Politik Nasional
Ali Noer Zaman
alinoerzaman@umj.ac.id
di
tentang. Sekali lagi saya tanya, menjadi bagian kekuatan lama yang
Solo itu masuk wilayah mana? Siapa gagal melakukan perubahan di
yang mau membangun?”1 Sebagai Jakarta. Tentu, pencalonan Jokowi
responnya, maka pada tanggal 27 sebagai calon gubernur DKI tahun
Juni 2011, Jokowi beralasan bahwa 2012 tidaklah berjalan mulus.
di Solo telah terdapat banyak mal, Elite PDI-P, seperti Ketua Umum
sehingga jumlahnya perlu dibatasi Megawati Sukarno Putri, Pramono
agar tidak menggeser keberadaa Anung, dan Tjahjo Kumolo, pada
an pasar tradisional. Saat disebut awalnya enggan untuk memberi
bodoh oleh gubernur Bibit Waluyo, dukungan pada mantan walikota
Jokowi, dengan menggunakan gaya Solo ini, karena ia lebih condong
komunikasi Jawa yang merendahkan pada gubernur petahana, Fauzi
diri, hanya menerima saja dan tidak Bowo. Bahkan, adik Prabowo, Hashim
berusaha meresponnya. “Iya, saya Joyohadikusumo, menyatakan bahwa
memang masih bodoh. Masih harus yang memboyong Jokowi ke Jakarta
banyak belajar ke banyak orang. adalah Prabowo Subianto. Alasannya,
Dibilang begitu ya enggak apa-apa,”2 Jokowi tidak memiliki dana untuk
Saat akan berlangsung pemilihan membiayai kampanye Pilgub DKI.
gubernur DKI Jakarta tahun 2012, Maka, dalam kerangka meyakinkan
Jokowi dihadirkan sebagai salah satu para elite PDI-P, Hashim mengklaim
kandidat. Keberhasilannya mengelola bahwa dirinyalah yang membiayai
kota Solo dan pendekatannya yang kampanye tersebut.3 Jokowi pun
dianggap lebih humanis, telah mengakui peran Prabowo dalam
mampu menarik simpati partai politik menjadikan dirinya sebagai gubernur
dan tokoh politik nasional. Dalam DKI Jakarta.4
pandangan publik saat itu, Jakarta Dalam pemilu DKI 2012, Jokowi
membutuhkan tokoh reformis yang maju sebagai calon gubernur ber
betul-betul mampu memberikan pasangan dengan Basuki Tjahaya
terobosan terhadap problem Jakarta Perunama (Ahok) yang didukung oleh
yang telah akut seperti kemacetan, Partai Indonesia Perjuangan (PDI-P)
banjir, perumahan kumuh, dan
3 Hashim Sebut Megawati Sempat Ogah
birokrasi yang rumit-bukan pelayanan Sama Jokowi buat Pilgub DKI, https://www.
satu pintu. Gubernur inkumben cnnindonesia.com/nasional/20190122080050-
32-362692/hashim-sebut-megawati-sempat-
saat itu, Fauzi Bowo, dinilai telah ogah-sama-jokowi-buat-pilgub-dki, diakses 13
Agustus 2019.
4 “Jokowi Akui Prabowo Berperan Menjadikannya
1 https://tirto.id/sejarah-polemik-jokowi-vs-bibit- Gubernur DKI, tetapi...”, https://megapolitan.
waluyo-yang-diklaim-dukung-prabowo-dgoX. kompas.com/read/2014/03/27/1918260/
Diakses 7 Agustus 2019. Jokowi.Akui.Prabowo.Berperan.Menjadikannya.
2 Ibid. Gubernur.DKI.tetapi..
dan Gerindra. Di putaran pertama, men tara yang kedua 45,6 persen,
pasangan tersebut berhadapan dan mereka yang belum menentukan
dengan kandidat lain seperti Fauzi pilihan sebanyak 9.7 persen, tetapi
Bowo-Nachrowi Ramli (didukung keduanya memprediksi kemenangan
oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Foke-Nara. Sementara oleh Jak TV
Nasional, Partai Hanura, Partai (Jakarta Televisi) menunjukkan bahwa
Kebangkitan Bangsa, Partai Bulan pasangan Foke-Nara akan menang
Bintang, Partai Kebangkitan Nasional dengan 53,78 persen, sementara
Ulama, dan Partai Matahari Bangsa), Jokowi-Ahok hanya memperoleh
Hidayat Nur Wahid dan Didik J. 29,61 persen. Dalam putaran kedua
Rachbini (Partai Keadilan Sejahtera), Pemilu Gubernur DKI 2012, Jokowi-
Alex Nurdin dan Nono Sampono Ahok mendapatkan 2.472.130
(Golongan Karya dan Non Partai), (53,82%) dan berhasil mengalahkan
Hendarji Supandji dan Ahmad Riza pasangan Bowo-Nachrowi Ramli
Patria (Independen dan Gerindra), yang memperoleh suara 2.120.815
Faisal Batubara dan Biem Triani (46,18%).
Benjamin (Non–Partai). Dukungan partai politik yang lebih
Pada awalnya, pasangan Jokowi_ banyak kepada pasangan Foke-Nara
Ahok dianggap sebagai pasangan ternyata tidak mampu memberikan
yang tak diprediksi menang (under kemenangan. Hal ini menunjukkan
dog), karena keduanya merupakan bahwa mesin partai politik tidak
pendatang baru, dan berasal dari bergerak untuk memenangkan pa
daerah. Lingkaran Survei Indonesia sangannya, atau mungkin saja ter
menyatakan bahwa apakah pemilu jadi perbedaan pilihan politik antara
gubernur dilakukan satu atau dua kali elite partai dengan massa pen
putaran, yang akan menang adalah dukungnya. Ada beberapa hal yang
pasangan Foke-Nara di atas 50 bisa menjelaskan kemenangan pa
persen. Hal ini dikarenakan, hingga sangan Jokowi-Ahok. Dari segi
14 hari menjelang pencoblosan pada komunikasi politik, pasangan Foke-
pasangan Foke-Nara didukung 43,7 Nara, yang masing-masing memiliki
persen, diikuti pasangan Jokowi-Ahok latar belakang sebagai birokrat
yang hanya 14,4 persen. Sedangkan sipil dan militer, terbiasa dengan
Lembaga Survei Indonesia dan Tempo komunikasi satu arah (topdown
menyatakan bahwa pertarungan communication). Di sisi lain, Ahok dan
akan berlangsung ketat antara pa Jokowi cenderung berkomunikasi
sangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok, secara inteaktif, dengan lebih
karena yang pertama diprediksi banyak mendengar masukan dari
mem peroleh 44,7persen suara, se audiens. Pesan komunikasi Jokowi
juga sederhana dan mudah dicerna Baines et.al (2002) and Nursal (2004
masyarakat. Jika dikaitkan dengan menjelaskan tiga pendekatan untuk
usia konstituten, masing-masing gaya mendapatkan dukungan politik.
komunikasi tersebut sesuai dengan Pertama Push Marketing, kandidat atau
kategori umur konstituten, yang bisa partai politik mendapatkan dukungan
dibagi ke dalam empat kategori. dari stimulus yang diberikan secara
langsung kepada pemilih. Dalam hal
1. Usia 55-75 tahun, usia bagi
ini Jokowi-Ahok berani berkampanye
kelompok kerja konservatif dan
dengan langsung terjun ke tengah-
loyal pada organisasi, yang
tengah masyarakat. Jokowi-Ahok
jumlahnya sekitar 1.044.352
mendapatkan dukungan dari sekitar
suara (15%).
6500 relawan dengan 89 kantor di
2. USia 40-54 tahun, mewakili Jakarta. Antara bulan Agustus hingga
kelompok kerja eksistensial yang September 2012, 1.1 juta rumah
berjumlah 1.879.833 (27%) dan 580,000 warga terkontak oleh
3. Usia 30-39 termasik dalam telepon dan ICT, guna mendukung
kelompok kerja Pragmatis yang Jokowi-Ahok. Partai PDIP dan
berjumlah 1.183.599 suara (17%) Gerindra juga berhasil membuat
4. Generasi X, yang berjumlah kampanye mereka dipadati massa.
2.854.564 (41persen). Di bulan terakhir kampanye, mereka
berhasil mengumpulkan sekitar 400
Maka didasarkan pada karakter ribu orang. Kedua, Pass Marketing, di
masing-masing kelompok usia mana memasarkan produk-produk
tersebut, usia 55-75 tahun dan 40- melalui orang atau kelompok orang
54 memiliki kemungkinan yang lebih yang berpengaruh. Dalam hal ini,
besar untuk memilih pasangan Foke- pasangan Jokowi-Ahok didukung
Nara, yang memiliki gaya komunikasi oleh kalangan akademisi, artis, dan
paternalistic dan birokratis, sementara sejumlah tokoh public, termasuk
Jokowi-Ahok diprediksi mendapat keluarga presiden pertama dan
banyak dukungan dari usia 30-39 kedua, serta jaringan media massa
tahun dan generasi X dengan gaya dan raksasa televisi, dan tentu saja
komunikasi yang lebih egaliter.5 swing voter dari partai lain yang
Sementara itu, Dharma Tintri pindah pilihan pada pemilu tahap
Ediraras dkk, dengan mendasarkan kedua. Ketiga, Pull Marketing,
diri pada teori marketing politik memasarkan politik melalui media
5 Eko Harry Susanto, “Jokowi’s Political Communi
massa yang memfokuskan pada
cation in Jakarta Governor Election to Win Age- citra atau citra dari produk politik.
Based Voters,” Mediterranean Journal of Social
Sciences · January 2017, hlm. 317.
Salah satu tokoh Hizbut Tahrir karena itu, memberi harapan banyak
Indonesia, Felix Siauw, menyatakan pada mereka yang memimpin
bahwa pemerintahan Jokowi dinilai seorang pemimpin politik yang lebih
anti Islam karena beberapa hal berpihak kepada rakyat. Apalagi, gaya
seperti pembiaran Jokowi terhadap penampilan Jokowi yang sederhana
kepolisian yang menuding makar seperti ditunjukan dengan gaya
kepada Aksi Bela Islam yang ingin pakaian dan kebiasaannya untuk
mempersoalkan Gubernur DKI, blusukan menemui langsung rakyat
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok telah memberi warna tersendiri
karena dianggap telah menistakan dalam langkah politik Jokowi.
agama, dan kebijakan pemerintah Namun, Jokowi bukan tanpa kendala.
yang mengkriminalisasi ulama (misal Dengan kehadirannya sebagai
nya pelarangan pulang Habib Rizieq pemimpin nasional baru di tengah
Shihab), dan perlakuan Jokowi yang rimba Jakarta, tak banyak hal yang
mengistimewakan pada pelaku bisa ia lakukan jika ia tak mampu
pembakaran masjid dengan meng berkompromi dengan kekuatan
undangnya ke istana, pem bubaran ekonomi dan politik yang telah mapan
masjid tanpa alasan yang jelas. sebelumnya. Dari sinilah kredibilitas
“Nah jangan-jangan wajar ketika Jokowi sebagai pemimpin politik
orang merasa bahwa ini adalah mulai diragukan. Apalagi, kekuatan-
penguasa yang anti-Islam,” ujar Felix kekuatan politik yang mendukungnya
dalam video yang diunggah di akun sebagian besar terdiri dari para
Facebook, Senin, 9 Mei 2017.28 relawan dan kelompok lembaga
social masyarakat yang secara politik
KESIMPULAN praktis tidak memiliki kekuatan di
Dengan memperhatikan uraian diatas, parlemen. Kekuatan mereka adalah
bisa disimpulkan bahwa Kemunculan kekuatan moral. Di sisi lain, keraguan
Jokowi di tingkat nasional merupakan pada Jokowi juga berasal dari latar
sebuah fenomena yang tak biasanya. belakang social dan politiknya, di
Hal tersebut mengingat latar mana Jokowi dianggap dianggap
belakang Jokowi yang tiadk berasal sebagai masyarakat kelas bawah
dari elite politik, social dan militer yang abangan, dan didukung oleh
Indonesia. Kehadiran Jokowi, oleh partai PDIP yang juga dikenal sebagai
politiknya kelompok abangan dan
28 Ustaz Felix Siauw Ungkap Indikasi Pemerintahan Kristen.
Jokowi Anti-Islam, https://nasional.sindonews.
c o m / rea d / 1 2 0 3 6 6 2 / 1 2 / u s t a z - f e l i x- s i a u w -
ungkap-indikasi-pemerintahan-jokowi-anti-
islam-1494296485. Diakses 21 September 2019.