Oleh :
1. Olga Olivia Maretta (201610220311010)
2. Novia Wardatul Jannah (201610220311012)
3. Khayzuran Afifah (201610220311013)
4. Nichieta Rossa (201610220311015)
5. Ananda Dwi C (201610220311018)
6. Anggun Nurani (2016102203110
7. Dwi Yandi R. (2016102203110081)
Melihat kenyataan yang seperti ini K.H. Ahmad Dahlan beserta beberapa
tokoh Muhamadiyah lainnya bertekad untuk memperbaharui pendidikan bagi umat
islam. Pembaruhan tersebut meliputi dua sisi yaitu, cita-cita dan teknik.segi cita-cita
adalah untuk membentuk manusia yang bisa memanusiakan manusia, membentuk
manusia Muslim yang berakhlaqul karimah, alim dalam beragama, luas pandangan
dan paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang untuk
kemajuan agama islam dan masyarakat. Sehingga target yang hendak dicapai yaitu
setiap lulusan pendidikan Muhammadiyah
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor yang melatar belakangi Gerakan Muhamadiyah di bidang Pendidikan
2. Cita-cita Pendidikan Muhamadiyah
3. Bentuk-bentuk dan Model Pendidikan Muhamadiyah
4. Pemikiran dan Praksis Pendidikan Muhamadiyah
1.3 Tujuan
1. Memahami Faktor yang melatarbelakangi Gerakan Muhamadiyah di bidang
Pendidikan.
2. Memahami Cita-cita Pendidikan Muhamadiyah
3. Memahami Bentuk dan Model Pendidikan Muhamadiyah.
4. Memahami Pemikiran dan Praktis Pendidikan Muhammadiyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Yang Melatarbelakangi Gerakan Muhammadiyah Dibidang
Pendidikan
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang mempelopori
pendidikan Islam modern. Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah
menurut Mukti Ali ialah ketidakefektifan lembaga pendidikan agama pada waktu
penjajahan Belanda, sehingga Muhammadiyah memelopori pembaruan dengan jalan
melakukan reformasi ajaran dan pendidikan Islam. Saat kolonial Belanda menjajah
bumi nusantara. Pendidikan Islam telah tersebar luas dalam wujud "pondok
pesantren", dimana islam diajarkan di musholla langgar masjid. Sistem yang
digunakan seperti sistem sorogan, bandongan, dan wetonan. Sorogan adalah sistem
pendidikan dimana secara perorangan menghadap kyai dengan membawa kitab . dan
mengartikan kemudian sang santri, santri hanya mendengarkan penjelasan pada
semasa itu dan hanya berorientasi pada hafalan sang kyai. Sistem pendidikan hanya
dengan teks, sehingga tidak merangsang santri untuk berdiskusi. Cabang ilmu agama
yang diajarkan sebatas Hadits dan Mustholah Hadist, Fiqih dan Usul Fiqih, Ilmu
Tauhid, Ilmu Tasawuf, Ilmu Mantiq, Ilmu Bahasa Arab. Ini berlangsung hingga awal
abad ke-20. Dalam sekolah Belanda para murid tidak diperkenalkan pendidikan Islam
sehingga menjadikan cara berfikir dan tingkah laku mereka banyak yang
menyimpang dari ajaran Islam. Melihat kenyataan ini K.H Ahmad Dahlan beserta
para tokoh bertekad untuk memperbaharui pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan
yang dimaksud meliputi dua segi, yaitu segi cita-cita dan segi teknik. Segi cita-cita
adalah untuk membentuk manusia muslim yang berakaqul karimah, alim, luas
pandangan dan paham terhadap masalah keduniaan, cakap, serta bersedia berjuang
untuk kemajuan agama Islam. Sedangkan dari Segi teknik, lebih banyak
berhubungan dengan cara-cara penyelenggaraan pendidikan modern Kini pendidikan
Muhammadiyah telah berkembang pesat dengan segala kesuksesannya, tetapi
masalah dan tantangan pun tidak kalah berat.Pendidikan Muhammadiyah merupakan
bagian yang terintegrasi dengan gerakan Muhammadiyah dan telah berusia sepanjang
umur Muhammadiyah.
B. Cita-Cita Pendidikan Muhammadiyah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Muhammadiyah, adalah :
1. Salah satu latar belakang berdirinya Muhammadiyah dibidang pendidikan
menurut Mukti Ali ialah ketidakefektifan lembaga pendidikan agama pada
waktu penjajahan Belanda, sehingga Muhammadiyah memelopori pembaruan
dengan jalan melakukan reformasi ajaran dan pendidikan Islam.
2. Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan dalam pendidikan
Muhammadiyah adalah lahirnya manusia- manusia baru yang mampu tampil
sebagai "ulama-intelek" atau "intelek-ulama", yaitu seorang muslim yang
memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.
3. Ada beberapa tipe pendidikan Muhammadiyah:
1. Tipe Muallimin Mualimat Yogyakarta (pondok pesantren)
2. Tipe madrasah/Depag; Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah
3. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP, SMA SMK, Universitas ST
PoliteknikAkademi
4. Madrasah Diniyah, dan lain-lain
Usaha Muhammadiyah mendirikan dan menyelenggarakan sistem atau model
pendidikan modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa Islam bisa menjadi
rahmatan lil-‘alamin, menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan kehidupan
segenap manusia jika disampaikan dengan cara-cara modern.
DAFTAR PUSTAKA