Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Ekonomi dan Manajemen 13 84012 Matsani,SE,MM.
Bisnis

Abstract Kompetensi

Sistem Informasi Manajemen adalah Mahasiswa mengetahui dan


sebuah perencanaan sistem informasi memahami istilah E-learning dan
aplikasinya di dunia pendidikan
bagian dari pengendalian
internal suatu bisnis, menghasilkan
keluaran (output) dengan
mendayagunakan masukan (input)
secara optimal dari berbagai proses
yang dibutuhkan agar dapat terpenuhi
tujuan dan harapan tertentu dalam
sebuah aktifitas manajemen dimana
pada umumnya meliputi
pemberdayaan dan
pemanfaatan manusia, teknologi,
dokumen, dan prosedur oleh akuntansi
manajemen untuk menyediakan
alternatif-alternatif solusi dari
permasalahan umum kegiatan bisnis
seperti biaya produksi, biaya distribusi,
pelayanan, atau sebuah strategi
bisnis.

2020 Sistem Informasi Manajemen


2 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Definisi E-Learning
Istilah e-Learning atau eLearning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga
banyak pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang.
Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley
[Hartley, 2001] yang menyatakan:

eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya


bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan
komputer lain.

E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan
pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :

Jaya Kumar C. Koran (2002)


e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau
bimbingan.

Dong (dalam Kamarga, 2002)


e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001)
menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Darin E. Hartley [Hartley, 2001]


eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan
komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]

2020 Sistem Informasi Manajemen


3 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer
standalone.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang
memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah
pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer,
jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti
pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk
pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.
Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui
jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun
termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat
memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

2020 Sistem Informasi Manajemen


4 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengertian E-Learning
Pembelajaran Jarak Jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik
menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan
pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa
dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.

Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan


koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang
telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di
kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur
sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

Pembelajaran Dengan Perangkat Komputer


E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya
perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun
Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet,
pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut
berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan
dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada
kondisi dari pengajar.

Pembelajaran Formal Vs. Informal


E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara
formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat
interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran
jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan
konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-
Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

2020 Sistem Informasi Manajemen


5 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pembelajaran Yang Ditunjang Oleh Para Ahli Di Bidang Masing-Masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning
ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-
masing, yaitu:

 Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
 Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari
SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran
agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
 Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan
gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
 Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang
mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan
siswa lainnya.

Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas
dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan
instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat
nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara
konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.

LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu


definisi yang lebih luas bahwa: eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan
aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone.

Definisi-definisi lain berserakan di buku-buku. Cara termudah dan tercepat melihat berbagai
definisi e-Learning, lewat Google Coba klik di sini. Untuk yang tertarik eksplorasi Google
lebih jauh, jangan lupa untuk ikuti artikel saya tentang teknik pencarian di Google.

Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet
Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar
juga dalam bentuk elektronik (digital).

2020 Sistem Informasi Manajemen


6 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar
Kesimpulan definisi diatas ini yang sering saya gunakan untuk membuat bagan komponen
e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning adalah:

Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC),


jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan
teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui
teleconference.

Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses
belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau
konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut
sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource
sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan
universitas kita.

Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk
teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management
System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas
cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia
pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan
multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Ini langkah menarik untuk
mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.

Sedangkan Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru (instruktur) yang
membimbing, siswa yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola
administrasi dan proses belajar mengajar.

2020 Sistem Informasi Manajemen


7 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Metode Penyampaian E-Learning

Seperti kita lihat di atas, peralatan teleconference yang mahal itu posisinya ada di
infrastruktur e-Learning (komponen pertama). Meskipun kalaupun tidak ada juga tidak
masalah. Lho kok bisa? Ya karena peralatan teleconference akan mendukung e-Learning
yang Synchronous tapi tidak untuk yang Asynchronous. Waduh apalagi nih?

Ada dua metode penyampaian bahan ajar di e-Learning:


Synchrounous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun
secara tempat berbeda. Nah peran teleconference ada di sini. Misalnya saya mahasiswa di
Universitas Ujung Aspal mengikuti kuliah lewat teleconference dengan professor yang ada di
Stanford University. Nah ini disebut dengan Synchronous e-Learning. Yang pasti perlu
bandwidth besar dan biaya mahal. Jujur saja Indonesia belum siap di level ini, dalam sudut
pandang kebutuhan maupun tingginya biaya. Tapi ada yang main hajar saja (tanpa study
yang matang) mengimplementasikan synchronous e-Learning ini. Hasilnya peralatan
teleconference yang sudah terlanjur dibeli mahal hanya digunakan untuk coffee morning,
itupun 6 bulan sekali.

2020 Sistem Informasi Manajemen


8 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun
dalam waktu dan tempat yang berbeda. Nah disinilah diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-
Learning berupa Learning Management System dan content baik berbasis text atau
multimedia. Sistem dan content tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru
dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Tahapan
implementasi e-Learning yang umum, Asynchronous e-Learning dimatangkan terlebih
dahulu dan kemudian dikembangkan ke Synchronous e-Learning ketika kebutuhan itu
datang.

STRATEGI IMPLEMENTASI E-LEARNING

2020 Sistem Informasi Manajemen


9 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kalau ditanya tentang strategi implementasi e-Learning, saya pikir ini parameternya terlalu
banyak, tergantung kebutuhan, kultur institusi, ketersediaan dana dan berbagai faktor lain.
IlmuKomputer.Com menerapkan strategi seperti apa yang saya tulis di artikel tentang model
motivasi komunitas. Usulan saya sebagai konsultan e-Learning di beberapa perusahaan dan
universitas tentang implementasi e-Learning biasanya berupa:

e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif,
dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)
Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna dalam
e-life style (tidak langsung full e-Learning).

Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative dan j
adikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya
object semata. Perlu kita catat bersama bahwa kegagalan implementasi e-Learning
kebanyakan bukan karena masalah tools, software atau infrastruktur. Tapi kebanyakan
karena human factor, karena beratnya perubahan kultur kerja dan karena tidak adanya
kemauan untuk berbagi pengetahuan.
Ciri Rapid E-Learning
 Perubahan isi dalam waktu yang relatif cepat atau diupdate secara berkala
 Isi hanya memiliki masa berlaku yang singkat
 Biaya terbatas
 Informasi yang disampaikan sedang hangat
 Waktu delivery yang cepat di butuhkan
 Materi bisa dijelaskan melalui kata
 Isi sudah fix atau jarang berubah
 Masa berlaku materi cukup lama
 Memiliki budget yang besar
 Isi bersifat orisinil
 Memerlukan model 3D

Mengapa e-Learning?
 Mengatasi rendahnya rasio dosen-mahasiswa
 Beban dosen dapat dikurangi dengan mengalihkan (sebagian) inisiatif
pembe-lajaran kepada mahasiswa

2020 Sistem Informasi Manajemen


10 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Fleksibilitas dalam pelaksanaan proses pembelajaran
 Melepaskan dari ketergantungan ruang dan waktu
 Pengayaan (enrichment) dalam proses pembelajaran
 Personalisasi proses pembelajaran
 Lingkungan belajar yang lebih interaktif
 Pengaturan kecepatan belajar oleh mahasiswa
 Ketersediaan materi belajar yang lebih banyak dan bervariasi
 Kemungkinan perluasan layanan pendidikan
 Setup program pendidikan yang lebih mudah dan cepat
 Dapat diterapkan untuk berbagai skenario layanan pendidikan
 Program-program konvensional
 Distance learning
 Pendidikan terbuka (open learning)

Bentuk Realisasi e-Learning?

 Stand-alone & off-line E-Learning


 Dapat dijalankan pada komputer yang tidak terhubung dengan jaringan
 Dipakai untuk pembelajaran mandiri
 Web-Based Training (WBT)
 Lingkungan belajar berbasis Web dan teknologi Internet
 Lebih kaya dan interaktif
 Dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun kolektif

Skenario Pelaksanaan E-Learning

 Harus ditetapkan dulu “setting” nya


 Untuk program pendidikan yang berdiri sendiri
 Sebagai komplemen program pendidikan yang ada saat ini
 Setting akan menentukan “lingkungan” E-Learning  komponen dan interaksinya

E-LEARNING SEBAGAI KOMPLEMEN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL


 Difungsikan untuk memperkaya (enriching) pembelajaran mahasiswa
 Keragaman materi pembelajaran

2020 Sistem Informasi Manajemen


11 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Rangsangan untuk berpikir lateral
 Rangsangan untuk berinovasi
 Melibatkan komponen-komponen konvensional: dosen, asisten, kelas, lab,
perpustakaan, dsb
 E-Learning akan termanfaatkan secara optimal jika diikuti dengan perubahan peran
tiap-tiap komponen dalam lingkungan pembelajaran  memanfaatkan potensi TI
dalam mencari, mengolah, dan menyajikan informasi

E-LEARNING DAN PARADIGMA PEMBELAJARAN


 E-learning akan paling efektif jika digabungkan dengan paradigma belajar yang
memberikan keluasan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi berbagai sumber
informasi
→ Pembelajaran berpusat siswa (student-centered learning) dan variasi-variasinya
(Problem-Based Learning, Project-Based Learning, Collaborative Learning, dsb)

PERSIAPAN SDM
 Semua elemen SDM perlu disiapkan karena mereka akan masuk ke dalam sebuah
lingkungan yang baru  perlu adaptasi
 Pandangan terhadap proses belajar-mengajar
 Attitude
 Ketrampilan bekerja dengan TI
 Ketrampilan bekerja dengan informasi

Persiapan SDM: Dosen


 Dalam lingkungan yang sarat dengan pemanfaatan TI, dosen bukan lagi satu-
satunya sumber informasi yang autentik
 Dosen lebih cocok berperan sebagai
 Inisiator
 Fasilitator
 Motivator
 Mentor

Persiapan SDM: Mahasiswa


 Mahasiswa perlu disiapkan karena mereka menjadi subyek pembelajaran  inisiatif
belajar berada di tangan mereka

 Dalam peran sebagai subyek, mahasiswa memerlukan bantuan

2020 Sistem Informasi Manajemen


12 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Dosen: memberikan pemahaman, mengarahkan, memotivasi

 Sejawat (peer): bersama-sama membentuk pengetahuan (mencari,


mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan)

Kebutuhan Infrastruktur

 Pada umumnya diperlukan:

 Komputer untuk pengembangan contents materi pembelajaran

 Terminal-terminal akses (umum atau pribadi)

 Piranti-piranti periferal (printer, CD-drive, scanner, dsb)

 Jaringan lokal

 Internet

Pengembangan Contents

 Contents mencakup segala informasi yang perlu didapatkan oleh mahasiswa dalam
rangka membentuk pengeta-huan

 Aspek-aspek penting tentang contents

 Kualitas contents

 Kualitas penyajian contents

 Contents untuk E-Learning tidak semata-mata dibentuk dengan cara mendigitalkan


materi pembelajaran konvensional (fenomena shovelware)

 Perlu selalu diingat bahwa lingkungan pembelajaran konvensional berbeda


dengan lingkungan E-Learning

Petunjuk Umum dalam Pengembangan Contents

 Perhatikan kebenaran, keakuratan, kemutakhiran, dan kesesuaian contents

 Ketidakbenaran atau ketidakakuratan materi akan membentuk pengetahuan


yang salah pula

 Kemutakhiran dan kesesuaian materi dengan sasaran akan mengoptimalkan


tingkat relevansi pengetahuan yang terbentuk

 Fokus pada materi, bukan pada teknologi yang digunakan

 Jangan terjebak pada jargon-jargon teknologi yang dapat mengalihkan fokus

2020 Sistem Informasi Manajemen


13 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Gunakan teknologi yang tepat, bukan teknologi yang canggih

 Perhatikan kesesuaian antara teknologi yang digunakan untuk


pengembangan dan yang digunakan oleh mahasiswa

 Fleksibilitas dalam penyampaian contents

 Perlu mengakomodasi kebutuhan personalisasi pembelajaran

 Kecepatan belajar

 Pola belajar

 Sebaliknya perlu diingat pula bahwa fleksibilitas tidak memiliki batas  perlu
ada trade-off atau kompromi

 Gunakan metode penyampaian materi yang menarik dan mudah dimengerti

 Alur penyampaian harus logis

 Gambar, diagram, dan animasi untuk menjelaskan konsep/teori yang rumit

 Pengayaan dengan video atau suara

 Teknik-teknik simulasi

Petunjuk Umum dalam Pemeliharaan Contents

 Ikuti dinamika perkembangan iptek  semua perubahan perlu direfleksikan ke


contents yang terkait

 Lebih banyak memerlukan attitude yang cocok daripada ketrampilan teknis

 Perlu dukungan yang memadai

 Infrastruktur

 Teknisi

 Dana

 Kebijakan manajemen, terutama yang berkaitan dengan enforcement


pelaksanaan E-Learning

2020 Sistem Informasi Manajemen


14 Matsani,SE,MM.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai