Anda di halaman 1dari 13

Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor

UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

11.1 PENGERTIAN PROYEK


Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan
yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya
dilakukan dalam periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002).

Proyek didefinisikan sebagai kombinasi kegiatan-kegiatan yang saling


berkaitan yang harus dilakukan dalam urutan waktu tertentu sebelum
keseluruhan tugas diselesaikan (Taha, 2007).

Munawaroh (2003) menyatakan proyek merupakan bagian dari program


kerja suatu organisasi yang sifatnya temporer untuk mendukung
pencapaian tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya
manusia maupun non sumber daya manusia.

Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai saat awal,


akan dilaksanakan serta diselesaikan dalam jangka waktu tertentu untuk
mencapai suatu tujuan (Ali, 1997).

Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang hanya


terjadi sekali, dimana pelaksanaannya sejak awal sampai akhir dibatasi
oleh kurun waktu tertentu (Tampubolon, 2004).

Dari beberapa pengertian proyek yang diambil dari beberapa sumber


diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan proyek merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang mempunyai cirri:

 Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri


dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan), serta mempunyai
jangka waktu yang umumnya terbatas

 Rangkaian kegitan proyek hanya terjadi satu kali sehingga


menghasilkan produk yang bersifat unik. Jadi, tidak ada dua atau
lebih proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis.

USULAN TEKNIS- 2
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

11.2 JENIS-JENIS PROYEK KONTRUKSI


Menurut Ervianto (2009) Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua
jenis kelompok bangunan, yaitu :

Bangunan Gedung : rumah, kantor dan lain-lain. Ciri-ciri dan kelompok


bangunan ini adalah :

1. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi


pondasi umumnya sudah dikethui.

3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.

Bangunan Sipil: jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya.


Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :

1. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar


berguan bagi kepentingan manusia.

2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang kondisi


pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.

3. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih,


tetapi pada umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu
perencana dan pelaksana yang berbeda.

11.3 MANAJEMEN PROYEK


Manajemen Proyek menurut Harold Kenzer adalah merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan
untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan.

Manajemen proyek menurut wideman adalah ilmu dan seni untuk


mengatur dan memadukan sumber daya manusia dan sumber daya-
sumber daya lain untuk mencapai tujuan-tujuan dalam waktu, anggaran,
kualitas yang terbatas untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi
semua individu yang terlibat.

USULAN TEKNIS- 3
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

Dapat disimpulkan pengertian Manajemen Proyek dari beberpa pengertian


diatas adalah suatu ilmu dan seni dalam merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya-sumber daya yang ada
untuk tercapainya tujuan-tujuan dalam kegiatan konstruksi.

Manajemen Proyek adalah suatu pola yang digunakan agar sumber daya
yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer
proyek secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat
dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money, method.

Menurut Gusti Ayu, Manajemen proyek bertugas merencanakan,


mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan
agar dapat mencapai tujuan proyek. Secara garis besarnya konsep
manajemen proyek bertujuan untuk menciptakan keterkaitan yang erat
antara perencanaan dan pengendalian.

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi


manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis
pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara


perencanaan dan pelaksanaan

2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak


pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu
dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan

4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan


terhadap masalahmasalah yang terjadi di lapangan

5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang


baik untuk menganalisis performa dilapangan

USULAN TEKNIS- 4
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

11.4 TUJUAN MANAJEMEN KONTRUKSI


Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil optimal sesuai dengan persyaratan (Spesification) untuk keperluan
pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan,
biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan Dalam rangka pencapaian
hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality
Control) , pengawasan biaya (Cost Control) dan pengawasan waktu
pelaksanaan (Time Control).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap


perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan
tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan
pada tahap - tahap proyek sebagai berikut:

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek.


Pengelolaan proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan
teknis operasional proyek, dalam bentuk masukan - masukan dan
atau keputusan yang berkaitan dengan teknis operasional proyek
konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek, mulai dari
persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan
penyerahan proyek.

2. Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan


pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak
('feasible ") mulai dari tahap disain.

3. Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam


penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan


melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila
manajemen konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan

USULAN TEKNIS- 5
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

dengan menekankan pemisahan kontrak – kontrak pelaksanaan


untuk kontraktor.

11.5 PERAN MANAJEMEN KONTRUKSI

Peranan MK pada tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi :

1. Agency Construction Manajement (ACM)

Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari


pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface)
antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor.
Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi
tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu
bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan
beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah
disiapkan.

2. Extended Service Construction Manajemen (ESCM)

Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak


kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi,
akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses
perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri,
sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini Pada type
yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ KONTRAKTOR.

3. Owner Construction Management (OCM)

Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi


profesional yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang
dilaksanakan

4. Guaranted Maximum Price Construction Management


(GMPCM)

USULAN TEKNIS- 6
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai


wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan
konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu,
biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan
GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor
(sub kontraktor).

11.6 PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROYEK KONTRUKSI


Menurut Ervianto (2009) dalam kegiatan proyek konstruksi, terdapat suatu

proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan
berupa bangunan. Secara skematik, pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek konstruksi dapat dilukiskan seperti Gambar 2.4.

Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengoordinasikan semua


pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut di atas sehingga
tujuan proyek dapat tercapai dengan baik dan semua pihak secara optimal
mendapatkan hal-hal yang menjadi tujuan atau sasaran keterlibatan
mereka dalam proyek tersebut.

11.7 UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN

USULAN TEKNIS- 7
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

Ervianto (2009) menjelaskan bahwa usaha-usaha untuk mewujudkan


sebuah bangunan diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-
pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi dari tahap perencanaan
sampai pelaksanaan dapat dikelompokkan menjadi tiga pihak yaitu pihak
pemilik (Owner), pihak perencana (Designer), dan pihak kontraktor
(Aannemer).

Pemilik Proyek

Pemilik proyek atau pemberi tugas atau pengguna jasa adalah orang
badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh
memberikan pekerjaan kepada pihak penerima jasa dan membayar biaya
pekerja tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan badan/
lembaga/ instansi pemerintah maupun swasta.

Konsultan

Pihak atau badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana
dapat dipisah menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisnya, yaitu
konsultan yang menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang
mekanikal dan elektrikal dan lain sebagainya.

Berbagai jenis bidang tersebut umumnya menjadi satu kesatuan yang


disebut sebagai konsultan perencana.

Konsultan perencana adalah orang atau badan yang membuat


perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan
bidang lain yang merekat erat mebuat system bangunan. Konsultan
perencana dapat berupa perseorangan/ perseorangan berbadan hokum/
badanbergerak dalam hukum yang dalam bidang perencanaan pekerjaan
bangunan.

Konsultan pengawas adalah orang atau badan yang ditunjuk pengguna


jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan
pembangunan mulai awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.

USULAN TEKNIS- 8
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

Kontraktor

Kontraktor adalah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan


menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah
ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-
syarat yang telah ditetapkan.

Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum


atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pekerjaan.

11.8 KONTRAK KONTRUKSI


Elemen yang paling penting dalam suatu proses kerjasama antara
berbagai pihak untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu yang telah
disepakati bersama adalah kontrak. Dalam proyek konstruksi, kontrak
merupakan dokumen yang harus dipatuhi dan dilaksanakan bersama
antara pihak yang telah sepakat untuk saling terikat. Tahap awal yang
harus dipahami lebih dahulu adalah dasar-dasar pengertian kontrak serta
konsep kontrak konstruksi.

Dasar-dasar pengertian mengenai kontrak dalam konteks kontrak


pekerjaan konstruksi pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan:

 Proses pembentukan kontrak

 Proses dan prosedur pelaksanaan kontrak

 Pelanggaran kontrak

 Analisis kerugian akibat pelanggaran kontrak

 Hubungan komunikasi

Proses pembentukan kontrak diawali dengan adanya dua pihak atau lebih
yang telah saling menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi,
umumnya berupa kesanggupan oleh satu pihak untuk melakukan sesuatu
bagi pihak lainnya dengan sejumlah imbalan yang telah disepakati

USULAN TEKNIS- 9
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

bersama. Namun demikian tidak semua persetujuan dan transaksi akan


dilanjutkan dalam bentuk kontrak. Persetujuan hanya dapat dilakukan
dalam bentuk kontrak bila memenuhi dua aspek utama yaitu saling setuju
serta ada penawaran dan penerimaan.

Dalam proyek konstruksi hampir selalu terjadi pergeseran terhadap


kelausul-kelausul kontrak. Hal ini disebabkan oleh karakteristik proyek
tersebut dan juga aksi atau reaksi dari pihak-pihak yang telah bersepakat
dalam kontrak.

Terjadinya pergeseran tersebut tidak semuanya dikategorikan sebagai


pelanggaran kontrak, tetapi harus ditinjau secara detail situasi atau
kondisi yang menyebabkannya. Pelanggaran kontrak terjadi jika salah satu
atau semua pihak yang terlibat dalam kontrak melanggar sebagian atau
seluruh kesepakatan yang telah disetujui bersama. Akibatnya salah satu
pihak atau kesemuanya akan mengalami kerugian dan oleh karena
kerugian itu, dapat dilakukan tuntutan pergantian pada pihak yang
menyebabkan.

Pelanggaran kontrak akan terjadi jika pihak-pihak yang bersepakat


melakukan pelanggaran terhadap satu atau lebih persyaratan yang
terkandung dalam kontrak, dengan konsekuensi yang harus ditanggung
oleh pihak yang bersepakat. Dengan

merujuk pada kadar pelanggaran yang terjadi, pihak yang merugikan


dapat dituntut sesuai aturan yang berlaku atas akibat pelanggaran
tersebut.

Pemutusan kontrak dapat terjadi dengan sendirinya atau karena


pertimbangan lain yang mengakibatkan kontrak terhenti sebelum saatnya.
Jika dalam proses pelaksanaan kegiatan terjadi kegagalan yang bersifat
material yang dilakukan oleh kontraktor, yang oleh pemilik dapat dinilai
membahayakan kelangsungan dan penyelesaian pekerjaan seperti yang
tercantum dalam klausul mengenai pemutusan kontrak, maka dapat
terjadi pemutusan hubungan kontrak melalui pemberitahuan singkat atau

USULAN TEKNIS- 10
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

bahkan tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu kepada kontraktor.


Apabila ini terjadi maka pemutusan tersebut tentunya harus disertai
dengan ganti rugi yang memadai bagi pihak kontraktor.

11.9 PENJADWALAN PROYEK


Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan
proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi
akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Hal ini
dikuatkan dengan berbagai kejadian dalam proyek konstruksi yang
menyatakan bahwa perencanaan yang baik dapat menghemat ± 40% dari
biaya proyek, sedangkan perencanaan yang kurang baik dapat
menimbulkan kebocoran anggaran sampai ± 400%.

Sering terjadi ketidak tepatan persepsi oleh pihak industri konstruksi


antara perencanaan dan penjadwalan. Kedua kata tersebut sering
disatukan dan digunakan untuk menyebut jabatan seseorang dalam unit
usaha “perencanaan dan penjadwalan”. Arti sesungguhnya dari keduanya
sangat berlainan meskipun tetap saling berkaitan. “Penjadwalan”
digunakan untuk menggambarkan “proses” dalam proyek konstruksi dan
merupakan bagian dari “perencanaan”.

Keterkaitan antara perencananaan dan penjadwalan dapat diilustrasikan


sebagai berikut. Perencanaan pondasi dari sebuah bangunan mencakup
beberapa fungsi yang terkait, yaitu fungsi estimasi, penjadwalan,
pengendalian. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan dari
berbagai alternative yang mungkin, misalnya metoda konstruksi yang
tepat dan urutan kerjanya. Proses ini nantinya akan digunakan sebagai
dasar untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan dan
selanjutnya sebagai tolak ukur untuk pengendalian proyek. Penjadwalan
adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan
kegiatan merefleksikan perencanaan dan oleh karenanya perencanaan
harus dilakukan terlebih dahulu. Hal – hal yang mendasar dari kegiatan
perencanaan adalah pencarian informasi dan data, pengembangan dari

USULAN TEKNIS- 11
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

berbagai alternative, pemilihan alternative, pelaksanaan dan memberikan


masukan.

Penjadwalan proyek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah


perencanaan proyek, yaitu untuk menentukan kapan sebuah proyek
dilaksanakan berdasarkan urutan tertentu dari awal sampai akhir proyek.
Jadi penjadwalan proyek meliputi kegiatan menetapkan jangka waktu
kegiatan proyek yang harus diselesaikan dan waktu yang dibutuhkan oleh
setiap aktivitas dalam proyek.

Penjadwalan Proyek merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang


Manajer Proyek dalam:

 Membagi projek kedalam bentuk tugas dan estiamsi waktu serta


sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut.

 Pengorganisasian tugas yang bersamaan untuk membuat jadwal


yang optimum.

 Meminimumkan ketergantungan tugas untuk menghindari adanya


jeda waktu (delay) yg ditimbulkan oleh suatu tugas yang
pengerjaannya harus menunggu tugas lainnya selesai.

Penjadwalan dibutuhkan dalam suatu proyek untuk membantu :

 Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan


terhadap keseluruhan proyek

 Mengidenifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara


kegiatan.

 Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap


kegiatan.

 Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya


dengan cara hal-kritis pada proyek

USULAN TEKNIS- 12
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

Faktor-Faktor yang harus dipetimbangkan dalam membuat jadwal


pelaksanaan proyek

 Kebutuhan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek


diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan

 Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari


proyek selanjutnya

 Alasan social politiklainnya, apabila proyek tersebut milik


pemerintah

 Kondisi alam dan lokasi proyek

 Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan


material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek
tersebut

 Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya

 Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber


daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan
berlangsung

 Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja


proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan
perhitungan yang memenuhi aturan teknis.

 Cuaca, musim dan gejala alam lainnya

 Referensi hari kerja efektif.

Masalah-masalah yang sering dihadapi dalam Penjadwalan Proyek


diantaranya adalah sebagai berikut:

 Produktifitas tidak berbanding lurus dengan jumlah orang yang


mengerjakan tugas.

USULAN TEKNIS- 13
Pengawasan Pembangunan Gedung Kantor
UPTD BPPIB-TSP Bunikasih

 Seringkali hal tersebut diatasi dengan solusi penambahan personal


pada akhir proyek, namun solusi ini dikhawatirkan dapat
menyebabkan adanya overhead komunikasi antar personal dalam
proyek karena terlalu banyak personal yang terlibat dalam proyek.

 Segala sesuatu yang tidak diharapkan bahkan hal yang paling buruk
mungkin akan terjadi, sehingga membutuhkan suatu perencanaan
yang matang dalam penjadwalan proyek, apabila perlu dibuat
perencanaan cadangan dalam proyek.

USULAN TEKNIS- 14

Anda mungkin juga menyukai