Anda di halaman 1dari 25

Analisis Keputusan Berdasarkan Data pada

Laporan Keuangan dan Analisis Cross-Sectional

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Akuntansi Manajerial yang diampu oleh Sahmin Noholo,SE,MM S.pd

OLEH
KELOMPOK 6

Mutiya Harun (921419046)


Sri Putri Ali (921419047)
Meylisa Pratiwi Soeratinoyo (921419049)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perhitunga Rasio
Likuiditas ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sahmin Noholo,SE,MM,S.pd selaku
Dosen pengajar Analisis Laporan Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, September 2021


Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Keputusan Berdasarkan Data Pada Laporan Keuangan
2.2 Analisis Cross-Sectional
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahirnya suatu keputusan tidak serta merta berlangsung secara sederhana begitu, sebab
sebuah keputusan itu selalu saja lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu,
tenaga dan pikiran hingga akhirnya terjadinya suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan
tersebut. Dalam usaha menciptakan suatu perencanaan yang baik maka artinya manajer
keuangan berusaha menempatkan kajian dari sudut efisiensi dan efektivitas. Setiap
manajer keuangan berusaha menciptakan tingkat pertumbuhan yang eksplisit, terutama
secara jangka panjang.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan konsep keputusan
2) Apa saja keputusan dalam perencanaan keuangan
3) Apa saja keputusan pada piutang dan Bad Debt
4) Bagaimana cara pengerjaan untuk analisis keputusan berdasarkan data pada
laporan keuangan
5) Apa metode Cross-Sectional dan Time-series
6) Apa definisi Analisis Cross-Sectional
7) Apa saja permasalahan yang timbul dalam Analisis secara Cross-Sectional
1.3 Tujuan
1) Menjelaskan konsep keputusan
2) Menjelaskan keputusan dalam perencanaan keuangan
3) Menjelaskan keputusan pada piutang dan Bad Debt
4) Memberikan contoh soal pengerjaan untuk analisis keputusan berdasarkan data
pada laporan keuangan
5) Menjelaskan metode Cross-Sectional dan Time-series
6) Menjelaskan definisi Analisis Cross-Sectional
7) Menjelaskan permasalahan yang timbul dalam Analisis secara Cross-Sectional

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS KEPUTUSAN BERDASARKAN DATA PADA LAPORAN KEUANGAN
1. Konsep Keputusan
Saat pengambilan keputusan adalah saat dimana kita sepenuhnya memilih kendali dalam
bertindak sedangkan saat kejadian tak pasti adalah saat dimana sesuatu diluar diri kitalah
yang menentukkan apa yang akan terjadi artinya kendali diluar kemampuan kita. Selanjutnya
yang dianggap penting adalah pertanggung jawaban dari keputusan itu sendiri kepada pihak
yang berkepentingan.
2. Keputusan Dalam Perencanaan Keuangan
Dalam merenanakan keuangan secara umum ada 3(tiga) bentuk kategori waktu perencanaan
keuangan, yaitu :
a. Perencanaan keuangan jangka pendek
b. Perencanaan keuangan jangka menengah
c. Perencanaan keuangan jangka panjang

Dalam usaha menciptakaan suatu perencanaan yang baik maka artinya manajer keuangan
berusaha menempatkan kajian dari sudut efisiensi dan efektivitas. Dengan menjadikan kedua
kajian ini sebagai base thingking diharapkan manajer keuangan mampu menciptakan suatu
rencana yang eksplisit.
Menurut Stephen A. Ross, Dkk, “untuk mengembangkan suatu rencana keuangan yang
eksplisit, manajer harus menentukkan beberapa unsur-unsur dasar dari kebijakan keuangan
perusahaan :
1. Perusahaan membutuhkan investasi pada asset-aset baru
2. Tingkat pengungkitan keuangan yang dipilih untuk dipergunakan di perusahaan
3. Jumlah kkas yang dirasakan perusahaan perlu dan layak untuk dibayarkan kepada para
pemegang saham
4. Jumlah likuiditas dan modal kerja yang dibutuhkan perusahaan dalam operasi sehari-
hari.

Inveestasi pada sejumlah asset dengan nilai yang besar menyebabkan perusahaan
memikirkan kapan terjadinya Breakevent Point(titik peluang pokok) akan tercapai. Dan
bahkan jika Breakevent point (BEP) tidak tercapai sesuai dengan standar waktu yang
direncanakan maka artinya perencanaan perusahaan tidak berkualitas.
Menurut Stephen A.Ross, dkk. Bahwa “masing-masing model dapat memiliki
kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsure-unsur yang
akan kita bahas dibawah ini.
 Ramalan Penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan
penjualan yang diberikan secara eksternal.
 Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas.
 Persyaratan Aset. Suatu rencana keuangan akan menguraikan proyeksi belanja modal.
 Persyaratan keuangan. Suatu rencana keuangan akan memuat suatu bagian tentang
ketentuan pendanaan yang dibutuhkan.
 Penyeimbang(Plug). Setelah perusahaan memiliki ramalan penjualan dan estimasi
mengenai belanja asset yang dibutuhkan, seringkali akan dibutuhkan sejumlah pendanaan
baru
 Asumsi-Asumsi Perekonomian. Rencana tersebut akan harus menyatakan secara
eksplisit lingkungan perekonomian dimana perusahaan berharap akan berada sepanjang
umur rencana.
3. Keputusan Pada Piutang Dan Bad Debt
Penjualan produk secara kredit atau piutang dagang dilakukan dengan maksud untuk
menggenjot penjualan agar tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Namun persoalan
sering terjadi pada saat angka penjualan kredit diperbesar menjadi seiring dengan
meningkatnya piutang ragu-ragu(badt debt), dan semakin besar piutang ragu-ragu maka
semakin besar permasalahan yang harus di tanggung olrh perusahaan dikemudian hari, dan
ini lebih jauh berakibat pada mengecilnya perolehan keuntungan yang akan diterima.
Terdapat dua hal yang sering di khawatirkan berkenaan dengan piutang, yaitu:
1) Peningkatan piutang yang pesat, lebih pesat dari peningkatan penjualan
2) Cadangan piutang tak tertagih yang relative tidak berubah.

Suatu piutang yang bersifat Bad Debt timbul disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain :
a. Perusahaan ingin mengejar target penjualan, sehingga angka penjualan dinaikkan.
b. Perusahaan dalam memperbesar penjualan dengan menaikkan penjualan produk boleh
dibeli secara tunai dan non tunai.
c. Penjualan produk yang bersifat non tunai dilakukan secara tidak hati-hati.
d. Perusahaan memiliki tagihan atau kewajiban dalam bentuk kredit kepada suatu
perbankan.

Untuk menciptakan suatu tata kelola manajemen keuanganyang baik, maka manajer
keuangan berkewajiban untuk membuat catatan yang lebih realistis tentang pengkategorian
piutang. Pengelompokkan ini tentu saja dengan pertimbangan bagian mana dari piutang
tersebut yang segera dapat dikonversikan menjadi uang. Dengan pengelompokkan demikian,
sebenarnya pembaca laporan keuangan telah dibantu untuk memilah berkenaan dengan
kualitas piutang.
Oleh karena itu, ada beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan untuk
memperkecil risiko timbulnya bad debt,yaitu :
1) Menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam kondisi fluktuatif atau
akan berada dalam kondisi menuju krisis moneter
2) Membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki reputasi buruk dalam
dunia bisnis
3) Menghindari produksi dan penerimaan order pada saat pasar tidak menentu
4) Melakukan dan menerapkan tindakan prudiental principle (prinsip kehati-hatian) pada
saat tingkat persaingan bisnis semakin tinggi, dan inovasi produk perusahaan berlangsung
secara lambat
5) Ada ukuran presentase yang tidak layak diterapkan untuk besaran piutang, misalnya 30-
40% dari total penjualan, atau pada kondisi ekonomi sangat stabil perusahaan boleh
memperbesar hingga 45%.

Maka secara sederhana dapat di jelaskan sebagai berikut. Bahwa Bad Debt sering disebut
juga dengan kredit macet atau piutang ragu-ragu. Kondisi dan kasus Bad Debt terjadi pada
saat angka penjualan kredit perusahaan di perbesar. Tujuan di perbesarkannya angka
penjualan kredit juga untuk meningkatkan perolehan keuntungan penjualan.
4. Contoh Soal Keputusan Keuangan Pendekatan Penjualan Aset Perusahaan,
Penambahan Hutang Atau Penjualan Right Issue

PT Pasifik utama berkeinginan untuk mengembangkan dan menciptakan produk baru(inovaction


produk). Dimana kebutuhan dana sebesar Rp. 30 juta. Maka yang menjadi permasalah dan yang
harus dianalisis oleh manajer keuangan bahwa ada tiga sumber dana yang bisa dipakai, yaitu :

 Dari penjualan asset


 Penambahan hutang, dan
 Penambahan saham dalam bentuk right issue.

Ketiga bentuk sumber dana tersebut menjadi kajian serius untuk dilihat dampak
positif dan negatifnya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada neraca ringkas
dibawah ini.

PT Utama Bestari Perkasa


Balance Sheet
31 Desember 2018

Assets Liabilitas and Shareholders Equity


Current Assets Currect Liabilitis
Cash……………………….Rp. 14.600.000,- Payable…………………….Rp. 22.700.000,-
Receivable…………………Rp. 15.400.000,- Other current liabilities……Rp. 15.300.000,-
Inventories…………………Rp. 12.300.000,- Total currents liabilities…...Rp. 38.000.000,-
Other current assets………..Rp. 8.200.000,- Noncurrent Liabilities
Total current Assets………..Rp. 50.500.000,- Bonds……………………...Rp. 42.600.000,-
Noncurrent Assets Other noncurrent liabilities..Rp. 22.400.000,-
Land………………………..Rp. 59.500.000,- Total Noncurrent Liabilities.Rp. 65.000.000,-
Build……………………….Rp. 42.340.000,- Shareholders Equity
Mechine……………………Rp. 24.150.000,- Common stock……………..Rp. 62.700.000,-
Other noncurrent assets……Rp. 14.010.000,- Retained earnings…………..Rp 24.800.000,-
Total Noncurrent Assets…..Rp.140.000.000,- Total Shareholders Equity….Rp. 87.500.000,-
Total Assets……………….Rp. 190.500.000,- Total Liabilities and Stockholders Equity
……………………………...Rp. 190.500.000,-

Berdasarkan data diatas lakukan kajian analisis tentang kondisi jika,


a. Perusahaan melakukan penarikan dana Rp. 30.000.000,- dengan cara penjualan asset
yaitu bersumber dari aktiva lancar(current asset)
b. Perusahaan melakukan kebijakan menerbitkan dan menjual right issue dengan nilai
nimonal total sebesar Rp. 30.000.000,-
Jawaban
Berdasarkan pada neraca (balance sheet)diatas maka seandainya perusahaan melakukan
penarikan dana Rp. 30.000.000,- dengan cara penjualan asset yaitu bersumber dari aktiva
lancar(current asset)maka artinya,
= Rp.50.500.000,-- Rp.30.000.000,-
= Rp. 20.500.000,-
Dengan kata lain total current assets menjadi Rp.20.500.000,- dan lebih jauh akan terlihat total
assets akan ikut terjadi penurunan, sehingga menjadi Rp. 160.500.000,-
Namun begitu pula sebaiknya jika perusahaan melakukan penarikan dana sebesar
Rp.30.000.000,- yang bersumber dari hutang(current liabilities)maka artinya akan current
liabilities akan terjadi penambahan yaitu sebagaimana ditampilkan dalam hitungan di bawah ini,
= Rp.38.000.000,- + Rp.30.000.000,-
= Rp.68.000.000,-
Dengan kata lain current liabilities akan menjadi Rp.68.000.000,- sehingga lebih jauh total
liabilities akan menjadi Rp.133.000.000,-. Dan jika perusahaan melakukan kebijakan
menerbitkan dan menjual right issue dengan nilai nominal total sebesar Rp.30.000.000,- maka
common stock akan mengalami pertambahan sebagai berikut,
= Rp.62.700.000,- + Rp.30.000.000,-
= Rp.92.700.000,-
Dari ketiga komposisi ini selanjutnya akan dilakukan analisis mana yang paling tepat untuk
diterapkan. Dan alasan ketetapan penerapan tersebut akan dikondisikan dengan situasi pasar
seperti micro and macro economy,serta berbagai bentuk reaksi psikologis pasar kedepannya yang
mampu mempengaruhi penjualan di masa yang akan dating.

5. Contoh Soal Keputusan Keuangan Pendekatan ROE (Return on Equity) pertama


Bahwa di bulan januari 2019 pihak manajer keuangan PT Papan Utama perkasa sedang
melakukan kajian dan analisis pada return on equity(ROE) perusahaan. Data informasi
menyebutkan bahwa penjualan di perkirakan (diestimasikan) akan mengalami peningkatan
sebanyak Rp. 9.750.000.000,-. Dimana asumsinya adalah perusahaan akan membuka pabrik baru
di Riau dan Lampung. Adapun data informasi lainnya yaitu,
a. Posisi rasio hutang adalah 38%.
b. Nilai fixed asset sebesar Rp.4.100.000.000,-
c. Komposisi Earing Before Interest and Tax (EBIT) adalah 8,5%
d. Komposisi interest cost(biaya bunga) adalah 9,2%
e. Komposisi tax adalah 15%

Ada tiga kondisi dan situasi ekonomi yang harus dianalisis, yaitu :
a. Kondisi ekonomi menurun dengan estimasi(perkiraan) current asset adalah 42% dari
penjualan
b. Kondisi ekonomi stabil dengan estimasi(perkiraan) current asset adalah 35%
c. Kondisi ekonomi berkembang dengan estimasi(perkiraan) current asset adalah 32% dari
penjualan

Berdasarkan data tersebut maka hitunglah berapa nilai ROE yang dianggap layak(feasible)untuk
diterima.

Jawaban
Maka berdasarkan data diatas kita dapat menghitungnya sebagai berikut.
Uraian Kondisi Ekonomi (dalam rupiah)
Menurun (42%) Stabil (35%) Berkembang(32%)
Fixed asset 4.100.000.000,- 4.100.000.000,- 4.100.000.000,-
Current asset 4.195.000.000,- 3.412.500.000,- 3.120.000.000,-
Total asset 8.195.000.000,- 7.512.500.000,- 4.220.000.000,-
Rasio utang 3.114.100.000,- 2.854.750.000,- 1.603.600.000,-
(38%)
Shareholders 5.080.900.000,- 4.657.750.000,- 2.616.400.000,-
equity
EBIT(8,5%) 828.750.000,- 828.750.000,- 828.750.000,-
Interest cost 286.497.200,- 262.637.000,- 147.531.200,-
(9,2%)
EBT 542.252.800,- 566.113.000,- 681.218.800,-
Tax(15%) 81.337.920,- 84.916.950,- 102.182.820,-
EAT 460.914.880,- 481.196.050,- 579.035.980,-

Berdasarkan dari perhitungan diatas maka selanjutnya dapat dihitung Return on Equity(ROE)
untuk kegita ketiga kondisi ekonomi tersebut, yaitu :
Earning After Tax (EAT)
ROE =
Shareholders Equity

Maka :
a. ROE kondisi ekonomi menurun

460.914.880,-
ROE =
5.080.900.000,-
ROE = 0,090715 atau 9,0715%
b. ROE kondisi ekonomi stabil

481.196.050,-
ROE =
4.657.750.000,-
ROE = 0,010331 atau 10,331%

c. ROE kondisi ekonomi berkembang

579.035.980,-
ROE =
2.616.400.000,-
ROE = 0,221310 atau 22,1310%
Rekomendasi Keputusan
Berdasarkan hasil hitungan diatas maka yang dipilih adalah kondisi ekonomi stabil dimana
ROE yang diperoleh adalah 10,331% atau yang paling tinggi diantara yang lain, dan otomatis
kemampuan memberikan return juga yang tertinggi.
Penjelasan cara menghitung
 Current asset dihitung dengan cara penjualan yang diestimasikan dekali dengan
presentase setiap kondisi ekonomi. Contoh Rp.9.750.000.000,-. x 42%(kondisi
ekonomi menurun)= Rp. 4.195.000.000,-
 Total aktiva diperoleh dari aktiva tetap ditambah dengan aktiva lancar. Contoh Rp
4.100.000.000,- + Rp 4.195.000.000,- = Rp 8.195.000.000,-
 Rasio utang dihitung dengan total aktiva dikali dengan presentase rasio hutang.
Contoh Rp.8.195.000.000,- x 38% = Rp.3.114.100.000,-.
 Shareholders equity dihitung dengan cara total asset dikurangi rasio hutang. Contoh
Rp.8.195.000.000 – Rp.3.114.100.000 =Rp 5.080.900.000,-
 EBIT dihitung dengan cara penjualan yang diestimasikan dikali dengan komposisi
ebit. Contoh Rp.9.750.000.000 x 8,5% = Rp.828.750.000,-
 Biaya bunga (inters cost) dihitung dengan cara jumlah hasil rasio hutang dikali
komposisi interscost. Contoh Rp.3.114.100.000 x 9,2% = Rp.286.497.200,-
 EBT dihitung dengan cara Ebit dikurangi interst cost. Contoh Rp.828.750.000 –
Rp.286.497.200 = Rp.542.252.800,-
 Tax dihitung dengan cara Ebt dikali presentase pajak
 Eat dihitung dengan cara Ebt dikurangi Tax. Contoh Rp.542.252.800 – 81.337.920 =
Rp.460.914.880

6. Contoh soal kedua untuk keputusan keuangan pendekatan ROE (Return On Equity)

Pada awal bulan maret 2018 manajer keuangan PT Ratu alam tasktile sedang melakukan
kajian untuk melihat return on equity(ROE) perusahaan. Informasi dari manajer pemasaran
menyebutkan bahwa penjualan diestimasikan akan terjadi penaikan sebesar RP.8 miliyar.
Dengan asumsi perusahaan akan melakukan ekspanasi pembukaan kantor pemasaran ke
Sumatera dan Sulawesi serta ke Negara Malaysia. Adapun beberapa informasi lainnya
adalah,
a. Posisi rasio hutang adalah 46%
b. Nilai aktiva tetap sebesar Rp.3,5 miliyar
c. Komposisi earming before interst and Tax(Ebit) adalah 9,5%
d. Komposisi interst cost(biaya bunga)adalah 10%
e. Komposisi tax adalah 35%

Ada tiga kondisi dan situasi ekonomi yang harus di analisis, yaitu :
a. Kondisi ekonomi penurunan dengan estamasi(perkiraan)current asset adalah 53% dari
penjualan
b. Kondisi ekonomi stabil dengan estimasi (perkiraan)current asset 48% dari penjualan
c. Kondisi ekonomi berkembang dengan estimasi(perkiraan) current asset adalah 30% dari
penjualan

Manajer keuangan meminta kepada anda untuk menghitung berapakah ROE yang paling
layak untuk diterima .
Jawaban :
Maka berdasarkan data diatas kita dapat menghitungnya sebagaai berikut :

kondisi Ekonomi (dalam rupiah)


uraian Menurun berkembang
(42%) stabil (35%) (32%)
4.100.000.00
Fixed Asset 4.100.000.000 0 4.100.000.000
3.412.500.00
Current Asset 4.195.000.000 0 3.120.000.000
7.512.500.00
Total Asset 8.195.000.000 0 4.220.000.000
2.854.750.00
rasio utang (38%) 3.114.100.000 0 1.603.600.000
4.657.750.00
shareholders' equity 5.080.900.000 0 2.616.400.000
EBIT (8,5%) 828.750.000 828.750.000 828.750.000
interest cost (9,2%) 286.497.200 262.637.000 147.531.200
EBT 542.252.800 566.113.000 681.218.800
Tax (15%) 81.337.920 84.916.950 102.182.820
EAT 460.914.880 481.196.050 579.035.980

Maka berdasarkan hasil hitungan diatas kita dapat menghitung Return on Equity dari ketiga kondisi
ekonomi tersebut dengan mempergunakan formula sebagai berikut.
Earning After Tax (EAT)
ROE =
Shareholders Equity
Maka :
a. ROE kondisi ekonomi menurun
262.574.000,-
ROE =
4.179.600.000,-
ROE = 0,0628 atau 6,28%
b. ROE kondisi ekonomi stabil
274.534.000,-
ROE =
3.963.600.000,-
ROE = 0,0692 atau 6,92%
c. ROE kondisi ekonomi berkembang
317.590.000,-
ROE =
3.186.000.000,-
ROE = 0,0997 atau 9,97%

7. Contoh Soal Perhitungan Perputaran Aktiva Perusahaan, Tingkat Keuntungan


Berdasarkan Jumlah Aktiva Yang Dimiliki.
pada bulan februari 2019 manajer keuangan PT Sepatu Alam Jaya sedang melakukan kajian
dengan seluruh staf bagian keuangan, dimana hasil kajian memperlihatkan penjualan sebesar Rp
2.430.000.000 dengan penghasilan laba operasi dari penjualan sebesar 12,5%. Dalam rangka
meraih dan memperoleh penjualan tersebut, pihak manajemen perusahaan memperhatikan
Assets Liabilities
Current assets Current liabilities
Cash..................................Rp 128.000.000 Payable..............................Rp 196.000.000

Commersial paper..........Rp 188.000.000 Accrued expense.....................Rp 160.000.000

Receivable.......................Rp 204.000.000 Other current liabilities.............Rp 184.000.000

Total current assets.........Rp 520.000.000 Total current liabilities...........Rp 340.000.000

Non-current assets Non- current liabilities


Land.................................Rp 500.000.000 Long term lease obligation.......Rp 230.000.000
Build................................Rp 600.000.000 Other non-current liabilities......Rp 330.000.000
Machine..........................Rp 150.000.000 Total non-current liabilities...Rp 560.000.000
Total non-current assets....Rp1.250.000.000 Total liabilities........................Rp 900.000.000
Total assets........................Rp1.770.000.000 Shareholders’ Equity
capital stock.............................Rp 384.000.000
Retained earnings....................Rp 496.000.000
Total shareholders’ equity.....Rp 870.000.000
Total liabilities dan Shareholders’
Equity......................................Rp1.770.000.000

Lebih jauh diinfokan bahwa dari jumlah tersebut Rp 52.000.000 adalah aktiva likuid. Sehingga
berdasarkan data diatas diminta untuk,
a. Menghitung perputaran aktiva perusahaan, dengan mempergunakan rumus dibawah ini
TA= FA + CA
Keterangan :
TA = Total aset
FA= Fixed Aset atau non current asset
CA= current Asset (aset lancer)
TA= FA+CA
TA = 1.250.000.000 + 520.000.000
TA= 1.770.000.000
Selanjutnya dapat dihitung perputaran aktiva perusahaan dengan mempergunakan rumus
dibawah ini
P jl
PA=
TA
Dimana :

PA= Perputaran Aktiva


Pjl = Penjualan
TA = Total Aktiva
2.430 .000 .000
PA =
1.770 .000 .000

PA = 1,37 x
b. . Tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki, adapun rumusnya adalah

P jl
TK ba= X 100 %
2TA
Dimana :
Tkba = Tingkat Keuntungan berdasarkan aktiva
P jl
Tk ba= X 100 %
TA
2.430 .000.000
Tk ba= X 100 %
1.770 .000.000

8. Contoh Soal Analisis Kebutuhan dana dari Sumber Current Asset atau Current
Liabilities
PT semesta otomotif adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri otomotif sedang
memikirkan untuk melakukan ekspansi bisnis dan membutuhkan dana sehingga mengharuskan
perusahaan melakukan strategi karena menyangkut dengan penambahan hutang dalam bentuk
dollar Amerika. Dan manajer keuangan ditugaskan untuk menganalisis dan memberikan
rekomendasinya. Adapun komposisi ringkas neraca pada akhir tahun 2018 adalah,
Balancesheet
31th Dec 2018
Debit credit
Current Assets $ 9.700.000 Current liabilities $ 7.640.000
fixed Assets $ 20. 500.000 Long Term debt $ 22.560.000
Total Assets $ 30.200.000 Total liabilities $ 30.200.000

Berdasarkan data diatas maka,


a. Lakukan perhitungan
1) Profit on total assets (rate of return)
2) Financing cost
3) Current ratio
4) Kemudian ditentukan bahwa jika rate of return on current assets adalah 6%, rate
of return on fixed assets adalah 22%, cost of current liabilities adalah 11% dan
long term debt adalah 15%
b. Selanjutnya dalam keputusan pemenuhan dana tersebut, ada dua alternative sumber yaitu
internal dan eksternal, artinya perusahaan ingin menurunkan net working capital-nya.
Sumber internal diambil dari current asset dan eksternal diambil dari current liabilities,
dan itu ditetapkan kebutuhan dana sebesar $3.200.000
c. Dan berikan rekomendasinya
Jawab
a. Perhitungan dari :
 Rate of return on current assets 6% X 9.700.000 = $ 582.000
 Rate of return on fixed assets 22% X 20.500.000 = $4.510.000
 Total profit $5.092.000
 Rate of return on total assets
total profit
¿
total assets
5.092.000
¿
30.200.000
= 0,1686= 16,86%
 Cost of current liabilities 11% x $7.640.000 = $ 840.000
 Cost of long term debt 15% x 22.560.000 =$ 3.384.000
 Total financing cost =$4.224.400
 Current ratio
current assets
¿
current liabilities
9.700.000
¿
7.640.000
= 1.269 = 126,9%

b. Selanjutnya perusahaan ingin menurunkan net working capital-nya.


Ada yang perlu dipahami bahwa pada saat diambil dana dari current asset artinya
sejumlah asset lancer perusahaan dilepas, misalnya uang kas dalam bentuk mata uang
asing dijual kepasar, obligasi dan saham juga dijual. Namun jika mengambil dari current
liabilities artinya perusahaan menambah hutang, seperti mengambil hutang ke bank, atau
memperbesar hutang yang selama ini sudah diambil kebank ditambah lagi.
Jadi berdasarkan pertanyaan diatas kita dapat memperhitungkannya sebagai
berikut yaitu, diturunkannya current assets sebesar $3.200.000. karena sumber dana
diambil dari currents asset maka artinya terjadi pengurangan current asset sebesar
$3.200.000 atau dengan kata lain $9.700.000 dikurang $3.200.000 menjadi $6.500.000
 Rate of return on current assets 6% x 6.500.000 = $ 390.000
 Rate of return on fixed assets 22% x 22.500.000= $ 4.510.000
 Total profit = $ 4.900.000
 rate of return on total assets
total profit
¿
total assets
4.900.000
¿
27.000.000
= 0,1814 = 18,14%
 Current ratio
current assets
¿
current liabilities
6.500.000
¿
7.640.000
= 0,8508 = 85,08%
Ditambahkannya current liabilities sebesar $ 3.200.000. penambahan current
liabilities terjadi disebabkan pihak perusahaan harus menambah hutang dari $
7.640.000 + $ 3.200.000 menjadi $ 10.840.000. dengan kata lain hutang telah
terjadi peningkatan dari sebelumnya.
 Cost of current liabilities 11% x $ 10.840.000 = $ 1.192.400
 Cost of long term debt 15% x $ 22.560.000 = $ 3.840.000
 Total cost financing = $ 5.032.400
 Current ratio
current assets
¿
current liabilities
9.700.000
¿
10.840.000
= 0,8948 = 89,48%
c. Recommendation
Berdasarkan hasil hitungan diatas maka terlihat current ratio pada ditambahkannya
current liabilities sebesar $ 3.200.000 adalah sebesar 89,48%. Atau lebih besar
dibandingkan dengan dikurangkannya current assets sebesar 85,08%. Sehingga pihak
manajer perusahaan menyimpulkan lebih baik sumber dana diambil dengan cara
menambah pinjaman karena itu dianggap lebih baik dan lebih layak (feasible).
9. Perhitungan Expected Cash Flow dan Certainty Equivalent
Expected cash flow adalah memperkirakan beberapa besar jumlah aliran kas yang masuk
dan keluar dihubungkan dengan nilai peluang yang terjadi termasuk kondisi risiko yang bisa
terjadi. Aliran kas penuh ketidakpastian., artinya kondisi masuk dan keluarnya kas bersifat
fluktuasi. Dan nilai fluktuasi tersebut bisa terjadi dalam jumlah kecil, medium dan bahkan besar.
Certainty equivalent (ekuivalen kepastian) merupakan jumlah kas (atau tingkat
pendapatan) yang akan diminta dengan kepastian oleh pengambil keputusan, untuk membuat
penerima tidak berbeda antara jumlah yang pasti ini dengan jumlah tertentu yang tidak pasti,
yaitu jumlah berisiko. Mengalikan arus masuk kas yang diharapkan dengan koefisien persamaan
kas yang pasti, akan menghasilkan arus masuk kas pasti yang masuk.
Untuk memahami secara lebih dalam tentang expected cash flow dan certainty equivalent
dapat kita lihat pada contoh soal diabawah ini.
Contoh soal
Tabel keadaan ekonomi dan nilai investasi (dalam jutaan)
Probability
Keadaan Investasi A (Rp) Investasi B (Rp)
(Pr)
cash cash in
  flow cash out flow cash out cash in
  (Cf) flow (Cof) (Cif) cash flow flow (Cof) flow
baik  0,20 2.000 9.000 15.000 5.000 8.500 14.000
medium  0,15 5.500 8.500 17.000 6.000 5.000 12.000
buruk  0,20 8.000 4.000 10.000 5.500 7.000 15.000

Berdasarkan data diatas maka hitunglah


a. Expected value untuk investasi A dan investasi B
b. Risiko investasi untuk investasi A dan investasi B
c. Certainty equivalent pada arus kas untuk investasi A dan investasi B
Jawab.
a. Expected value pada investasi A dan B

b. Risiko investasi pada investasi A dan B


c. Certainty equivalent (CE) pada arus kas untuk investasi A dan B
CEA = IvtA – A
= 2.825 – 10366,874
= 7.541,847
CEB = IvtB – B
= 4.200 – 3.827,531
= 372,479
Berdasarkan hitungan diatas maka kita dapat menyimpulkan sebagai berikut :
 Untuk expected cah flow maka investasi B lebih tinggi nilainya dibanding A
 Untuk risiko maka investasi B lebih kecil risikonnya dibanding A
 Untuk certainty equivalent maka investasi B lebih layak dibanding A
 Maka secara rata-rata dapat disimpulkan bahwa nilai investasi B lebih layak dibanding
investasi A

2.2 ANALISIS CROSS-SECTIONAL


1. Metode Cross-Sectional dan Time-Series
Dalam melakukan analisis laporan keuangan ada 2 metode teknik yang umum dapat
dipergunakan yaitu :
a. Metode teknik cross-sectional
1) laporan common-size, dan
2) analisis rasio keuangan
b. metode teknik time-series
pada metode teknik time-series ini terbagi pada 3 yaitu :
1) Laporan kecenderungan
2) Analisis rasio keuangan, dan
3) Pengukuran variabilitas
Mengenai laporan common-size atau yang biasa disebut dengan common size financial
statement ini merupaka bentuk laporan yang penjelasannya terjelaskan sisi presentase. Ini
sebagaimana dikemukakan oleh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim bahwa “common size financial
statements (laporan keuangan presentase) adalah bentuk analisis laporan keuangan yang
memperlihatkan presentase relative dari pos-pos laporan keuangan dan jumlah dolarnya”.
Penafsiran jumlah dolar di sini disesuaikan dengan mata uang Negara yang bersangkutan, kalau
Indonesia adalah Rupiah, Jepang adalah Yen, Malaysia adalah Yen. Dan lain sebagainya.
Lebih jauh Stephen A. Ross,dkk mengatakan “laporan keuangan persentase (common-
size statement) adalah laporan keuangan terstandarisasi yang menyajikan seluruh akun dalam
bentuk persentase.
Laporan keuangan persentase (common –size statement) ini umumnya terlihat dalam 3 bentuk
yaitu :
a. Common-size balance sheet (laporan neraca persentase). Stephen A. Ross,dkk
mengatakan, “suatu neraca persentase (common-size balance sheet) adalah
menyajikan setiap akun sebagai persentase dari total asset
b. Common-size income statement (laporan laba rugi presentase ). Stephen A. Ross,
dkk mengatakan “laporan laba rugi persentase merupakan satu cara yang berguna
dalam menstandarisasikan laporan laba rugi adalah dengan menyajikan setiap
akun sebagai persentase terhadap total penjualan
c. Common-size cash flow (laporan arus kas persentase )
untuk member pemahaman secara lebih mendalam tentang laporan laba rugi
persentase (common-sizeincome statement) ini ada baiknya kita lihat contoh yang
dikemukakan oleh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dibawah ini.

Perusahaan ABC
Laporan Rugi laba dalam presentase
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 1988
Penjualan $ 100,000 100%
Dikurangi : harga pokok penjualan $ 20,000 20%
Laba kotor $ 80,000 80%
Beban Bersih $ 30.000 30%
Laba Bersih $ 50.000 50%

Berdasarkan pada laporan neraca presentase (common-size balance sheet) dan


laporan laba rugi persentase (common-size income statement) diatas dapat kita
pahami pergerakan persentase yang terjadi.
2. Definisi Analisis Cross-Sectional
Analisis cross-sectional adalah melakukan suatu teknik analisis dengan
melakukan perbandingan terhadap suatu hasil hitungan, terutama hitungan dalam bentuk
rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang
sejenis. Sedangkan Donald R. dan William Emory mengatakan “ suatu penelitian yang
datanya dikumpulkan sekaligus, merupakan hasil sekali bidik pada satu saat tertentu
disebut penelitian cross sectional. Lebih jauh Asep Hermawan mengatakan “dalam
penelitian tersebut data dikumpulkan hanya sekali dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada pengunjung.
Penegasan bahwa analisis cross-sectional harus dilakukan pada perushaan yang
ruang lingkupnya sejenis ini ditegaskan oleh Ilya Avianti bahwa “syarat dapat
dilakukannya analisis cross-sectional adalah kesamaan entitas yang dibandingkannya
untuk paling tidak satu atribut.macam-macam atribut kesamaan entitas adalah kesamaan
dari sisi pemasok, kesamaan dari sisi peminta, kesamaan dalam atribut pasar modal dan
kesamaan dalam pemilikan secara hukum”.
Lebih jauh kesamaan juga dapat dilihat dari segi sebagai berikut
a. Kesamaan kapitalisasi pasar (market capitalization). Market capitalization (kesamaan
pasar)adalah nilai sebuah perusahaan yang di indikasikan oleh harga saham yang beredar
b. Kesamaan dalam persoalan risiko. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan
ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan
keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
c. Kesamaan dari segi konteks barang pengganti juga memungkinkan untuk dilakukan
pengkajian.
Syarat yang bersifat kesamaan ini tentunya bertujuan agar pengkajian dengan
menggunakan pendekatan ini akan diperoleh suatu rekomendasi sesuai yang diinginkan.
Misalnya seorang manajer perusahaan yang ingin melihat bagaimana perusahaan pesaing
bekerja untuk menyaingi bisnis yang dijalankannya. Contoh ini terlihat manajer
perusahaan kategori consumer goods seperti Mandom Indonesia Tbk. Seorang manajer
berkewajiban untuk selalu mengusahakan produknya mampu mengungguli pasar dan
mengalahkan para pesaingnya. Sehingga dengan begitu pengkajian dilakukan tetap
berada dalam konteks secara cross-sectional.
3. Permasalahan yang Timbul dalam Analisis secara Cross-Sectional
Ada beberapa permasalahan secara umum yang timbul pada saat kita mempergunakan
pendekatan analisis secara cross-sectional yaitu :
Data-data yang diperoleh adalah bersumber dari data laporan keuangan di masa lalu ,
dimana data tersebut selanjutnya dipakai sebagai alat prediksi untuk meilhat kondisi yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
Keakuratan data yang diperoleh belum tentu bersifat benar-benar transparan,
memungkinkan ada beberapa data yang bersifat tidak tepat namun sengaja dimasukkan
karena berbagai faktor dan kondisi yang mengharuskan dimasukkannya data tersebut.
Pada akuntan yang mengerjakan pembuatan laporan keuangan memiliki kapasitas
SDM yang terbatas. Sehingga dalam pengerjaan dan pembuatan laporan keuangan
kadang kala ditemukan beberapa kelemahan yang bersifat tidak disengaja.
Manajemen perusahaan kadang kala melakukan intervensi kepada pihak akuntan
perusahaan untuk mengubah beberapa data dengan tujuan-tujuan tertentu yang
sebenarnya tidak boleh. Dan itu sebenarnya merupakan bahagian tindakan fraud
(kecurangan yang disengaja) pada perusahaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan bukan hanya sekedar informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan sebuah perusahaan namun lebih dari itu dapat dijadikan sebagai pengukur
keputusan yang akan diambil. Ukuran keputusan sering dihubungkan dengan pendekatan
angka dan rumus yang dipergunakan. Dan keakuratan keputusan ketika dilihat keandalan
data serta model perangkat analisis yang dipakai memiliki nilai realistis dan sesuai
dengan keinginan yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai