MAKALAH
SURABAYA
T.P 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Segala puji milik Allah subhanahu wa Ta’la .Shalawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW . Berkat limpahan
waktu, kesehatan dan ilmu dari Allah subhanahu wa Ta’la.Alhamdulillah naskah
makalah tentang Penetapan Harga Transfer, dapat kami selesaikan.
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar ................................................................................................ 2
Daftar Isi........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 17
3.2 Saran........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
4
3. Apa yang dimaksud dengan relevansi penggunaan sumber daya
aktivitas?
4. Apa itu aplikasi biaya relevan dalam keputusan bisnis?
5. Apa yang dimaksud dengan keputusan bauran produk?
6. Apa saja penetapan harga dalam pengambilan keputusan taktis?
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mengidentifikasi tujuan.
Semua organisasi mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam
kurun waktu tertentu. Mengidentifikasi tujuan merupakan langkah
yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan
diturunkan dari sasaran.
Tujuan (objective) adalah deskripsi terukur dari sasaran (goal)
yang secara jelas mengukur hasil yang diinginkan dan skala
waktu untuk mencapainya. Adapun sasaran merupakan rencana
yang ingin dicapai oleh organisasi. Sasaran biasanya dikonversi
ke tujuan yang terukur dan dalam skala waktu tertentu.
Apakah perbedaan antara tujuan dan sasaran. Kita akan
memberikan contoh keduanya untuk lebih memudahkan Saudara
membedakan antara tujuan dan sasaran. Contoh sasaran
organisasi adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham,
6
memaksimalkan keuntungan, memaksimalkan penjualan atau
mengurangi biaya, meningkatkan efisiensi, mengurangi
penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan, memperbaiki
lingkungan, dan meningkatkan aksesibilitas layanan penting bagi
yang kurang mampu.
Contoh tujuan untuk mencapai sasaran organisasi adalah
meningkatkan keuntungan sebelum pajak sebesar 1576 selama 2
tahun ke depan, memotong biaya tidak langsung sebesar 1096
selama 12 bulan ke depan, meningkatkan penjualan sebesar 2046
selama 3 tahun ke depan, mengurangi daftar tunggu di rumah
sakit sebesar 30 96 selama 10 tahun ke depan, dan mengurangi
emisi karbon sebesar 8074 selama 4 tahun ke depan. Dari kedua
contoh ini, apakah Saudara sudah bisa membedakan secara jelas?
Coba Saudara diskusikan dengan rekan bagaimana sasaran (goal)
dan tujuan (objective) bagi institusi pendidikan Anda?.
2. Mengidentifikasi tindakan (action) untuk mencapai tujuan
(objective).
Setelah memutuskan tujuan, selanjutnya kita harus
mempertimbangkan program aksi yang dapat diambil untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Contoh tindakan atau aksi
yang dapat diambil misalnya meluncurkan produk baru untuk
meningkatkan penjualan dan profitabilitas, seperti LCD atau
Plasma TV. Atau, bahkan melakukan aksi melalui pemberhentian
produk yang ada karena menimbulkan kerugian dan tidak disukai
oleh pelanggan, seperti perekam video karena produk ini sudah
menjadi satu fitur dengan handphone, pembangunan kembali
produk yang ada yang tidak begitu populer, seperti cokelat
menjadi beberapa produk baru yang ber-merek seperti Kit Kat.
Sama dengan langkah pertama sebelumnya, coba Saudara
diskusikan dengan rekan bagaimana program aksi untuk sasaran
dan tujuan bagi institusi pendidikan Anda.
3. Menyelidiki bukti dan mengevaluasi program tindakan.
7
Organisasi tidak dapat melaksanakan semua program aksi untuk
mencapai tujuan karena terdapat keterbatasan sumber daya yang
dimiliki perusahaan sehingga perusahaan harus memilih hanya
satu tindakan di antara banyak tindakan yang dapat dipilih. Pada
langkah ini, setiap tindakan diselidiki dan dievaluasi dari sisi
manfaat dan kerugian dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Bukti dapat dikumpulkan dari sumber internal organisasi seperti
kapasitas produksi dan biaya anggaran dan sumber-sumber
eksternal di luar organisasi seperti pangsa pasar dan pertumbuhan
persaingan. Bukti atau informasi yang diselidiki dapat berupa
informasi kuantitatif dan kualitatif. Informasi kuantitatif berkaitan
dengan informasi yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka
misalnya persentase relatif, rasio, indeks atau pecahan. Informasi
kualitatif adalah informasi yang tidak dapat dengan mudah
dinyatakan ke dalam bentuk angka, atau dengan kata lain
informasi yang Sulit untuk diukur misalnya pendapat, preferensi,
dan perasaan pelanggan tentang merek atau fitur produk yang
ditawarkan.
4. Memilih opsi terbaik.
Langkah ini bertujuan menilai program tindakan yang disajikan
dan berusaha memilih program tindakan yang paling efektif dari
alternatif tindakan yang mungkin dan selanjutnya
menerapkannya. Dalam langkah ini harus diuraikan alasan dan
kriteria yang jelas yang digunakan dalam menetapkan opsi yang
dipilih dan alasan Program tindakan lain ditolak.
5. Membandingkan aktual dengan anggaran dan mengambil
tindakan korektif jika diperlukan.
Setelah program tindakan dijalankan, hal yang sangat penting
adalah program tindakan tersebut senantiasa dipantau untuk
memastikan kesesuaiannya dengan harapan. Jika hal ini tidak
terjadi maka tindakan perbaikan harus diambil. Ada dua jenis
tindakan korcktif yang dapat diambil, yaitu pengendalian ke
8
depan (forward control) dan pengendalian umpan balik (feedback
control).
Pengendalian ke depan (forward control) akan menjadi sistem
yang secara proaktif bereaksi terhadap perubahan lingkungan
untuk mempertahankan kondisi atau keadaan yang diinginkan.
Pengendalian ini disebut juga dengan pengendalian awal karena
dilakukan pada awal sebelum aktivitas dimulai atau ketika
aktivitas sedang berjalan. Sistem forward control bereaksi
terhadap kinerja yang diharapkan di masa depan misalnya dengan
melakukan penyesuaian, sebelum kondisi buruk yang tidak
diharapkan terjadi. Forward control dapat dilakukan melalui
peramalan masa depan dan melakukan perencanaan saat ini
sebelum peristiwa mendatang terjadi. Dalam jenis pengendalian
ini, keluaran tidak diukur tetapi yang diukur dan dikendalikan
adalah prosesnya. Contohnya adalah perencanaan kas atau
perencanaan strategis.
Pengendalian umpan balik (feedback control) merupakan proses
di mana bagian output dari sistem diukur dan dihasilkan sebagai
input untuk mengatur sistem produksi berikutnya. Pengendalian
ini disebut juga dengan post action control karena pengendalian
ini dilakukan setelah seluruh kegiatan atati aktivitas selesai.
Umpan balik biasanya melibatkan pengumpulan informasi
tentang kinerja sebelumnya dari output sistem, dan selanjutnya
membandingkannya dengan standar atau rencana yang telah
ditentukan dan menggunakan varians atau selisih yang bersifat
material, sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja masa depan.
Umpan balik dapat negatif (merugikan) atau positif
(menguntungkan). Umpan balik didasarkan pada hasil evaluasi
dengan cara membandingkan kinerja aktual dengan standar yang
telah ditetapkan. Apabila terdapat perbedaan atau penyimpangan
maka akan dilakukan koreksi untuk memperbaiki masukan sistem
selanjutnya.
9
Menurut literatur, umpan balik (feedback) diklasifikasikan
menjadi umpan balik formal (formal feedback) dan umpan balik
informal (informal feedback). Untuk mengetahui bagaimana
perbedaan kedua umpan balik tersebut, kita akan melihatnya dari
3 (tiga) dimensi yaitu dimensi sumber (source dimension),
dimensi waktu (time dimension) dan dimensi aturan (rule
dimension). Pertama, beberapa literatur membedakan antara
umpan balik formal dan umpan balik informal dari dimensi
sumber. Umpan balik formal terdiri dari penilaian formal, review
kinerja atau pertemuan dengan atasan, sedangkan umpan balik
informal dikomunikasikan dalam interaksi atau hubungan sehari-
hari atau umpan balik individu untuk mengetahui perilaku
individu.
Kedua, dilihat dari dimensi waktu. Umpan balik formal
direncanakan terlebih dahulu dan dijadwalkan secara sistematis ke
dalam prosedur resmi organisasi. Sebaliknya, sifat atau
karakteristik umpan balik informal berlangsung dalam interaksi
sehari-hari, sebagai suatu peristiwa yang tidak direncanakan atau
bersifat spontan. Ketiga, dilihat dari dimensi aturan. Umpan balik
formal berhubungan dengan tugas-tugas rutin yang sifatnya wajib
dan komunikasi yang berasal dari hubungan hirarkis antara
manajer dan unit-unit dalam organisasi. Sebaliknya, umpan balik
informal terkait dengan umpan balik yang sifatnya sukarela
(voluntary) oleh manajer.
Apa yang sudah dijelaskan sebelumnya merupakan tahapan atau
langkah dalam pengambilan keputusan secara umum. Uraian
tersebut dapat dipermudah dalam gambar berikut ini.
10
Ada enam langkah yang menggambarkan proses pengambilan
keputusan taktis yang direkomendasikan, yang biasanya dikenal
dengan Model 6 langkah Yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Kenali dan tetapkan masalah.
b. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas
masalah tersebut, eliminasi alternatif yang secara nyata
tidak layak.
c. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap
alternatif yang layak. Klasifikasikan biaya dan manfaat
sebagai relevan atau tidak relevan serta eliminasikan biaya
dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
d. Hitunglah total biaya dan manfaat relevan masing-masing
alternatif.
e. Nilailah faktor-faktor kualitatif.
f. Tetapkan alternatif yang menawarkan manfaat terbesar.
11
serangkaian prosedur yang, bila diikuti, akan membawa ke
keputusan tertentu. Langkah-langkah tersebut digambarkan dalam
gambar berikut ini.
12
2.2 Komponen Biaya Relevan dan Tidak Relevan
Biaya overhead tidak langsung atau biaya tetap adalah biaya yang
tidak dapat dengan mudah diidentifikasi atau tidak terkait dengan biaya per
unit atau aktivitas. Misalnya, biaya tetap konstan ketika produksi barang atau
jasa dalam organisasi mengalami kenaikan atau penurunan.
Biaya tetap juga dapat disebut sebagai biaya periode. Misalnya, yang
dikeluarkan untuk periode akuntansi tidak tergantung dari penjualan atau
tingkat produksi. Biaya ini adalah biaya yang tetap konstan dalam batas
tertentu (rentang relevan tertentu ) dari kegiatan tertentu, misalnya produksi
atau penjualan. Karena sifatnya yang konstan atau tidak berubah itulah yang
13
mengakibatkan biaya tetap pada umumnya dianggap tidak relevan untuk
pengambilan berbagai keputusan manajerial misalnya keputusan produksi
baham baku sendiri atau membeli dari pemasok luar, keputusan menerima
atau menolak pesanan khusus, keputusan menjual atau memproses lebih
lanjut produk gabungan pada titik pisah batas dan jenis keputusan manajerial
lainnya.
Selain biaya tetap, biaya-biaya lain yang tidak termasuk biaya relevan
dapat diuraikan berikut ini :
14
dengan produk atau divisi tertentu. Selain itu, biaya ini dapat
dihindari sebagai akibat keputusan penghentian produk atau
divisi. Biaya ini terjadi karena adanya keputusan masa depan.
Biaya sewa dapat meningkat jika pabrik memperlua kegiatannya.
2. Biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan atau
biaya peluang juga memainkan peranan dalam mengambil
keputusan. Biaya kesempatan merupakan alternatif terbaik yang
hilang karena memilih dan membuat keputusan di masa depan.
3. Biaya yang dapat dihindari. Biaya yang dapat dihindari adalah
biaya-biaya yang akan dihindari karena perusahaan tidak
melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu. Misalnya,
menghentikan divisi atau departemen sehingga dapat menyimpan
atau menghindari biaya tenaga kerja, biaya sewa, biaya
pemasanan, dan pencahayaan.
4. Biaya diferensial atau biaya tambahan. Biaya diferensial adalah
selisih biaya di antara alternatif keputusan yang berbeda.
Jadi, untuk kategori sumber daya ini, apabila permintaan atas suatu
aktivitas berubah di antara alternatif yang ada, maka belanja sumber daya
akan berubah. Biaya aktivitas ini tergolong sebagai biaya relevan. Jenis
pengeluaran atau belanja sumber daya ini biasanya disebut sebagai biaya
variabel (variable cost). Kuncinya adalah bahwa jumlah sumber daya yang
15
dibutuhkan oleh perusahaan sama dengan jumlah sumber daya yang
ditawarkan.
16
2.6 Penetapan Harga
Kalkulasi biaya target adalah metode penentuan biaya produk atau jasa
berdasarkan harga target yang pelanggan bersedia membayarnya. Kalkulasi
biaya ini juga sering disebut sebagai price-driven costing. Pembahasan
mengenai kalkulasi biaya target akan dijelaskan dalam Bab 11 buku ini.
17
Kalkulasi biaya target merupakan metode penentuan biaya yang
berbeda dengan metode penentuan biaya produk yang umum berlaku. Bila
pada metode penentuan biaya yang selama ini kita kenal, biaya produk
dihitung dari jumlah biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik. Kalkulasi biaya target didasarkan pada harga yang mampu diserap
oleh konsumen dan analisis harga dengan pesaing. Biaya target dihitung dari
harga jual yang akan ditawarkan kepada konsumen dikurangi dengan margin
laba yang telah ditentukan perusahaa. Tahapan dalam penentuan biaya target
ini dimulai dengan Departemen pemasaran menetapkan karakteristik dan
harga produk yang paling dapat diterima pelanggan. Selanjutnya adalah tugas
teknisi perusahaan untuk mendesain serta mengembangkan produk
sedemikian rupa sehingga biaya dan laba dapat ditutup oleh harga. Kalkulasi
biaya target melibatkan lebih banyak pekerjaan pendahuluan daripada
penetapan harga berdasarkan biaya. Namun, perlu dicatat disini bahwa
terdapat tambahan pekerjaan yang harus dilakukan apabila harga berdasarkan
biaya lebih tinggi dari harga yang bersedia dibayar pelanggan.
Kalkulasi biaya target dapat digunakan paling efektif pada tahap desain
dan pengembangan siklus hidup produk. Pada tahap tersebut, keunggulan
produk serta biayanya masih cukup mudah disesuaikan.
Diskriminasi Harga
18
Diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda kepada
beberapa produk yang pada dasarnya sama. Diskriminasi harga diperbolehkan
pada kondisi tertentu: (1) apabila kondisi persaingan memang menuntut
demikian, dan (2) apabila biaya memungkinkan harga yang lebih rendah.
Jelaslah bahwa kedua kondisi ni penting bagi para akuntan, karena harga
yang lebih rendah yang ditawarkan kepada pelanggan harus dijustifikasi oleh
penghematan biaya yang dapat diidentifikasi. Selain itu, besarnya diskon
yang diberikan paling sedikit harus sama dengan jumlah biaya yang dihemat.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
3.2 Saran
Demikianlah Makalah yang dapat kami sajikan. Kami sadar makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan, memiliki banyak kekeliruan dan
kesalahan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar dapat dijadikan bahan perbaikan dikemudian hari.
21
DAFTAR PUSTAKA
22