ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh complaint handling terhadap patient trust melalui
Satisfaction Complaint Handling di Rumah Sakit penyelenggaara BPJS Yogyakarta. Jenis
penelitian ini adalah penelitian causal dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dan
sampel yang digunakan adalah 80 pasien Rumah Sakit penyelenggaara BPJS di Yogyakarta.
Analisis dalam yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS).
Hasil temuan dalam penelitian ini dibuktikan bahwa Interactional Justice berpengaruh signifikan
terhadap Satisfaction Complaint Handling sedangkan Procedureal Justice dan Distributive Justice
tidak berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction Complaint Handling. Kemudian juga dibuktikan
bahwa Satisfaction Complaint Handling memiliki pengaruh signifikan terhadap Patient Loyalty.
Hubungan antara pasien dengan petugas mengarah pada pendekatan yang berhasil
kesehatan di rumah sakit termasuk dalam untuk mencegah ketidakpuasan (Chebat,
hukum kontrak. Hubungan hukum antara 2005).
rumah sakit / dokter dan pasien yang berasal
dari perjanjian (Nuryanto, 2012) penugasan Adanya keluhan sesederhana apapun dari
pokok yang muncul dalam perjanjian adalah pasien mengenai pelayanan rumah sakit tetap
obligasi dokter untuk melakukan upaya harus diperhatikan, dikarenakan adanya
medis dan hak pasien pada upaya medis, keluahan berarti terdapat kekurangan dari
Kewajiban untuk membayar honor kepada rumah sakit yang harus diketahui manajemen
dokter setelah upaya medisnya dan hak rumah sakitnya dalam hal pelayanan.
dokter pembayaran honor (Sukarjono, 2009). Sehubungan dengan penelitian (Irawan,
Penerapan hak dan kewajiban yang sering Nawawi, & Ahmad, 2016), (Pratiwi.Y,
dipimpin untuk munculnya perselisihan. Fresty.A, & Martini.W, 2010) dijelaskan
Pemicu perselisihan di rumah sakit yaitu apabila keluhan dapat dijadikan bahan
kesalahpahaman, perbedaan dalam evaluasi untuk manajemen pelayanan. Sudah
interpretasi, pengaturan tidak jelas, seharusnya rumah sakit menyajikan
ketidakpuasan, ketakutan, kecurigaan, pelayanan yang terbaik, dikarenakan
tindakan yang tidak pantas, penipuan atau ketidakpuasan dari pelanggan sudah banyak
tidak jujur, kesewenang-wenangan atau terjadi. Pelanggan saat ini sudah banyak
ketidakadilan, dan terjadinya keadaan yang mengerti tentang hak yang seharusnya
tidak terduga. (Afandi,2009). Akhir-akhir ini diterima sebagai pasien rumah sakit, maka
perselisihan antara dokter dan Pasien sering dari itu rumah sakit juga harus pandai
terjadi, bahkan dari beberapa konflik yang memberikan pelayanan. Seorang pelanggan
melibatkan rumah sakit sebagai salah satu pasti menginginkan pelayanan terbaik dari
fasilitas yang digunakan. rumah sakit untuk menghasilkan pelayanan
yang bermutu.
Banyak pasien yang tampaknya tidak puas
dengan litigasi hukum. Prosedur, dan juga Salah satu badan hukum penyelenggara
dengan keluhan non-hukum penanganan di program jaminan kesehatan nasional bagi
rumah sakit (Daniel,1999). Fenomena ini rakyat Indonesia adalah BPJS kesehatan.
tidak baik dimengerti. Sedikit yang diketahui
Terjadinya ketidakkepuasan pasien terhadap
tentang motif pasien untuk mengajukan
penanganan keluhan juga dirasakan oleh
keluhan dan tentang kebutuhan dan harapan
pasien pengguna BPJS di Rumah Sakit di
pasien mengenai prosedur penanganan
wilayah Yogyakarta. Hal ini diketahui dari
pengaduan di rumah sakit (Doig, 2004).
tidak maksimalnya pelayanan yang diberikan
Ketidakpuasan pasien dengan penanganan
BPJS Kesehatan kepada pasien. Hal ini
pengaduan terdiri harapan yang tidak
sesuai dengan pendapat dikutip oleh CNN
terpenuhi, jika harapan pasien tidak bertemu
Indonesia (2020) yang menyatakan bahwa
atau tidak bertemu sepenuhnya, mereka
beberapa pelanggan yang menggunakan
mungkin merasa kecewa atau bahkan
fasilitas BPJS Kesehatan mendapat
frustrasi (Tax,1998). Penanganan pengaduan
pelayanan yang kurang maksimal. Hal yang
yang adil sangat signifikan tidak bisa
sama juga dijelaskan bahwa hasil evaluasi
memulihkan kepercayaan pasien dalam
pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional yang
perawatan kesehatan dan memperbarui
dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan
komitmen pasien terhadap layanan kesehatan
Sosial (BPJS) Kesehatan tidak lebih baik dari
penyedia atau organisasi. Segala upaya untuk
Jamkesda dan menuai banyak keluhan dari
mengembalikan kepuasan pasien dengan
rumah sakit, dokter, bahkan pasien. Hal
penanganan keluhan bukan hanya masalah
tersebut menjelaskan adanya ketidakpuasan
etika, oleh karena itu, ia juga memberikan
pasien terhadap penanganan keluhan yang
keuntungan praktis, sementara mengetahui
diberikan oleh pihak BPJS di Rumah Sakit di
komponen utama ketidakpuasan mungkin
Yogyakarta sehingga memungkinkan pasien
untuk menjadi tidak ingin lagi menggunakan complaint effectively is the only recourse to
layanan BPJS di Rumah Sakit di wilayah redress where choice and exit are denied
Yogyakarta sebagai bentuk penurunan through either dependence on a specific
loyalitas pasien. service or monopoly service provision.”.
Artinya adalah mekanisme pengaduan
Dengan melihat fenomena yang terjadi, maka merupakan komponen penting dalam
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mewujudkan kualitas dalam reformasi sektor
dengan judul “Pengaruh Complaint Handling publik. Menjadi akses penting bagi pengguna
Terhadap Patient Loyalty Melalui layanan, karena dapat mengartikulasikan
Satisfaction Complaint Handling Di Rumah kebutuhan mereka. Manfaat penanganan
Sakit Penyelenggara BPJS di wilayah keluhan yang efektif Mudie & Cottam (dalam
Yogyajarta”. Fandy Tjiptono 2008:210) meliputi: Penyedia
layanan dapat memperoleh peluang kembali
KAJIAN TEORI
dalam membenahi hubungan dengan
Complaint Handling pelanggan yang tidak puas. Penyedia layanan
dapat terjauhkan dari berita buruk. Penyedia
Menurut Islamy (dalam Saleh 2010:156), layanan dapat mengetahui perihal apa saja
keluhan didefinisikan sebagai berikut, “A yang harus diperbaiki dalam membuat
complaint is an expression of dissatisfaction, pelanggan puas. Penyedia layanan dapat
about the standard of service, actions or lack menentukan dan menangani sumber masalah
of action…. Affecting an individual customer operasional. Penyedia layanan juga bisa
or group of customers”. Keluhan atau terdorong untuk menyediakan pelayanan yang
pengaduan pelayanan yaitu rasa tidak puas terbaik. Dalam konteks complaint handling,
terhadap pelayanan atau sikap dari petugas konsep justice yang terdiri dari procedural
pelayanan yang mempengaruhi pelanggan. justice, interactional justice, dan distribituive
Ombudsman Western Australian (2010:1) justice dapat diidentifikasi sebagai pengaruh
menyebutkan bahwa, “A complaint is an besar pada evaluasi evaluasi pelanggan pada
“expression of dissatisfaction made to an proses pemulihan layanan dan sering menjadi
organisation, related to its products, or the faktor utama dalam kepuasan pelanggan.
complaints handling process itself, where a
response or resolution is explicitly or Procedural justice
implicitly expected”.
Keadilan prosedural yang tinggi adalah proses
Penanganan pengaduan menurut Queensland pengendalian (participation) dalam
Ombudsman (2006:1) adalah: “Handling pembuatan keputusan-keputusan dalam suatu
complaints well presents an opportunity to organisasi dan akibatnya adalah pencapaian
show to the public that you are accountable to hasil yang layak/wajar (Chong M Lau et al,
them. Complaints are an essential part of any 2008). Procedural justice mengacu pada
accountability process and in fact are often kebijakan, proses dan peraturan yang
the starting point. Any agency that claims to digunakan dalam pemulihan layanan dan
be accountable for its actions must take penanganan pengaduan. Keadilan prosedural
complaints seriously.” ditandai oleh kejelasan, kecepatan dan tidak
adanya perselisihan (Lanza et al dalam
Mekanisme pengaduan menurut Blackmore Saraswita dan Yasa (2017). Keadilan
(dalam Wibawa:61) adalah sebagai berikut: prosedural diartikan sebuah pandangan dari
“complaints mechanisms constitute a vital keadilan untuk membuat prosedur dalam
component of the quality initiative manifest in penentuan hasil (Greenberg & Baron, 2008).
the public sector reforms […] representing an Keadilan prosedural semakin meluas melalui
important conduit through which service pengaruh dalam mengambil keputusan atau
users can articulate their views. Moreover, berdasarkan standar proses yang seharusnya.
where there is a desire to develop a more
consumer oriented public sector, the ability to Interactional justice
suatu brand, gerai, distributor berdasarkan memiliki kualifikasi tertentu yang sudah
perilaku positif dan tampak dengan pembelian ditentukan oleh peneliti untuk dianalisis dan
berulang. diambil kesimpulannya (Sugiyono,
2016:119). Populasi yang digunakan
Kerangka Konseptual merupakan pasien Rumah Sakit
penyelenggaara BPJS Yogyakarta.
Procedureal
Justice (X1)
Sampel merupakan sebagian dari ukuran
maupun kualifikasi populasi (Sugiyono,
Interactional Satisfaction Patient
2016:120). Teknik accidential dipilih sebagai
Justice (X2) Complaint
Handling (Z)
Loyalty (Y) teknik dalam mengambil sampel. Ukuran
sampel yang digunakan merupakan jenis
multivariate. Ukuran sampel ini berdasarkan
Distributive
Justice (X3)
pengukuran dari Hair, et al. dalam Ferdinand
(2011) yang menggunakan 5-10 kali indikator
Gambar 1. Kerangka Konseptual variabel. Sehingga sampel penelitian ini 5 x
16 = 80 responden, yang artinya 80 pasien
Hipotesis Rumah Sakit penyelenggaara BPJS
H1 : Procedureal Justice berpengaruh Yogyakarta.
signifikan terhadap Satisfaction
Complaint Handling Definisi Operasional
H2 : Interactional Justice berpengaruh
Definisi operasional merupakan pengertian
signifikan terhadap Satisfaction
yang diberi pada sebuah variabel melalui
Complaint Handling
pemberian arti tau pengidentifikasian
H3 : Distributive Justice berpengaruh
kegiatan, atau pemberian kegiatan operasional
signifikan terhadap Satisfaction
dengan dibutuhkan dalam pengukuran
Complaint Handling
variabel tersebut (Nazir, 2014). Complaing
H4 : Satisfaction Complaint Handling
handling dalam penelitian ini
berpengaruh signifikan terhadap patient
diidentifikasikan melalui konsep keadilan
loyalty
dalam 3 konsep. Berikut akan diuraikan
definisi operasional masing-masing variabel
METODOLOGI PENELITIAN penelitian sebagai berikut:
pengaruh signifikan terhadap kepuasan atas Demikian juga Kusumawati dan Handayani
penanganan keluhan. (2012) yang menemukan bahwa Aspek
keadilan interaksional tidak berpengaruh
Pengaruh Interactional Justice terhadap signifikan terhadap kepuasan atas penanganan
Satisfaction Complaint Handling keluhan.
Interactional Justice berpengaruh signifikan
Pengaruh Distributive Justice terhadap
terhadap Satisfaction Complaint Handling,
Satisfaction Complaint Handling
karena nilai T-statistik sebesar 2.332 yang
berarti lebih besar dari 1,96. Temuan tersebut Distributive Justice tidak berpengaruh
menjelaskan jika Interactional Justice yang signifikan terhadap Satisfaction Complaint
berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction Handling, karena nilai T-statistik sebesar
Complaint Handling dengan arah pengaruh 1.468 yang berarti lebih kecil dari 1.96.
positif, yang memperlihatkan bahwa semakin Temuan ini menunjukkan bahwa Distributive
baik penerapan keadilan interaksional maka Justice tidak berpengaruh signifikan terhadap
akan semakin meningkatkan satisfaction Satisfaction Complaint Handling namun
complaint handling. Dengan demikian memiliki arah pengaruh positif, hal ini
hipotesis kedua yang berbunyi “Interactional mengindikasikan bahwa semakin baik
Justice berpengaruh signifikan terhadap penerapan keadilan distributif maka akan
Satisfaction Complaint Handling” dapat semakin meningkatkan satisfaction complaint
dinyatakan diterima. handling namun secara tidak signifikan.
Dengan demikian hipotesis ketiga yang
Keadilan interaksional memiliki dua aspek berbunyi “Distributive Justice berpengaruh
keadilan yaitu sensitivitas dan penjelasan signifikan terhadap Satisfaction Complaint
interpersonal yang memiliki konsep yang Handling” dapat dinyatakan tidak diterima.
berbeda, perbedaan tersebut ditunjukan bahwa
sensitivitas interpersonal merupakan suatu Keadilan distributif merupakan penilaian
bentuk keadilan distributif (distribusi hasil- kesesuaian yang berdasarkan pada hitungan
hasil sosial) dan penjelasan merupakan bentuk ketentuan biaya yang dihabiskan pelanggan
keadilan prosedural (aspek sosial prosedur) dengan manfaat yang didapatkannya
(Greenberg, dalam Badawi, 2012). Davidow (Gunawan dan Purwono, 2007). Hasil temuan
dalam berpendapat bahwa perlakuan Casielles et al (2010) dibuktikan bahwa
interpersonal yang adil memberikan keadilan distributif memiliki pengaruh yang
kontribusi terhadap penanganan keluhan. Hal signifikan dan positif pada kepuasan dengan
ini sama dengan hasil dalam penelitian ini. pemulihan layanan. Menurut Saraswita dan
Yasa (2017), keadilan distributif berdasarkan
Hasil yang sama juga dibuktikan oleh pada keadilan yang dirasakan akibat ketika
Saraswita dan Yasa (2017) yang upaya, tindakan, atau tanggapan yang
menghasilkan bahwa Procedural justice dialokasikan atau penilaian yang dibuat
berpengaruh signifikan dan positif terhadap dinilai adil atau tidak adil. Penilaian ini
customer satisfaction setelah mendapatkan dinamakan dengan penilaian keadilan
complaint handling. Namun temuan dalam distributif dikarenakan penilaian distributif
penelitian ini tidak sama dengan hasil temuan tradisional adalah keadilan tentang bagaimana
Toba et al (2015) yang membuktikan bahwa sumber daya didistribusikan atau dialokasikan
interactional justice tidak berpengaruh kepada individu.
signifikan terhadap complaint satisfaction.
Hasil temuan dalam penelitian ini senada berpengaruh signifikan terhadap customer
dengan hasil penelitian Badawi (2012) loyalty.
dimana dalam penelitiannya dibuktikan
bahwa distributive justice tidak berpengaruh KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
signifikan terhadap kepuasan pemulihan Kesimpulan
layanan. Namun temuan ini tidak mendukung 1. Procedureal Justice tidak berpengaruh
temuan Toba et al (2015) yang membuktikan signifikan terhadap Satisfaction
bahwa distributive justice memiliki pengaruh Complaint Handling
signifikan terhadap complaint satisfaction. 2. Interactional Justice berpengaruh
signifikan terhadap Satisfaction
Pengaruh Satisfaction Complaint Handling Complaint Handling
terhadap Patient Loyalty 3. Distributive Justice tidak berpengaruh
signifikan terhadap Satisfaction
Satisfaction Complaint Handling berpengaruh Complaint Handling
signifikan terhadap Patient Loyalty, karena 4. Satisfaction Complaint Handling
berpengaruh signifikan terhadap Patient
nilai T-statistik sebesar 6.677 yang berarti
Loyalty
lebih besar dari 1,96. Temuan ini
menunjukkan bahwa Satisfaction Complaint Rekomendasi
Handling berpengaruh signifikan terhadap 1. Diharapkan agar pihak Rumah Sakit
Patient Loyalty dengan arah pengaruh positif, penyelenggaara BPJS di wilayah
Yogyakarta lebih meningkatkan
hal ini mengindikasikan bahwa semakin
kecekatan dalam menangani keluhan
tinggi kepuasan terhadap penanganan keluhan pasien sehingga akan meningkatkan
maka akan semakin meningkatkan patient kesetiaan pasien dalam menggunakan
loyalty. Dengan demikian hipotesis keempat layanan pada Rumah Sakit
yang berbunyi “Satisfaction Complaint penyelenggaara BPJS di wilayah
Handling berpengaruh signifikan terhadap Yogyakarta.
patient loyalty” dapat dinyatakan diterima. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti dengan topik yang sama
Meningkatkan loyalitas pelanggan adalah agar menggunakan variabel lainnya yang
diduga dapat mempengaruhi loyalitas
faktor penting dalam menumbuhkan pangsa
pasien.
pasar perusahaan dalam industri yang sangat
kompetitif, meningkatkan profitabilitasnya DAFTAR PUSTAKA
dan mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan (Jarvis dan Mayo dalam Toba Arif Nuryanto, “Model Perlindungan Hukum
Profesi Dok-ter”, Jurisprudence,Vol.
et al, 2015). Setyorini (2009) menyebutkan
8No. 1. July 2012, Surakarta:
apabila loyalitas dilihat dari niat yang Muhammadiyah University
dikatakan pelanggan dan hasilnya Surakarta,page2.3
menunjukkan bahwa perpindahan konsumen
ke tingkat kepuasan yang lebih tinggi dapat Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
membangun loyalitas jangka panjang.
Jakarta : Rineka Cipta.
Namun, hasil dalam penelitian ini tidak
senada dengan temuan penelitian Toba et al Atmaja, J. (2018). Kualitas Pelayanan dan
(2015) dimana dalam penelitian ini ditemukan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas
bahwa complaint satisfaction tidak pada Bank BJB. Jurnal Ecodemica:
Jurnal Ekonomi, 49-63.
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian
Ghalia Indonesia. Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya :
Bandung.
Ofori-okyere, I., & Kumadey, G. (2015). An
assessment of Service Failures and Tax SS, Brown SW, Chandrashekaran M:
Customer Complaints Management in Customer evaluations ofservice
the delivery of Health Care in the complaint experiences: implications for
Municipal Hospitals in Ghana, 3(1), 31– relationshipmarketing.Journal of
42. Marketing 1998, 62:60-76.5.
Ombudsman Western Australian. 2010. Tiara, & Lestari, A. (2013). Perilaku Caring
Guidelines On Complaint Handling. Perawat Dalam Meningkatkan
Western Australian: Ombudsman Kepuasan Pasien Rawat Inap. Jurnal
Western Australian. Keperawatan, ISSN 1907 –0357, IX(2)
(www.ombudsman.wa.gov.au diakses
Vincent C, Young M, Phillips A: Why do
tanggal 31-3-2013)
people sue their doctors?A study of
Palese, A., Bello, A., & Magee, J. (2011). patients and relatives taking legal
Triturating drugs for administration in action.The Lan-cet 1994, 343:1609-
patients with difficulties in swallowing: 1613.
Evaluation ofthe drug lost. Journal of
Widadi, R. H. S., & Wadji, F. (2015). Faktor-
Clinical Nursing, 20(3–4), 587–590.
Faktor Yang Berpengaruh Pada
https://doi.org/10.1111/j.1365-
Loyalitas Pelanggan Klinik Saraf
2702.2010.03577.x
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr R.M.
Soedjarwadi. DAYA SAING Jurnal