakil Menteri Keuangan,
namun kemudian batal dilantik.

Sumber: http://id.wikipedia.org/


Biografi dan Profil Rizal Ramli – Ahli Ekonomi Indonesia


Oleh
 Wink
 -
 September 15, 2016
1710
0

Biografiku.com – Nama Rizal Ramli banyak menjadi perbincangan masyarakat baik itu
ketika ia menjadi Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dengan berbagai gebrakan
dan kontoversinya maupun setelah tidak lagi menjadi menteri di kabinet Jokowi. Rizal
Ramli dikenal sebagai salah satu ahli ekonomi Indonesia saat ini. Mengenai profil dan
biodata Rizal Ramli, beliau dilahirkan dengan nama Rizal Ramli pada tanggal 10
Desember 1954 di Padang, Sumatera Barat.

Ayahnya bernama Ramli yang bekerja sebagai wedana atau asisten camat dan ibunya
bernama Rabiah yang bekerja sebagai seorang guru. Usia tiga tahun ia sudah dapat
membaca. Rizal Ramli yatim piatu ketika usianya enam tahun.
Setelah ditinggal kedua orang tuanya, ia kemudian tinggal dan ikut bersama dengan
neneknya di Bogor. Ia tinggal disana bersama dengan saudara dan juga sepupunya dan
membantu neneknya untuk beternak ayam, baik itu ayam petelur ataupun ayam broiler
dan ayam potong.

Rizal Ramli memulai pendidikannya dengan bersekolah di SD Hutabarat Bogor. Rizal


Ramli sejak kecil hobi membaca dan banyak membaca buku-buku ketika ia tinggal di
bogor. Setelah tamat SD, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP 1 Bogor dan
kemudian masuk di SMA 2 Bogor. Saat di SMA, ia sempat bersurat ke luar negeri untuk
meminta tambahan buku bacaan sebab ia sudah banyak membaca buku yang ada di
perpusatakaan bogor.

Diterima di ITB
Selepas tamat SMA, Rizal Ramli kemudian ingin melanjutkan pendidikannya di
perguruan tinggi. Ia kemudian mendaftar di ITB (Institut Teknologi Bandung) dan
kemudian di terima di jurusan Fisika. Hampir putus asa karena tidak dapat membiayai
kuliahnya akhirnya Rizal Ramli kemudian pergi ke Kebayoran untuk bekerja di
percetakan. Selama enam bulan ia bekerja disana, mengirit pengeluaran untuk
mengumpulkan biaya kuliah dan tidak sempat mengikuti kuliah selama enam bulan.

Ketika uangnya sudah terkumpul, Rizal Ramli kemudian kembali ke Bandung dan
kemudian melunasi uang muka dan biaya kuliahnya di ITB, dan sisa tabungannya ia
pakai untuk biaya keperluan sehari-harinya. Enam bulan kemudian, uang simpanannya
habis. Rizal Ramli kemudian memutar otak untuk mencari biaya untuk makan dan
kuliahnya.

Menjadi Penerjemah
Karena pergaulannya yang sangat luas, Rizal Ramli banyak ditolong oleh teman-
temannya, namun ia kemudian akhirnya minder jika selalu minta pertolongan. Akhirnya
berbekal kemampuan bahasa inggrisnya yang bagus, ia kemudian mencoba menjadi
penerjemah artikel ilmiah untuk dosen dan mahasiswa. Ia dapat mencukupi kebutuhan
hidupnya dan kuliahnya dengan menjadi penerjemah di bantu oleh teman-temannya.

BACA JUGA :  Biografi Ibnu Taimiyyah - Sang Mujahid Besar


Selain menjadi penerjemah, Rizal Ramli juga menjadi pengajar untuk anak-anak
ekspatriat yang ada di Bandung sehingga uang kuliahnya dapat selalu tercukupi.
Selama kuliah di ITB, Rizal Ramli juga aktif dalam organisasi. Ia terpilih menjadi
Presiden SEF ITB, dan juga menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB dari tahun 1976
hingga 1977.

Memasuki tahun 1978, Rizal Ramli sebagai mahasiswa aktif mengkritisi


pemerintahan Soeharto. Bersama dengan teman-temannya, ia menjadi tim penulis
Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang isinya banyak mengkritik kebijakan otoriter
pemerintahan Soeharto dan juga Praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang
terjadi di dalam keluarga Soeharto.

Diterbitkannya buku tersebut, membuat Soeharto ketika itu sangat marah. Meskipun
buku tersebut dilarang beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB
yang disusun oleh Rizal Ramli dan kawan-kawannya bahkan terlah beredar di kampus-
kampus lain bahkan sempat dimuat di koran dan majalah yang pada akhirnya koran
dan majalah tersebut di beredel oleh pemerintahan Soeharto.

Rizal Ramli Masuk Penjara Sukamiskin


Buku tersebut juga diterjemahkan kedalam delapan bahasa asing oleh Prof. Ben
Anderson dari Amerika Serikat. Hal ini membuat Rizal Ramli ditangkap dan kemudian
dimasukkan di penjara Sukamiskin, tempat Soekarno dulu ditahan. Rizal Ramli
ditangkap bersama dengan teman-teman mahasiswanya yang lain.

Selama di penjara Sukamiskin, ia lebih banyak membaca buku-buku yang dikirimkan


oleh teman-teman kampusnya terutama buku-buku Ekonomi yang menjadikan ia lebih
menyukai ekonomi. Ia juga sering bermain catur bersama dengan tahanan lain.
Ditangkapnya Rizal Ramli membuat neneknya menjadi bersedih. Rizal Ramli kemudian
dibebaskan selama setahun dipenjara.

Berhenti Kuliah di ITB dan Melanjutkan Kuliah di Luar Negeri


Keluar dari penjara, Rizal Ramli tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian
mencoba untuk mencari beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Dengan berbekal
rekomendasi dari Rektor ITB dan juga dari Adnan Buyung Nasution ketika itu, ia
kemudian mencoba mendaftar beasiswa di Ford Foundation.

BACA JUGA :  Biografi Nikolaus August Otto - Penemu Mesin Motor

Setelah mendapatkan beasiswa, Rizal Ramli kemudian mencoba mendaftar di Boston


University dan diterima di jurusan Ekonomi namun menjadi mahasiswa percobaan
selama enam bulan disana di tahun 1980. Tanpa menikuti organisasi, ia mencoba fokus
di kuliah. Nilai-nilai kuliahnya sangat bagus mengalahkan teman-teman kampusnya
yang lain sehingga ia kemudian di terima secara penuh sebagai mahasiswa di Boston
University. Rizal Ramli menyelesaikan kuliahnya selama satu setengah tahun saja dari
yang biasanya yakni dua tahun.

Setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Ekonomi di Boston Univesity, Amerika Serikat,


Rizal Ramli kemudian kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai seorang redaktur di
Prima. Di tahun 1982, ia kemudian menikah dengan Herawati, pacarnya yang kuliah di
jurusan Arsitektur ITB yang memberinya tiga orang anak.
Setelah menikah, Rizal Ramli kemudian melanjutkan kuliahnya lagi di Amerika Serikat
setelah mendapat beasiswa dari kampusnya yang dulu di Boston University. Ia
kemudian memboyong anak dan istrinya ke Amerika. Untuk mencukupi biaya hidup
selama di Amerika, Rizal Ramli kemudian bekerja sebagai peneliti atau researcher di
Boston. Istrinya bekerja sebagai Arsitektur di Boston dan juga sempat melanjutkan
kuliahnya di Harvard School of Planning.

Rizal Ramli kemudian menyelesaikan kuliahnya di Amerika hingga memperoleh gelar


Doktor atau P.hD dari Boston University di tahun 1990. Ia kemudian kembali ke
Indonesia dan mendirikan sebuah organisasi Ekonom bernama ECONIT Advisory Group
bersama dengan Laksamana Sukardi, Arif Arryman, dan M.S. Zulkarnaen. Organisasi ini
aktif mengkritisi kebijakan pemerintahan orde baru ketika. Rizal Ramli juga mendirikan
Komite Bangkit Indonesia (KBI) dna menjabat sebagai ketuanya.

Menjadi Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) hingga Menteri Keuangan


Memasuki era Reformasi, ketika Presiden Abdurrahman Wahid berkuasa, Rizal Ramli
kemudian di tunjuk sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) pada tahun 2000.
Selama kepemimpinannya di Bulog, ia berhasil membawa perubahan dan keuntungan
perekonomian bagi Bulog hanya dalam tempo enam bulan saja.

Prestasinya yang bagus di Bulog, membuat presiden Gusdur ketika itu mengangkatnya
sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan
segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
Terobosan lainnya ketika ia menjadi menteri, ia berhasil menyelamatkan Perusahaan
Listrik Negara (PLN) yang ketika itu diambang kebangkturan dengan berhasil melalukan
revaluasi aset tanpa menyuntikkan modal sehingga modal PLN menjadi surplus 119,4
Triliun rupiah dari yang tadinya minus 9 triliun.

BACA JUGA :  Biografi Gioachino Antonio Rossini

Prestasinya membuat Presiden Gusdur mempercayainya sebagai Menteri Keuangan di


bulan Juni 2001 hingga agustus 2001. Di tahun 2011, Rizal Ramli menikah lagi dengan
wanita bernama Marijani yang merupakan keturunan Tionghoa tahun 2008 namun istri
keduanya meninggal dunia pada tahun 2001. Istri pertamanya Herawati Moelyono
meninggal dunia pada tahun 2006. Tidak lagi menjadi menteri, Rizal Ramli kemudian
ditunjuk menjadi komisaris utama di beberapa perusahaan- perusahaan BUMN milik
pemerintah seperti di PT. Semen Gresik.

Selama menjadi komasaris utama di PT. Semen Gresik, ia berhasil mengangkat


perusahaan plat merah tersebut menjadi salah satu perusahaan dari delapan
perusahaan milik negara yang paling menguntungkan dimana laba bersih yang diterima
PT. Semen Gresik meningkat hingga 1,8 triliun dari 1,3 triliun. Selain itu ia juga banyak
mengkritisi kebijakan pemerintah di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga
Presiden Joko Widodo.

Rizal Ramli Sebagai Menko Kemaritiman


Setelah ia kemudian ditunjuk menjadi komisaris utama di Bank BNI namun belum
cukup enam bulan di BNI, Rizal Ramli kemudian di tunjuk oleh presiden Jokowi sebagai
Menko Kemaritiman dibulan Agustus 2015, selama menjabat sebagai Menko
Kemaritiman, Rizal Ramli lebih banyak mengritik pedas kebijakan-kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintahan Jokowi sehingga menimbulkan kegaduhan dalam kabinet
kerja yang dibentuk oleh Joko Widodo. Rizal Ramli menjabat sebagai Menko
Kemaritiman hingga Juli 2016. Rizal Ramli merupakan satu-satunya ahli ekonomi dari
Indonesia yang dipercaya menjadi penasehat ekonomi PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa).

Biodata Rizal Ramli – Ahli Ekonomi Indonesia


 Nama Lengkap : Dr. Rizal Ramli 
 Tempat / Tanggal Lahir : Padang, Sumatera Barat, 10 Desember 1954
 Istri : 
o Herawati Moelyono (alm.)
o Marijani (Liu Siaw Fung) (alm.)
 Anak :
o Dhitta Puti Saraswati
o Dipo Satria
o Daisy Orlana Ramli
 Orang Tua : Ramli (Ayah), Rabiah (Ibu)
 Kampus : Boston University, Amerika Serikat
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ekonom, politisi
 Jabatan :
o Kepala Badan Urusan Logistik (2000–2001)
o Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia 2000–
2001
o Menteri Keuangan Indonesia (2001)
o Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia (2015-
2016)

Home » ekonomi indonesia , ekononomi di indonesia , tokoh ekonomi indonesia » Tokoh Ekonomi Indonesia yang Patut
Diteladani
Tokoh Ekonomi Indonesia yang Patut Diteladani
POSTED BY OBROLAN EKONOMI POSTED ON 2/04/2013 WITH NO COMMENTS

Tokoh Ekonomi Indonesia – Di artikel sebelumnya kami sudah memposting beberapa informasi
penting tentang ekonomi termasuk pengertian ilmu ekonomi, dan juga istilah-istilah ekonomi, serta
informasi mengenai fakultas ekonomi terbaik di Indonesia yang tentunya dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi anda yang sedang ingin berkuliah di sebuah Fakultas Ekonomi.

Namun pada artikel kali ini saya akan mengajak anda untuk mengenang sejarah, mengenang tokoh-
tokoh nasional di masa lalu khususnya dalam bidang ekonomi yang berjasa dan memiliki kenangan
tersendiri yang patut untuk kita teladani sebagai generasi penerus bangsa ini. Sampai-sampai tokoh
yang akan saya ceritakan di dalam artikel ini mendapat gelar sebagai tokoh ekonomi Indonesia.

Kita tahu bahwa seorang tokoh adalah seseorang yang berjasa besar terhadap kemajuan dan
perkembangan suatu bidang, dan salah satu bidang yang dimiliki dan dikuasi oleh dua tokoh yang
akan kami ceritakan di bawah ini adalah bidang perekonomian. Di bidang ekonomi pun Indonesia
memiliki beberapa tokoh yang berjasa dan berbicara mengenai tokoh ekonomi Indonesia maka
tidak akan tuntas dengan hanya satu artikel, karena begitu banyak tokoh ekonomi Indonesia yang
begitu berjasa membesarkan dan berperan besar dalam peningkatan ekonomi pembangunan di
Indonesia yang dampaknya masih terasa sampai saat ini. 

Namun karena keterbatasan kami, di artikel ini hanya kan membahas dua orang tokoh saja yang
dinilai berjasa besar terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia, mungkin dikesempatan
lain akan dibahas tokoh ekonomi Indonesia lainnya. 

Inilah Tokoh Ekonomi Indonesia yang Memikirkan


Kesejahteraan Khalayak Banyak
1. Dr. H. Muhammad Hatta

Beliau adalah salah satu tokoh ekonomi Indonesia yang berhasil sampai menjadi menjadi wakil
presiden Indonesia periode pertama di era orde lama menemani Bung Karno. M. Hatta yang lahir
pada tanggal 12 Agustus 1902 di kota Bukittinggi Sumatera Barat memiliki latar belakang pendidikan
ekonomi di Handel Middlebare School atau Sekolah Menengah Dagang di Batavia dan lulus pada
tahun 1921. Selepas lulus di sekolah Handel Middlebare School, Hatta melanjutkan sekolah ke
Sekolah Tinggi Ekonomi di Nederland Handelshogeschool, di kota Rotterdam, Belanda. 

Sebagai seorang tokoh ekonomi Indonesia, Bung Hatta di kenal dengan pemikirannya yakni
Hattanomics yang memiliki pilar utama berupa penguasaan aset oleh negara, kontrol terhadap
swasta, dan tumbuhnya perekonomian rakyat yang mandiri. Kekuasaan aset oleh negara bukan
berarti berhaluan sosialis namun tak lebih dari kontrol pemerintah dalam rangka melayani hajat
hidup orang banyak dengan maksimal, meskipun kemungkinan besar masalah ekonomi tetap akan
timbul. Kontrol terhadap swasta dalam artian membatasi dan mengontrol swasta agar tidak
merugikan masyarakat banyak dan tetep mengutamakan keuntungan bersama,dan tumbuhnya
perekonomian rakyat yang mandiri adalah impian Hatta agar masyarakat sejahtera.

Inilah Tokoh Ekonomi Indonesia yang Menekankan Pada


Pentingnya Sumber Daya Manusia
2. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Beliau adalah salah satu tokoh ekonomi indonesia yang lahir di kota Kebumen, Jawa Tengah, pada
tanggal 29 Mei 1917. Sebagaiseorang tokoh ekonomi beliau telah di percaya memangku jabatan
sentral dan penting perekonomian nasional seperti Menteri Perdagangan dan Perindustrian Kabinet
Natsir (1950-1951), Menteri Keuangan Kabinet Wilopo (1952-1953), Menteri Keuangan Kabinet
Burhanuddin Harahap (1955-1956), Menteri Perdagangan Kabinet Pembangunan I (1968-1973),
dan Menteri Riset Kabinet Pembangunan II (1973-1978). Pemikiran beliau adalah pentingnya
menciptakan SDM pilihan sebagai pilar perkonomian bangsa, untuk itulah beliau mendirikan
Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia.

Lalu beliau juga menjadi salah satu pendiri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia di tahun 1955.
Penghargaan internasional pun pernah di dapatkan dengan di angkatnya beliau menjadi salah satu
dari lima ahli dunia/group of five top experts oleh PBB. 

Itulah dua diantara banyak tokoh ekonomi Indonesia, masih ada tokoh-tokoh lain seperti Widjojo
Nitisastro, Dr Sjahrir, Prof Dr Mubyarto, Prof. Dr. Boediono M.Ec dan masih banyak yang lainnya.
Kesemuanya memiliki andil yang besar terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai