Anda di halaman 1dari 19

Matematika Ekonomi EM-G

Metode Simplex

Disusun oleh :

KELOMPOK 10

Indah Setyaningrum 141160324

Nabil Husaini 141160333

M. Yusuf Almuttaqin 141160335

Desria Maharani 141160431

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2019

1
14.5 METODA SIMPLEX

Metode simplex dikerjakan secara sitematik bermula dari suatu


penyeleaian dasat yang laik ke penyelesaian dasar laik berikutnya. Hal ini
ddilakukan berulang-ulang hingga akhirnya ditemukan penyelesaian yang
optimal. Dalam pengerjaan secara simplex ini peranan matriks berikut kaidah-
kaidahnya sangat berarti.

Seperti halnya dengan metode aljabar, di sinipun terlebih dahulu harus dilakkukan
standarisasi rumusan model, sebelum tahap penyelesaian awal dikerjakan. Fungsi-
fungsi kendala yang masih berebntuk pertidaksamaan harus diubah dulu menjadi
bentuk persamaan, yakni dengan menambahkan “variabel senjang” pada fungsi
kendala yang bertanda < dan mengurangkan “variabel surplus” pada fungsi endala
yang bertanda >. Secara umum, fungsi-fungsi endala yang standar dapat dituliskan
sebagai berikut:

𝑎11 𝑋1 + 𝑎12 𝑋2 + ⋯ … … … … + 𝑎1𝑛 𝑎𝑛 ± 𝑆1 = 𝑏1

𝑎21 𝑋1 + 𝑎22 𝑋2 + ⋯ … … … … . + 𝑎2𝑛 𝑎𝑛 ± 𝑆2 = 𝑏2

. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

2
𝑨𝒎𝟏 𝑿𝟏 + 𝑨𝒎𝟐 𝑿𝟐 + ............... + 𝒂𝒎𝒏 𝑿𝒏 ± 𝑺𝒎 =
𝒃𝒎

𝑹𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂: ∑ 𝒂𝒊𝒋 𝑿𝒋 = 𝒃𝟏
𝒋=𝟏

Hasil-hasil perhitungan pada setiap tahap pengerjaan disajikan ke


dalam bentuk tablo (table matriks). Berdasarkan angka-angka yang
muncul di tablo inilah dilakukan analisis dan ditarik kesimpulan.
Dalam metode simplex dikenal 2 macam model penyeian tablo, yaitu:

1. Tablo berkolom variabel dasar


2. Tablo berbaris 𝐶𝑗 − 𝑧𝑗

Meskipun kesimpulan akhir dari analisis simplex dengan kedua model


tablo ini sama, namun – karena baris dan kolom yang terdapat di
masing-masing tablo berlainan – perlakuan terhadapnya berbeda.

14.5.1 Simplex dengan Tablo Berkolom Variabel Dasar


Sebagaimana telat dikemukakan sebelumnya, metode simplex diawali
dengan standarisasi model. Model simplex dengan tablo jenis ini tidak saja
mensyaratkan standarisasi fungsi-fungsi kendala, tetapi juga standarisasi
fungsi tujuan, yakni mengubahnya menadi persamaan berbentuk implisit.
Secara umum, rumusan model yang standar untuk metoda simplex dengan
tablo berkolom variabel dasar adalah:

Optimumkan 𝑧 − 𝑐1 𝑋1 − 𝑐2 𝑋2 − ⋯ … … … … … … … . 𝑐𝑛 𝑋𝑛 = 0
Terhadap

𝑎11 𝑋1 + 𝑎12 𝑋2 + ⋯ … … … … + 𝑎1𝑛 𝑎𝑛 ± 𝑆1 = 𝑏1

𝑎21 𝑋1 + 𝑎22 𝑋2 + ⋯ … … … … . + 𝑎2𝑛 𝑎𝑛 ± 𝑆2 = 𝑏2

3
. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

. . . .
.

𝑨𝒎𝟏 𝑿𝟏 + 𝑨𝒎𝟐 𝑿𝟐 + ............... + 𝒂𝒎𝒏 𝑿𝒏 ± 𝑺𝒎 =


𝒃𝒎

Bentuk tablonya:

VC Z 𝑥1 𝑥2 ........ 𝑥𝑛 𝑠1 𝑠2 ......... 𝑠𝑛 S

z 1 𝑐1 𝑐2 ........ 𝑐𝑛 0 0 ......... 0 0
𝑠1 0 𝑎11 𝑎21 ........ 𝑎1𝑛 1 0 ......... 0 𝑏1
𝑠2 0 𝑎12 𝑎22 ........ 𝑎2𝑛 0 1 ......... 0 𝑏2
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . .
𝑠𝑛 0 𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 ......... 𝑎𝑚𝑛 0 0 ......... 1 𝑏𝑚

Keterangan:

1. Kolom Variabel Dasar (VD)

Kolom ini berisi variabel-variabel dasar, disebut uga variabel-


variabel anol, yaitu variabel-variabel yang nilainya ditunjukkan oleh

4
konstanta-konstanta yang bersesuaian di kolom S. Pada penyelesaian awal
atau tablo pertama kolom VD ini berisi semua variabel semu. Pada tahap-
tahap berikutnya variabel-variabel yang termuat di kolom ini akan
berganti-ganti, kecuali z yang senantiasa hhadir di situ sejak penyelesaian
awal hingga penyelesaian akhir. Variabel-variabel lain yang tidak
tercantum di kolom ini dinamakan variabel-variabel adasar atau variabel
nol.

2. Kolom Z

Kolom ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai “pelengkap” isinya


selalu sama (1, 0, 0, ......., 0) seak penyelesaiannya awal hinggga akhir,
karenanya boleh tidak dicantumkan di dalam tablo.

3. Kolom-kolom Variabel

Kolom ini berisi oefisien-koefisien dari masing-masing variabel


dalam persamaan yang bersesuaian, yakni 𝑎𝑖𝑗 untuk variabel-variabel asli
𝑥𝑗 dan o atau 1 untuk variabel-variabel semu 𝑠𝑗 , untuk tablo pertama
(penyelesaian awal)

4. Kolom S

Kolom S (“solution”) ini berisi niai-nilai ruas kanan dari


persamaan-persamaan implisit yang terdapat di dalam model, baik
persamaan fungsi tujuan maupun persamaan-persamaan fungsi kendala.
Angka-angka yang tercantum di kolom S ini mencerminkan nilai z dan
milai-nilai variabel dasar terhadap penyelesaian yang bersangkutan.

Langkah-langkah Pengerjaan

Langkah-langkah pengerjaan programasi linier secara simplex


dengan tablo berkolom variabel dasar adalah sebagai berikut:
1. Rumuskan dan standarisasikan modelnya.

5
2. Bentuk tablo pertama dengan menetapkan semua variabel semu sebagai
variabel dasar (semua variabel asli sebagai variabel adasar)
3. Tentukan satu “variabel pendatang” di antara varibael-variabel dasar
yang ada, untuk dijadikan variabel dasar dalam tablo berikutnya.
Variabel pendatang ialah variabel adasar yang nilainya pada baris-z
paling negatif dalam kasus maksimisasi, atau paling positif dalam kasus
minimisasi.
4. Tentukan satu “variabel perantau” di antara variabel-variabl dasar yang
ada untuk menjadi variabel dasar yang memiliki “rasio solusi” dengan
nilai positif terkecil.

Kolom yang mengandung variabel pendatang dinamakan kolom kunci, sedangkan


baris yang mengandung variabel perantau dinamakan baris kunci. Unsur di dalam
tablo yang merupakan perpotongan antara baris kunci dan kolom kkunci
dinamakan unur kunci. Rasio solusi adalah hasil baggi konstanta pada kolom S
terhadap unsur sebaris pada kolom kunci.. dalam menentukan variabel perantau
atau baris kunci. Abaikan rasio solusi yang bernilai nol dan negatif, baik untuk
kasus maksimisasi maupun minimisasi.

5. Bentuk tablo berikutnya denan memasukkan variabel pendatang ke


kolom VD dan mengeluarkan variabel perantau dari kolom VD, serta
lakukan transformasi baris-baris tablo, termasuk baris-z.

Transformai baris kkunci, yang sekarang bervariabel dasar baru,


dilakukan sebagai berikut:

Baris kunci baru = bari kunci lama : unsur kunci


Sedangkan transformasi baris-baris lainnya:
Baris baru = baris lama – (unsur pada kolom kuncinya x baris
kunci baru)
6. Lakukan penguian optimalitas. Jika semua koefisien variabel dasar pada
baris-z sudah tidak ada lagi yang negatif (untuk kasus maksimisasi atau
sudah tidak ada lagi yang positif, untuk kasus minimisasi), berarti

6
penyelesaian sudah optimal, tidak perlu dibentuk tablo selanutnya. Jika
masih, bearti penyelesaian belum optimal, ulani lagi langkah ke 3
sampai 6.

Kasus 83

Sekarang, marilah kita coba metoda ini untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh PT “Double-X”, yakni:

Maksimumkan z = 25 𝑥1 + 15 𝑥2

Terhadap 3𝑥1 + 3𝑥2 ≤ 24 … … … … … … … … … … … (𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐾)

2𝑥1 + 4𝑥2 ≤
20 … … … … … … … … … … … (𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝐿)

3𝑥1 + ≤
21 … … … … … … … … … … … (𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑀)

𝑥1 , 𝑥2 ≥ 0

Model standarnya:

Maksimumkan z - 25 𝑥1 + 15 𝑥2 = 0

3𝑥1 + 3𝑥2 + 𝑠1 = 24

2𝑥1 + 4𝑥2 + 𝑠2 = 20

3𝑥1 + + 𝑠3 = 21

𝑥1 , 𝑥2 , 𝑠1, 𝑠2 , 𝑠3 ≥ 0

𝑀𝑜𝑑𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑗𝑒𝑚𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑜 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎,

𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢


𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑚𝑢 ( )
𝑠𝑙𝑎𝑐 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

𝑠1 𝑑𝑎𝑛 𝑠2 𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑠3 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 − 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟

7
Tablo I

Pada tahap ini x1 dan x2 merupakan variabel-variabel adasar,sebab tidak


tercantum dalam kolom VD.Langkah kita yang berikut adalah menentukan
variabel pendatang dan variabel perantau,agar dapat membentuk tablo
berikutnya.Dalam kasus maksimisasi ini,variabel pendatagnya adalah x1 karena
nilainya pada baris –z paling negatif.Konsekuensinya kolom x1 merupakan kolom
kunciDari sisni bisa dihitung rasio solusi untuk masing-masing VD.Rasio solusi :
s1=24/3=8. s2=20/2=10. S3=21/3=7.Karena rasio paling kecil maka s3
merupakan variabel perantau dan konsekuensinya,barisnya merupakan
kunci.Dengan dapat dtentukan nya baris kunci dan kolom kunci,maka unsur kunci
bisa ditetapkan

Transformasi baris kunci (x1 menggantikan s3)

X1 0/3 3/3 0/3 0/3 0/3 1/3 21/3

X1 0 1 0 0 0 1/3 7

8
Tablo II

Sekarang variabel-variabel adasarnya ialah x2 dan s3.Karena diantaranya


variabel-variabel adasar ini masih ada yang koefisien pada baris –z nya bernilai
negatif,artinya penyelesaian belum optimal.Harus dibentuk tablo
berikutnya.Dalam Tablo II x2 merupakan variabel pendatang dan s1 merupakan
variabel perantau; kolom dan baris yang bersangkutan merupakan kolom kunci
dan baris kunci.dengan unsur kunci bernilai 3.

Transformasi baris kunci (x2 menggantikan s1)

X2 0/3 0/3 3/3 1/3 0/3 -1/3 3/3

X2 0 0 1 1/3 0 -1/3 1

9
Tablo III

Variabel-variabel dasarnya sekarang (kolom VD) adalah x1,x2,dan s2.Sedangkan


variabel adasarnya adalah s1 dan s3.Karena koefisien koefisien variabel adasar
pada baris –z sudah tidak ada lagi yang negatif berarti optimalitas sudah tercapai
pada tahap penyelesaian ketiga.Ini terbasuk tablo optimal

10
Penafsiran Tablo Optimal

Baris-baris yang bersesuaian pada kolom VD dan kolom s menunjukkan


z=190,x2=1,s2=2,dan x1=7.Berarti optimalisasi tercapai pada kombinasi produksi
7 unit x1 dan 1 unit x2 dengan profit maksimum 190;dan terdapat sisa masukan L
yang tidak terpakai sebanyak 2 unit.Dalam tablo optimal ini s1 dan s3 tidak
tercantum dikolom VD,mencerminkan bahwa pada penyelesaian optimal semua
masukan yang dilambangkannya terpakai habis,tidak ada yang tersisa.Hasil-hasil
ini konsisten dengan hasil-hasil yang diperoleh melaluimetoda grafik dan metoda
aljabar sebelumnya.

Variabel semua tidak tercantum dikolom VD dalam tablo optimal mengandung


arti bahwa masukan yang diwakilinya merupakan sumberdaya langka(scarce
resource).Dalam kasus ini masukan-masukan K dan M merupakansumberdaya
langka,mengingat s1 dan s3 tidak tercantum dikolom VD,dan nilainya dikolom S
bukan nol,mengandung arti baha masukan yang diwakilinya merupakan
“sumberdaya terlebih” (abundant resource).Dalam kasus ini sumberdaya yang
terlebih ialah masukan L,mengingat s2 tercantum dikolom VD dan nilainya
dikolom S tidak sama dengan nol

Penafsiran lain mengenai nilai dual(dual value).Koefisien kolom variabel semu


pada baris z mencerminkan nilai dual dari kendala yang diakilinya.Koefisien
kolom kolok s1,s2 ,dan s3 pada baris –z masing masing 5,0,dan 10/3.Berarti nilai
dual kendala pertama (masukan K),kendala kedua(masukan L) dan kendala ketiga
(masukan M) masing-masing adalah 5,0,dan 10/3.

Simplex dengan Tablo Berbaris

Metoda simplex dengan tablo jenis ini tidak memerlukan peng-implisit-an


persamaan fungsi tujuan.Secara umum,rumusan model standar untuk metoda

simplex dengan tab lo berbaris cj-zj adalah:

11
Keterangan :

1. Kolom Program

Kolom ini berisi variabel-variabel sj dan atau xj(j=1,2,..,n)yang menentukan


kesimpulan penyelesaian.Pada penyelesaian tahap awal /dalam tablo
pertama,kolom ini berisi semua variabel semu.Pada tahap-tahap berikutnya akan

terjadi pergantian variabel-variabel yang mengisi kolom ini,tergantung pada


kesimpulan analisis penyelesaiannya\

2. Kolom Tujuan

Kolom ini berisi koefisien variabel variael didalam fungsi tujuan,sesuai dengan
yang tercantum dikolom program.Pada penyelesaian aal,karena kolom Program
berisi variabel-variabel semu ,padahal koefisien-koefisien variabel semu didalam
fungsi tujuan adalah 0 – maka kolom ini berisi bilangan-bilangan nol.

3. Kolom Variabel

Kolom ini berisi koefisien dari setiap variabel yan terdapat di dalam model.
Koefisien yan terdapat di dalam fungsi tujuan (yaitu c1 sampai cn untuk x1
sampai xn dan 0 untuk semua sj) diletakkan di sebelah atas. Sedankan koefisien
yang terdapat di dalam fungsi kendala *yaitu aij untuk xj, dan 0 atau 1 untuk

12
variabel asli xj membentuk matriks Am x n sedangkan koom bariabel semu sj
membentuk matriks satian In x n

4. Koom Kuantitas

Kolom ini mencerminkan kuantitas masing-masing variabel yang tercantum di


kolom Program pada tahap penyelesaian yang bersangkutan Pada penyelesaian
tahap pertama karenya xj=0 (untuk setiap j), Kolom ini berisi konstanta bj
(i=1,2,m) yang terdapat di ruas kanan persamaan kendaa [Kolom Kuantitas dalam
tablo model ini identic dengan kolom S dalam tablo mode sebelumnya]

5. Baris-zj

Baris ini berisi jumlah hasil kali unsur-unsur pada kolom tujuan denan unsur pada
kolom yang bersesuaian

6. Baris cj-zj

Baris ini merupakan indikator optimalitas penyelesaian, berisi selisih antara ck


dan zj. Untuk masalah maksimalisasi, penyelesaian dinyatakan optimal jika sudah
tidak ada lagi unsur bertanda positif pada baris cj-zj ini. Untuk masalah
minimalisasi, penyelesaian dinyatakan optimal apabia sudah tidak tterdapatlagi
unsur bertanda negative pada baris ini. [Bandingkan dengan indikator optimalitas
dalam metoda simplekx yang menggunakan model tablo berkolom variabel dasar]

Langkah pengerjaan:

1. Rumuskan data dan standarsasi modelnya


2. Bentuk tablo pertama berdasarkan keterangan di atas
3. Tentukan kolom kunci di antara kolom variabel lyang ada, yaitu koom
yang mengandung nilai (cj-zj) paling positif untuk kasus maksimisasi, atau
mengandung niai (cj-zj) paling negative jika kasusnya minimalisasi
4. Tentukan baris kunci di antara baris-naris variabel yang ada, yaitu baris
uang memiliki “rasio kuantitas” dengan nilai positif terkecil, baik untuk
masalah maksimalisasi maupun minimaisasi
5. Bentuk tablo berikutnya dengan memasukan variabel pendatang ke kolom
profram dan mengeluarkan variable perantau dari kolom tersebut, serta
lakukan transformasi baris variabel
6. Lakukan pegujian optimalisasi. Jika semua koefisien pada baris cj-zj sudah
tidak ada agi yang positif (untuk kasus maksimaisasi) atau sudah tidak ada
lagi yang negative (untuk kasis minimalisasi), berarti peneyeesaia belum
optimal

13
Kasus 84

Masalah PT “Double-X” di depan sekarang diselesaikan dengan simplex


menggunakan tabo berbaris cj-zj

Metode standart:

Maksimumkan z= 25x1+15x2

Terhadap 3x1+ 3x2 +s1 = 24 (masukan K)

2x1+ 4x2 +s2 = 20 (masukan L)

3x1 +s3 = 21 (masukan M)

X1,x2,s1,s2,s3≥0

Tablo I

25 15 0 0 0
Program Tujuan Kuantitas
x1 x2 S1 S2 S3
S1 0 3 3 1 0 0 24
S2 0 2 4 0 1 0 20
S3 0 3 0 0 0 1 21
Zj 0 0 0 0 0 0
Cj-zj 25 15 0 0 0

Kolom-x1 merupakan kolom kunci karena nilai positif (cj-zj)-nya terbesar.


Bersamaan dengan ini x1 merupakan variabel pendatang. Baris s3 merupakan
kunci karena rasio kuantitasnya terkecil, 21/3=7. Selanjutnya dapat diihat, unsur
kuncinya ialah 3. Dari sini dapat dihitung bahwa rasio kunci untuk baris-s1 adalah
3/3=1, sedangkan rasio kunci unuk baris s2 adalah 2/3. Rasio kunci untuk baris s3
tak perlu di hitung karena merupakan baris kunci. Dalam tablo kedua, variabel
pendatang x1 masuk ke kolom Program menggantikan variable perantau s3

Tablo II
25 15 0 0 0
Program Tujuan Kuantitas
x1 x2 S1 S2 S3
S1 0 0 3 1 0 -1 3
S2 0 0 4 0 1 -2/3 6
S3 25 1 0 0 0 1/3 7
Zj 23 0 0 0 25/3 0
Cj-zj 0 15 0 0 -25/3

14
Karena baris cj-zj masih terdapat unsur positif, berarti penyelesaian belum
optimal. Kolom kuncinya sekarang adalah kolom –x2 dan variabel x2 merupakan
variabel pendatang. Adapun baris kuncinya ialah baris –s1 dan variabel s1
merupakan variabel paerantau. Berarti dalam tablo berikutnya x2 menggantikan
s1 di kolom Program. Unsur kuncinya 3. Sedangkan rasio kunci untuk baris –s2
dan baris –x1 masing-masing adalah 4/3 dan 0

Tablo III

25 15 0 0 0
Program Tujuan Kuantitas
x1 x2 S1 S2 S3
S1 15 0 1 1/3 0 -1/3 1
S2 0 0 0 4/3 1 2/3 2
S3 25 1 0 0 0 1/3 7
Zj 25 15 5 0 10/3 190
Cj-zj 0 0 -5 0 -10/3

Pada penyelesaian tahap ketiga ini terihat tidak terdapat lagi unsur positif pada
baris cj-zj. Berarti penyelesaian sudah optimal. Tabo III merupakan tablo optimal.
Dengan membaca tablo terakhir ini dapat disimpulkan bahwa optimalitas tercapai
pada kombinasi produksi unit X1 dan 1 unit X2 dengan profit maksimum 190, dan
tersisa 2 unit masukan L (s2=2). Koefisien baris –zj pada kolom variabel semu
mencerminkan nilai dual (dual value) dari variabel semu yang bersangkutan.
Dalam hal ini nilai dual untuk variabel s1,s2,s3 masing-masing adalah 5, 0 dan
10/3

Penyeesaian secara simplek dengan metode tablo berbaris cj-zj ini terbukti tidak
berbeda dengan model tablo berkolom variabel dasar. Dengan demikian tablo
model yang manapun dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah progamasi
linear secara simpek akan membuahkan hasil dan kesimpulan serupa.

14.6 VARIABEL BUATAN DAN MASALAH MINIMALISASI

Dalam membahas metode simplex, sejauh ini kita baru bekerja dengan contoh
kasus maksimalisasi. Penyelesaian masalah minimalisasi dengan metode
simplex relative lebih canggih daripada menyelesaikan masalah
maksimalisasi. Sebab di samping menyertakan variabel semy, dalam masalah
minimalisasi pada umumnya disertakan pula satu jenis variabel lain yang
disebut variabel buatan. Variabel buatan ialah suatu variabel pelengkap yang
ditambahkan ke dalam fungsi kendala yang bertanda ≥ dan bertanda =. Tujuan

15
penggunaan variabel ini dalam progamasi linier, khususya dalam masalah
minimaisasi adalah untuk merasionalkan proses penyelesaian variabel buatan
ini juga perlu disertakan di dalam masalah maksimalisasi apbila di antara
fungsi-fungsi kendalanya terdapat kendala bertanda≥ dan/atau bertanda=.

Kasus 85

Minimumkan z= 4x1 + 3 x2

Terhadap 2 x1 + x2 ≥ 50

X1 + 2x2 ≥ 40

5 x1 + 4x2 ≥ 170

X1,x2 ≥ 0

Karena semua kendala bertanda ≥, maka masing-masing harus dikurangi


dengan variabel surplus si dan ditambah dengan variabel buatan ri, sehingga
standarisasi kendala-kendalanya adalah:

2×1 + ×2- S1 + r1= 50 atau r1 = 50 – 2 ×1 - ×2 + S1


×1 + 2 ×2- S2+r2 = 40 atau r2 = 40 - ×1 - 2×2 +S2
5 ×1+ 4 ×2 – S3 + r3 = 170 atau r3 = 170 – 5 ×1 – 4 ×2 + S3
Sedangkan Standarisasi fungsi tujuannya :
Z = 4 ×1 + 3 ×2 + Mr1 + Mr2 + Mr3
= 4 ×1 + 3 ×2 + M(50-2 ×1- ×2 + S1 ) + M(40- ×1 – 2 ×2 + S2)+ M(170-5 ×1 –
4 ×2 + S3)
= 4 ×1 + 3 ×2 + 50 M – 2M×1- M×2 + MS1 + 40 M – Mx1 – 2 M×2 + MS2 +
170 M – 5 M×1 –
4 M×2 + MS3
= 4 ×1- 8 M×1+ 3 ×2 – 7 M×2 + MS1 + MS2 + MS3 + 260 M
= (4-8 M) ×1 + (3-7 M)×2 + MS1 + MS2 + MS3 + 260 M
Andaikan kita akan menggunakan model tablo berkolom variabel dasar ( bukan
tablo berbaris cj- zj), berarti persamaan tujuan ini harus diimplisitkan dulu
menjadi :
Z – (4 – 8 M)×1 – (3-7m)×2 – MS1 –MS2 –MS1 = 260 M

16
Dengan demikian, rumusan modelnya setelah distandarisasikan selengkapnya
adalah sebagai berikut :
Minimumkan z – (4-8 M)×1 – (3-7 M)×2 – MS1 – MS2 – MS3 = 260 M
Terhadap
2 ×1 + ×2 – S1 + r1 = 50
×1 + 2×2 – S2 + r2 = 40
5×1 + 4 ×2 – S3 + r3 = 170
X1,x2,S1,S2,S3,r1,r2,r3≥0
Dengan model yang sudah standar ini tablo pertama bisa langsung di
bentuk. Guna menentukan variabel-variabel mana yang masuk ke dalam kolom
VD (kolomm Variabe Dasar) pada tablo pertama, perhatikan letak susunan
persamaan-persamaan kendalanya. Matriks satuan dibentuk oleh koefisien-
koefisien variabel buatan r1, r2 dan r3. Berarti variabel-variabel inilah yang
merupakan variabel dasar dalam tablo pertama.

VC Z ×1 ×2 S1 S2 S3 R1 R2 R3 S
Z 1 -4 + 8 M -3 +7M –M –M –M 0 0 0 260 M
R1 0 2 1 -1 0 0 1 0 0 50
R2 0 1 2 0 -1 0 0 1 0 40
R3 0 5 4 0 0 -1 0 0 1 170
Tablo I
Rasio solusi

25
40
34
Langkah – langkah berikutnya adalah seperti yang sudah digariskan
sebelumnya: menentukan variabel pendatang (kolom kunci), variabel perantau (
baris kunci ), unsur kunci, mentransformasikan baris-baris, membentuk tablo baru
dan menguji optimalitasnya. Perlu dicatat di sini bahwa masalahnya adalah
masalah minimisasi, sehingga variabel pendatangnya adalah variabel dasar yang
nilainya pada baris –z paling positif. Indicator optimalitasnya ialah jika semua
koefesien variabel dasar pada baris –z sudah tidak ada lagi yang positif.
Untuk tablo pertama ini variabel pendatangnya adalah ×1 (ingat M adalah
bilangan yang sangat besar). Variabel perantaunya ri karena rasio solusinya,
50/2=25, paling kecil. Unsur kuncinya 2. Berarti dalam tablo II x1 masuk ke
kolom VD menggantikan r1. Hasil transformasi baris kunci, yakni baris kunci
lama dibagi unsur kunci, adalah:

17
X1 0 1 ½ -½ 0 0 ½ 0 0 25

Transformasi baris-baris lainnya:


Baris baru = baris lama – ( unsur pada kolom kuncinya x baris kunci baru ).
Transformasi baris –z Transformasi baris –r2
-4 + 8M – (-4 + 8M)1 =0 1- (1) 1 =0
-3 + 7 M – (-4 + 8M) (1/2) = -1+3M 2- (1) (1/2) = 3/2
-M – (-4 +8M) (-1/2) = -2 + 3M 0 – (1) (-1/2) = 1/2
-M – (-4 +8 M) 0 = -M 1- (1) 0 = -1

-M – (-4 +8M)0 = -M 0 – (1) 0 =0


0- (-4 + 8 M)(1/2) = 2- 4 M 0-(1) (1/2) = -1/2
0 (-4 +8M)0 =0 1 – (1) 0 =1
0 (-4 +8M)0 =0 0 – (1) 0 =0
260 M – (-4 +8M)25 = 100 +60M 40- (1) 25 = 15
Dengan cara serupa, hasil transformasi baris –r3 adalah:

R 0 0 3/2 5/2 0 -1 5/2 0 45


1

Dengan demikian tablo keduanya adalah:


Tablo II
Ras
VC Z X1 x2 S1 S2 R1 R2 R3 S
io
Z 1 -0 -1+3M -2+3M -M -2+4M 0 0 100+60M
Sol
X1 0 1 ½ -1/2 0 ½ 0 0 25 usi
R2 0 0 3/2 ½ -1 -1/2 1 0 15 50
R3 0 0 3/2 5/2 0 -5/2 0 1 40 10
30

Sampai dengan tahap kedua ini penyelesian belum optimal, karena koefesien
variabel adasar pada baris –z masih ada yang bernilai positif (lihat x2 dan s1!).
Tablo-tablo selanjutnya berturut-turut adalah sebagai berikut.

18
Tablo III, IV, dan V

C Z X1 X2 S1 S2 S3 R1 R2 S
R3
Z 1 0 0 -5/3+2M -2/3+M -M 5/3-3M 110+30M
X1 0 2/3-2M 0 20
X2 0 1 0 -2/3 1/3 0 2/3 - 10
R1 0 1/3 0 30
0 1 -1/3 -2/3 0 -1/3
2/3 0
0 0 2 1 -1 -2 -
1 1

Z 1 0 0 1/6 -5/6 -M -1/6- 135


M 5/6-M
X1 0 1 0 0 2/3 -1/3 0 -2/3 30
X2 0 1/3 5
S1 0 0 1 0 -5/6 1/6 0 5/6 15
1/6
0 0 1 ½ -1/2 -1 -1/2
1/2

Z 1 0 0 -1/3 0 -2/3 1/3-M -M 130


X1 0 2/3-M 10
X2 0 1 0 -4/3 0 1/3 4/3 0 30
X3 0 -1/3 30
0 1 5/3 0 -2/3 -5/3 0
2/3
0 0 2 1 -1 -2
-1 1
Pada penyelesaian tahap kelima ini, variabel-variabel adasarnya yaitu s1, s3, r1,
r2 dan r3 sudah tidak ada lagi yang bernilai positif di baris z. berarti tahap ini
merupakan penyelesaian tahap terakhir dan Tablo v merupakan tablo optimal.
Posisi optimalitasnya ditunjukkan oleh x1 = 10 dan x2= 30 dengan z minimum =
130
S2= 30 dalam tablo optimal mencerminkan bahwa, dalam posisi
optimalitas ini, sumberdaya (masukan)kedua yang digunakan 30 menit lebih
banyak daripada ketentuan minimum. Ini bisa dibuktikan dengan
mensubstitusikan x1= 10 dan x2 = 30 ke dalam fungsi kendala kedua, yakni x1+ 2
x2 ≥ 40, 70˃40 , 70=40+30. Nilai dua (dual value) untuk masukan atau kendala
pertama dan ketiga masing –masing adalah -1/3 dan -2/3

19

Anda mungkin juga menyukai