MOTIVASI
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
1. ALROID KAMIL
2. ICHA SALSABILA
3. IRFAN PUTRA ANANDA
4. MAYA LESTARI
5. NOPI ALIZA
SEMESTER 2A
RENGAT
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini disusun
agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial dan Politik.
Khususnya tentang pembahasan “Motivasi”.
Makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga
masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran,
sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang
lebih luas kepada pembaca.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Motviasi.................................................................................. 2
B. Teori-teori Motivasi.............................................................................. 4
C. Pengertian Motivasi Berprestasi........................................................... 5
D. Komponen Motivasi Berprestasi.......................................................... 6
E. Bagian Motivasi.................................................................................... 7
F. Fungsi Motivasi.................................................................................... 8
G. Tujuan Motivasi.................................................................................... 8
H. Jenis-jenis Motivasi.............................................................................. 9
I. Teori-teori Motivasi.............................................................................. 9
A. Kesimpulan........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Motivasi adalah suatu dorongan terhadap diri kita agar kita melakukan
sesuatu hal. Dorongan yang kita dapat itu bisa bersumber dari mana saja, entah itu
dari diri kita sendiri atu pun dari hal atau orang lain. Dorongan yang kita sebut
motivasi itu juga yang menjadi suatu sumber tenaga dalam kita mengerjakan suatu
hal agar kita mencapai suatu tujuan yang kita inginkan. Dalam hal ini kegiatan
yang kita lakukan dapat berbentuk negatif ataupun positif meskipun motivasi kita
semua awalnya “baik”.
B. Tujuan Penulisan
Di dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang saya ingin capai
diantaranya adalah:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Motivasi
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau
menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi
kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang
supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang
untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orangyang mengejar uang karena
ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih
kenikmatan.
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
2
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu
terhadap situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim,
1991).Sedangkan menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu
keadaan dari dalam yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau
menggerakkan, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-
tujuan tertentu.
Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat
menarik suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri
individu yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu
pula.
(1) Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya
adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif
lapar.
(2) Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya
karena amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia
akan bertanya.
(3) Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
3
3. Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984) :
Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu
untuk bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan
secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
B. Teori-teori Motivasi
4
Bisa dikatakan ini adalah dorongan fitrah atau bawaan kita sejak lahir untuk
mempertahankan hidup dan keberlangsungan hidup.
Teori Hirarki Kebutuhan : Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita
mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih lengkap
dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan kemanan,
kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan, sampai kebutuhan
akan aktualisasi diri.
Takut Kehilangan vs Kepuasan : Teori ini mengatakan bahwa apda
dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan dan
demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah adalah
ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki. Misalnya seseorang yang
termotivasi berangkat kerja karena takut kehilangan gaji. Ada juga orang yang
giat bekerja demi menjawab sebuah tantangan, dan ini termasuk faktor kepuasan.
Konon, faktor takut kehilangan lebih kuat dibanding meraih kepuasan, meskipun
pada sebagian orang terjadi sebaliknya.
Kejelasan Tujuan : Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika
kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa seseorang
akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang jelas. Sehingga
muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan tujuan).
5
pengertian motivasi berprestasi sebagai usaha keras idiividu untuk meningkatkan
atau mempertahankan kecakapan diri setinggi mungkin dalam semua aktivitas
dengan menggunakan standar keunggulan sebagai pembanding. Standar
keunggulan dapat berupa tingkat kesempurnaan hasil pelaksanaan tugas (berkaitan
dengan tugas), perbandingan dengan prestasi sendiri (berkaitan dengan diri
sendiri) dan perbandingan dengan orang lain (berkaitan dengan orang lain).
Martaniah (1979) memberi pengertian tentang motivasi berprestasi sebagai
motif yang mendorong indivivu untuk berpacu dengan ukuran keunggulan.
Ukuran keunggulan ini dapat menggunakan dirinya sendiri, orang lain dan dapat
pula kesempurnaan tugas.
Pengertian-pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa motivasi
berprestasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri individu untuk mencapai
suatu nilai kesuksesan. Di mana nilai kesuksesan tersebut mengacu pada
perbedaannya dengan suatu keberhasilan atas penyelesaian masalah yang pernah
diraih oleh individu maupun berupa keberhasilan individu lain yang dianggap
mengandung suatu nilai kehormatan.
6
diharapkan, karena ia seharusnya dapat mencapai prestasi yang tinggi kalau ia
berusaha lebih keras lagi (Madina, 1998).
Ketiga. Selalu menampilkan perasaan suka bekerja keras dibanding
individu lain yang mempunyai motivasi berprestasi rendah. Hal ini menjadikan
ketangguhan individu dalam menjalankan tugas. Ia akan memelihara kualitas
kerja yang tinggi untuk menyelesaikan tugas dengn sukses, untuk dapat mencapai
prestasi terbaik yang dapat diraihnya dan mengungguli orang lain (Heckhausen,
1967).
Keempat. Mempunyai satu pertimbangan dalam memilih tugas dengan
tingkat kesulitan sedang, yaitu tugas yang tidak terlalu mudah tetapi juga tidak
terlalu sukar. Hal ini dikarenakan orientasi motivasi berprestasi adalah adanya
kesuksesan sebagai nilai prestasi, sehingga tugas yang terlalu mudah tidak bernilai
tantangan dan tugas yang terlalu sulit akan sedikit memberikan kemungkinan
untuk berhasil.
E. Bagian Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri
pekerja sebagai individu, berupa kesadaran mengenai pentingnya atau manfaat
akan pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan kata lain motivasi ini bersumber dari
pekerjaan yang dikerjakan, baik karena mampu memenuhi kebutuhan atau
menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu tujuan maupun karena
memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan. Misalnya pekerja yang
bekerja secara berdedikasi semata – mata karena merasa memperoleh kesempatan
untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara maksimal.
7
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri pekerja
sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya melaksanakan
pekerjaan secara maksimal. Misalnya berdedikasi tinggi dalam bekerja karena
upah/gaji yang tinggi, jabatan/posisi yang terhormat atau memiliki kekuasaan
yang besar, pujian, hukuman, dan lain – lain.
F. Fungsi Motivasi
G. Tujuan Motivasi
8
h. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
I. Teori-Teori Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,
bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak
lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti,
9
terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi)
seseorang. Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003)
mengemukakan bahwa untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari
beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3)
persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam
mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang
dilakukan; (7) tingkat kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari
kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa
teori tentang motivasi, antara lain : (1) teori Abraham H. Maslow (Teori
Kebutuhan); (2) Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi); (3) teori Clyton
Alderfer (Teori ERG); (4) teori Herzberg (Teori Dua Faktor); (5) teori Keadilan;
(6) Teori penetapan tujuan; (7) Teori Victor H. Vroom (teori Harapan); (8) teori
Penguatan dan Modifikasi Perilaku; dan (9) teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi.
(disarikan dari berbagai sumber : Winardi, 2001:69-93; Sondang P. Siagian, 286-
294; Indriyo Gitosudarmo dan Agus Mulyono,183-190, Fred Luthan,140-167).
10
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua
(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan
menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal
pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat
klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan
intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena
manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu
tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat pskologikal, mental, intelektual
dan bahkan juga spiritual.
11
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai
kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki.
Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul
lagi di waktu yang akan datang;
Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa
bergeser dari pendekatan kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam
pemuasannya.
Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti
tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat
sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
12
Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high
achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk
mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-
situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan
bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3)
menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka,
dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah.
13
Tampaknya pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme oleh
manusia. Artinya, karena menyadari keterbatasannya, seseorang dapat
menyesuaikan diri pada kondisi obyektif yang dihadapinya dengan antara lain
memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang mungkin dicapainya.
Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri
seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan
adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri
yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang.
5. Teori Keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong
untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi
14
kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila
seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya
tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu :
15
6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki
empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan
perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan
persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana
kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang
penetapan tujuan.
16
8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Berbagai teori atau model motivasi yang telah dibahas di muka dapat
digolongkan sebagai model kognitif motivasi karena didasarkan pada kebutuhan
seseorang berdasarkan persepsi orang yang bersangkutan berarti sifatnya sangat
subyektif. Perilakunya pun ditentukan oleh persepsi tersebut.
Dalam hal ini berlakulah apaya yang dikenal dengan “hukum pengaruh”
yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang
mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku
yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang
merugikan.
Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu
menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut
mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang
dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia
lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan
berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan
komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya
diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari.
17
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk
modifikasi perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang
harus selalu diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya”
yang manusiawi pula.
Bertitik tolak dari pandangan bahwa tidak ada satu model motivasi yang
sempurna, dalam arti masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, para
ilmuwan terus menerus berusaha mencari dan menemukan sistem Tampaknya
terdapat kesepakan di kalangan para pakar bahwa model tersebut ialah apa yang
tercakup dalam teori yang mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang
individu.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah yang telah disusun dengan sebaik mungkin ini diharapkan dapat
membantu para pembaca khususnya mahasiswa dalam pembahasan tentang teori
dan konsep motivasi dalam hal ini motivasi berprestasi, selain itu makalah ini
diharapkan dapat memberikan perbandingan pendangan dengan apa yang telah
diperoleh dilingkungan pendidikan.
Pengumpulan data dengan teliti dan valid adalah pedoman yang dipegang
dalam pembuatan makalah ini, dengan demikian pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik akan mendapat hasil yang sempurna. Saya mengharapkan semua
data dan pengetahuan yang didapat dari sumber-sumber yang sah dimana saya
mancari data dapat bermanfaat dimasa yang akan datang.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.squidoo.com/definisi-motivasi
http://www.facebook.com/note.php?note_id=157238214397
http://www.scribd.com
http://www.imammedan.co.cc/2010/07/pengertian-agresi-dan-perbedaanya.html
http://tentangkomputerkita.blogspot.com/2010/04/pengertian-prestasi.html
20