Anda di halaman 1dari 1

CORONA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Oleh : DR. ARIS IRAWAN, S.H.,M.H


Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum Univ. Borneo.

Seiring meningkatnya kasus virus corona di seluruh dunia, perburuan terus dilakukan untuk
mendapatkan "pasien nol". Namun, Otoritas dan pakar di China berselisih tentang asal mula
wabah virus corona yang sedang berlangsung. Lebih khusus lagi, tentang siapa "pasien nol"
wabah ini. Disebut juga sebagai kasus indeks, pasien nol adalah istilah yang digunakan untuk
merujuk manusia pertama yang terinfeksi oleh virus atau penyakit bakteri dalam suatu wabah.
Pernyataan ini menarik namun tidak semenarik dan tidak sesulit menemukan “tersangka nol”
kasus kasus korupsi.
Para ilmuwan sepakat bahwa episentrum wabah virus corona adalah pasar hewan dan ikan laut di
Wuhan, China. Informasi ini kemudian dapat membantu mencegah lebih banyak orang terinfeksi
sekarang atau di masa depan. Apakah kita tahu siapa pasien nol dalam wabah virus corona
Covid-19 yang dimulai di China? Jawaban singkatnya - tidak. Pihak berwenang China awalnya
melaporkan bahwa kasus virus corona pertama terjadi pada tanggal 31 Desember dan banyak
dari kasus-kasus awal infeksi yang menyerupai pneumonia ini terhubung dengan pasar makanan
laut dan hewan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina.
Kalau kita kaitkan dengan pemberantasan korupsi di Indonesia, agaknya proses pencarian orang
yang positif Covid-19 ini baik di Indonesia maupun di berbagai Negara bisa dijadikan acuan
dalam pemberantasan korupsi, walaupun kita sadari tidak ada hubungan langsung antara dua
perkara ini, Penanggulangan kasus Covid-19 sangat sistematis dan sitemik yang hampir
dilaksanakan di setiap negara di seluruh dunia.

agaknya semua harapan masyarakat ini tergambar dalam sebuah pantun anti korupsi yang
berbunyi: “Tudung saji tak berisi, Cukuplah Sambal terasi, Untuk apa tuan jadi Pejabat negeri,
Bila akhirnya tuan dipenjara karena Korupsi”.
***

Anda mungkin juga menyukai