Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Manajemen 13 84012 Matsani,SE,MM.
Bisnis
Abstract Kompetensi
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan
pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang
memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer,
jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui
jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari
SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran
agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan
gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas
dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan
instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat
nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Definisi-definisi lain berserakan di buku-buku. Cara termudah dan tercepat melihat berbagai
definisi e-Learning, lewat Google Coba klik di sini. Untuk yang tertarik eksplorasi Google
lebih jauh, jangan lupa untuk ikuti artikel saya tentang teknik pencarian di Google.
Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet
Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar
juga dalam bentuk elektronik (digital).
Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses
belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau
konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut
sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource
sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan
universitas kita.
Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk
teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management
System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas
cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia
pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan
multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Ini langkah menarik untuk
mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang
membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola
administrasi dan proses belajar mengajar.
Seperti kita lihat di atas, peralatan teleconference yang mahal itu posisinya ada di
infrastruktur e-Learning (komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak
masalah. Lho kok bisa? Ya karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning
yang Synchronous tapi tidak untuk yang Asynchronous. Waduh apalagi nih?
e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif,
dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)
Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna dalam
e-life style (tidak langsung full e-Learning).
Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative dan j
adikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya
object semata. Perlu kita catat bersama bahwa kegagalan implementasi e-Learning
kebanyakan bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan
karena human factor, karena beratnya perubahan kultur kerja dan karena tidak adanya
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
Ciri Rapid E-Learning
Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
Biaya terbatas
Informasi yang disampaikan sedang hangat
Waktu delivery yang cepat di butuhkan
Materi bisa dijelaskan melalui kata
Isi sudah fix atau jarang berubah
Masa berlaku materi cukup lama
Memiliki budget yang besar
Isi bersifat orisinil
Memerlukan model 3D
Mengapa e-Learning?
Mengatasi rendahnya rasio dosen-mahasiswa
Beban dosen dapat dikurangi dengan mengalihkan (sebagian) inisiatif
pembe-lajaran kepada mahasiswa
PERSIAPAN SDM
Semua elemen SDM perlu disiapkan karena mereka akan masuk ke dalam sebuah
lingkungan yang baru perlu adaptasi
Pandangan terhadap proses belajar-mengajar
Attitude
Ketrampilan bekerja dengan TI
Ketrampilan bekerja dengan informasi
Kebutuhan Infrastruktur
Jaringan lokal
Internet
Pengembangan Contents
Contents mencakup segala informasi yang perlu didapatkan oleh mahasiswa dalam
rangka membentuk pengeta-huan
Kualitas contents
Kecepatan belajar
Pola belajar
Sebaliknya perlu diingat pula bahwa fleksibilitas tidak memiliki batas perlu
ada trade-off atau kompromi
Teknik-teknik simulasi
Infrastruktur
Teknisi
Dana