Anda di halaman 1dari 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 IDENTIFIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT

Partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan di Posyandu di Desa Aepodu


mengalami peningkatan yang cukup baik. Partisipasi masyarakat datang ke posyandu besar,
ketika posyandu diadakan. Selain itu para kader dan pembantu kader saling membantu dalam
menyediakan makanan tambahan (susu, telur, sayur sop, dan bubur kacang hijau).Dalam proses
pemeliharaan dan pengembangan di Posyandu di Desa aepodu partisipasi masyarakatnya
sudah baik, Hanya beberapa saja yang ikut berpartisipasi, kebanyakan hanya tokoh
masyarakatnya saja (itu pun tidak semua tokoh masyarakat ikut serta dalam kegiatan ini).
Terkadang hanya para kader saja yang sangat  aktif dalam proses pemeliharaan dan
pengembangan posyandu di Desa Aepodu.
Upaya program pengembangan posyandu di Posyandu Mawar Indah IV juga belum
sesuai dengan standar  program posyandu, hanya sebatas penimbangan BB bayi & balita, ibu
hamil, KB serta pemberian imunisasi.
Sistem pengelolaan Posyandu ini dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah
pembentukan Posyandu. Pengelola Posyandu ini terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan
bendahara dimana mereka yang dipilih memiliki jiwa mengabdi yang besar terhadap masyarakat,
berinisiatif tinggi serta mampu memotivasi masyarakat dan bekerja secara sukarela bersama
masyarakat. Mereka merupakan warga dari Desa Aepodu ini sendiri. Dan untuk Kader Posyandu
dipilih oleh pengurus Posyandu dan merupakan anggota dari masyarakat Desa Merbung. Kader
Posyandu ini juga bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan, serta memiliki waktu luang
untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu. Untuk pendanaan sendiri berasal dari iuran warga,
KAS RW, atau donator.

Posyandu Anggrek Ds. Merbung memiliki fasilitas, yaitu :


Gedung : Balai Desa
Peralatan Penunjang :
 Dacin
 Sarung timbangan
 Tripod
 Timbangan berdiri/ injak
 Timbangan bayi
 Alat ukur tinggi badan dan panjang badan
 Food model
Berikut ini adalah Struktur Organisasi Posyandu Desa Aepodu Tahun 2020-2021:

Ketua : Ny.Fatmawati
Wakil Ketua : Ny. Asma widya
Sekretaris : Ny. Nani sulisitiyanti
Ny. Gina anjarsiali
Bendahara : Ny. Dwi sumarni
Ny. Nartiah rinarto
Seksi Pendaftaran : Ny. Marlina
Ny. Ratna sriwahyuni
Sie Penimbangan : Ny. Husniati
Ny. Suhunia
Sie Pencatatan : Ny. Rosmayanti hardia
Ny. Nurjannah baoli
Sie Penyuluhan : Ny. Sabaria Nurussdin
Ny. Erni nuraeni
Pelayanan : Ny. Jamilah ( Bidan ) dan Ny. Irma nulisa ( Bidan )

Analisis data Potensi Desa (Podes) 2008 dilakukan untuk mengetahui


kesenjangan yang terjadi sehubungan dengan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, termasuk
tenaga kesehatan yang ada, dan kesiapsiagaan masyarakat desa dalam menanggulangi bencana.
Pertimbangan kualitas pelayanan kesehatan terungkap dari kajian Podes ini yang ditunjukkan
dari keberadaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersedia di desa. Aplikasi kebijakan
untuk mengembangkan Desa Siaga perlu ditinjau kembali mengingat keberadaan sarana dan
tenaga kesehatan yang masih sangat kurang untuk memberikan pelayanan kesehatan di 75,410
desa kelurahan di seluruh wilayah Indonesia. Posyandu yang jumlahnya sudah lebih dari 258.000
masih belum diimbangi dengan bimbingan tenaga kesehatan yang memadai. Masih sebagian
besar desa belum mempunyai Polindes maupun Poskesdes. Walaupun jumlah tenaga bidan sudah
tercatat 97.879, masih hampir 30% desa tidak ada tenaga bidan. Bahkan belum seluruh
Puskesmas dikelola oleh tenaga Dokter.
Kajian ini mendokumentasikan pengembangan Desa Siaga baru mencapai 17,7%
dari total desa yang ada. Strategi pembangunan kesehatan kedepan perlu memperkecil bahkan
menghilangkan kesenjangan disparitas yang terjadi, dan mulai melakukan pemberdayaan
masyarakat khususnya pada kelompok masyarakat dengan keterbatasan akses pada pelayanan
kesehatan. Pembangunan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, berhasil guna
dan berkelanjutan akan memberikan perubahan yang sangat berarti pada status kesehatan.
Pembangunan di bidang kesehatan perlu lebih dipacu lagi dan memperhatikan tujuan strategi
yang diarahkan untuk menjadikan sekurang-kurangnya 80% desa menjadi Desa Siaga yang aktif
pada tahun 2015. Upaya strategis dengan memperhatikan faktor demografi, geografi, sosial,
eknomi dan budaya, serta tarat pendidikan masyarakat menjadi suatu keharusan. Pemberdayaan
masyarakat, kerjasama lintas sektor dengan sistem terintegrasi, dan dilakukan secara profesional
merupakan.suatu upaya untuk mencapai Desa Sehat yang didambakan.
Visi :
“Menjadikan Masyarakat yang Sehat, Sejahtera, dan Mandiri”

Misi :
1. Melaksanakan penimbangan bayi dan balita sebulan sekali agar dapat terpantau pertumbuhan
dan perkembangannya.
2. Menggalakkan ASI eksklusif
3. Meningkatkan kesadaran ibu memeriksakan kehamilan.
4. Mendukung dan membantu program pemerintah dalam bidang kesehatan.
5. Mengembangkan kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia para
kader Posyandu yang dimiliki
6. Menjalin kemitraan dengan pihak lain dalam melaksanakan berbagai Upaya kesehatan
masyarakat.

3.2 Kelompok Sasaran


Sasaran dari Posyandu Aepodu adalah bayi, balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas,
dan ibu menyusui. Kegiatan Posyandu Anggrek meliputi penimbangan balita secara rutin sebulan
sekali untuk mengetahui status gizinya, mengikuti penyuluhan masalah ASI eksklusif,
penimbangan ibu hamil secara rutin setiap bulan, memberi imunisasi bagi bayi dan ibu hamil,
pemberian vitamin bagi bayi dan balita, penyuluhan tentang kesehatan ( KB/ diare ), dan
Pengembangan Anak Usia Dini ( PAUD ).

Adapun manfaatnya adanya Posyandu ini adalah :


a. Bagi masyarakat :
 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
 Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahanan masalaha kesehatan
terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
 Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan.
b. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
 Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan
penurunan AKI dan AKB.
 Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
3.3 Strategi Intervensi
Program KIA KB Permasalahan :
a) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) belum mencapai target (0,4%).
b) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) belum mencapai target (0,44%)
c) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) belum mencapai target (2%).
d) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan belum mencapai target (-
2,2%).
e) Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan belum mencapai target (-4%). f) PUS dengan 4 T
ber KB belum mencapai target (-33,5%) g) KB pasca persalinan belum mencapai target (-5,3%)

Setelah masalah kesehatan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah penentuan


prioritas masalah kesehatanuntuk menentukan masalah kesehatan mana yang perlu mendapat
perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya.Untuk penentuan prioritas masalah kesehatan
yang ada, dilakukan menggunakan analisis USG dengan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak).
S : Seriousness (tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk penanganan masalah).
G : Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada saat masalah mulai terlihat
dan sesudahnya).
Masalah gizi pada usia bawah lima tahun (balita) masih menjadi pokok perhatian bidang
gizi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan prevalensi masalah gizi buruk, gizi kurang, stunting,
dan gizi lebih masih cukup tinggi. Proporsi balita gizi buruk dan gizi kurang secara nasional
menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 sebesar 17,7% padahal target RPJMN
2019 sebesar 17%. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek pada balita berdasarkan
Riskesdas 2018 juga masih tergolong tinggi yaitu sebesar 30,8% (11,5% sangat pendek dan
19,3% pendek). Dengan cukup banyaknya masalah gizi yang ada, maka dilakukan analisis
prioritas masalah agar dapat menentukan masalah mana yang mudah ataupun lebih penting
untuk ditangani segera. Penetapan prioritas masalah dari sekian banyaknya masalah gizi yang
ada dilakukan dengan metode CARL (Capability, Assessibility, Readiness, dan Leverage).
Metode CARL ini merupakan teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan
prioritas masalah dengan menentukan skor atas kriteria tertentu seperti kemampuan
(Capability) kemampuan dilihat dari sumber daya, dana, alat dan sebagainya. Kemudian
kemudahan (accessibility) masalah yang ada mudah diatas atau tidak dan juga dapat didasarkan
pada ketersediaan metode/cara/ teknologi serta penunjang seperti peraturan. Readines yaitu
kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaram, seperti keahlian atau kemampuan.
Dan Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan lain dalam pemecahan
masalah yang dibahas. Penggunaan metode CARL ini dikarenakan dengan cukup banyaknya
masalah yang ada, dapat menentukan peringkat atas masing- masing masalah sehingga dapat
diperoleh prioritas masalah.

3.4 Pengorganisasian Program


Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau
pilihan, yaitu :
a. Kegiatan Utama
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) a) Ibu hamil Pelayanan meliputi :
i. Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader
kesehatan.
ii. Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran tekanan darah,
pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang periksa dan pemberian imunisasi
Tetanus Toxoid . Bila ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
iii. Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada hari buka Posyandu
yang kegiatannya antara lain : penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan,
persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan
pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam ibu hamil.
b) Ibu nifas dan menyusui Pelayanannya meliputi :
i. Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
ii. Pemberian vitamin A dan tablet besi
iii. Perawatan payudara
iv. Senam ibu nifas
v. Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat dilakukan pemeriksaan
payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan lochea .
c) Bayi dan anak balita Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
i. Penimbangan
ii. Penentuan status gizi
iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
iv. Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan
deteksi dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
2) Keluarga Berencana Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan
konseling KB.
3) Imunisasi Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas kesehatan
Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik untuk bayi,
balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.
4) Gizi Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk pelayanannya meliputi
penimbangan berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian
PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas
diberikan tablet besi dan yodium untuk daerah endemis gondok.
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain
dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara lain
dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.
b. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru, misalnya: perbaikan
kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan berbagai program pembangunan
masyarakat desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan Posyandu Plus. Penambahan
kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan kegiatan utamanya di atas 50%, serta
tersedianya sumberdaya yang mendukung.
Kegiatan bulanan di Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan
sistem lima meja :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita.
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan.
3.5 Proses Pemandiriaan Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai