Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI yang membahas
Rancangan Jadwal Acara MUNAS VII SPKEP SPSI pada Sidang Paripurna I,
tanggal 16 Mei 2017.
M E M U T U S K A N
Pertama : Jadwal acara MUNAS VII SPKEP SPSI adalah sebagaimana termaktub dalam
lampiran surat keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
keputusan ini.
Kedua : Jadwal Acara MUNAS VII SPKEP SPSI, sebagaimana tersebut pada diktum
pertama keputusan ini, merupakan pedoman untuk melaksanakan
Page | 1
permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 16 Mei 2017
Page | 2
Lampiran surat keputusan Nomor : Kep. 01/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Page | 3
WAKTU KEGIATAN/MATERI PIC
08.00 – 10.00 Sidang Paripurna II Pimpinan Sidang
1. Laporan Pertanggung jawaban PP SPKEP SPSI MUNAS VII SPKEP SPSI
Masa Bhakti 2012 - 2017.
2. Pandangan Umum atas Laporan Pertanggung-
jawaban
10.00 – 10.30 ----------------------------------------------- Coffee Break -----------------------------------------------
Lanjutan Sidang Paripurna II Pimpinan Sidang
10.30 – 12.00 Pandangan Umum atas Laporan Pertanggung- MUNAS VII SPKEP SPSI
jawaban
12.00 – 13.30 ----------------------------------------- ISHOMA -------------------------------------------------
13.30 – 15.00 Lanjutan Sidang Paripurna II Pimpinan Sidang
Pandangan Umum atas Laporan Pertanggung- MUNAS VII SPKEP SPSI
jawaban
3. Penjelasan atas pandangan umum
4. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban dan
pernyataan Demisioner
15.00 – 17.30 Sidang Paripurna III Pimpinan Sidang
1. Pembentukan dan Pengesahan Komisi MUNAS VII SPKEP SPSI
2. Sidang Komisi – Komisi Pimpinan Komisi
a. Komisi A : Penyempurnaan AD – ART
b. Komisi B : Program Penguatan SDM,
Advokasi dan Keuangan Organisasi
c. Komisi C : Program Soliditas dan Solidaritas,
Administrasi dan Teknologi Informasi,
Propaganda yang Positif
d. Komisi D : Rekomendasi
17.30 – 19.00 ---------------------------------------------------- Ishoma -------------------------------------------------
19.00 – 23.30 Lanjutan Sidang Komisi Pimpinan Komisi
23.30 – 24.00 Lanjutan Sidang Paripurna III Pimpinan Sidang
3. Laporan Hasil Sidang Komisi MUNAS VII SPKEP SPSI
4. Pengesahan Hasil Sidang Komisi
KAMIS, 18 MEI 2017
Sidang Paripurna IV
00.00 – 05.00 1. Pencalonan dan pemilihan Ketua Umum PP Pimpinan Sidang
SPKEP SPSI Masa Bhakti 2017 – 2022. MUNAS VII SPKEP SPSI
2. Pembentukan dan pengesahan Tim Formatur
3. Rapat Tim Formatur Ketua Tim Formatur
05.00 – 07.00 -------------------------------------------------- Istirahat --------------------------------------------------
07.00 – 08.00 ---------------------------------------------- Sarapan Pagi -----------------------------------------------
08.00 – 12.00 Lanjutan Sidang Paripurna IV
Page | 4
WAKTU KEGIATAN/MATERI PIC
1. Laporan hasil Sidang Formatur Pimpinan Sidang
2. Pengesahan hasil Sidang Formatur MUNAS VII SPKEP SPSI
3. Pembentukan Mahkamah Organisasi SPKEP
SPSI
4. Penetapan Pimpinan Mahkamah Organisasi
5. Pengesahan Pembentukan dan Pimpinan
Mahkamah Organisasi
6. Pelantikan Pengurus PP SPKEP SPSI, Anggota
Pleno PP SPKEP SPSI, Dewan Pakar SPKEP
SPSI dan Mahkamah Organisasi SPKEP SPSI
Periode Tahun 2017 – 2022
Acara Penutupan
12.00 – 13.00 1. Menyanyikan lagu Indonesia Raya Panitia OC
2. Mengheningkan Cipta
3. Mars SPKEP SPSI.
4. Laporan Panitia Penyelenggara
5. Sambutan Ketua Umum PP SPKEP SPSI 2017
– 2022.
6. Sambutan Presiden DPP KSPSI (sekaligus
menutup MUNAS VII SPKEP SPSI)
7. Do’a / Penutup.
13.00 – 14.00 Istirahat dan Makan Siang
14.00 – 15.00 Check Out
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 16 Mei 2017
Page | 5
Page | 6
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.02/MUNAS VI I/SPKEP SPSI/V/2017
Tenta ng
PERATURAN TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL VI I
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII SERIKAT PEKERJA KIMIA,
ENERGI DAN PERTAMBANGAN, SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUNAS VII SPKEP SPSI.
Pertama : Peraturan tata tertib MUNAS VII SPKEP SPSI secara lengkap dan terperinci
adalah sebagaimana termaktub dalam lampiran surat keputusan ini dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keputusan ini.
Kedua : Peraturan tata tertib MUNAS VII SPKEP SPSI sebagaimana diktum pertama
keputusan ini merupakan pedoman untuk melaksanakan permusyawaratan dalam
MUNAS VII SPKEP SPSI.
Page | 7
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 16 Mei 2017
Page | 8
PERATURAN TATA TERTIB
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
BAB I
UMUM
Pasal 1
Pasal 2
MUNAS VII SPKEP SPSI adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi SPKEP
SPSI tingkat Nasional.
Pasal 3
MUNAS VII SPKEP SPSI diselenggarakan oleh Pimpin an Pusat SPKEP SPSI
berdasarkan kepada :
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SPKEP SPSI hasil Munas VI,
tanggal 26 - 28 Juni 2012.
2. Surat Keputusan Munas VI SPKEP SPSI No. Kep.13/MUNAS VI/SPKEP/VI/2012,
tanggal 28 Juni 2012, tentang Komposisi Personal ia Pimpinan Pusat SPKEP SPSI
Periode Tahun 2012 – 2017
Pasal 4
THEMA
Pasal 5
SUB THEMA
Page | 9
2. DENGAN MEREALISASIKAN PENGUATAN ADVOKASI BERKELAS DUNIA UNTUK
MENJAMIN KEPASTIAN ANGGOTA SPKEP SPSI MENDAPAT PERLAKUAN YANG
ADIL, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT.
3. DENGAN MEREALISASIKAN PENGUATAN KEUANGAN ORGANISASI YANG
SEHAT KITA WUJUDKAN KEKUATAN, KEMANDIRIAN DAN PROFESIONALISME
ORGANISASI YANG MULTI FUNGSI SEBAGAI BAROMETER SPKEP SPSI
BERKELAS DUNIA.
4. DENGAN MEREALISASIKAN PENGUATAN SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS
BERKELAS DUNIA KITA WUJUDKAN SIKAP RASA SETIA KAWAN DAN SPKEP
SPSI YANG BERWIBAWA UNTUK MENCAPAI CITA -CITA PERJUANGAN.
5. DENGAN MEREALISASIKAN PENGUATAN ADMINISTRASI DAN PENGUASAAN
TEKNOLOGI INFORMAS I KITA WUJUDKAN MANAJEMEN DENGAN TATA
KELOLA ORGANISASI YANG BAIK DAN BENAR UNTUK EFEKTIFITAS TUJUAN
ORGANISASI SPKEP SPSI.
6. DENGAN MEREALISASIKAN PENGUATAN PROPAGANDA POSITIF DEMI
TERCIPTANYA KEBANGGAAN, LOYALITAS DAN MILITANSI KELUARGA BESAR
SPKEP SPSI.
BAB II
KEDAULATAN MUNAS VII
Pasal 6
Kedaulatan tertinggi organisasi SPKEP SPSI berada ditangan anggota yang diwakili
oleh para peserta MUNAS VII SPKEP SPSI dengan berpegang teguh pada prinsip
musyawarah untuk mencapai mufakat dan AD/ART SPKEP SPSI hasil MUNAS VI.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG MUNAS VII
Pasal 7
BAB IV
PESERTA MUNAS VII
Pasal 8
Peserta
Pasal 9
Hak suara
Hak suara dalam MUNAS VII SPKEP SPSI diatur dengan ketentuan:
1. Pengurus PP SPKEP SPSI masa bhakti 2012 - 2017, masing -masing mempunyai
1 (satu) hak suara.
2. PD SPKEP SPSI masing-masing mempunyai 2 (dua) hak suara.
3. PC SPKEP SPSI masing-masing mempunyai 2 (dua) hak suara.
4. PUK SPKEP SPSI masing-masing mempunyai 2 (dua) hak suara.
Pasal 10
Hak Peserta
Pasal 11
Kewajiban Peserta
Page | 11
2. Memelihara ketertiban dan menjaga kelancaran jalannya persidangan MUNAS VI I
SPKEP SPSI.
3. Mengikuti sidang-sidang dalam MUNAS VI I SPKEP SPSI.
4. Mengisi daftar hadir setiap kali mengikuti sidang -sidang dalam MUNAS V II
SPKEP SPSI.
5. Memakai atribut kepesertaan.
6. Mematuhi kewajiban -kewajiban lainnya yang ditetapkan oleh Panitia.
Pasal 12
Peninjau
1. Peninjau terdiri dari Dewan Pakar, LBHN SPKEP SPSI, Komite Perempuan,
Direktur Diklat, Utusan PUK, PC dan PD SPKEP SPSI diluar ketentuan Pasal 9
dan tamu undangan.
2. Peninjau dapat mengikuti sidang -sidang paripurna.
3. Peninjau tidak mempunyai hak suara.
4. Peninjau dapat menya mpaikan saran dan pendapat pada Sidang MUNAS.
5. Unsur perangkat Organisasi di luar pasal 9
BAB V
ALAT KELENGKAPAN MUNAS VI I
Pasal 13
Pasal 14
Pimpinan Sidang Sementara
Page | 12
Pasal 15
Pimpinan Sidang MUNAS
1. Pimpinan Sidang MUNAS VII SPKEP SPSI dipilih dari dan oleh peserta MUNAS
VII SPKEP SPSI.
2. Pemilihan Pimpinan Sidang MUNAS V II SPKEP SPSI dipimpin Oleh Pimpinan
Sidang Sementara dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.
3. Pimpinan Sidang MUNAS VII SPKEP SPSI berjumlah 5 (lima) orang terdiri dari :
a. 1 (satu) orang dari peserta unsur PP SPKEP SPSI
b. 4 (empat) orang dari peserta Munas VII SPKEP SPSI, yang terdiri dari 1
(satu) orang unsur PD SPKEP SPSI, 2 (dua) unsur PC SPKEP SPSI dan 1
(satu) orang unsur PUK SPKEP SPSI, dengan Komposisi Pimpinan Sidang
sebagai berikut:
- Seorang Ketua merangkap Anggota.
- Seorang Sekretaris merangkap Anggota.
- 3 (tiga) orang Anggota.
4. Tata cara pemilihan Pimpinan Sidang:
a. Pimpinan Sidang dari unsur Pimpinan Pusat ditunjuk oleh Pengurus PP
SPKEP SPSI periode 2012 – 2017.
b. Pimpinan Sidang dari unsur peserta Munas VII diusulkan dan dipilih dari
peserta MUNAS yang dipimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara.
5. Pimpinan Sidang MUNAS V II SPKEP SPSI merupakan satu kesatuan yang
bersifat kolektif.
Pasal 16
Tugas dan Wewenang Pimpinan Sidang
Pasal 17
Komisis – Komisi
1. Dalam MUNAS VII SPKEP SPSI dibentuk komisi -komisi yang ditetapkan sesuai
kebutuhan, terdiri dari:
a. Komisi A : Komisi An ggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga
b. Komisi B : Komisi Program Penguatan SDM, Advokasi dan Keuangan
Organisasi
c. Komisi C : Komisi Program Penguatan Soliditas dan Solidaritas, Administrasi
dan Teknologi Informasi, dan Propaganda Positif.
d. Komisi D : Komisi Rekomendasi
2. Setiap peserta wajib menjadi anggota pada salah satu komisi yang ditetapkan
pada ayat (1) diatas.
3. Setiap komisi dipimpin oleh pimpinan komisi yang dipilih dari dan oleh anggota
komisi.
4. Pimpinan komisi terdiri dari 2 (dua) orang yang terd iri dari :
a. Seorang Ketua merangkap Anggota.
b. Seorang Sekretaris merangkap Juru Bicara dan Anggota.
5. Pemilihan Ketua dan Sekretaris Komisi dilakukan sesaat sebelum dimulainya
sidang komisi dengan cara musyawarah mufakat.
6. Masing-masing komisi bertugas untuk me mbahas secara mendalam materi yang
telah disiapkan oleh panitia pengarah serta merumuskan kesimpulan hasil rapat
komisi sesuai dengan ruang lingkup masing -masing komisi.
7. Hasil kerja komisi dilaporkan dalam sidang paripurna untuk diadakan
penyempurnaan dan persetujuan dari anggota komisi lain dan selanjutnya
disahkan oleh Pimpinan Sidang menjadi keputusan MUNAS VI SPKEP SPSI
BAB VI
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 18
Quorum
1. Setiap jenis sidang dalam MUNAS V II SPKEP SPSI dinyatakan sah apa bila
dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah peserta sidang.
Page | 14
2. Setiap sidang dalam MUNAS V II SPKEP SPSI dapat dilakukan, apabila dihadiri
oleh lebih dari separuh jumlah peserta yang terdaftar.
3. Apabila peserta yang hadir dalam sidang belum memenuhi ketentuan lebih dari
separuh dari peserta yang terdaftar, maka sidang ditunda paling lama 15 menit.
4. Setelah ditunda 15 menit, tetapi jumlah peserta yang hadir belum memenuhi
quorum, maka untuk dimulainya persidangan, Pimpinan Sidang dapat meminta
persetujuan pesert a sidang dan pimpinan sidang dapat mengambil keputusan
bahwa sidang dinyatakan sah.
Pasal 19
Tata Cara Persidangan
1. Setiap peserta berhak untuk berbicara, menyampaikan usul, saran dan pendapat
2. Setiap peserta yang akan menggunakan hak bicaranya harus terle bih dahulu
meminta ijin kepada Pimpinan Sidang
3. Pimpinan Sidang berhak mengatur giliran dan lamanya waktu bicara bagi setiap
peserta sidang tanpa mengabaikan hak -haknya
4. Pimpinan Sidang berhakmemberi peringatan kepada pembicara apabila isi
pembicaraan menyimpang dari pokok permasalahan yang sedang dibicarakan,
apabila dipandang perlu, Pimpinan Sidang dapat menghentikan pembicaraan.
5. Dalam hal anggota Pimpinan Sidang bermaksud untuk menggunakan hak
bicaranya sebagai peserta maka terlebih dahulu memberitahukan k epada
Pimpinan Sidang yang lain dan kepada peserta sidang.
Pasal 20
Tata Cara Pengambilan Keputusan
BAB VII
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PP SPKEP SPSI 2012 – 2017 DAN DEMISIONER
Pasal 21
Page | 15
1. Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2012 – 2017 wajib menyampaikan
Laporan Pertanggungjawaban dalam Sidang Paripurna MUNAS V II SPKEP SPSI.
2. Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode tahun 20 12 - 2017 dinyatakan Demisioner
setelah laporan pertanggungjawaban dinyatakan diterima oleh peserta MUNAS
VII SPKEP SPSI dan disyahkan serta ditetapkan dalam Surat Keputusan MUNAS
VII SPKEP SPSI.
BAB VIII
PERSYARATAN MENJADI KETUA UMUM DAN PENGURUS,
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM DAN PENYUSUNAN KOMPOSISI
PERSONALIA PENGURUS PP SPKEP SPSI MASA BAKTI 2017 - 2022
Pasal 22
Syarat Calon Ketua Umum dan Pengurus
Pasal 23
Tata Cara Pencalonan dan Pemilihan
1. Dengan berlandaskan pada prinsip demokrasi yang memban gun persatuan dan
kesatuan maka proses penjaringan bakal calon ketua umum dilaksanakan secara
demokratis dari dan oleh peserta MUNAS VII dengan cara dilakukan pemungutan
suara secara tertutup .
2. Setiap peserta MUNAS VII yang mempunyai hak suara sebagaimana d iatur pasal
9 Tata Tertib ini, hanya dapat mengusulkan 1 (satu) nama bakal calon ketua
umum PP SPKEP SPSI .
3. Peserta MUNAS VII yang mendapatkan dukungan suara terbanyak urutan 1
(satu) s/d urutan ke 5 (lima) dijadikan bakal calon ketua umum PP SPKEP SPSI.
4. Bakal Calon ketua umum yang telah mendapatkan dukungan sebagaimana pada
nomor 3 (tiga) diatas mengisi formulir kesediaan menjadi bakal calon ketua
umum yang disediakan oleh panitia.
Page | 16
5. Pimpinan sidang melakukan verifikasi terhadap para Bakal Calon Ketua Umum
sesuai Tatib MUNAS VII dan AD-ART SPKEP SPSI periode 2012 – 2017.
6. Para Bakal Calon Ketua Umum yang telah diverifikasi ditetapkan menjadi Calon
Ketua Umum dengan Surat Keputusan MUNAS VII.
7. Calon Tetap Ketua Umum menyampaikan visi, misi dan aksi dalam memban gun
SPKEP SPSI berkelas dunia.
8. Ketua umum Pimpinan Pusat SPKEP SPSI dipilih dengan cara pemungutan
suara secara langsung, umum, bebas dan rahasia dari Calon Tetap Ketua Umum
yang telah ditetapkan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI.
9. Calon Ketua Umum yang memperoleh suara 50% (lima puluh perseratus) plus 1
(satu) dari peserta MUNAS VII ditetapkan sebagai Ketua Umum PP SPKEP
SPSI terpilih (periode 2017 -2022).
10. Dalam hal calon ketua umum terjadi hanya satu/tunggal, maka calon ketua
umum tersebut secara aklamasi dinyata kan sah sebagai ketua umum PP SPKEP
SPSI terpilih (periode 2017 -2022)
11. Komposisi Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2017 - 2022, ditunjuk
dan ditetapkan dalam sidang Tim Formatur dan selanjutnya ditetapkan dengan
Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI.
Pasal 24
Struktur dan Komposisi Personalia
PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI Periode 2012 - 2017
Komposisi Personalia Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode tahun 201 7 -
2022, ditetapkan oleh Tim Formatur berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar -
Anggaran Rumah Tangga hasil MUNAS V II SPKEP SPSI.
BAB IX
TIM FORMATUR
Pasal 25
Tim Formatur
1. Tim Formatur MUNAS V II SPKEP SPSI berjumlah 7 (tujuh) orang, terdiri dari :
a. 1 (satu) orang Ketua Umum terpilih sebagai Ketua Tim Formatur.
b. 1 (satu) orang dari unsur pengu rus PP SPKEP SPSI Demisioner.
c. 2 (dua) orang dari unsur Pimpinan Daerah.
d. 2 (dua) orang dari unsur Pimpinan Cabang.
e. 1 (satu) orang dari unsur Pimpinan Unit Kerja.
2. Tata cara Pemilihan Tim Formatur diatur sebagai berikut :
a. Anggota Formatur dari unsur Pimpinan Pusat ditunjuk oleh pengurus Pimpinan
Pusat SPKEP SPSI Demisioner.
b. Anggota Formatur dari unsur PD SPKEP SPSI ditunjuk melalui musyawarah
antar PD SPKEP SPSI yang hadir, dipimpin oleh pimpinan sidang.
Page | 17
c. Anggota Formatur dari unsur PC SPKEP SPSI ditunjuk melalui musyawarah
antar PC SPKEP SPSI yang hadir, dipimpin oleh pimpinan sidang.
d. Anggota Formatur dari unsur PUK SPKEP SPSI ditunjuk melalui musyawarah
antar PUK SPKEP SPSI yang hadir, dipimpin oleh pimpinan sidang.
Pasal 26
Wewenang dan Keputusan Tim Format ur
BAB X
PEMBENTUKAN MAHKAMAH ORGANISASI SPKEP SPSI
Pasal 27
Mahkamah Organisasi
Pasal 28
Tata Cara Pembentukan Mahkamah Organisasi
Page | 18
2. Mahkamah Organisasi bersifat kolektif kol egial dipimpin oleh seorang Ketua
merangkap anggota.
3. Masa bakti keanggotaan Mahkamah Oorganisasi sampai terpilihnya anggota
Mahkamah Organisasi yang baru pada MUNAS berikutnya.
4. Pembentukan Mahkamah Organisasi dilaksanakan dalam Sidang Paripurna
MUNAS VII SPKEP SPSI.
5. Pemilihan Ketua Mahkamah Organisasi dari dan oleh anggota Mahkamah
Organisasi dalam rapat anggota mahkamah organisasi pada saat pelaksanaan
MUNAS VII SPKEP SPSI.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
1. Hal-hal yang berkaitan dengan segala kegiatan MUNAS VII SPKEP SPSI yang
belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini, akan diatur dan diputuskan dalam
Sidang Paripurna MUNAS V II SPKEP SPSI.
2. Peraturan Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 16 Mei 2017
Page | 19
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.03/MUNAS V II/SPKEP SPSI /V/2017
Tenta ng
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL V II
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI yang membahas
pemilihan Pimpinan Sidang MUNAS VII SPKEP SPSI pada Sidang Paripurna I,
pada tanggal 16 Mei 2017.
M E M U T U S K A N
Pertama : Komposisi dan Personalia Pimpinan Sidang MUNAS VII SPKEP SPSI, terdiri dari:
Kedua : Tugas dan wewenang Pimpinan Sidang MUNAS VII SPKEP SPSI, sebagaimana
diatur dalam Peraturan Tata Tertib MUNAS VII SPKEP SPSI.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 16 Mei 2017
Page | 21
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.04/MUNAS VI I/SPKEP SPSI /V/2017
Tenta ng
PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE 2012 - 2017
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII SERIKAT PEKERJA KIMIA,
Page | 22
ENERGI DAN PERTAMBANGAN, SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
TENTANG PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN
LAPORAN KEUANGAN PP SPKEP SPSI, PERIODE 2012 - 2017.
Pertama : Menerima dan mensahkan Laporan Pertanggung Jawaban PP SPKEP SPSI
periode 2012 - 2017.
Kedua : Laporan Pertanggung Jawaban PP SPKEP SPSI periode 2012 – 2017
sebagaimana tersebut pada diktum pertama keputusan ini, secara terperinci
adalah sebagaimana terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
keputusan ini.
Ketiga : Laporan Pertanggung Jawaban sebagaimana tersebut pada diktum pertama
keputusan ini, lebih lanjut dipergunakan sebagai acuan dan pedoman untuk
menyusun program kerja PP SPKEP SPSI periode 2017 – 2022.
Keempat : Dengan diterima dan disahkannya Laporan Pertanggung Jawaban, maka
pengurus PP SPKEP SPSI periode 2007-2012 dinyatakan Demisioner.
Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 23
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep. 05/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
PEMBENTUKAN KOMISI – KOMISI
DALAM MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
( MUNAS VII SPKEP SPSI)
Menimbang : a. Bahwa MUNAS VII SPKEP SPSI sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
organisasi berwenang untuk mengambil keputusan-keputusan organisasi yang
strategis dan mendasar untuk kelangsungan hidup organisasi SPKEP SPSI;
b. Bahwa agar organisasi mampu menjawab berbagai tantangan dimasa
mendatang dan aspirasi dari seluruh perangkat organisasi dapat dibahas secara
mendalam serta proses musyawarah dapat berjalan secara tertib dan lancar
sehingga berhasil guna dan berdaya guna demi kelangsungan hidup organisasi,
maka MUNAS VII SPKEP SPSI perlu membentuk komisi – komisi yang
bertugas : Membahas penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga SPKEP SPSI, Mengevaluasi dan menyusun Program Umum Penguatan
maupun Pengembangan Organisasi, dan Rekomendasi SPKEP SPSI periode
2017 – 2022;
c. Bahwa untuk maksud tersebut, perlu ditetapkan keputusan MUNAS VII SPKEP
SPSI tentang pembentukan komisi – komisi dalam MUNAS VII SPKEP SPSI.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hasil Munas VI SPKEP SPSI
Tanggal 26 – 28 Juni 2012;
2. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI No : Kep. 02/ MUNAS VII/SPKEP
SPSI/V/2017, Tanggal 16 Mei 2017, tentang Peraturan Tata Tertib MUNAS VII
SPKEP SPSI;
3. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI No : Kep. 03/MUNAS VII/SPKEP
SPSI/V/2017, Tanggal 16 Mei 2017, tentang Pimpinan Sidang MUNAS VII
SPKEP SPSI.
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI, yang membahas
pembentukan komisi-komisi dalam MUNAS VII SPKEP SPSI pada tanggal 17 Mei
2017;
M E M U T U S K A N
Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL VII SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI
DAN PERTAMBANGAN, SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI-KOMISI DALAM MUNAS VII SPKEP SPSI.
Page | 24
Pertama : Komisi – Komisi dalam MUNAS VI SPKEP SPSI terdiri dari :
1. Komisi A : Komisi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
2. Komisi B : Komisi Program Penguatan SDM, Advokasi dan
Keuangan Organisasi;
3. Komisi C : Komisi Program Penguatan Soliditas dan Solidaritas,
Administrasi dan Teknologi Informasi serta Propaganda
Organisasi;
4. Komisi D : Komisi Rekomendasi;
Kedua : Menugaskan kepada masing-masing komisi untuk memilih dan menetapkan
pimpinan komisi, membahas secara mendalam materi dan menyimpulkan hasil
sidang komisi sesuai dengan Peraturan Tata Tertib MUNAS VII SPKEP SPSI
Ketiga : Masing-masing Pimpinan Komisi wajib disampaikan kesimpulan sidang komisi
dalam sidang paripurna MUNAS VII SPKEP SPSI;
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 17 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 25
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.06/MUNAS VI I/SPKEP SPSI /V/2017
Tenta ng
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA ( SPKEP SPSI )
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 27
ANGGARAN DASAR
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SP KEP SPSI)
PEMBUKAAN
Bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah
cita-cita proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dapat diwujudkan dengan pembangunan
nasional yang didalamnya menuntut peran aktif pekerja dan suasana hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, dan berkeadilan.
Bahwa peran aktif pekerja dalam pembangunan nasional dapat diwujudkan dengan mencerdaskan
kehidupan pekerja indonesia dan kebebasan berserikat serta dihapuskannya segala macam
penindasan terhadap kaum pekerja Indonesia.
Bahwa sejalan dengan tujuan pembangunan nasional, maka pembentukan Serikat Pekerja Kimia
Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia adalah untuk melindungi, membela dan
memperjuangkan, hak-hak dan kepentingan pekerja demi terwujudnya kehidupan pekerja Indonesia
dan keluarganya yang adil, sejahtera, dan bermartabat.
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan
penguatan sumber daya manusia, advokasi, keuangan, soliditas dan solidaritas, administrasi serta
penguasaan teknologi informasi dan propaganda positif demi terwujudnya kesetaraan sesama pelaku
hubungan industrial.
Atas dasar cita-cita luhur pekerja Indonesia dengan berpedoman kepada konstitusi negara dan
Deklarasi Persatuan Buruh Indonesia, tanggal 20 Pebruari 1973, maka disepakati bersama untuk
mengembangkan Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut:
BAB I
NAMA DAN LAMBANG
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan, Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia disingkat SP KEP SPSI.
Page | 28
Pasal 2
Lambang
BAB II
BENTUK, IKRAR DAN ATRIBUT
Pasal 3
Bentuk
1. Ikrar Panca Prasetya SP KEP SPSI merupakan janji organisasi SP KEP SPSI.
Page | 29
2. SP KEP SPSI mempunyai atribut organisasi berupa : bendera SP KEP SPSI, seragam organisasi,
mars dan lagu perjuangan dan kartu tanda anggota.
3. Ikrar Panca Prasetya SP KEP SPSI, atribut organisasi lebih lanjut diatur secara rinci dalam
Anggaran Rumah Tangga SP KEP SPSI.
BAB III
AZAS, SIFAT, IDEOLOGI PERJUANGAN DAN HALUAN ORGANISASI SP KEP SPSI
Pasal 5
Azas
Pasal 6
Sifat
SP KEP SPSI bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, profesional dan bertanggungjawab.
Pasal 7
Ideologi Perjuangan
SP KEP SPSI dalam melaksanakan peran dan fungsinya dilandasi ideologi perjuangan sosial ekonomi
yang berketuhanan Yang Maha Esa.
BAB IV
PENDIRIAN, STRUKTUR DAN KEDUDUKAN SERTA AFILIASI
Pasal 9
Pendirian
1. SP KEP SPSI adalah kelanjutan dari Serikat Buruh Farmasi dan Kimia, Federasi Buruh Seluruh
Indonesia (SBFK-FBSI) yang didirikan pada tanggal 20 Februari 1973 dan dikembangkan
berdasarkan keputusan Munaslub pada tanggal 20 – 23 Juli 2001 dan terakhir diputuskan
berdasarkan keputusan Munas VI tanggal 26 – 28 Juni 2012.
2. SP KEP SPSI didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Pasal 10
Struktur dan Kedudukan
Pasal 11
Afiliasi
BAB V
VISI DAN MISI ORGANISASI
Pasal 12
Visi
Terwujudnya kehidupan pekerja Indonesia dan keluarganya yang adil, sejahtera, dan bermartabat.
Pasal 13
Misi
BAB VI
TUJUAN, FUNGSI dan USAHA
Pasal 14
Tujuan
Page | 31
6. Berperan aktif dalam membangun solidaritas perjuangan pekerja nasional dan internasional untuk
mewujudkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Pasal 15
Fungsi
Pasal 16
Usaha
Untuk mancapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, SP KEP SPSI menjalankan berbagai
usaha sebagai berikut :
1. Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan nasional untuk mengisi kemerdekaan.
2. Mengupayakan perbaikan dan peningkatan mutu peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
sesuai dengan tuntutan jaman.
3. Memperjuangkan perbaikan upah dan pendapatan yang layak sesuai dengan kebutuhan hidup dan
kemajuan perekonomian.
4. Memperjuangkan jaminan sosial yang luas sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
5. Menjalin kerjasama dengan serikat pekerja-serikat pekerja internasional untuk kemajuan organisasi.
6. Menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah, untuk
kemajuan organisasi.
7. Memperjuangkan peningkatan mutu syarat-syarat, kondisi dan kepastian kerja yang adil dan
bertanggung jawab.
8. Menyelenggarakan pendidikan bidang ketenagakerjaan dalam rangka memperluas pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku, meningkatkan kemampuan tenaga kerja baik dalam berorganisasi
maupun dalam kerja.
9. Mewujudkan terbentuk dan berkembangnya koperasi pekerja dan usaha-usaha lain untuk
meningkatkan kesejahteraan dan jaminan sosial.
Page | 32
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 17
Anggota
1. SP KEP SPSI beranggotakan pekerja di perusahaan industri barang dan jasa sektor-sektor kimia,
energi, pertambangan dan industri penunjangnya serta industri barang maupun jasa lainnya.
2. Ruang lingkup, tata cara dan ketentuan keanggotaan diatur dalam anggaran rumah tangga.
Pasal 18
Hak Anggota
Pasal 19
Kewajiban Anggota
Anggota mempunyai kewajiban :
1. Mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SP KEP SPSI serta
keputusan-keputusan organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran organisasi sesuai dengan ketentuan.
3. Ikut membina dan memelihara rasa memiliki organisasi dengan jalan turut serta mengembangkan
dan meningkatkan kehidupan organisasi.
4. Menghadiri rapat, pertemuan dan sidang organisasi serta kegiatan lain yang diselenggarakan oleh
organisasi.
5. Melaksanakan tugas-tugas organisasi dengan penuh tanggung jawab.
6. Membela dan menjunjung tinggi nama baik organisasi.
7. Mematuhi keputusan keputusan hasil rapat organisasi.
8. Mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada perangkat organisasi diatasnya apabila dalam
penyelesaian perselisihan hubungan industrial akan menyerahkan kepada/menggunakan jasa pihak
lain.
Page | 33
9. Membuat surat pernyataan melepaskan haknya untuk mendapatkan pembelaan dari organisasi,
apabila setelah berkonsultasi dengan perangkat organisasi ternyata tetap berpendirian untuk
menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut kepada pihak lain/menggunakan jasa pihak lain.
BAB VIII
KEDAULATAN, MUSYAWARAH dan RAPAT
Pasal 20
Kedaulatan
Kedaulatan tertinggi organisasi berada ditangan anggota dan dilakukan sepenuhnya melalui
musyawarah menurut jenjang organisasi.
Pasal 21
Musyawarah
Pasal 22
Rapat-Rapat
BAB IX
TUGAS DAN WEWENANG MUSYAWARAH SERTA SERAH TERIMA JABATAN KEPENGURUSAN
Pasal 23
Munas
1. Munas FSP KEP SPSI adalah penjelmaan kedaulatan seluruh anggota SP KEP SPSI dan
merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat nasional.
Page | 34
2. Munas dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Munas diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat.
4. Peserta munas FSP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI.
b. Utusan Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI.
c. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI.
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI.
5. Tugas dan wewenang munas :
a. Menilai dan mensyahkan laporan pertanggungjawaban pengurus pimpinan pusat serta
menyatakan demisioner.
b. Mengubah, menyempurnakan dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
SP KEP SPSI.
c. Menyusun dan menetapkan program umum organisasi.
d. Menyusun dan menetapkan keputusan-keputusan dan garis-garis besar kebijakan organisasi.
e. Memilih ketua umum dan menetapkan susunan pengurus pimpinan pusat.
f. Membentuk dan menetapkan Mahkamah Organisasi.
g. Membentuk komisi verifikasi apabila dipandang perlu.
Pasal 24
Munaslub
1. Munaslub adalah musyawarah nasional luar biasa yang dapat dilaksanakan apabila kondisi
organisasi ditingkat nasional dalam keadaan darurat.
2. Munaslub dapat diselenggarakan atas permintaan secara tertulis dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah pimpinan daerah dan atau 2/3 (dua pertiga) jumlah Pimpinan Cabang di seluruh
Indonesia.
3. Munaslub diselenggarakan oleh pimpinan pusat.
4. Pelaksanaan munaslub diputuskan melalui rapimnas.
5. Peserta, tugas dan wewenang munaslub sama dengan munas.
Pasal 25
Musda
1. Musda FSP KEP SPSI adalah penjelmaan kedaulatan seluruh anggota SP KEP SPSI dan
merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi di tingkat daerah/propinsi.
2. Musda dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Musda diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah.
4. Peserta musda FSP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI.
b. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI.
c. Utusan Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI.
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI.
Page | 35
5. Tugas dan wewenang musda:
a. Menilai dan mensyahkan laporan pertanggung jawaban pengurus Pimpinan Daerah.
b. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan organisasi di wilayah kerjanya dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Membuat dan menetapkan skala prioritas program kerja daerah sebagai penjabaran program
umum organisasi.
d. Memilih ketua dan menetapkan susunan pengurus Pimpinan Daerah.
Pasal 26
Musdalub
1. Musdalub adalah musyawarah daerah luar biasa yang dapat dilaksanakan apabila kondisi
organisasi di tingkat daerah dalam keadaan darurat.
2. Musdalub dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
Pimpinan Cabang dan atau 2/3 (dua pertiga) Pimpinan Unit Kerja di satu propinsi.
3. Musdalub diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah.
4. Pelaksanaan musdalub diputuskan melalui rapat pengurus Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang.
5. Peserta tugas dan wewenang musdalub sama dengan musda.
Pasal 27
Muscab
1. Muscab FSP KEP SPSI adalah penjelmaan kedaulatan seluruh anggota dan merupakan forum
pengambilan keputusan tertinggi organisasi di tingkat kabupten/kota (cabang).
2. Muscab dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali.
3. Muscab diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang.
4. Peserta muscab FSP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
b. Utusan Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI
c. Utusan Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI
5. Tugas dan wewenang muscab :
a. Menilai dan mensyahkan laporan pertanggung jawaban pengurus Pimpinan Cabang.
b. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan organisasi di wilayah kerjanya dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
c. Membuat dan menetapkan skala prioritas program kerja cabang sebagai penjabaran program
kerja daerah.
d. Memilih ketua dan menetapkan susunan pengurus Pimpinan Cabang.
Pasal 28
Muscablub
Page | 36
1. Muscablub adalah musyawarah cabang luar biasa yang dapat dilaksanakan apabila kondisi
organisasi di tingkat cabang dalam keadaan darurat.
2. Muscablub dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
Pimpinan Unit Kerja.
3. Muscablub diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang.
4. Pelaksanaan muscablub diputuskan melalui rapat pengurus Pimpinan Cabang dan PUK.
5. Peserta, tugas dan wewenang muscablub sama dengan muscab.
Pasal 29
Musnik
1. Musnik adalah penjelmaan kedaulatan seluruh anggota dan merupakan forum pengambilan
keputusan tertinggi organisasi di tingkat unit kerja.
2. Musnik dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali.
3. Musnik diselenggarakan oleh Pimpinan Unit Kerja.
4. Peserta Musnik SP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI.
b. Seluruh anggota atau perwakilan dengan surat mandat.
c. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI.
5. Tugas dan wewenang Musnik:
a. Menilai dan mensyahkan laporan pertanggungjawaban pengurus unit kerja.
b. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan organisasi di tingkat unit kerja dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c. Membuat dan menetapkan skala prioritas program kerja unit sebagai penjabaran program kerja
cabang.
d. Memilih ketua dan menetapkan susunan pengurus Pimpinan Unit Kerja.
Pasal 30
Musniklub
1. Musniklub adalah musyawarah unit kerja luar biasa yang dapat dilaksanakan apabila kondisi
organisasi ditingkat unit dalam keadaan darurat.
2. Musniklub dilaksanakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
anggota, melalui komisariat atau perwakilan anggota yang disampaikan kepada Pimpinan Unit
Kerja dan perangkat organisasi diatasnya.
3. Perangkat organisasi diatasnya wajib melakukan verifikasi atas kebenaran permintaan musniklub.
4. Perangkat organisasi diatasnya wajib membuat kesimpulan hasil verifikasi.
5. Peserta, tugas dan wewenang musniklub sama dengan musnik.
Pasal 31
Serah Terima Jabatan Pengurus
Page | 37
1. Pada setiap berakhirnya masa bhakti kepengurusan di setiap tingkatan organisasi wajib
dilaksanakan serah terima jabatan pengurus dilakukan pada saat musyawarah organisasi di setiap
tingkatan.
2. Ruang lingkup serah terima jabatan pengurus diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga.
BAB X
TUGAS DAN WEWENANG RAPAT
Pasal 32
Rapat Pimpinan Nasional
1. Rapimnas adalah forum pengambilan keputusan tingkat nasional dilaksanakan setahun sekali.
2. Rapimnas dipimpin oleh Pimpinan Pusat.
3. Peserta rapimnas adalah:
a. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI.
b. Utusan Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI.
c. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI.
4. Rapimnas dianggap syah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari pengurus
Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang.
5. Rapimnas berwenang untuk:
a. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan, menyusun program kerja tahun berikutnya
dan rancangan anggaran pendapatan dan belanja organisasi nasional (RAPBON).
b. Menetapkan keputusan-keputusan organisasi yang strategis dan berdampak luas.
c. Menetapkan pelaksanaan munaslub.
d. Membahas dan untuk selanjutnya menetapkan keputusan organisasi yang bersifat mengikat
dalam bentuk pengukuhan pemecatan atau rehabilitasi nama baik.
6. Keputusan rapimnas dianggap syah apabila disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
peserta yang hadir.
Pasal 33
Rakernas
1. Rakernas adalah forum konsultasi, informasi dan evaluasi yang memiliki tugas melakukan
penyempurnaan program umum organisasi hasil munas.
2. Rakernas dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan.
3. Rakernas dipimpin oleh Pimpinan Pusat.
4. Peserta rakernas adalah:
a. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI
b. Utusan Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI
c. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI
Page | 38
5. Rakernas mempunyai wewenang menetapkan pedoman tindak lanjut pelaksanan program umum
organisasi untuk dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi secara nasional.
Pasal 34
Rakerda
1. Rakerda adalah forum konsultasi, informasi dan evaluasi yang memiliki tugas melakukan
penyempurnaan program kerja daerah hasil musda.
2. Rakerda dilaksanakan setahun sekali.
3. Rakerda dipimpin oleh Pimpinan Daerah.
4. Peserta rakerda FSP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI
b. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
c. Utusan Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI
d. Utusan Pimpinan Unit Kerja FSP KEP SPSI
5. Rakerda mempunyai wewenang menetapkan pedoman tindak lanjut pelaksanaan program kerja
daerah yang sejalan dengan keputusan rakernas untuk dilaksanakan oleh seluruh perangkat
organisasi di satu propinsi.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan, menyusun program kerja tahun berikutnya dan
rancangan anggaran pendapatan dan belanja organisasi daerah (RAPBOD)
Pasal 35
Rakercab
1. Rakercab adalah forum konsultasi, informasi yang memiliki tugas melakukan penyempurnaan
program kerja cabang hasil muscab.
2. Rakercab dilaksanakan setahun sekali.
3. Rakercab dipimpin oleh Pimpinan Cabang.
4. Peserta rakercab FSP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
b. Utusan Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI
c. Utusan Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI
5. Rakercab mempunyai wewenang menetapkan pedoman tindak lanjut pelaksanaaan program kerja
cabang yang sejalan dengan keputusan rakerda untuk dilaksanakan oleh seluruh perangkat
organisasi di satu kabupaten/kota.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan, menyusun program kerja tahun berikutnya dan
rancangan anggaran pendapatan dan belanja organisasi cabang (RAPBOC).
Pasal 36
Rakernik
Page | 39
1. Rakernik adalah forum konsultasi, informasi dan evaluasi yang memiliki tugas melakukan
penyempurnaan program kerja unit hasil musnik.
2. Rakernik dilaksanakan setahun sekali
3. Rakernik dipimpin oleh Pimpinan Unit Kerja.
4. Peserta rakernik SP KEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Unit Kerja.
b. Seluruh anggota atau perwakilan dengan surat mandat.
c. Utusan Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI.
5. Rakernik mempunyai wewenang menetapkan pedoman tindak lanjut pelaksanaan program kerja
unit yang sejalan dengan keputusan rakercab untuk dilaksanakan oleh seluruh perangkat
organisasi di tingkat unit kerja.
6. Mengevaluasi pelaksanaan program kerja tahunan, menyusun program kerja tahun berikutnya dan
rancangan anggaran pendapatan dan belanja organisasi unit kerja (RAPBOUK)
BAB XI
MAHKAMAH ORGANISASI
Pasal 37
Mahkamah Organisasi
1. Mahkamah organisasi adalah badan organisasi khusus yang dibentuk dalam munas FSP KEP
SPSI dengan kewenangan:
a. Memutuskan hukum atas suatu sengketa yang berpotensi terjadinya perpecahan di tubuh
organisasi tingkat pusat, dan keputusannya bersifat final.
b. Merekomendasikan kepada Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI untuk pembatalan peraturan-
peraturan organisasi perangkat dibawah yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan organisasi tingkat pusat.
2. Keanggotaan Mahkamah Organisasi berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari :
a. Unsur Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI : 1 (satu) orang
b. Unsur Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI : 2 (dua) orang
c. Unsur Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI : 3 (tiga) orang
d. Unsur Dewan Pakar : 1 (satu) orang
3. Mahkamah organisasi bersifat kolektif kolegial dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota.
4. Masa bakti keanggotaan Mahkamah Organisasi sampai terpilihnya anggota Mahkamah Organisasi
yang baru pada munas berikutnya.
5. Mekanisme penyusunan keanggotaan Mahkamah Organisasi diatur dalam anggaran rumah tangga
SP KEP SPSI.
BAB XII
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Page | 40
Pasal 38
Struktur Organisasi
Struktur organisasi SP KEP SPSI secara berjenjang dari atas ditetapkan sebagai berikut:
1. Tingkat pusat dengan wilayah kerja dan kepemimpinan meliputi wilayah Republik Indonesia
dipimpin oleh Pimpinan Pusat Federasi SP KEP SPSI.
2. Tingkat daerah dengan wilayah kerja dan kepemimpinan meliputi 1 (satu) propinsi atau yang
dipersamakan dengan itu dipimpin oleh Pimpinan Daerah Federasi SP KEP SPSI.
3. Tingkat cabang dengan wilayah kerja dan kepemimpinan meliputi wilayah kab./kota dipimpin oleh
Pimpinan Cabang Federasi SP KEP SPSI.
4. Tingkat unit kerja dengan wilayah kerja dan kepemimpinan meliputi satu atau beberapa unit badan
usaha yang sama dipimpin oleh Pimpinan Unit Kerja, disingkat PUK SP KEP SPSI.
5. Mengingat wilayah dan demi efektifitas organisasi, maka khusus untuk wilayah DKI Jakarta tidak
dibentuk Pimpinan Cabang.
6. Dalam hal terjadi pemekaran daerah, atau atas dasar kebutuhan organisasi didaerah tertentu maka
dapat dibentuk Pimpinan Cabang/Pimpinan Daerah Care Taker.
Pasal 39
Susunan Kepengurusan
Kepengurusan organisasi SP KEP SPSI pada masing-masing struktur dan dalam rangka kesetaraan
gender pada masing-masing struktur organisasi wajib menempatkan pengurus perempuan secara
proporsional dalam kepengurusan ditetapkan sebagai berikut:
1. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI :
a. Pengurus Pimpinan Pusat berjumlah 11 (sebelas) orang
b. Susunan Pengurus Pimpinan Pusat terdiri dari:
1) Seorang ketua umum
2) 5 (lima) orang ketua bidang meliputi :
a) Bidang organisasi dan sumber daya manusia
b) Bidang perlindungan dan pembelaan.
c) Bidang pemberdayaan perempuan sosial, dan ekonomi .
d) Bidang keuangan, administrasi -ti dan propaganda
e) Bidang hubungan luar negeri dan antar lembaga
3) Seorang sekretaris umum
4) 3 (tiga) orang sekretaris
5) Seorang bendahara umum
c. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI dipilih dan diangkat dari dan oleh peserta
Musyawarah Nasional (MUNAS).
d. Pengurus Pimpinan Pusat diberikan hak mengangkat dan/atau membentuk :
- Dewan Pakar.
- Majelis Purna Bakti SP KEP SPSI
- Pleno (Perwakilan Daerah)
Page | 41
- Badan-badan atau lembaga sesuai kebutuhan organisasi
e. Masa bhakti pengurus Pimpinan Pusat selama 5 (lima) tahun.
f. Pengurus Pimpinan Pusat dikukuhkan dalam MUNAS
Pasal 40
Pengurus
Pasal 41
Pemilihan dan Pengukuhan Pengurus
1. Pemilihan pengurus SP KEP SPSI pada setiap tingkatan organisasi dilakukan secara demokratis,
langsung, umum, bebas dan rahasia.
2. Tata cara pemilihan dan pengukuhan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Page | 43
BAB XIII
WEWENANG DAN TUGAS PENGURUS
Pasal 42
Wewenang dan Tugas Pengurus
Pengurus SP KEP SPSI sesuai dengan tingkatan/jenjang organisasi memiliki wewenang dan tugas
sebagai berikut:
1. Pimpinan Pusat
1.1. Mempunyai wewenang:
a. Menerbitkan surat keputusan pengukuhan dan melantik Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI
dan atau Pimpinan Cabang atau Pimpinan Unit Kerja apabila diwilayah tersebut belum
terbentuk perangkat organisasi diatasnya.
b. Menempatkan pengurus atau wakil organisasi di lembaga - lembaga tingkat nasional antara
lain: Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional, Dewan Pengupahan Nasional, Hakim ad-hoc
Mahkamah Agung, Dewan Jaminan Sosial Nasional, Dewan Pengawas dan Direksi Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (Kesehatan dan Ketenagakerjaan), Dewan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Nasional.
c. Menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga nasional maupun internasional di bidang
ekonomi, politik, sosial dan budaya (EPOLEKSOSBUD).
d. Menyusun dan menetapkan peraturan organisasi (PO) melalui MUNAS, RAKERNAS
maupun RAPIMNAS .
e. Menetapkan kebijakan organisasi yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
f. Dalam keadaan memaksa berwenang untuk mengambil alih penyelesaian konflik internal
organisasi yang dianggap membahayakan kesatuan dan persatuan organisasi dan tidak
dapat diselesaikan oleh perangkat organisasi dibawahnya, dengan mempertimbangkan
rekomendasi dari Tim Ad-Hoc yang ditugaskan oleh Pimpinan Pusat, maka segala
keputusan pengurus Pimpinan Pusat SP KEP SPSI bersifat final.
g. Memerintahkan kepada Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang dan Pimpinan Unit Kerja
untuk melakukan gerakan solidaritas yang diputuskan melalui rapat koordinasi.
h. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penegakan disiplin organisasi terhadap perangkat
organisasi di bawahnya.
i. Menetapkan standar dan desain resmi atribut organisasi.
j. Memerintahkan perangkat organisasi dalam kegiatan nasional maupun internasional.
k. Membentuk badan-badan atau lembaga-lembaga sesuai dengan kebutuhan antara lain :
1) Lembaga Pendidikan dan Latihan (LEMDIKLAT).
2) Lembaga Bantuan Hukum Nasional (LBHN).
3) Koperasi Pekerja Mandiri Sejahtera (KOPAMAS) SPSI.
4) Tim Pemeriksa dan Pengawas Keuangan (TPPK).
5) Komite Perempuan SP KEP SPSI (KPS2).
Page | 44
6) Lembaga Kajian Politik, Penelitian dan Pengembangan.
7) Komite Pengawas BPJS SP KEP SPSI.
l. Membina, mengembangkan dan mengarahkan Brigade SPSI dari SP KEP SPSI.
m. Mengkaji dan membatalkan peraturan organisasi dibawahnya yang terbukti bertentangan
dengan Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan organisasi dan
peraturan organisasi (PO) setelah mendapatkan rekomendasi dari Mahkamah Organisasi.
n. Menunjuk dan menetapkan pengurus care taker ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dalam
rangka pengembangan organisasi.
o. Mewakili organisasi di luar maupun di dalam pengadilan.
2. Pimpinan Daerah
2.1 Mempunyai Wewenang :
Page | 45
a. Menerbitkan surat keputusan pengukuhan dan melantik Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
atau PUK SP KEP SPSI apabila diwilayah tersebut belum terbentuk PC FSP KEP SPSI.
b. Menempatkan pengurus atau wakil organisasi di lembaga-lembaga di tingkat provinsi
antara lain: Lembaga Kerjasama Tripartit Daerah, Dewan Pengupahan Provinsi, Hakim ad-
hoc PHI, Konsiliator dan Arbiter Hubungan Industrial.
c. Menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga tingkat daerah maupun nasional di bidang
ekonomi, politik, sosial dan budaya (EPOLEKSOSBUD).
d. Menyusun dan menetapkan peraturan organisasi daerah (POD) melalui MUSDA, dan
RAKERDA yang tidak bertentangan dengan peraturan organisasi (PO)
e. Dalam keadaan tertentu dapat memerintahkan kepada Pimpinan Cabang maupun PUK SP
KEP SPSI untuk melakukan gerakan solidaritas.
f. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penegakan disiplin organisasi terhadap perangkat
organisasi di bawahnya.
g. Membentuk badan-badan atau lembaga-lembaga sebagaimana yang dibentuk oleh
Pimpinan Pusat sesuai dengan kebutuhan.
h. Membina, mengembangkan dan mengarahkan Brigade SPSI dari SP KEP SPSI di tingkat
daerah.
i. Mengkaji dan merekomendasikan pembatalan peraturan organisasi dibawahnya yang
terbukti bertentangan dengan AD/ART, keputusan-keputusan organisasi, peraturan
organisasi (PO) dan/atau peraturan organisasi daerah (POD)
j. Menunjuk dan menetapkan pengurus care taker ditingkat Kabupaten/Kota dalam rangka
pengembangan organisasi.
k. Mewakili organisasi baik di luar maupun di dalam pengadilan.
3. Pimpinan Cabang
3.1 Mempunyai Wewenang :
a. Menerbitkan surat keputusan pengukuhan dan melantik Pimpinan Unit Kerja SP KEP SPSI.
b. Menempatkan pengurus atau wakil organisasi di lembaga-lembaga tingkat Kabupaten/ Kota
antara lain: Lembaga Kerjasama Tripartit di tingkat Kabupaten/Kota, Dewan Pengupahan
Kabupaten/Kota, Hakim ad-hoc PHI, Konsiliator dan Arbiter Hubungan Industrial.
c. Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga tingkat daerah maupun nasional. di
bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya (EPOLEKSOSBUD).
d. Membuat peraturan organisasi cabang (POC) melalui MUSCAB, dan RAKERCAB, yang
tidak bertentangan dengan peraturan organisasi (PO) dan/atau peraturan organisasi daerah
(POD).
e. Dapat melakukan langkah-langkah penyelesaian terkait dengan telah habisnya masa bhakti
kepengurusan PUK SP KEP SPSI untuk memilih pengurus PUK SP KEP SPSI yang baru.
f. Dalam keadaan tertentu dapat memerintahkan kepada PUK SP KEP SPSI untuk melakukan
gerakan solidaritas.
g. Melakukan pengawasan, pembinaan dan penegakan disiplin organisasi terhadap perangkat
organisasi di bawahnya
h. Membentuk badan-badan atau lembaga-lembaga sebagaimana yang dibentuk oleh
Pimpinan Pusat sesuai dengan kebutuhan.
i. Membina, mengembangkan dan mengarahkan Brigade SPSI dari SP KEP SPSI di tingkat
cabang.
j. Mengkaji dan merekomendasikan pembatalan peraturan organisasi dibawahnya yang
terbukti bertentangan dengan AD/ART, keputusan-keputusan organisasi, peraturan
organisasi (PO) dan/atau peraturan organisasi daerah (POD) dan/atau peraturan
organisasi cabang (POC) kepada Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI melalui Pimpinan Daerah
SP KEP SPSI.
k. Menunjuk dan menetapkan pengurus care taker ditingkat unit kerja dalam rangka
pengembangan dan penyelamatan organisasi.
l. Mewakili organisasi baik di luar maupun di dalam pengadilan.
Page | 47
b. Melaksanakan Keputusan MUSCAB dan RAKERCAB sebagai penjabaran dari Keputusan
MUSDA, RAKERDA, MUNAS, RAKERNAS dan RAPIMNAS FSP KEP SPSI dengan
menetapkan program skala prioritas jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
c. Memperjuangankan dan meningkatkan kualitas peraturan daerah bidang ketenagakerjaan
ditingkat kabupaten/kota.
d. Mewakili organisasi di lembaga-lembaga tripartit kabupaten/kota
e. Membuat data base ditingkat kabupaten/kota, mendorong dan membantu PUK-PUK untuk
membuat KTAN serta input data base on-line.
f. Mengefektifkan peranan lembaga kerjasama tripartit kabupaten/kota.
g. Mengadvokasi kasus anggota atas permintaan PUK SP KEP SPSI pada proses bipartit,
mediasi, pengadilan hubungan industrial, kasasi dan peninjauan kembali dan berkoordinasi
dengan perangkat organisasi diatasnya.
h. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi perangkat organisasi di bawahnya sesuai
dengan kurikulum, silabus dan modul standar Nasional.
i. Mewakili organisasi dalam kegiatan daerah maupun nasional.
j. Menetapkan rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi cabang (RAPBOC)
dalam rapat kerja cabang.
k. Melaksanakan 6 (enam) penguatan organisasi SP KEP SPSI
l. Membentuk koperasi di tingkat cabang dan mendorong terbentuknya koperasi di tingkat unit
kerja.
m. Membuat laporan pertanggungjawaban dan mempertanggungjawabkan hasil kerja
organisasi dalam musyawarah cabang.
n. Melakukan kaderisasi kepengurusan dalam rangka optimalisasi kinerja pengurus terkait
dengan adanya rangkap jabatan dalam organisasi.
Page | 48
h. Dalam hal kepengurusan pimpinan unit kerja berhalangan melaksanakan tugas-tugas
organisasi karena hal-hal tertentu, maka dapat menunjuk pelaksana tugas PUK melalui
rapat pengurus dengan badan koordinasi atau perwakilan anggota.
i. Mewakili organisasi baik di luar maupun di dalam pengadilan.
BAB XIV
MANAJEMEN, ADMINISTRASI DAN KESEKRETARIATAN
Pasal 43
Manajemen, Administrasi dan Kesekretariatan
1. Pengurus SP KEP SPSI disetiap tingkatan wajib menjalankan organisasi dengan manajemen dan
tata kelola yang baik yang diatur dalam keputusan organisasi atau peraturan organisasi (PO)
2. Pengurus SP KEP SPSI disetiap tingkatan wajib menjalankan organisasi dengan administrasi yang
sesuai dengan standar nasional yang ditetapkan oleh PP SP KEP SPSI
3. Perangkat SP KEP SPSI disetiap tingkatan wajib mempunyai kantor sekretariat organisasi yang
sesuai standar sebagai tempat untuk melakukan pengorganisasian SP KEP SPSI
4. Penyediaan sarana kantor sekretariat Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang oleh Pimpinan
Pusat yang diatur dalam peraturan organisasi (PO)
BAB XV
KEUANGAN
Pasal 44
Sumber Keuangan
Pasal 45
Laporan Keuangan dan Asset organisasi
1. Seluruh perangkat organisasi wajib membuat laporan keuangan sesuai standar nasional yang telah
ditetapkan oleh organisasi SP KEP SPSI.
2. Laporan keuangan sebagaimana ayat (1) dibuat setiap bulan.
Page | 50
3. Seluruh perangkat organisasi mengumumkan laporan keuangan kepada anggota yang
tembusannya disampaikan kepada perangkat organisasi diatasnya.
4. Asset organisasi meliputi segala harta kekayaan milik organisasi baik yang barang bergerak
maupun barang tidak bergerak.
5. Ketentuan lebih lanjut tentang asset organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi (PO)
BAB XVI
KODE ETIK PENGURUS DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN INTERNAL ORGANISASI
Pasal 46
Kode Etik Pengurus SP KEP SPSI
Dalam rangka meningkatkan profesionalisme organisasi SP KEP SPSI ditetapkan kode etik pengurus
SP KEP SPSI yang diatur dalam Peraturan Organisasi (PO)
Pasal 47
Penyelesaian Perselisihan Internal Organisasi
1. Dalam hal terjadi perselisihan internal disatu perangkat organisasi atau adanya dugaan
pelanggaran kode etik maupun AD-ART SP KEP SPSI yang dilakukan oleh pengurus organisasi
maka penyelesaiannya dilakukan oleh perangkat organisasi diatasnya, dalam hal tidak tercapai
penyelesaian maka perangkat organisasi diatasnya melaporkan permasalahan tersebut kepada
Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI.
2. Dalam rangka penegakan kode etik dan penyelesaian perselisihan internal organisasi SP KEP
SPSI, maka Pimpinan Pusat dapat membentuk Tim Ad-Hoc yang bersifat otonom berjumlah 5
(lima) orang yang bertugas mengumpulkan data, bukti dan mempelajari duduk permasalahan serta
merumuskan solusi penyelesaiannya.
3. Hasil kerja Tim Ad-Hoc dituangkan dalam bentuk rekomendasi dan wajib disampaikan kepada
Pimpinan Pusat.
4. Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI sesuai dengan kewenangannya berwenang mengambil keputusan
penyelesaian perselisihan internal organisasi atau pelanggaran kode etik dengan
mempertimbangkan rekomendasi Tim Ad-Hoc, dan keputusan Pimpinan Pusat terkait dengan
penyelesaian perselisihan dimaksud bersifat final.
BAB XVII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 48
Pembubaran Organisasi
1. SP KEP SPSI tidak dapat dibubarkan oleh siapapun, kecuali oleh anggota melalui Musyawarah
Nasional yang khusus membahas tentang itu, dengan ketentuan harus dihadiri oleh sekurang-
Page | 51
kurannya 2/3 (dua pertiga) Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, Pimpinan Unit Kerja dan
memperoleh persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah utusan yang hadir.
2. Pimpinan Pusat memberitahukan kepada Pimpian Daerah dan Pimpinan Cabang serta Pimpinan
Unit Kerja selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum musyawarah nasional khusus tersebut
dilaksanakan.
3. Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kewajiban-kewajiban organisasi menjadi tanggungjawab
seluruh pengurus dan kekayaan organisasi diserahkan/dihibahkan kepada badan atau lembaga
sosial Indonesia.
BAB XVIII
PEMBERLAKUAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 49
Pemberlakuan dan pelaksanaan Anggaran Dasar
1. Anggaran Dasar ini merupakan Anggaran Dasar SP KEP SPSI dan Federasi SP KEP SPSI sebagai
konstitusi organisasi yang berlaku bagi seluruh perangkat organisasi SP KEP SPSI (Pimpinan Unit
Kerja, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI).
2. Dengan ditetapkannya Angggaran Dasar ini, maka seluruh perangkat organisasi dan anggota wajib
mematuhi, mempedomani dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Pasal 50
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
1. Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dirubah melalui forum
Musyawarah Nasional dan Musyawarah Nasional Luar Biasa.
2. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga perubahan dimaksud, ditetapkan sebagai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga pengganti atau yang baru.
BAB XIX
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 51
Peraturan Peralihan
1. Dengan ditetapkannya Anggaran Dasar ini, maka Anggaran Dasar SP KEP SPSI hasil MUNAS VI
tanggal 26 – 28 Juni 2012 dinyatakan tidak berlaku lagi.
2. Seluruh perangkat organisasi agar menyesuaikan diri dengan Anggaran Dasar ini.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
Pasal 52
Penutup
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Anggota
1. Anggota SP KEP SPSI adalah pekerja warga negara Indonesia yang bekerja di suatu perusahaan
di dalam maupun luar negeri dan tercatat menjadi anggota secara sukarela di Pimpinan Unit Kerja
atau Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Pusat dan atau perwakilan SP KEP SPSI di
luar negeri.
2. Anggota SP KEP SPSI adalah pekerja, serikat pekerja-serikat pekerja di perusahaan-perusahaan
yang melakukan kegiatan industri barang dan jasa meliputi sektor-sektor kimia, energi dan
pertambangan dan industri penunjangnya serta industri barang dan jasa lainnya.
3. Keanggotaan SP KEP SPSI dibuktikan dengan kartu tanda anggota.
4. Anggota federasi SP KEP SPSI adalah serikat pekerja-serikat pekerja di perusahaan industri
barang dan jasa sektor-sektor kimia, energi, pertambangan dan industri penunjangnya serta industri
barang maupun jasa lainnya dan atau serikat pekerja-serikat pekerja lain yang menyatakan
berafiliasi kepada SP KEP SPSI.
Pasal 2
Tata Cara Menjadi Anggota
Page | 53
c. Serikat Pekerja yang sudah terstruktur secara nasional dan memiliki AD-ART sendiri, apabila
berafiliasi dengan Federasi SP KEP SPSI selain melaksanakan ketentuan pada huruf (b) maka
serikat pekerja tersebut wajib mencantumkan pernyataan afiliasi kepada SP KEP SPSI dalam
AD-ARTnya.
Pasal 3
Kartu Tanda Anggota Nasional (KTAN) dan Nomor Induk Keanggotaan (NIK)
1. Desain kartu tanda anggota nasional (KTAN), pemberian nomor induk keanggotaan (NIK)
ditetapkan oleh Pimpinan Pusat SP KEP SPSI dengan ketentuan sebagai berikut :
01.02.03.04.00001
01 : Kode PP FSP KEP SPSI dari nomor afiliasi di KSPSI
02 : Kode PD FSP KEP SPSI dari Tabel Daftar PD FSP KEP SPSI se-Indonesia
03 : Kode PC FSP KEP SPSI dari Tabel Daftar PC FSP KEP SPSI se-Indonesia
04 : Kode PUK SP KEP SPSI dari Tabel Daftar PUK SP KEP SPSI se-Indonesia
00001 : Kode Nomor Induk Anggota di Unit Kerja SP KEP SPSI
2. KTAN dibuat untuk dapat berfungsi ganda.
3. KTAN bagi anggota SPKEP dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat bersama Pimpinan Cabang.
4. KTAN Pengurus PC dibuat oleh PP bersama PD
5. KTAN Pengurus PD dibuat oleh PP
Pasal 4
Bentuk dan Masa Berlaku Kartu Tanda Anggota Nasional
1. Bentuk dan warna kartu tanda anggota (KTA) SP KEP SPSI disesuaikan dengan kebutuhan
sedangkan warna dasar kartu tanda anggota adalah warna biru.
2. Masa berlaku kartu tanda anggota nasional ditetapkan selama menjadi anggota.
Pasal 5
Pengunduran Diri dari Anggota SP KEP SPSI
1. Bagi anggota yang mengundurkan diri dari keanggotaan SP KEP SPSI wajib menyampaikan
permohonan tertulis secara individu dengan materai yang cukup kepada perangkat organisasi.
2. Perangkat organisasi yang menerima permohonan pengunduran diri, berhak melakukan verifikasi
tentang alasan mengundurkan diri.
3. Perangkat organisasi akan memberikan jawaban tertulis kepada yang bersangkutan paling lambat 1
(satu) bulan setelah surat pengunduran diri tersebut diterima.
4. Bagi SP KEP SPSI yang mengundurkan diri dari keanggotaan Federasi SP KEP SPSI wajib
menyampaikan permohonan tertulis dengan melampirkan surat permohonan tertulis dari seluruh
anggota per individu dengan materai yang cukup kepada perangkat organisasi dan berlaku
ketentuan dalam ayat (2) dan (3).
Page | 54
Pasal 6
Ruang Lingkup Organisasi
4. Industri penunjang dan Industri barang maupun jasa lainnya meliputi (KBLI 2009) :
a. (49) Angkutan darat dan angkutan melalui saluran pipa
b. (50) Angkutan air
c. (51) Angkutan udara
d. (52) Pergudangan
e. (55) Penyediaan akomodasi
f. (56) Penyediaan makanan dan minuman
g. (86) Jasa kesehatan manusia
Page | 55
BAB II
IKRAR DAN ATRIBUT
Pasal 7
Ikrar
SP KEP SPSI mempunyai Ikrar Panca Prasetya Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan,
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, sebagai berikut :
PANCA PRASETYA
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN,
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
Pasal 8
Atribut
BAB III
MAHKAMAH ORGANISASI
Pasal 9
Pembentukan
Pembentukan Mahkamah Organisasi dilaksanakan dalam sidang paripurna MUNAS FSP KEP SPSI.
Pasal 10
Ketua Mahkamah Organisasi
Page | 56
Ketua Mahkamah Organisasi dipilih dari dan oleh anggota Mahkamah Organisasi dalam rapat anggota
Mahkamah Organisasi pada saat pelaksanaan MUNAS FSP KEP SPSI.
Pasal 11
Keanggotaan Mahkamah Organisasi
1. Syarat keanggotaan Mahkamah Organisasi yaitu masih aktif sebagai pengurus organisasi SP KEP
SPSI sesuai unsur yang diwakilinya.
2. Pergantian antar waktu anggota Mahkamah Organisasi memperhatikan ayat (1) dan usulan dari
perwakilan unsur yang diwakilinya kepada Pimpinan Pusat untuk kemudian ditetapkan dengan
surat keputusan.
3. Ketentuan lebih lanjut tentang Mahkamah Organisasi diatur dalam peraturan organisasi (PO).
BAB IV
ORGANISASI dan KEPENGURUSAN
Pasal 12
Pembentukan Struktur Organisasi
Pasal 13
Anggota Pengurus
1. Setiap anggota berhak memegang dan menduduki jabatan dalam kepengurusan SP KEP SPSI.
2. Anggota SP KEP SPSI yang karena jabatannya mewakili perusahaan (sebagai pengambil
keputusan) tidak boleh menjadi pengurus SP KEP SPSI.
3. Memenuhi syarat-syarat calon pengurus.
Pasal 14
Syarat Calon Pengurus
Pasal 15
Pemilihan Pengurus
1. Ketua dipilih secara langsung dari peserta musyawarah organisasi sesuai dengan tingkatan/jenjang
organisasi.
2. Anggota pengurus yang lain ditunjuk oleh tim formatur.
3. Tim Formatur diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Munas/Munaslub.
Tim Formatur berjumlah ganjil dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang terdiri dari :
1 orang ketua terpilih
1 orang perwakilan peserta unsur Pimpinan Pusat demisioner
2 orang perwakilan peserta unsur PD FSP KEP SPSI
2 orang perwakilan peserta unsur PC FSP KEP SPSI
1 orang perwakilan peserta unsur PUK SP KEP SPSI
Page | 59
b. Musda/Musdalub
Tim Formatur berjumlah ganjil dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang terdiri dari :
1 orang ketua terpilih
1 orang perwakilan peserta utusan PP FSP KEP SPSI
1 orang perwakilan peserta unsur PD FSP KEP SPSI demisioner
2 orang perwakilan peserta unsur PC FSP KEP SPSI
2 orang perwakilan peserta unsur PUK SP KEP SPSI
c. Muscab/Muscablub
Tim Formatur berjumlah ganjil dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang terdiri dari :
1 orang ketua terpilih
1 orang perwakilan peserta utusan PD FSP KEP SPSI
1 orang perwakilan peserta unsur PC FSP KEP SPSI demisioner
4 orang perwakilan peserta unsur PUK SP KEP SPSI
d. Musnik/Musniklub
Tim Formatur berjumlah ganjil dan sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang terdiri dari :
1 orang ketua terpilih
1 orang perwakilan peserta unsur PC FSP KEP SPSI
1 orang suara terbanyak ke 2 (dua)
1 orang perwakilan peserta unsur PUK SP KEP SPSI demisioner
3 orang perwakilan peserta unsur anggota, dalam hal pemilihan PUK baru maka wakil
peserta dapat ditunjuk dari panitia pemilihan (P3UK) dan anggota.
Pasal 16
Pengakuan dan Syahnya Pengurus
1. Susunan pengurus yang telah dibentuk dan diumumkan dihadapan anggota dalam acara
pemilihan/musyawarah dan dikukuh/disahkan dengan surat keputusan (SK) organisasi SP KEP
SPSI yang didalam surat keputusan tersebut wajib mencantumkan secara khusus diktum perintah
kewajiban menjalankan 6 (enam) agenda utama penguatan organisasi dan selanjutnya dilakukan
upacara pengukuhan/pelantikan.
2. Pengurus yang dikukuhkan/dilantik wajib mengucapkan ikrar/janji organisasi Panca Prasetya SP
KEP SPSI.
3. Tata cara pengukuhan/pengesahan pengurus diatur dengan ketentuan administratif sebagai
berikut:
a. Pengurus Unit Kerja :
a.1. Dituangkan dalam surat keputusan musyawarah unit kerja SP KEP SPSI, atau berita
acara pemilihan dan pembentukan unit kerja, bagi unit kerja yang baru terbentuk.
a.2. Dilaporkan kepada pengurus Pimpinan Cabang untuk selanjutnya dikukuhkan dengan
surat keputusan oleh Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI
b. Pengurus Cabang :
b.1. Dituangkan dalam surat keputusan musyawarah cabang FSP KEP SPSI.
Page | 60
b.2. Dilaporkan kepada pengurus Pimpinan Daerah untuk selanjutnya dikukuhkan dengan surat
keputusan oleh Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI.
c. Pengurus Daerah :
c.1. Dituangkan dalam surat keputusan musyawarah daerah FSP KEP SPSI.
c.2. Dilaporkan kepada pengurus Pimpinan Pusat untuk selanjutnya dikukuhkan dengan surat
keputusan oleh Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI.
d. Pengurus Pusat :
d.1. Dituangkan dalam surat keputusan musyawarah nasional FSP KEP SPSI.
d.2. Ditetapkan dan dikukuhkan dalam musyawarah nasional oleh Pimpinan Sidang Munas
FSP KEP SPSI.
Pasal 17
Pembagian Bidang Tugas Pengurus
Pembagian bidang tugas disemua tingkatan perangkat organisasi adalah sebagai berikut :
a. Bidang organisasi, sumber daya manusia yang meliputi Brigade SP KEP SPSI, Diklat.
b. Bidang perlindungan dan pembelaan, yang meliputi Lembaga Bantuan Hukum.
c. Bidang pemberdayaan perempuan, sosial, dan ekonomi yang meliputi KPS2, Koperasi.
d. Bidang keuangan, administrasi, teknologi informasi dan propaganda.
e. Bidang hubungan luar negeri dan antar lembaga (Khusus untuk Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI)
Pasal 18
Pergantian Antar Waktu
1. Bilamana seorang pengurus mengundurkan diri atau karena sebab lain dan masa bhaktinya belum
habis, maka SP KEP SPSI ditingkat bersangkutan dapat menetapkan penggantinya
2. Penggantian pengurus antar waktu dilakukan dalam rapat pengurus dan komisariat/perwakilan
anggota bagi PUK SP KEP SPSI, dan rapat pengurus harian bersama pengurus pleno bagi
perangkat organisasi diatasnya (PC, PD dan PP FSP KEP SPSI).
3. Dalam hal pengurus berhalangan tetap, penggantian pengurus dilakukan dengan cara:
a. Ketua berhalangan tetap dapat ditunjuk wakil ketua sebagai ketua
b. Sekretaris berhalangan tetap dapat ditunjuk wakil sekretaris sebagai sekretaris
c. Bendahara berhalangan tetap dapat ditunjuk wakil bendahara sebagi bendahara
d. Pengganti pengurus yang lain ditunjuk dari kader potensial
4. Penggantian pengurus antar waktu harus mendapatkan pengukuhan perangkat SP KEP SPSI
diatasnya
5. Ditingkat nasional penggantian antar waktu ditetapkan oleh PP FSP KEP SPSI
Pasal 19
Ruang lingkup Serah Terima Jabatan Pengurus
1. Hal-hal yang diserahterimakan dalam acara serah terima jabatan pengurus, meliputi :
Page | 61
a. Keuangan, asset atau kekayaan organisasi (aktifa dan pasifa)
b. Kenggootaan
c. Permasalahan yang sedang dihadapi
d. Hak dan kewajiban – kewajiban organisasi lainnya
2. Tata cara serah terima jabatan pengurus diatur dalam keputusan organisasi atau Peraturan
Organisasi (PO).
BAB V
HAK SUARA
Pasal 20
Hak Suara dalam Munas
Pasal 21
Hak Suara dalam Rapimnas
1. Pengurus Pimpinan Pusat FSP KEP SPSI masing-masing mempunyai 1 (satu) hak suara.
2. Pimpinan Daerah FSP KEP SPSI masing-masing mempunyai 2 (dua) hak suara.
3. Pimpinan Cabang FSP KEP SPSI masing-masing 2 (dua) hak suara.
Pasal 22
Hak Suara dalam RAKERNAS
Pasal 23
Hak Suara dalam Musda
Pasal 24
Hak Suara dalam RAKERDA
Pasal 25
Hak Suara dalam Muscab
Pasal 26
Hak Suara dalam RAKERCAB
Pasal 27
Hak Suara dalam Musnik
Page | 63
3. Setiap anggota berhak atas 1 (satu) hak suara, dalam keadaan tertentu dapat diatur secara
proporsional dengan memperhatikan keterwakilan wilayah kerja.
Pasal 28
Hak Suara dalam RAKERNIK
BAB VI
SYAHNYA MUSYAWARAH dan RAPAT
Pasal 29
Syahnya Musyawarah
Musyawarah pada setiap jenjang/tingkat organisasi dinyatakan syah apabila dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta yang dinyatakan berhak hadir.
Pasal 30
Quorum
Sidang-sidang dalam musyawarah dan rapat dinyatakan memenuhi quorum apabila dihadiri lebih dari
setengah peserta yang hadir.
Pasal 31
Pengambilan Keputusan
1. Keputusan-keputusan Musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini tidak tercapai,
maka pengambilan keputusan dilakukan dengan pemungutan suara (voting) atas dasar suara
terbanyak.
BAB VII
PERANGKAPAN JABATAN
Pasal 32
Perangkapan Jabatan
Page | 64
1. Pengurus SP KEP SPSI disegala tingkatan hanya diperbolehkan merangkap 1 (satu) jabatan
pengurus SP KEP SPSI secara vertikal.
2. Pengurus SP KEP SPSI diperbolehkan merangkap 1 (satu) jabatan dalam Konfederasi SPSI.
3. Pengurus SP KEP SPSI disegala tingkatan dilarang menjadi pengurus serikat pekerja/serikat buruh
lain.
BAB VIII
PEMBERHENTIAN DARI ORGANISASI, ATURAN DISIPLIN DAN PEMBERIAN PENGHARGAAN
Pasal 33
Pemberhentian
Berhenti atau diberhentikan dari anggota dan/atau jabatan pengurus dapat terjadi akibat:
1. Permintaan sendiri
2. Meninggal dunia
3. Tindakan disiplin
4. Berakhirnya hubungan kerja dengan putusan berkekuatan hukum tetap (khusus PUK SP KEP
SPSI).
Pasal 34
Tindakan Disiplin
Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota dan atau pengurus SP KEP SPSI berupa:
1. Teguran lisan
2. Peringatan tertulis I, II dan III
3. Skorsing
4. Pemberhentian/pemecatan
Pasal 35
Skorsing
1. Tindakan skorsing terhadap anggota dan atau pengurus dilakukan apabila telah diberi peringatan
tertulis tetapi masih melakukan pelanggaran.
2. Tindakan skorsing secara langsung terhadap anggota dan atau pengurus dilakukan apabila
melakukan pelanggaran berat sesuai kriteria yang ditetapkan dalam rapat pengurus.
3. Tindakan skorsing dilakukan oleh pengurus SP KEP SPSI pada masiing-masing tingkatan dengan
didasarkan kepada keputusan rapat pengurus yang dilakukan untuk itu dan dengan memperhatikan
hasil pengawasan internal.
Pasal 36
Pemecatan
Page | 65
1. Tindakan pemecatan terhadap anggota dan atau pengurus diambil setelah yang bersangkutan
terbukti melakukan kesalahan berat berupa penyalahgunaan keuangan organisasi yang tidak
mematuhi tata kelola keuangan yang baik berdasarkan hasil pengawasan internal dengan bukti-
bukti yang meyakinkan.
2. Tindakan pemecatan terhadap anggota dan atau pengurus diambil setelah yang bersangkutan
diberikan skorsing tetapi masih juga melakukan kesalahan berat dengan bukti-bukti yang
meyakinkan.
3. Tindakan pemecatan terhadap anggota dan atau pengurus dapat dilakukan oleh perangkat
organisasi satu tingkat diatasnya dan diputuskan melalui rapat pengurus khusus untuk itu.
Pasal 37
Pembelaan Diri
Anggota dan atau pengurus yang terkena tindakan disiplin dapat melakukan pembelaan diri dengan
ketentuan :
1. Pengurus Pimpinan Pusat dilakukan dalam Munas atau Rapimnas.
2. Pengurus Pimpinan Daerah dilakukan dalam Musda.
3. Pengurus Pimpinan Cabang dilakukan dalam Muscab.
4. Anggota dan atau Pengurus Pimpinan Unit Kerja dilakukan dalam Musnik.
Pasal 38
Pemberian Penghargaan
1. Kepada perangkat organisasi yang telah melaksanakan 6 (enam) penguatan organisasi dengan
baik dan benar berhak mendapatkan penghargaan dari organisasi.
2. Ketentuan pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas, diatur lebih lanjut
dalam keputusan organisasi atau peraturan organisasi (PO).
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 39
Sumber Keuangan Organisasi
1. Uang Pangkal adalah uang yang wajib dibayar pada saat pendaftaran menjadi anggota SP KEP
SPSI sebesar 2% (dua persen) dari Upah Minimum yang berlaku.
2. Iuran anggota adalah dana titipan yang dihimpun dari anggota SP KEP SPSI yang dipungut setiap
bulan sebesar 1% (satu persen) dari upah pokok masing-masing anggota.
3. Dana konsolidasi adalah :
a. Uang kontribusi yang wajib disetor oleh wakil SP KEP SPSI yang ditempatkan pada lembaga-
lembaga ketenagakerjaan antara lain Hakim Ad Hoc, Arbiter, Konsiliator, Dewan Pengupahan,
Page | 66
LKS Tripartit, DJSN, Dewan Pengawas dan Direksi BPJS, dan lain sebagainya sebesar 10%
(sepuluh persen) dari honorarium.
b. Uang yang dikutip oleh organisasi dari pekerja yang mendapatkan pembelaan sebesar 5%
(lima persen) dari nilai hasil perjuangan.
4. Dana perjuangan adalah dana yang dihimpun secara resmi oleh organisasi selain iuran anggota
yang dikutip sewaktu-waktu dari anggota dalam rangka memberikan dukungan kebutuhan
perjuangan organisasi dan meningkatkan daya juang organisasi serta menyehatkan keuangan
organisasi yang besarannya disesuaikan dengan kebutuhan yang diputuskan dalam musyawarah
atau rapat organisasi.
5. Usaha-usaha lain yang sah. adalah kegiatan usaha organisasi yang dilakukan secara resmi yang
tidak bertentangan dengan visi dan misi organisasi, antara lain :
a. Koperasi
b. Mini Market
c. Poliklinik dan Rumah Sakit
d. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
e. Bank Pekerja Indonesia
f. Media Cetak Dan Elektronik.
g. dan lain-lain
6. Bantuan yang tidak mengikat adalah sumbangan dari anggota maupun bukan anggota serta
lembaga-lembaga lainnya kepada organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan garis
perjuangan organisasi.
Pasal 40
Pengorganisasian Keuangan
1. Pembayaran uang pangkal dilakukan dengan cara dipungut langsung dari calon anggota SP KEP
SPSI oleh organisasi untuk selanjutnya dipergunakan untuk kepentingan perangkat organisasi yang
menerima anggota dan/atau membentuk unit kerja.
2. Pemungutan iuran anggota dilakukan dengan pemotongan secara langsung oleh masing-masing
PUK untuk selanjutnya didistribusikan kepada perangkat organisasi dengan cara ditransfer ke
nomor rekening organisasi masing-masing perangkat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 50% (lima puluh persen) untuk unit kerja
b. 25% (dua puluh lima persen) untuk perangkat organisasi tingkat cabang
c. 15% (lima belas persen) untuk perangkat organisasi tingkat daerah
d. 10% (sepuluh persen) untuk perangkat organisasi tingkat Pusat
e. Apabila didalam suatu daerah belum terbentuk dan/atau tidak ada perangkat organisasi maka
distribusi iuran anggota diatur lebih lanjut oleh Pimpinan Pusat.
3. Pembayaran dana konsolidasi ditentukan sebagai berikut :
a. Kontribusi dari wakil SP KEP SPSI yang ditempatkan pada lembaga-lembaga ketenagakerjaan
diserahkan kepada masing-masing perangkat organisasi yang menugaskan, khusus Hakim ad
Page | 67
Hoc, Dewan Pengawas dan Direksi BPJS dan Dewan Jaminan Sosial Nasional diserahkan
langsung kepada Pimpinan Pusat.
b. Uang yang dikutip oleh organisasi dari pekerja yang mendapatkan pembelaan organisasi
diserahkan kepada perangkat organisasi yang melakukan pembelaan.
4. Dana perjuangan yang dihimpun dan dipungut secara resmi oleh masing-masing Pimpinan Unit
Kerja dan diserahkan kepada perangkat yang bertanggung jawab untuk dikelola sesuai
peruntukannya.
5. Hasil usaha-usaha lain yang sah merupakan pendapatan organisasi di masing-masing tingkatan,
selanjutnya digunakan untuk kepentingan-kepentingan organisasi.
6. Bantuan yang tidak mengikat diserahkan kepada perangkat organisasi yang bertanggung jawab
untuk dikelola sesuai peruntukannya
Pasal 41
Administrasi dan Laporan Keuangan
1. Setiap Perangkat organisasi wajib melaksanakan administrasi keuangan dengan tertib, baik,
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
2. Setiap Perangkat organisasi wajib membuat laporan keuangan sesuai standar setiap bulannya dan
diumumkan kepada anggota secara periodik minimal 3 (tiga) bulan sekali dan tindasannya
disampaikan ke perangkat organisasi diatasnya.
3. Format laporan keuangan ditetapkan oleh PP FSP KEP SPSI.
Pasal 42
Sanksi Penyimpangan Keuangan Organisasi
Page | 68
5. Apabila pengurus atau perangkat organisasi terbukti menyalahgunakan uang organisasi yang
mengakibatkan kerugian bagi organisasi berdasarkan hasil pemeriksaan TPPK, maka pengurus
atau perangkat organisasi yang bersangkutan (baik secara pribadi atau kolektif) wajib
mengembalikan seluruh uang organisasi.
6. Apabila PUK tidak memungut iuran anggota sesuai ketentuan dan setelah mendapatkan
pembinaan dari perangkat diatasnya, maka PUK tersebut kehilangan hak suara dalam rapat-rapat
atau musyawarah.
7. Apabila perangkat organisasi tidak mendistribusikan iuran anggota kepada perangkat organisasi
diatasnya sesuai dengan hak perangkat organisasi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut maka
dikatagorikan pelanggaran berat.
8. Apabila perangkat organisasi tidak membuat laporan keuangan dan telah dilakukan pembinaan
oleh perangkat diatasnya, ternyata tetap tidak melaksanakan, maka perangkat organisasi tersebut
dikatagorikan melanggar ketentuan tentang tata kelola keuangan organisasi yang baik selanjutnya
perangkat organisasi diatasnya meminta kepada Pimpinan Pusat untuk melakukan pemeriksaan.
9. Selain sanksi-sanksi sebagaimana ketentuan ayat 5, ayat 7 dan ayat 8, dikenakan sanksi
penegakan disiplin organisasi mulai dari surat peringatan I, II, III, skorsing, pemberhentian sebagai
pengurus sampai dengan pemberhentian dari keanggotaan SP KEP SPSI yang bobot
kesalahannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat berdasarkan rekomendasi TPPK.
10. Selain sanksi sebagaimana ketentuan ayat 6 dapat dikenakan sanksi penegakan disiplin organisasi
mulai dari surat peringatan I, II, III, skorsing, pemberhentian sebagai pengurus sampai dengan
pemberhentian dari keanggotaan SP KEP SPSI oleh perangkat diatasnya.
11. Sanksi-sanksi sebagaimana tersebut diatas tidak menghilangkan tanggungjawabnya di muka
hukum untuk itu jika dipandang perlu perangkat organisasi diatasnya bertindak untuk dan atas
nama organisasi dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan tertulis dari perangkat diatasnya.
12. Atas perintah Pimpinan Pusat, perangkat organisasi yang melakukan upaya hukum sebagaimana
dimaksud ayat (11) wajib menghentikan upaya hukum tersebut manakala dikemudian hari
permasalahan dimaksud dinyatakan telah selesai.
BAB X
PERLINDUNGAN PENGURUS DAN SUMBER PEMBIAYAAN
Pasal 43
Perlindungan Pengurus
1. Organisasi SP KEP SPSI wajib memberikan perlindungan semaksimal mungkin kepada pengurus
SP KEP SPSI yang karena fungsi dan tugasnya terkena resiko perjuangan berupa penahanan oleh
pihak berwajib, terluka atau meninggal dunia.
2. Kewajiban organisasi sebagaimana ayat (1) direalisasikan dalam bentuk :
Page | 69
a. Memberikan jaminan, perlindungan hukum sampai yang bersangkutan bebas dari penahanan
serta memberikan bantuan keuangan untuk keluarganya.
b. Memberikan bantuan pengobatan sampai yang bersangkutan sembuh.
c. Memberikan bantuan pemakaman dan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan dan
mengirimkan perwakilan organisasi sampai prosesi pemakaman serta membuat instruksi ke
perangkat organisasi dibawahnya atau anggota untuk melakukan solidaritas “bela sungkawa”
sebagai penghormatan terakhir kepada yang bersangkutan.
Pasal 44
Sumber pembiayaan Perlindungan
1. Seluruh pembiayaan yang timbul akibat terjadinya resiko perjuangan dibebankan kepada organisasi
SP KEP SPSI.
2. Seluruh perangkat organisasi beserta anggota SP KEP SPSI berkewajiban membantu dalam
pembiayaan resiko perjuangan tersebut, dengan jalan menggalang “dana solidaritas resiko
perjuangan”.
3. Penggalangan dana resiko perjuangan langsung dikoordinir oleh PP FSP KEP SPSI.
BAB XI
KETENTUAN LAIN
Pasal 45
Keadaan Darurat
1. Bilamana timbul suatu keadaan membahayakan persatuan dan kesatuan terhadap kehidupan
organisasi SP KEP SPSI, maka disemua tingkatan organiasi dapat menyatakan terjadinya keadaan
darurat.
2. Dalam keadaan darurat, maka disemua tingkatan organisasi dapat melakukan sidang organisasi
luar biasa dan berhak mengambil keputusan yang mengikat.
Pasal 46
Komisi Verifikasi
Pasal 47
Peraturan Peralihan
1. Dengan ditetapkannya Anggaran Rumah Tangga ini, maka Anggaran Rumah Tangga SP KEP
SPSI hasil Munas VI tahun 2012 dinyatakan tidak belaku lagi.
2. Seluruh perangkat organisasi agar mematuhi Anggaran Rumah Tangga ini.
3. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam peraturan-
peraturan organisasi (PO).
Pasal 48
Penutup
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 71
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.07/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
PROGRAM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA, ADVOKASI DAN KEUANGAN ORGANISASI
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SPKEP SPSI)
PERIODE 2017 – 2022
Page | 72
M E M U T U S K A N
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 73
PROGRAM UMUM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA, ADVOKASI DAN PEMBELAAN SERTA KEUANGAN ORGANISASI
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SPKEP SPSI)
PERIODE 2017 – 2022
I. PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
B. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TAHUN 2027
Page | 75
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Reformasi Organisasi dengan 4 Kesetaraan Sesama Pelaku
No Aspek Tujuan Periode Konsolidasi SPKEP SPSI Berkelas Dunia
+ 2 Penguatan Hubungan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
berbasis kompetensi 3. Pencanangan pembangunan modul dan silabus yang
3. PP membuat MoU dengan Training Center Nasional SPKEP berbasis kompetensi
Hotel Dirga-Bogor sebagai SPSI sebagai sarana pendukung 3. Memastikan SPKEP SPSI
tempat Training Center diklat terpadu telah memiliki Training Center
SPKEP SPSI sebagai sarana 4. Pelaksanaan pemilihan Nasional sebagai sarana
pendukung diklat terpadu pengurus perangkat organisasi pendukung diklat terpadu
4. Penetapan standar (PUK,PC,PD dan PP) 4. Memastikan pemilihan
kompetensi pengurus SPKEP memperhatikan dan memenuhi pengurus perangkat
SPSI dan pencanangan standar kompetensi pengurus organisasi dengan
pemilihan pengurus perangkat SPKEP SPSI memperhatikan dan
organisasi (PUK, PC, PD dan 5. PP melakukan pemenuhan memenuhi standar
PP) memperhatikan dan kebutuhan dan standarisasi serta kompetensi pengurus SPKEP
memenuhi standar sertifikasi trainer diklat SPKEP SPSI
kompetensi pengurus SPKEP SPSI 5. PP memastikan standarisasi
SPSI 6. Perangkat organisasi (PP, PD trainer diklat SPKEP SPSI
5. PP menginventarisir dan dan PC) SPKEP SPSI telah terpenuhi dan
indetifikasi kebutuhan trainer melaksanakan kerja sama disertifikasi
diklat SPKEP SPSI dengan STIH atau perguruan 6. Perangkat organisasi (PP,PD
6. Pencanangan perangkat tinggi untuk program kuliah bagi dan PC) SPKEP SPSI
organisasi (PP,PD dan PC) kader dan anggota SPKEP SPSI memantapkan kerja sama
SPKEP SPSI untuk menjalin 7. Memastikan seluruh perangkat dengan STIH atau perguruan
kerja sama dengan Sekolah organisasi (PP, PD, PC dan tinggi untuk program kuliah
Tinggi Ilmu Hukum (STIH) PUK) SPKEP SPSI bagi kader dan anggota
atau perguruan tinggi untuk menyelenggarakan program SPKEP SPSI
Page | 76
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Reformasi Organisasi dengan 4 Kesetaraan Sesama Pelaku
No Aspek Tujuan Periode Konsolidasi SPKEP SPSI Berkelas Dunia
+ 2 Penguatan Hubungan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
program kuliah bagi kader dan kursus bahasa inggris dan 7. Memantapkan seluruh
anggota SPKEP SPSI kursus-kursus lainnya yang perangkat organisasi (PP,
7. Perangkat organisasi (PP, tersertifikasi bagi kader-kader PD, PC dan PUK) SPKEP
PD, PC dan PUK) SPKEP SPKEP SPSI SPSI menyelenggarakan
SPSI menyelenggarakan program kursus bahasa
program kursus bahasa inggris dan kursus-kursus
inggris dan kursus-kursus lainnya yang tersertifikasi
lainnya yang tersertifikasi bagi bagi kader-kader SPKEP
kader-kader SPKEP SPSI SPSI
Page | 77
C. LANGKAH – LANGKAH PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) SPKEP SPSI
Dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia SPKEP SPSI yang setara dengan pelaku
hubungan industrial yang lainnya dan mampu melaksanakan peran dan fungsi organisasi
sesuai dengan tujuan mewujudkan kehidupan anggota dan keluarganya yang adil, sejahtera
dan bermartabat maka dipandang perlu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
organisasi dengan melaksanakan program pendidikan dan pelatihan nasional (diklatnas)
terpadu dengan kurikulum / modul berbasis kompetensi. Untuk itu perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Pimpinan Pusat SPKEP SPSI menyusun dan menetapkan serta mensosialisasikan standar
kurikulum, modul dan silabus diklat nasional SPKEP SPSI berbasis kompetensi.
2. Pimpinan Pusat SPKEP SPSI menyusun dan menerbitkan buku panduan tentang uraian
tugas masing-masing pengurus agar para pengurus SPKEP SPSI mampu melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya.
3. Pimpinan Pusat / Pimpinan Daerah / Pimpinan Cabang SPKEP SPSI menjalin kerjasama
dengan lembaga – lembaga diklat atau perusahaan untuk meningkatkan kwalitas program
diklat SPKEP SPSI.
4. Pimpinan Pusat SPKEP SPSI menginventasir trainer diklat SPKEP SPSI dan
melaksanakan program Training Of Trainer (TOT) untuk pengurus Pimpinan Daerah dan
Pimpinan Cabang SPKEP SPSI.
5. Pimpinan Pusat, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang SPKEP SPSI mempersiapkan
kader-kader organisasi yang kompeten untuk mengisi formasi keterwakilan SPKEP SPSI
dilembaga – lembaga ketenagakerjaan (LKS Tripartit, Hakim ad-Hoc, Konsiliator, Arbiter,
Dewan Pengupahan, DJSN, DEWAS BPJS Kesehatan, DEWAS BPJS Naker dan lain-
lain).
6. Pimpinan Pusat / Pimpinan Daerah / Pimpinan Cabang SPKEP SPSI mengidentifikasi
kebutuhan pelatihan perangkat organisasi dibawahnya.
7. Seluruh perangkat organisasi (PUK, PC, PD dan PP) SPKEP SPSI menetapkan alokasi
anggaran/budget untuk program diklat sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah iuran
anggota yang terkumpul.
8. Seluruh perangkat organisasi (PUK, PC, PD dan PP) SPKEP SPSI wajib melaksanakan
program diklat terpadu berbasis kompetensi sesuai dengan standar kurikulum, modul dan
silabus diklatnas SPKEP SPSI yang ditetapkan oleh Pimpinan Pusat SPKEP SPSI.
9. Setiap perangkat organisasi (PUK, PC dan PD) SPKEP SPSI melaporkan secara berkala
mengenai pelaksanaan program diklat berbasis kompetensi kepada perangkat organisasi
diatasnya.
1. Seluruh perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI melaksanakan diklat
dan monitoring evaluasi pemenuhan kompetensi pengurus SPKEP SPSI sesuai jenjangnya
Page | 78
dengan berpedoman pada prosedur monitoring evaluasi pelaksanaan diklat dan
pemenuhan kompetensi pengurus SPKEP SPSI (Dok :DIKLAT /003/KEP SPSI) dan
Standar kompetensi pengurus SPKEP SPSI (Dok :DIKLAT /001/KEP SPSI)
2. Seluruh perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI melakukan in put data
pelaksanaan diklat kedalam data base organisasi untuk pemutakhiran data (up date)
secara terus menerus dalam aplikasi laporan organisasi serta mengkoordinasikan
pelaksanaan diklat agar tidak terjadi tumpang tindih (waktu, tempat dan peserta).
Tata kelola diklat organisasi SPKEP SPSI yang baik adalah : suatu sikap dan prilaku
berorganisasi yang taat azas dan komitmen melaksanakan seluruh keputusan-keputusan
organisasi tentang penguatan sumber daya manusia (SDM) SPKEP SPSI dengan
melaksanakan diklat terpadu oleh seluruh perangkat organisasi sesuai dengan kurikulum,
modul dan silabus berbasis kompetensi SPKEP SPSI dengan sasaran agar seluruh kader-
kader SPKEP SPSI setara dengan pelaku hubungan industrial disemua tingkatan.
Page | 79
1. TUGAS DAN KEWAJIBAN PUK
Page | 80
NO ASPEK STANDAR SIFAT
1. Melaksanakan program diklat bersama dengan PC untuk PUK SPKEP SPSI (minimal 4 bulan sekali)
Program diklat secara terpadu oleh PD sesuai
2. Melaksanakan diklat ToT bersama dengan PC untuk PUK, Pleno dan PC SPKEP SPSI (minimal 4 bulan
2 kurikulum, modul dan silabus berbasis Wajib
sekali)
kompetensiSPKEP SPSI
3. Melaksanakan diklat khusus peningkatan kapasitas pengurus PD dan Pleno (minimal 4 bulan sekali)
Program diklat oleh PP sesuai kurikulum, modul
3 Mengikuti program diklat terpadu yang dibuat oleh PP Wajib
dan silabus berbasis kompetensi SPKEP SPSI
4 Penugasan pelaksana diklat Membentuk Tim Diklat dibawah koordinasi dan tanggungjawab ketua bidang organisasi Wajib
Peningkatan kemampuan berbahasa Inggris dan Mengadakan program kursus bahasa Inggris dan keahlian lain yang bersertifikasi kepada pengurus PD dan
5 Tentatife
keahlian lain yang bersertifikasi PC SPKEP SPSI
Page | 81
II. PENGUATAN ADVOKASI DAN PEMBELAAN
A. PROGRAM UMUM
Page | 82
Ruang Lingkup Tugas & TanggungJawab
No Perangkat Fungsi Sasaran
2. Mengadvokasi kasus anggota pada proses Mediasi, PHI, Kasasi & Peninjauan Kembali di MA atas seluruh anggota di tingkat
permintaan PUK/Anggota kabupaten/kota
1. Memperjuangkan peningkatan kwantitas dan kualitas isi perjanjian kerja bersama (PKB)
Kepastian perlindungan
2. Melaksanakan program sosialisasi isi perjanjian kerja bersama (PKB) dan Norma ketenagakerjaan
Perlindungan bagi seluruh anggota
kepada seluruh Anggota SPKEP SPSI
ditingkat unit kerja /
Unit Kerja 3. Menempatkan wakil PUK SPKEP SPSI dalam LKS Bipartit, P2K3 dan Pengawas Koperasi
4 perusahaan
(PUK SPKEP SPSI) karyawan.
1. Menangani dan menyelesaikan keluh kesah anggota. Terwujudnya keadilan
Pembelaan 2. Mengadvokasi kasus perselesihan hubungan industrial melalui perundingan bipartit dan Mediasi. bagi seluruh anggota di
perusahaan
B. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG PENGUATAN ADVOKASI SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TH 2027
Page | 83
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Periode Reformasi Organisasi Kesetaraan Sesama Pelaku
No Aspek Tujuan SPKEP SPSI Berkelas Dunia
Konsolidasi Dengan 4 + 2 Penguatan Hubungan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
perlindungan melalui melalui peningkatan kualitas isi melalui peningkatan kualitas isi
pembuatan PKB standar standar PKB SPKEP SPSI standar PKB SPKEP SPSI yang
SPKEP SPSI yang dengan memastikan kepemilikan lebih adil, sejahtera dan
berkualitas antara lain saham diperusahaan bagi bermartabat dengan kepastian
perjuangan kepemilikan anggota kepemilikan saham
saham diperusahaan bagi 3. Memastikan seluruh PUK diperusahaan bagi anggota serta
anggota mampu melindungi dan membela wakil PUK sebagai peserta
3. Setiap PUK mampu anggota ditingkat bipartit, dalam RUPS
melindungi dan membela mediasi/konsiliasi/ arbitrase 3. Memantapkan seluruh PUK
anggota ditingkat bipartite, 4. Memastikan seluruh PC dan PD mampu melindungi dan membela
mediasi/konsiliasi/ mampu melindungi dan membela anggota ditingkat bipartit,
arbitrase anggota ditingkat mediasi/konsiliasi/ arbitrase
4. Seluruh PC dan PD mediasi/konsiliasi/arbitrase, PHI 4. Memantapkan seluruh PC dan
mampu melindungi dan dan MA PD mampu melindungi dan
membela anggota ditingkat 5. Memastikan seluruh PC dan PD membela anggota ditingkat
Mediasi/ mampu menempatkan wakil mediasi/konsiliasi/arbitrase, PHI
konsiliasi/arbitrase,PHI dan SPKEP SPSI sebagai hakim ad- dan MA
MA hoc PHI, Konsiliator dan arbiter 5. Memantapkan peran dan fungsi
5. Seluruh PC dan PD 6. PP SPKEP SPSI memastikan hakim ad-hoc PHI,Konsiliator dan
mampu menempatkan penempatan wakil SPKEP SPSI arbiter wakil SPKEPSPSI dari PC
wakil SPKEP SPSI diseluruh Indonesia agar ada dan PD SPKEP SPSI
sebagai hakim ad-hoc PHI hakim ad-hoc PHI Konsiliator dan 6. PP SPKEP SPSI memantapkan
6. PP SPKEP SPSI arbiter peran dan fungsi hakim ad-hoc
mencanangkan 7. PP SPKEP SPSI memastikan PHI Konsiliator dan arbiter yang
penempatan wakil SPKEP LBHN SPKEP SPSI dikelola mewakili SPKEP SPSI
SPSI diseluruh Indonesia secara professional dan 7. PP SPKEP SPSI memantapkan
agar ada hakim ad-hoc memperkuat advokasi litigasi LBHN SPKEP SPSI dikelola
Page | 84
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Periode Reformasi Organisasi Kesetaraan Sesama Pelaku
No Aspek Tujuan SPKEP SPSI Berkelas Dunia
Konsolidasi Dengan 4 + 2 Penguatan Hubungan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
PHI Konsiliator & Arbiter yang tidak mampu ditangani oleh secara professional dan
7. PP membentuk LBHN perangkat organisasi serta memperkuat advokasi litigasi
SPKEP SPSI untuk berfungsi sebagai lembaga yang tidak mampu ditangani oleh
memperkuat advokasi pengkajian dan perumus draft perangkat organisasi serta
litigasi yang tidak mampu usulan perbaikan peraturan berfungsi sebagai lembaga
ditangani oleh perangkat perundang-undangan bidang pengkajian dan perumus draft
organisasi Ketenagakerjaan. usulan perbaikan (legal drafting)
8. Pencanangan dan 8. Memastikan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
pelaksanaan penguatan penguatan finansial advokasi bidang Ketenagakerjaan agar
finansial advokasi oleh oleh seluruh perangkat lebih berpihak kepada
seluruh perangkat organisasi agar anggota yang kepentingan kaum pekerja
organisasi agar anggota sedang dalam proses PHK dan 8. Memantapkan pelaksanaan
yang sedang dalam proses upahnya tidak dibayar oleh penguatan finansial advokasi
PHK dan upahnya tidak perusahaan dapat dibantu oleh seluruh perangkat
dibayar oleh perusahaan dengan dana talangan dari Kas organisasi agar anggota yang
dapat dibantu dengan SPKEP SPSI (Dana Perjuangan) sedang dalam proses PHK dan
dana talangan dari Kas upahnya tidak dibayar oleh
SPKEP SPSI (Dana perusahaan dapat dibantu
Perjuangan) dengan dana talangan dari Kas
SPKEP SPSI (Dana Perjuangan)
Page | 85
C. PENGUATAN ADVOKASI DAN PEMBELAAN SPKEP SPSI
F. TATA KELOLA ADVOKASI SPKEP SPSI YANG BAIK (ADVOKASI LITIGASI DAN
ADVOKASI FINANCIAL)
Tata kelola advokasi organisasi SPKEP SPSI yang baik adalah : Suatu sikap dan perilaku
berorganisasi yang taat asas dengan komitmen melaksanakan seluruh keputusan-keputusan
organisasi tentang penguatan advokasi (hukum/litigasi dan financial advokasi) SPKEP SPSI
dengan sasaran agar ada jaminan kepada anggota untuk mendapatkan perlindungan dan
pembelaan yang baik dari SPKEP SPSI atas perlakuan yang tidak adil dalam hubungan
industrial. .
Page | 87
1. TUGAS DAN KEWAJIBAN PUK
Page | 88
NO ASPEK STANDAR SIFAT
1 Anggaran Advokasi Setiap bulan mencadangkan dana advokasi 15% (lima belas persen) dari penerimaan Wajib
Mengorganisir pemungutan dana perjuangan untuk advokasi keuangan kepada anggota, sekurang-kurangnya
2 Anggaran dana perjuangan Wajib
1% x upah minimum (UMK/UMP) untuk memenuhi rasio kas pc (minimal 2 x upah perhari x jml anggota)
1. Memastikan semua PUK memiliki PKB yang masih berlaku
Bukti peran dan fungsi Advokasi SPKEP
3 2. Membuat data base jumlah PKB diwilayahnya, 3 (tiga) bulan sebelum berakhir PKB agar mengingatkan Wajib
SPSI telah dilaksanakan
dan membantu PUK melaksanakan perundingan PKB
Peningkatan kualitas pemahaman isi dan Mendorong dan membantu PUK dalam pelaksanaan program sosialisasi kepada semua anggota, FGD dan
4 Wajib
pelaksanaan PKB cerdas cermat PKB
1. Memastikan semua PUK diwilayahnya sudah membuat LKS Bipartit yang berfungsi sebagai lembaga
Peningkatan peran SPKEP SPSI dalam pemberi rekomendasi kepada PUK dan Pengusaha
5 membangun hubungan industrial yang 2. Memastikan semua PUK diwilayahnya sudah membuat forum komunikasi pertemuan bipartit (PUK dan Wajib
harmonis, dinamis dan berkeadilan Pengusaha) secara terjadwal untuk membahas rekomendasi LKS Bipartit
3. Memastikan SPKEP SPSI menempatkan wakilnya di Dewan Pengupahan dan LKS Tripartit (Kab/Kota)
1. Memastikan pengurus PUK SPKEP SPSI bidang advokasi telah mengikuti diklat advokasi dan mampu
Program peningkatan fungsi perlindungan melakukan investigasi serta merundingkan secara bipartit kasus yang dialami oleh anggota
6 dan pembelaan SPKEP SPSI 2. Bidang advokasi PC mampu mendampingi PUK dalam mengadvokasi anggota dalam proses mediasi Wajib
3. Memastikan ada konsiliator utusan SPKEP SPSI
4. Memperjuangkan pembuatan PERDA tentang perlindungan ketenagakerjaan di tingkat Kab/Kota
1. Menyelenggarakan program study banding PKB untuk PUK
2. Melaksanakan diklat tentang pembuatan dan pembaharuan PKB
3. Melakukan pendampingan pembaharuan PKB
7 Program peningkatan kualitas isi PKB 4. Mendorong dan membantu PUK untuk mengadakan program focus group discussion (FGD) tentang isi Wajib
PKB dan UU Ketenagakerjaan
5. Mengadakan kegiatan bedah kasus yang terjadi sebagai bahan referensi bagi PUK untuk meminimalisir
kasus agar kasus serupa tidak terjadi lagi
Page | 91
III. PENGUATAN KEUANGAN ORGANISASI
Page | 92
2. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG KEUANGAN MENUJU SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TH 2027
Page | 93
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Periode Reformasi Organisasi Dengan Kesetaraan Sesama Pelaku
No Aspek Tujuan SPKEP SPSI Berkelas Dunia
Konsolidasi 4 + 2 Penguatan Hubungan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
harus memiliki badan-badan poliklinik pekerja 24 jam, rumah perusahaan dan mampu
usaha (mini market, poliklinik sakit pekerja, lembaga mendudukan wakil SPKEP SPSI
pekerja, rumah sakit pekerja, pendidikan & lembaga sertfikasi dalam susunan komisaris lebih
lembaga pendidikan & dan kompetensi) sebagai banyak
lembaga sertfikasi dan lembaga pendukung 5. Pemantapan pelaksanaan
kompetensi) sebagai kesejahteraan anggota SPKEP SPSI harus memiliki
lembaga pendukung badan-badan usaha organisasi
kesejahteraan anggota (mini market, poliklinik pekerja 24
jam, rumah sakit pekerja
lembaga pendidikan & lembaga
sertfikasi dan kompetensi
sebagai lembaga pendukung
kesejahteraan anggota
Page | 94
3. PANDUAN TATA KELOLA KEUANGAN ORGANISASI SPKEP SPSI YANG BAIK
Tata kelola keuangan organisasi SPKEP SPSI yang baik adalah : Suatu sikap dan prilaku
berorganisasi yang taat asas dengan komitmen melaksanakan semua keputusan-keputusan
organisasi tentang penguatan keuangan SPKEP SPSI (MUNAS, RAKERNAS, RAPIMNAS)
dan atau seluruh keputusan-keputusan organisasi ditingkat daerah, cabang dan unit kerja yang
tidak bertentangan dengan keputusan-keputusan diatasnya dengan sasaran terciptanya
kemandirian keuangan SPKEP SPSI di semua tingkatan.
1. Uang Pangkal adalah uang yang dipungut oleh perangkat organisasi (PUK/PC/PD/PP)
kepada masing-maning calon anggota sebesar 2% (dua persen) dari UMK daerah
masing-masing yang peruntukannya harus berpedoman pada SK PP No :
Kep.01/PP SPKEP/SPSI/I/2013, tanggal 17 Januari 2013 tentang iuran pangkal
bagi anggota baru SPKEP SPSI.
2. Iuran Anggota adalah dana titipan yang dihimpun dari anggota SPKEP SPSI yang
dipungut setiap bulan sebesar minimal 1% (satu persen) dari Upah Minimum yang
berlaku (sebagai standar distribusi nasional iuran anggota) menuju pencapaian 1% dari
upah pokok.
3. Uang Konsolidasi perjuangan upah minimum (UMK/UMP) adalah uang yang dikutip
setiap tahun sekali kepada anggota atas keberhasilan perjuangan upah minimum
(UMK/UMP) sebesar 5% (lima persen) dari selisih hasil perjuangan upah minimum
(UMK/UMP) pada masing-masing daerah, yang pelaksanaannya harus berpedoman
pada SK PP No : Kep.02/PP SPKEP/SPSI/I/2013, tanggal 17 Januari 2013 tentang
ketentuan uang konsolidasi perjuangan UMK SPKEP SPSI
4. Dana perjuangan adalah dana yang dipungut untuk meningkatkan kemampuan
organisasi dalam memperjuangkan kepentingan anggota SPKEP SPSI disetiap
tingkatan sebesar minimal 1% (satu persen) dari upah minimum (UMK/UMP) yang
pelaksanaannya berpedoman pada SK PP No : Kep.03/PP SPKEP/SPSI/I/2013,
tanggal 17 Januari 2013 tentang ketentuan dana perjuangan SPKEP SPSI
Page | 95
III. Standar Pengelolaan Keuangan SPKEP SPSI
No STANDAR SIFAT
1 Setiap bulan memungut iuran anggota Minimal 1% (satu persen) X UMK/UMP tahun yang berlaku untuk menuju pencapaian 1% (satu persen) X Upah Wajib
Pokok.
2 Setiap bulan mendistribusikan iuran anggota ke rekening bank masing-masing perangkat organisasi SPKEP SPSI sesuai hak masing-masing perangkat Wajib
berdasarkan standar iuran untuk diteruskan ke perangkat atas (PC, PD dan PP)
3 Setiap bulan membuat laporan keuangan bulanan dengan aplikasi standar nasional SPKEP SPSI Wajib
Membuka rekening giro di bank atas nama organisasi yang pengambilannya dengan syarat ditandatangani secara bersama-sama oleh ketua, sekretaris, dan
4 Wajib
bendahara.
5 Jumlah uang di kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan operasional mingguan organisasi yang ditempatkan secara aman (di staf atau bendahara organisasi) Wajib
Jumlah uang kas besar disesuaikan dengan kebutuhan operasional bulanan organisasi yang ditempatkan secara aman di brangkas organisasi yang menjadi
6 Tentative
tanggungjawab bendahara.
7 Rasio piutang pengurus maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah uang (Kas & Bank) Wajib
Tidak memberikan uang kepada pengurus PC, PD dan PP yang bertugas melaksanakan kewajiban organisasi, kecuali diundang sebagai instruktur /
8 Wajib
narasumber
9 Kondisi fisik uang yang tertera dalam laporan keuangan (Kas, Bank dan Piutang) harus terkonfirmasi Wajib
10 Setiap tahun membuat RAPBO sebagai realisasi uraian dari program kerja yg ditetapkan Wajib
Setiap bendahara PUK harus mengikuti diklat untuk mendapatkan sertifikat diklat aplikasi laporan keuangan sesuai dengan aplikasi standar nasional SPKEP
11 Wajib
SPSI
Melakukan pembaruan data atas tabel standar iuran anggota pada periode april sampai bulan maret tahun berikutnya yang dibuat oleh PC untuk
12 Wajib
pembaharuan data keanggotaan (up to date)
Setiap bulan menyampaikan informasi besaran iuran yang didistribusi dengan cara ditransfer via bank atau bayar tunai ke PC dengan membawa bukti transfer
13 Wajib
dan membawa buku iuran anggota yang diisi oleh bendahara PC atau staf keuangan PC sekaligus rekonsiliasi data keanggotaan dari masing-masing PUK
Page | 96
No STANDAR SIFAT
14 Setiap bulan melakukan evaluasi pelaksanaan standar iuran anggota tahunan (periode april tahun berjalan sampai dengan maret tahun berikutnya) Wajib
Setiap bulan mengumumkan laporan keuangan (neraca, surplus/defisit dan rek koran) ke anggota melalui perwakilan anggota / komisariat yang ditembuskan
15 Wajib
ke perangkat organisasi diatasnya (PC, PD dan PP)
Dana perjuangan yang dikutip dari anggota wajib disetor/ditempatkan pada rekening organisasi khusus dana perjuangan dan posting pembukuan pada
16 Wajib
laporan keuangan masuk pada dana titipan
Membukukan biaya pengeluaran untuk kegiatan BRIGADE SPSI dari dana cadangan unras dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis
17 Wajib
(juknis) yang diterbitkan oleh PP SPKEP SPSI.
Membuat berita acara serah terima kepengurusan dari PUK purna bakti kepada PUK terpilih meliputi :
1. Keuangan (Bank dan Kas)
18 Wajib
2. Aset keuangan PUK di Kopamas SPSI
3. Aset organisasi (sekretariat dan inventaris) dengan formulir (Form :ORG/001D/KEP SPSI)
Jika sudah dilakukan serah terima kepengurusan dari PUK, dan perlu disesuaikan status nama keanggotaan PUK di Kopamas SPSI maka PUK menindak-
19 Wajib
lanjutinya dengan membuat surat kuasa kepada bendahara atau pengurus lainnya dan diserahkan ke Kopamas SPSI
No STANDAR SIFAT
1 Setiap bulan melakukan pembinaan tentang pentingnya penguatan keuangan organisasi terhadap PUK yang belum menarik iuran anggota Minimal 1% (satu
Wajib
persen) X UMK tahun yang berlaku
2 Setiap bulan mendistribusikan iuran anggota yang dititipkan oleh PUK ke Kas PC untuk diteruskan ke perangkat atas (PD dan PP) sesuai dengan hak masing-
Wajib
masing perangkat berdasarkan standar iuran (Minimal 1% (satu persen) X UMK tahun yang berlaku)
3 Setiap bulan melakukan pemantauan pelaksanaan standar iuran anggota agar distribusi iuran anggota sesuai hak masing-masing perangkat (sesuai AD/ART
Wajib
SPKEP SPSI) yang didasarkan pada standar iuran (Minimal 1% (satu persen) X UMK tahun yang berlaku)
4 Setiap bulan membuat Laporan Keuangan bulanan dengan aplikasi standar nasional SPKEP SPSI Wajib
Membuat atau membuka rekening Bank atas nama PC SPKEP SPSI (rekening resmi organisasi) yang pengambilannya dengan syarat ditandatngano secara
5 Wajib
bersama-sama oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara
Page | 97
No STANDAR SIFAT
6 Jumlah uang di Kas Kecil disesuaikan dengan kebutuhan operasional mingguan organisasi yang ditempatkan secara aman (di staf atau di brankas) Wajib
Jumlah uang Kas Besar disesuaikan dengan kebutuhan operasional bulanan organisasi yang ditempatkan secara aman di brangkas organisasi yang menjadi
7 Tentatif
tanggung-jawab bendahara.
8 Rasio piutang pengurus maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah uang (Kas & Bank) Wajib
9 Pengurus PC yang bertugas laksanakan kewajiban organisasi dilarang menerima uang dari PUK kecuali diundang sebagai instruktur / narasumber Wajib
10 Kondisi fisik uang yang tertera dalam laporan keuangan (Kas, Bank dan Piutang) terkonfirmasi Wajib
Membuat dan mengumumkan Laporan Keuangan (Neraca, Surplus/Defisit dan Rek Koran) ke PUK-PUK setiap 3 (tiga) bulan dan ditembuskan ke perangkat
11 Wajib
organisasi diatasnya (PD dan PP)
12 Setiap tahun membuat RAPBO sebagai realisasi uraian dari Program Kerja yg ditetapkan Wajib
13 Setiap Bendahara PC harus mengikuti diklat dan mempunyai sertifikat diklat Aplikasi Laporan Keuangan sesuai aplikasi standar nasional SPKEP SPSI Wajib
Setiap tahun membuat tabel standar iuran anggota tahunan periode (April tahun berjalan ke bulan Maret tahun berikutnya) penjelasan dari tabel standar iuran
14 Wajib
anggota tahunan yang dibuat PP dan PD dan disampaikan ke semua PUK
Membuatkan buku iuran anggota dari masing-masing PUK , yang dipakai pada saat membayar iuran anggota sekaligus rekonsiliasi data keanggotaan dari
15 Wajib
masing-masing PUK
16 Setiap Triwulan membuat laporan evaluasi pelaksanaan standar iuran anggota tahunan periode (April tahun berjalan ke bulan Maret tahun berikutnya) Wajib
Setiap Triwulan membuat surat usulan PUK-PUK yang mendapatkan reward pencetakan KTAN SPKEP SPSI atas pencapaian target distribusi iuran anggota
17 Wajib
ke PP SPKEP SPSI
Membukukan biaya pengeluaran untuk kegiatan BRIGADE SPSI dari Dana Cadangan UNRAS dengan Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) dan Petunjuk Teknis
18 Wajib
(JUKNIS) yang diterbitkan oleh PP SPKEP SPSI.
Membuat berita acara serah terima kepengurusan dari PC purna bakti kepada PC terpilih yang meliputi :
1. Keuangan (Bank dan Kas),
19 Wajib
2. Aset keuangan PC di Kopamas SPSI
3. Aset organisasi (Gedung kantor sekretariat dan inventaris)-dengan formulir (Form :ORG/001C/KEP SPSI)
Jika sudah dilakukan serah terima kepengurusan dari PC, dan perlu disesuaikan status nama keanggotaan PC di Kopamas SPSI maka PC menindak-
20 Wajib
lanjutinya dengan membuat surat kuasa kepada Bendahara atau pengurus lainnya yang diserahkan ke Kopamas SPSI
Page | 99
No STANDAR SIFAT
Membuat berita acara serah terima kepengurusan dari PD purna bakti kepada PD terpilih dengan isi:
1. Keuangan (Bank dan Kas)
18 Wajib
2. Aset keuangan PD di Kopamas SPSI
3. Aset organisasi (Gedung kantor sekretariat dan inventaris) dengan formulir (Form :ORG/001B/KEP SPSI)
Jika sudah dilakukan serah terima kepengurusan dari PD, dan perlu disesuaikan status nama keanggotaan PD di Kopamas SPSI maka PD menindak-
19 Wajib
lanjutinya dengan membuat surat kuasa kepada Bendahara atau pengurus lainnya yang diserahkan ke Kopamas SPSI
No STANDAR SIFAT
1 Membantu PD dan PC untuk melakukan pembinaan pentingnya penguatan keuangan terhadap PUK yang belum menarik iuran anggota Minimal 1% (satu
Wajib
persen) X UMK tahun yang berlaku
2 Setiap Triwulan melakukan pemantauan atas distribusi iuran anggota ke kas PP dari PUK atau yang dititipkan melalui PC apakah sudah sesuai dengan hak
Wajib
masing-masing perangkat berdasarkan standar iuran (Minimal 1% X UMK tahun yang berlaku)
3 Setiap bulan membuat Laporan Keuangan bulanan dengan aplikasi standar nasional SPKEP SPSI Wajib
Membuka rekening bank atas nama PP SPKEP SPSI (rekening resmi organisasi) yang pengambilannya dengan syarat ditandatangani oleh ketua, sekretaris
4 Wajib
dan bendahara
5 Jumlah uang di Kas Kecil disesuaikan dengan kebutuhan operasional mingguan organisasi yang ditempatkan secara aman (di staf atau di brankas) Wajib
Jumlah uang Kas Besar disesuaikan dengan kebutuhan operasional bulanan organisasi yang ditempatkan secara aman di brangkas organisasi yang menjadi
6 Wajib
tanggung-jawab bendahara.
7 Rasio piutang pengurus maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah uang (Kas & Bank) Wajib
Pengurus PP yang bertugas laksanakan kewajiban organisasi dilarang menerima uang dari Kas PD, PC atau PUK kecuali diundang sebagai instruktur /
8 Wajib
narasumber
9 Kondisi fisik uang yang tertera dalam laporan keuangan (kas, bank dan piutang) harus terkonfirmasi Wajib
10 Setiap 3 (tiga) bulan mengumumkan laporan keuangan (neraca, surplus/defisit dan rek koran) ke PD dan PC Wajib
11 Setiap tahun membuat RAPBO uraian dari program kerja yang ditetapkan Wajib
Page | 100
No STANDAR SIFAT
12 Setiap Bendahara PP harus mempunyai sertifikat diklat Aplikasi Laporan Keuangan Wajib
Setiap tahun membuat tabel standar iuran anggota tahunan (periode april tahun berjalan sampai maret tahun berikutnya) penjelasan dari data yang terkini
13 Wajib
(up to date ) atau dari data base on-line disampaikan ke seluruh PD dan PC
14 Setiap bulan mebuatkan laporan tabel realisasi distribusi iuran anggota dari masing-masing PD dan PC dengan daftar anggota masing-masing PUK Wajib
15 Setiap bulan membuat laporan evaluasi pelaksanaan standar iuran anggota tahunan (periode april tahun berjalan sampai maret tahun berikutnya) Wajib
Setiap Triwulan memberikan penghargaan (reward) pembuatan dan pencetakan KTAN SPKEP SPSI atas pencapaian target distribusi iuran anggota ke PP
16 Wajib
SPKEP SPSI berdasarkan surat usulan dari PC
Membukukan biaya pengeluaran untuk kegiatan BRIGADE SPSI dari dana cadangan unras dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis
17 Wajib
(juknis) yang diterbitkan oleh PP SPKEP SPSI.
Membuat berita acara serah terima kepengurusan dari PP purna bakti kepada PP terpilih dengan isi:
1. Keuangan (Bank dan Kas),
18 Wajib
2. Aset keuangan PP di Kopamas SPSI
3. Aset organisasi (Gedung kantor sekretariat dan inventaris) dengan formulir (Form :ORG/001A/KEP SPSI):ORG/001A/KEP SPSI)
Jika sudah dilakukan serah terima kepengurusan dari PP, dan perlu disesuaikan status nama keanggotaan PP di Kopamas SPSI maka PP
19 Wajib
menindaklanjutinya dengan membuat surat kuasa kepada Bendahara atau pengurus lainnya yang diserahkan ke Kopamas SPSI
Page | 101
4. TATA KELOLA KEUANGAN SPKEP SPSI YANG BAIK
1. Penguatan keuangan organisasi SPKEP SPSI dari pengorganisasian iuran anggota dan
potensi-potensi keuangan organisasi SPKEP SPSI bertujuan untuk menciptakan
kemandirian dan kekuatan keuangan organisasi sebagai pilar utama untuk pelaksanaan
peran dan fungsi SPKEP SPSI dalam berjuang mewujudkan kehidupan anggota dan
keluarganya yang adil, sejahtera dan bermartabat.
2. PP SPKEP SPSI menyusun dan menetapkan panduan pelaksanaan pengawasan kepada
perangkat organisasi secara periodik minimum 3 (tiga) bulan sekali atas pelaksanaan tata
kelola keuangan organisasi SPKEP SPSI yang baik.
3. PP SPKEP SPSI menyusun dan menetapkan ketentuan sebagai tambahan syarat-syarat
khusus calon ketua atau pengurus PUK pada MUSNIK, pengurus PC pada MUSCAB,
pengurus PD pada MUSDA dan pengurus PP pada MUNAS SPKEP SPSI yang
berhubungan dengan unjuk kinerja melaksanakan penguatan penguatan keuangan SPKEP
SPSI antara lain :
a. Kepatuhan pencapaian target iuran anggota dan pendistribusian kepada perangkat
b. Kepatuhan membuat laporan keuangan standar nasional SPKEP SPSI
4. PP SPKEP SPSI untuk membuat formula pemberian penghargaan (reward) kepada
perangkat-perangkat organisasi yang berhasil mencapai target iuran yang ditetapkan oleh
organisasi
1. Besarnya Iuran anggota SPKEP SPSI minimal sebesar 1% (satu persen) dari Upah Pokok
dan untuk pencapaiannya dimulai dengan 1% dari Upah Minimum Provinsi (UMP) dan atau
UMK yang berlaku di masing-masing wilayah, dengan cara pengumpulannya dikutip setiap
bulan dari upah masing-masing anggota oleh PUK melalui pengusaha yang selanjutnya
disetor / ditransfer oleh pengusaha ke rekening PUK dan PUK wajib mendistribusikan ke
Rekening PC, Rekening PD dan Rekening PP.
2. Distribusi Iuran Anggota adalah sebagai berikut :
a. PUK SPKEP SPSI sebesar 50% (lima puluh persen)
b. Pimpinan Cabang (PC) sebesar 25% (dua puluh lima persen).
c. Pimpinan Daerah (PD) sebesar 15% (lima belas persen)
d. Pimpinan Pusat (PP) sebesar 10% (sepuluh persen)
3. PP, PD dan PC membuat tabel standarisasi iuran anggota (COS) tahunan yang berfungsi
sebagai pedoman dalam pengelolaan sumber keuangan organisasi sesuai nilai UMP dan
atau UMK yang berlaku.
4. Setiap perangkat organisasi wajib membuat RAPBO (Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Organisasi) sebagai pedoman dalam mengelola keuangan organisasi.
Page | 102
5. Setiap perangkat organisasi (PUK, PC dan PD) wajib menyampaikan laporan keuangan
organisasi kepada anggota dan tembusan disampaikan ke perangkat satu tingkat diatasnya
sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
6. Perangkat organisasi (PP, PD PC) memberikan penghargaan dan melaksanakan
pengawasan, pembinaan serta penegakan disiplin organisasi dengan prinsip reward and
punishmen.
1. PUK SPKEP SPSI yang belum memungut iuran anggota sesuai dengan standar (minimal
1%XUMK/UMP* (khusus daerah yang tidak ada UMK) setiap bulan paling lambat 31
Januari 2018 wajib melaksanakan pemungutan iuran dengan standar dan wajib
mendistribusikannya sesuai ketentuan yang diatur dalam AD/ART SPKEP SPSI
2. Perangkat organisasi (PC,PD dan PP) SPKEP SPSI melaksanakan program pembinaan
secara intensip dan terarah serta melakukan penegakan disiplin organisasi kepada PUK
yang secara jelas dan terang melakukan pelanggaran iuran anggota
3. Tahapan penegakan displin organisasi dilakukan dengan mempedomani AD ART SPKEP
SPSI dengan cara pemberian surat peringatan I / II / III, apabila tidak ada perbaikan maka
dilakukan tindakan pencabutan SK Pengukuhan. Dan apabila PC tidak melaksanakan
penegakan disiplin organisasi maka tindakan penegakan disiplin organisasi dapat
dilakukan oleh PD dan/atau PP SPKEP SPSI
4. Langkah-langkah penyelesaian tunggakan iuran anggota dilaksanakan sesuai dengan
matrik penyelesaian masalah sebagai berikut :
Page | 103
No Uraian Masalah Langkah-langkah organisasi
(berikan SP I / II / III) dan apabila tidak ada
perbaikan maka dilakukan tindakan pencabutan SK
Pengukuhan
1. Lakukan tagihan tunggakan iuran
Iuran dipungut PUK sudah sesuai
2. PC, PD dan PP memberikan surat pembinaan
dengan standar, tapi tidak
3 (berikan SP I / II / III) dan apabila tidak ada
distribusikan ke perangkat sesuai
perbaikan maka dilakukan tindakan pencabutan SK
ketentuan
Pengukuhan
1. Lakukan tagihan tunggakan iuran
Iuran dipungut PUK sudah sesuai 2. Jika tidak segera melunasi tunggakan paling lambat 2
dengan standar, tapi belum (dua) bulan PC, PD dan PP memberikan surat
4
distribusikan ke perangkat sesuai pembinaan (SP I / II / III) dan apabila tidak ada
ketentuan perbaikan maka dilakukan tindakan pencabutan SK
Pengukuhan
Distriusi iuran anggota melalui ATM
5 (Tanpa Nama) sehingga data PUK melakukan konfirmasi transaksi Iuran
distribusi iuran tercatat tanpa nama
1. PC, PD dan PP melakukan kunjungan kerja dan
sosialisasi tentang pemotongan iuran kepada PUK &
Management
Pemungutan Iuran oleh PUK masih
2. Membuat perjanjian bersama / perjanjian kerja
6 dengan cara manual (Tidak dibantu
bersama (PB/PKB) atau membuat adendum perjanjian
pemotongan oleh management)
bersama / perjanjian kerja bersama (PB/PKB) antara
PUK dengan Perusahaan tentang pemotongan iuran
anggota.
7. STANDAR NASIONAL LAPORAN KEUANGAN SPKEP SPSI DAN TIM PEMERIKSA DAN
PENGAWASAN KEUANGAN
1. PP SPKEP SPSI mengevaluasi standar nasional laporan keuangan agar selaras dengan
standar akuntansi (PSAK 45/ Pernyataan Standar Akuntansi untuk lembaga nirlaba)
2. Seluruh perangkat organisasi (PUK, PC, PD dan PP) SPKEP SPSI agar menggunakan
program keuangan standar nasional laporan keuangan SPKEP SPSI dengan aplikasi
program komputer akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem administrasi untuk
pengelolaan keuangan organisasi yang objektif, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
3. Dalam rangka memastikan pengelolaan keuangan organisasi SPKEP SPSI terlaksana
dengan baik dan benar sesuai amanat AD/ART SPKEP SPSI, maka PP SPKEP SPSI
mengevaluasi dan membentuk kembali Tim Pemeriksa dan Pengawasan Keuangan
SPKEP SPSI ynag dikukuhkan dengan surat keputusan (SK) PP SPKEP SPSI dan
berpedoman pada AD/ART SPKEP SPSI
4. Tim Pemeriksa dan Pengawas Keuangan SPKEP SPSI bersifat fungsional dan edukasi
dengan ruang lingkup tugas secara nasional yang memiliki peran dan fungsi membantu
Page | 104
perangkat organisasi (PUK, PC, PD dan PP) guna memastikan pengelolaan keuangan
organisasi SPKEP SPSI serta mendistribusikan iuran disemua tingkatan terlaksana dengan
BAIK dan BENAR sesuai dengan amanat AD/ART SPKEP SPSI;
Bahwa dalam rangka meningkatkan penguatan keuangan organisasi di luar iuran anggota dan
meningkatkan kesejahteraan anggota maka dipandang perlu untuk membentuk badan usaha
organisasi SPKEP SPSI dalam bentuk koperasi nasional
1. Koperasi Pekerja Mandiri Sejahtera – Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KOPAMAS SPSI)
dengan akta pendirian No. 14 Tanggal 15 September 2011 (Harsono, SH – Notaris dan
PPAT) menjadi KOPERASI NASIONAL SPKEP SPSI, yang berperan dan berfungsi
sebagai lembaga pendukung penguatan keuangan organisasi dengan memanfaatkan
potensi organisasi untuk peningkatan kesejahteraan anggota koperasi khususnya dan
anggota SPKEP SPSI pada umumnya
2. Seluruh perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI baik sebagai lembaga
maupun individu melakukan gerakan nasional menjadi anggota koperasi, membangun
koperasi sesuai kewenangannya masing-masing agar koperasi nasional SPKEP SPSI
terstruktur sesuai dengan struktur SPKEP SPSI
3. Seluruh perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI untuk
mensosialisasikan koperasi nasional SPKEP SPSI kepada seluruh anggotanya agar
menjadi anggota koperasi SPKEP SPSI
Page | 106
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.08/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
PROGRAM PENGUATAN SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS, ADMINISTRASI DAN TEKNOLOGI
INFORMASI SERTA PROPAGANDA POSITIF ORGANISASI
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SPKEP SPSI)
PERIODE 2017 - 2022
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam sidang paripurna MUNAS VII SPKEP SPSI yang
membahas hasil kerja Komisi C : Komisi Program Penguatan Soliditas dan
Page | 107
Solidaritas, Administrasi dan Teknologi Informasi, serta Propaganda Positif
Organisasi SPKEP SPSI pada tanggal 18 Mei 2017;
M E M U T U S K A N
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 108
IV. PENGUATAN SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS
A. PROGRAM UMUM
Page | 110
B. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG PENGUATAN SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TH 2027
Page | 111
C. PENGUATAN SOLIDITAS DAN SOLIDARITAS SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA
Tata kelola soliditas dan solidaritas organisasi SPKEP SPSI yang baik adalah: Suatu sikap dan perilaku berorganisasi yang taat asas dengan komitmen
melaksanakan semua keputusan-keputusan organisasi tentang penguatan soliditas dan solidaritas organisasi SPKEP SPSI dengan melaksanakan
komitmen soliditas dan solidaritas (rasa setia kawan) terhadap sesama keluarga besar SPKEP SPSI agar SPKEP SPSI disegani oleh pelaku hubungan
industrial lainnya
Page | 113
NO ASPEK STANDAR SIFAT
1 AnggaranSoliditas dan Solidaritas Setiap bulan mencadangkan dana soliditas dan solidaritas sebesar 10% (sepuluh persen) dari penerimaan Wajib
2 Konsolidasi internal pengurus Mengadakan rapat konsolidasi internal pengurus PC minimal 1 (satu) bulan sekali Wajib
3 Konsolidasi internal pengurus Mengadakan rapat konsolidasi internal pengurus PC dengan PUK minimal 3 (tiga) bulan sekali Wajib
4 Kepatuhan terhadap instruksi organisasi Melaksanakan setiap instruksi yang dikeluarkan oleh organisasi Wajib
5 Keaktifan dalam acara konsolidasi organisasi Menghadiri semua undangan rapat konsolidasi organisasi dari PD dan PP SPKEP SPSI Wajib
1. Aktif mengorganisir aksi solidaritas moril (dengan tulisan via sms dan media sosial lainnya terhadap anggota
yang mengalami duka cita dan suka cita)
2. Aktif mengorganisir aksi solidaritas materil (sumbangan uang) terhadap sesama keluarga besar SPKEP SPSI
6 Pelaksanaan Solidaritas Wajib
diwilayahnya yang sedang menghadapi permasalahan/musibah dalam perjuangan mewujudkan keadilan
3. Aktif mengorganisir dan melaksanakan aksi solidaritas (moril dan materil) yang diinstruksikan oleh perangkat
organisasi PD dan PP
Membangun budaya solidaritas (rasa setia Menyelenggarakan diklat khusus membangun militansi dan solidaritas terhadap sesama anggota SPKEP SPSI
7 Wajib
kawan)
Page | 114
NO ASPEK STANDAR SIFAT
3. Aktif mengorganisir dan melaksanakan aksi solidaritas (moril dan materil) yang diinstruksikan oleh perangkat
organisasi PP SPKEP SPSI
Membangun budaya solidaritas (rasa setia Mengadakan acara diklat khusus kepada PC dan PUK SPKEP SPSI didaerahnya untuk membangun militansi dan
7 Wajib
kawan) solidaritas terhadap sesama anggota SPKEP SPSI
Page | 115
F. STANDAR SERAGAM DAN ATRIBUT NASIONAL SPKEP SPSI
1. Untuk memperkuat rasa soliditas dan solidaritas supaya terciptanya persatuan dan
kesatuan dalam operasional SPKEP SPSI di seluruh Indonesia, maka sejalan
dengan keputusan RAKERNAS SPKEP SPSI Tahun 2016, seluruh perangkat
organisasi SPKEP SPSI (PP, PD, PC dan PUK) wajib untuk mematuhi standar
seragam dan atribut nasional SPKEP SPSI sebagaimana pada Lampiran: II - DOK:
ORG/007/KEP SPSI dan Standar Atribut Organisasi (Dok: ORG/007/KEP SPSI)
2. Untuk memastikan seragam dan atribut SPKEP SPSI sesuai standar nasional
SPKEP SPSI serta untuk mempercepat pengembangan unit usaha koperasi
nasional SPKEP SPSI maka proses pembelian seragam dan atribut SPKEP SPSI
dilakukan melalui Kopamas SPSI sebagai koperasi nasional SPKEP SPSI.
Page | 116
V. PENGUATAN ADMINISTRASI SPKEP SPSI MENUJU SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TAHUN 2027
A. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG PENGUATAN ADMINISTRASI MENUJU SPKEP SPSI BERKELAS DUNIA PADA TH 2027
Page | 117
Sasaran Pencapaian (Periode Tahun)
Periode Reformasi Organisasi Kesetaraan Sesama Pelaku Hubungan
No Aspek Tujuan SPKEP SPSI Berkelas Dunia
Konsolidasi Dengan 4 + 2 Penguatan Industrial
2007-2012 2012-2017 2017-2022 2022-2027
organisasi (PUK,PC,PD PD dan PP) dan staf SPKEP SPSI perangkat organisasi (PUK, PC,
dan PP) dan staf SPKEP sudah menguasai teknologi PD dan PP) dan staf SPKEP
SPSI wajib menguasai informasi (TI) SPSI sudah mahir menguasai
teknologi informasi (TI) teknologi informasi (TI)
Page | 118
B. PENGUATAN ADMINISTRASI
Tata kelola administrasi organisasi SPKEP SPSI dan penguasaan teknologi informasi
(TI) yang baik adalah suatu sikap dan prilaku berorganisasi yang taat azas dan
komitmen melaksanakan seluruh keputusan-keputusan organisasi tentang penguatan
administrasi organisasi SPKEP SPSI dan penguasaan teknologi informasi (TI) untuk
mewujudkan cita-cita organisasi SPKEP SPSI berkelas dunia pada tahun 2027 dengan
sasaran adanya kepastian dan kemudahan bagi anggota dan perangkat organisasi
untuk mendapatkan data atau dokumen organisasi yang terkini (up to date) dan
akuntabel serta terwujudnya kepastian peningkatan pelayanan organisasi kepada
semua anggota berjalan baik
Page | 120
NO ASPEK STANDAR SIFAT
5. Memiliki fasilitas telpon dan fax
6. Memiliki alamat email organisasi dan account media sosial
organisasi
7. Memiliki papan monitoring kegiatan 6 (enam) penguatan
organisasi
8. Memiliki sarana komunikasi dengan anggota seperti SMS gate
way ke perwakilan anggota dan semua anggota
Page | 121
NO ASPEK STANDAR SIFAT
c. Staf Bidang IT & hubungan Internasional : 1 orang
d. Staf Bidang Advokasi : 1 orang
3. Memiliki perpustakaan mini *) Lihat daftar kepustakaan
4. Memiliki ruang rapat/DIKLAT
5. Memiliki komputer bisa akses internet
6. Memiliki Proyektors dan Laptop
7. Memiliki Telp dan fax
8. Memiliki alamat email dan Sosial Media organisasi
9. Memiliki papan monitoring kegiatan 6 (enam) penguatan
organisasi
10. Memiliki alat untuk SMS Gate Way ke semua pengurus PD, PC
dan PUK
11. Memiliki alat untuk pembuatan KTA
Page | 122
NO ASPEK STANDAR SIFAT
dokumen SK pengukuhan PUK, pencatatan
PUK dari Disnaker dan dokumen penting
lainnya
2. PC SPKEP SPSI
3. PD SPKEP SPSI
Page | 123
NO ASPEK STANDAR SIFAT
1. Buku agenda surat masuk – surat keluar
2. Buku tabel daftar PC , jumlah PUK dan
Pencatatan aktivitas
3 jumlah anggota Wajib
administrasi manual organisasi
3. Buku ekspedisi surat atau dokumen
4. Buku catatan kegiatan organisasi
1. Memastikan semua PUK diwilayahnya
sudah memiliki email organisasi yang aktif
2. Memastikan PUK didaerahnya sudah
terdaftar di aplikasi data base on-line
nasional SPKEP SPSI
Adminitrasi on-line SPKEP
4 3. Memastikan PUK didaerahnya sudah Wajib
SPSI
memiliki password untuk akses aplikasi
data base on-line nasional SPKEP SPSI
4. Sekretaris atau Staf PD sudah mampu
menerapkan aplikasi data base on-line
nasional SPKEP SPSI
1. Memiliki Lemari kabinet untuk simpan file
2. Memiliki file elektronik atas soft copy data
5 Pendokumentasian base Anggota, dokumen SK pengukuhan Wajib
PD, pencatatan PCdari Disnaker dan
dokumen penting lainnya
4. PP SPKEP SPSI
Page | 124
NO ASPEK STANDAR SIFAT
1. Buku agenda surat masuk – surat keluar
Pencatatan aktivitas 2. Buku tabel daftar PUK
5 Wajib
administrasi manual organisasi 3. Buku ekspedisi surat atau dokumen
4. Buku catatan kegiatan organisasi
1. Memastikan seluruh perangkat PUK, PC
dan PD sudah memiliki email organisasi
yang aktif
2. Memastikan PUK, PC dan PD sudah
terdaftar di aplikasi data base on-line
Adminitrasi on-line nasional nasional SPKEP SPSI
6 Wajib
SPKEP SPSI 3. Memastikan PUK diwilayahnya sudah
memiliki password untuk akses aplikasi
data base on-line nasional SPKEP SPSI
4. Sekretaris atau Staf PC sudah mampu
menerapkan aplikasi data base on-line
nasional SPKEP SPSI
1. Memiliki Lemari kabinet untuk simpan file
hard copy
2. Memiliki file soft copy data base
7 Pendokumentasian Wajib
Anggota,dokumen SK pengukuhan PP,
pencatatan dari Disnaker dan dokumen
penting lainnya
2. Seluruh perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI menjalankan
laporan organisasi SPKEP SPSI secara on-line, agar perkembangan SPKEP
SPSI dari waktu ke waktu terdokumentasi secara baik
1. PP SPKEP SPSI wajib melaksanakan diklat khusus data base on-line nasional
SPKEP SPSI kepada Sekretaris diseluruh perangkat organisasi
2. Sejalan dengan keputusan RAKERNAS SPKEP SPSI tahun 2016 maka seluruh
perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI wajib meng in put data
anggota SPKEP SPSI kedalam program data base on-line nasional SPKEP SPSI
yang selanjutnya dijadikan dasar verifikasi faktual keanggotaan di Disnaker atau
Kemenaker dalam rangka pemenuhan keterwakilan SPKEP SPSI dilembaga-
lembaga ketenagakerjaan;
A. PENGERTIAN
1. Musnik adalah penjelmaan kedaulatan seluruh anggota dan merupakan forum
pengambilan keputusan tertinggi organisasi di tingkat unit kerja.
2. Musnik dilaksanakan 3 (tiga) tahun sekali.
3. Musnik diselenggarakan oleh Pimpinan Unit Kerja (PUK)
4. Peserta Musnik SPKEP SPSI adalah:
a. Pengurus Pimpinan Unit Kerja SPKEP SPSI
b. Seluruh anggota atau perwakilan dengan surat mandat
c. Utusan Pimpinan Cabang SPKEP SPSI
5. Tugas dan wewenang Musnik:
a. Menilai dan mensyahkan laporan pertanggung jawaban Pengurus Unit
Kerja
b. Membuat dan menetapkan keputusan-keputusan organisasi di tingkat unit
kerja dan tidak bertentangan dengan AD/ART.
c. Membuat dan menetapkan skala prioritas program kerja unit sebagai
penjabaran program kerja cabang.
d. Memilih Ketua dan menetapkan susunan pengurus Pimpinan Unit Kerja.
B. LANDASAN
AD-ART SPKEP SPSI Pasal 29
C. SUBSTANSI
1. Evaluasi dan pengesahan laporan pertangungjawaban
2. Program Kerja
3. Pemilihan Pengurus
Page | 127
D. POIN-POIN POKOK EVALUASI
1. Kegiatan tugas pokok & fungsi organisasi
2. Keberadaan PUK
3. Kualitas PKB (implementasi Kebijakan Perusahaan di bidang Hubungan
Industrial)
4. Keuangan Organisasi
5. Kesekretariatan
E. PROGRAM KERJA
1. Realistis, Dinamis dan Obyektif
2. Wajib memasukan 6 (enam) Penguatan organisasi
3. Kesinambungan dengan Program Kerja terdahulu
4. Prinsip SMART (Specific/Khusus, Measurables/Terukur, Attainable/dapat
dilaksanakan, Reached/dapat dicapai, Time Bounded/Target Waktu)
5. Dapat dijabarkan tahun per tahun dengan alokasi budget/anggaran
6. Memiliki indikator keberhasilan
F. PEMILIHANPENGURUS BARU
1. Ketua dipilih langsung oleh anggota
2. Pengurus lainnya ditunjuk dan ditetapkan oleh Tim Formatur
3. Tim Formatur dengan jumlah dan format sesuai AD/ART
4. Surat Keputusan dan Pelantikan oleh PC SPKEP SPSI
H. PENYELENGGARA
MUSNIK di selengggarakan oleh PUK SPKEP SPSI yang pelaksanaannya
dilakukan oleh suatu kepanitian yang terdiri dari : Panitia Pengarah (Steering
Comitee) dan Panitia Pelaksana (Organizing Comitee), dibentuk dan dibuatkan
surat keputusan oleh PUK paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa
bakti.
K. SUMBER BUDGET
1. Kas PUK
2. Sumbangan/Fasilitas dari manajemen
3. Sumbangan dari simpatisan
L. PESERTA
1. PUK
2. Utusan PC
3. Anggota langsung (dalam hal jumlahnya kecil dan bekerja dalam satu shift)
4. Perwakilan Anggota (dalam jumlah anggota besar dan bekerja dalam tiga shift)
Page | 129
Sidang Pleno Pertama
15.30 – 15.35 : Checking Absensi dan pernyataan Qourum
15.35 – 15.45 : Pengesyahan Rancangan Jadwal Acara MUSNIK
15.45 – 16.00 : Pengesyahan Rancangan Tata Tertib MUSNIK
16.00 – 16.15 : Pemilihan Pimpinan Sidang
16.15 – 16.30 : laporan pertanggungjawaban PUK
16.30 – 16.50 : Pandangan Umum atas Laporan Pertanggung- Jawaban PUK.
16.50 – 17.00 : Jawaban PUK atas pandangan umum anggota
17.00 – 17.05 : Pengesyahan Laporan Pertanggungjawaban
17.05 – 17.10 : Pernyataan demisioner PUK oleh Pimpinan Sidang,
17.10 – 17.20 : Pembentukan Komisi-Komisi
17.20 – 17.30 : Persiapan Sidang-Sidang Komisi
17.30 – 18.00 : Sidang-Sidang Komisi
18.00 – 18.15 : Sholat Magrib
18.15 – 19.00 : Lanjutan Sidang-Sidang Komisi
19.00 – 19.30 : Makan malam
Page | 130
P. CONTOH JADWAL ACARA MUSNIK: MODEL 2 (PEMILIHAN LANGSUNG
ANGGOTA)
MUSNIK
PLENO PERTAMA
10.00 – 10.10 : Pembukaan, pernyataan qourum
10.10 – 10.20 : Pengesahan Jadual Acara
10.20 – 10.40 : Pengesahan Tata Tertib MUSNIK
10.40 – 10.50 : Pemilihan Pimpinan Sidang
10.50 – 11.10 : Laporan Pertanggung Jawaban PUK
11.10 – 12.30 : Pandangan umum
12.30 – 13.45: Makan siang
13.45 – 14.00: Jawaban PUK atas pandangan umum peserta
PLENO KEDUA
14.10 – 14.30: Pembentukan Komisi-Komisi
14.30 – 16.00: Sidang Sidang Komisi
16.00 – 16.30: Pleno hasil Sidang Komisi
PLENO KETIGA
Menetapkan Tata cara pemilihan Ketua, syarat2 calon Ketua & calon pengurus
serta waktu pelaksanaan pemilihan Ketua dan pelantikan.
16.30 – 16.40 : Penyerahan asset – asset organisasi ddari PUK kepada
Pimpinan Sidang MUSNIK dengan penandatangan berita acara yang sesuai
keputusan MUSNIK tahap Pertama.
Page | 131
MUSNIK TAHAP KEDUA :
PROSES PEMILIHAN KETUA, PEMILIHAN FORMATUR, RAPAT FORMATUR
DAN PELANTIKAN PENGURUS BARU.
Penjaringan dengan FIT & proper test Calon Ketua
Penyampaian Visi & misi Calon Ketua
PEMILIHAN KETUA
14.05 – 16.15 : Perhitungan Surat Suara
16.45 – 16.50 : Pengesahan ketua terpilih oleh Pimpinan Sidang MUSNIK
16.50 – 17.00 : Pemilihan Formatur
17.00 – 19.00 : Rapat Formatur
19.00 – 19.10 : Pengumuman hasil formatur.
PROSESI PELANTIKAN
19.10 – 19.20 : Pembacaan surat keputusan PC
19.20 – 19.30 : Pembacaan Panca Prasetya
19.30 – 19.35 : Pelantikan pengurus baru
19.35 – 19.45 : Ucapan selamat kepada pengurus baru
19.45 – 19.55 : Penyerahan kepengurusan dari Pimpinan Sidang MUSNIK
kepada pengurus terpilih.
19.55 – 20.05 : Serah terima jabatan dan penanda tanganan Berita Acara dari
pengurus lama kepada pengurus terpilih.
20.05 – 20.15 : Sambutan Ketua terpilih
20.15 – 20.25 : Sambutan dari manajemen perusahaan
20.25 – 20.35 : Sambutan dari Pimpinan Cabang
20.35 – 20.40 : Pembacaan do`a
20.40 – 20.45 : Penutupan
Catatan :
Berita Acara Serah Terima Jabatan dari pengurus lama kepada pengurus terpilih
adalah sebagaimana yang tersebut dalam Formulir lampiran Keputusan ini yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Page | 132
(CONTOH)
BERITA ACARA SERAH TERIMA JABATAN
PUK SPKEP SPSI PT………………………………………………..
KABUPATEN/KOTA……………………..PROPINSI…………………………….
1. Bahwa sejak ditandatanganinya berita acara ini maka tugas, fungsi dan peran, serta
tanggungjawab organisasi secara resmi telah diserahkan kepada PUK terpilih masa bhakti
(…………… - ……………) sesuai SK Pengukuhan dari PC SPKEP SPSI Kab-Kota/PD SPKEP
SPSI Propinsi No : …………..(terlampir).
Demikian berita acara serah terima jabatan ini dibuat dengan sebenarnya dan untuk dilaksanakan
dengan penuh tanggungjawab .
(……………………) (………………….)
Menyaksikan,
PC SPKEP SPSI KAB/KOTA………
(…………………………….)
Page | 133
J. KARTU TANDA ANGGOTA (KTA) NASIONAL
1. Kartu Tanda Anggota (KTA) SPKEP SPSI sebagai bukti keanggotaan SPKEP
SPSI yang sejalan dengan ketentuan Pasal 119 UU No. 13 Tahun 2003, Jo. UU
No. 21/2000 Tentang SP/SB Jo. UU No. 2/2004 Tentang PPHI, maka setiap
anggota SPKEP SPSI wajib memiliki KTA SPKEP SPSI
2. Dalam rangka keseragaman KTA SPKEP SPSI, maka pembuatan KTA dilakukan
sesuai dengan AD-ART SPKEP SPSI dan KTA standar nasional.
3. Penerbitan KTA standar nasional SPKEP SPSI dilakukan oleh PP SPKEP SPSI
yang dalam pelaksanaan pembuatannya dilakukan oleh Kopamas SPKEP SPSI.
4. Anggota SPKEP SPSI yang sudah membayar iuran minimal 1% x UMK/UMP*
(khusus daerah yang tidak ada UMK) dan telah didistribusikan oleh PUK sesuai
ketentuan AD ART SPKEP SPSI secara konsisten kepada PP selama minimal 6
(enam) bulan, maka PP SPKEP SPSI memberikan penghargaan dalam bentuk
pembuatan KTA Nasional SPKEP SPSI tanpa dipungut biaya(gratis)
5. Bagi anggota SPKEP SPSI yang belum membayar iuran minimal 1% x UMK/UMP
* (khusus daerah yang tidak ada UMK) dan belum mendistribusikan sesuai
ketentuan kepada PP, maka Pembuatan KTA standar nasional SPKEP SPSI
dikenakan biaya sebesar Rp 10.000/anggota, sudah termasuk peruntukan bagi
perangkat organisasi dengan rincian sebagi berikut :
a. PUK 35 % dari selisih ongkos cetak
b. PC 25 % dari selisih ongkos cetak
c. PD 20 % dari selisih ongkos cetak
d. PP 20 % dari selisih ongkos cetak
Page | 134
f. Notulen rapat puk dan rapat puk dengan perwakilan anggota terdokumentasi
dengan baik;
g. Memiliki data base organisasi;
h. Memiliki akta pencatatan dari disnaker setempat yang di update sesuai
ketentuan yang berlaku;
i. Seluruh anggota / 100% (seratus persen) dari anggota telah memiliki kartu
tanda anggota.
j. Memiliki fasilitas dispensasi
3. ASPEK KEUANGAN :
a. Besaran iuran anggota telah mencapai 1 (satu) % ump dan atau umk;
b. Memiliki rekening bank atas nama organisasi (rekening giro/tabungan) yang
ditandatangan unsur ksb (ketua,sekretaris,bendahara);
c. Distribusi iuran anggota kepada perangkat organisasi dilaksanakan sesuai
dengan
d. AD/ART FSP KEP-SPSI, melalui nomor rekening masing-masing perangkat;
e. Memiliki rancangan anggaran pendapatan belanja organisasi (RAPBO);
f. Membuat laporan keuangan minimal 1(satu) bulan sekali.
Menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh perangkat organisasi baik secara
langsung maupun tidak langsung
Page | 135
VI. PENGUATAN PROPAGANDA POSITIF ORGANISASI SPKEP SPSI UNTUK
PENAMBAHAN ANGGOTA DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI MENUJU SPKEP
SPSI BERKELAS DUNIA PADA TAHUN 2027
A. PROGRAM UMUM
Page | 136
NO PROGRAM PERANGKAT PERAN PERANGKAT ORGANISASI
dilingkungan SPKEP SPSI yang hasil
produksinya diperlukan oleh anggota.
6. Membangun kerja sama dengan lembaga-
lembaga perkoperasian dan lembaga
perekonomian lainnya.
7. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
PD SPKEP SPSI 1. Mengembangkan Koperasi SPKEP SPSI
nasional diwilayahnya
2. Koordinasi
3. Melakukan pelatihan tentang perkoperasian
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
5. Membangun kerja sama dengan lembaga-
lembaga perkoperasian dan lembaga
perekonomian diwilayahnya
PC SPKEP SPSI 1. Mengembangkan Koperasi SPKEP SPSI
nasional didaerahnya
2. Melakukan mapping PUK yang belum ada
Koperasi
3. Koordinasi
4. Motivator
5. Monitoring, evaluasi dan penutupan
PUK SPKEP SPSI 1. Mendorong kerjasama Kopkar di tempatnya
dengan Koperasi SPKEP SPSI nasional
2. Mengembangkan Koperasi SPKEP SPSI
nasional diperusahaanya
3. Motivator
4. Menjalin koordinasi dan kerjasama dengan
perusahaan dalam pengembangan Koperasi
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
4 LITBANG PP SPKEP SPSI 1. Menetapkan sasaran dan metodelogi LITBANG
(Penelitian dan tahunan (Pengupahan,K3, dll)
Pengembangan) 2. Membangun kerjasama dengan lembaga-
lembaga LITBANG lainnya
3. Koordinasi
4. Motivasi
5. Melaksanakan LITBANG
6. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
7. Mendistribusikan hasil LITBANG kepada PD, PC
dan PUK serta instansi yang dianggap perlu.
8. Menunjuk unsur Ketua yang membidangi
LITBANG
PD, PC dan PUK 1. Mendukung terlaksananya kegiatan LITBANG
SPKEP SPSI 2. Mensosialisasikan hasil LITBANG
5 Sekretariat PP SPKEP SPSI 1. Mendorong seluruh perangkat organisasi
Page | 137
NO PROGRAM PERANGKAT PERAN PERANGKAT ORGANISASI
(PP,9PD dan PC SPKEP SPSI) memiliki kantor
sekretariat sendiri dan standar minimal
pelayanan kepada anggota.
2. Membuat kebijakan standar kantor sekretariat
organisasi (PP, PD, PC dan PUK SPKEP SPSI)
3. Menetapkan standar sistim komunikasi yang
terintegrasi dari PP sampai PUK SPKEP SPSI
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
PD SPKEP SPSI 1. Mendorong PC SPKEP SPSI memiliki kantor
sekretariat sendiri.
2. Melaksanakan dan mengawasi kebijakan standar
kantor sekretariat organisasi
3. Melaksanakan dan mengawasi standar sistim
komunikasi yang terintegrasi dari PP sampai
PUK SPKEP SPSI
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
PC SPKEP SPSI 1. Mendorong PUK SPKEP SPSI memiliki kantor
sekretariat yang sesuai standar dan mempunyai
standar minimal pelayanan kepada anggota.
2. Melaksanakan standar minimal pelayanan
kepada anggota yang didukung oleh staf full
timer dan piket PUK SPKEP SPSI.
3. Melaksanakan dan mengawasi standar sistim
komunikasi yang terintegrasi dari PP sampai
PUK SPKEP SPSI
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
PUK SPKEP SPSI 1. Memperjuangkan kantor sekretariat PUK SPKEP
SPSI dengan fasilitas sekreta-riat yang sesuai
standar.
2. Mempunyai dan melaksanakan standar minimal
pelayanan kepada anggota de-ngan adanya
piket PUK SPKEP SPSI dan atau didukung oleh
staf full timer.
3. Melaksanakan dan mengawasi standar sistim
komunikasi yang terintegrasi dari PP sampai
PUK SPKEP SPSI
4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
6 Publikasi dan PP SPKEP SPSI 1. Membuat panduan (Tujuan, isi, proses,
Propaganda penerima) dan media publikasi dan propaganda
Perjuangan serta tenaga ahli bidang publikasi dan
Nasional propaganda perjuangan nasional.
SPKEP SPSI 2. Menetapkan tema dan sasaran publikasi dan
propaganda
3. Mendistribusikan materi publikasi dan
Page | 138
NO PROGRAM PERANGKAT PERAN PERANGKAT ORGANISASI
propaganda
4. Membeli kendaraan dan sound system untuk
mobil komando
PD SPKEP SPSI 1. Melaksanakan panduan (Tujuan, isi, proses,
penerima) , media publikasi dan propaganda
perjuangan nasional
2. Mengusulkan tema dan sasaran publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada PP
SPKEP SPSI
3. Mendistribusikan materi publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada PC
SPKEP SPSI
4. Menyampaikan umpan balik ke PP SPKEP SPSI
PC SPKEP SPSI 1. Melaksanakan panduan (Tujuan, isi, proses,
penerima) , media publikasi dan propaganda
perjuangan nasional
2. Mengusulkan tema dan sasaran publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada PP
3. Mendistribusikan materi publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada PUK
SPKEP SPSI
4. Menyampaikan umpan balik ke PP SPKEP SPSI
PUK SPKEP SPSI 1. Melaksanakan panduan (Tujuan, isi, proses,
penerima), media publikasi dan propaganda
perjuangan nasional
2. Mengusulkan tema dan sasaran publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada PP
SPKEP SPSI
3. Mendistribusikan materi publikasi dan
propaganda perjuangan nasional kepada seluruh
anggota SPKEP SPSI
4. Menyampaikan umpan balik ke PP melalui PC
SPKEP SPSI
Page | 139
B. GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BIDANG PENGUATAN PENGUASAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN PROPAGANDA POSITIF MENUJU SPKEP
SPSI BERKELAS DUNIA PADA TAHUN 2027
Page | 141
C. TATA KELOLA PROPAGANDA POSITIF SPKEP SPSI YANG BAIK UNTUK PENAMBAHAN
ANGGOTA DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI SPKEP SPSI
Tata kelola propaganda positif SPKEP SPSI yang baik untuk penambahan anggota dan
pengembangan SPKEP SPSI adalah suatu sikap dan prilaku berorganisasi yang taat azas
dengan komitmen melaksanakan semua keputusan-keputusan organisasi tentang penguatan
propaganda positif SPKEP SPSI untuk penambahan anggota dan pengembangan SPKEP
SPSI menuju SPKEP SPSI berkelas dunia pada tahun 2027 dengan sasaran terciptanya rasa
kebanggaan berserikat dan terwujudnya keterwakilan SPKEP SPSI disemua lembaga-lembaga
ketenagakerjaan
1. Penguatan propaganda positif organisasi SPKEP SPSI yang dilaksanakan oleh perangkat
organisasi SPKEP SPSI (PP, PD, PC dan PUK) bertujuan untuk pengembangan dan
penambahan jumlah anggota SPKEP SPSI dengan sasaran agar memiliki rasa bangga
berserikat di SPKEP SPSI dan SPKEP SPSI mampu mendudukan wakilnya dilembaga-
lembaga ketenagakerjaan pada semua provinsi di Indonesia dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan nasional untuk pelaksanaan peran dan fungsi organisasi dalam
mewujudkan kehidupan anggota dan keluarganya yang Adil, Sejahtera dan Bermartabat;
2. PP SPKEP SPSI menyelenggarakan workshop tentang penguatan propaganda organisasi
untuk penambahan anggota dan pengembangan organisasi
3. PP SPKEP SPSI menyusun dan menetapkan panduan pelaksanaan pengawasan kepada
perangkat organisasi secara periodik minimum 3 (tiga) bulan sekali terhadap pelaksanaan
tata kelola penguatan propaganda SPKEP SPSI yang baik
4. Seluruh perangkat organisasi SPKEP SPSI ( PP, PD, PC dan PUK ) berkewajiban untuk
mengembangkan jumlah anggota dan mengembangankan organisasi agar memenuhi
representasi keterwakilan SPKEP SPSI dilembaga ketenagakerjaan dengan cara :
a) PP membentuk PD, PC dan atau PUK didaerah yang memiliki potensi industri yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung lainnya
b) PD membentuk PC dan atau PUK didaerah yang memiliki potensi industri yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung lainnya
c) PC membentuk PUK dan atau menambah anggota diwilayahnya
d) PUK menambah anggota di unit kerjanya mencapai 100%
Page | 145
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.09/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SPKEP SPSI)
M E M U T U S K A N
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 147
REKOMENDASI
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(SPKEP SPSI)
TAHUN 2017 – 2022
I. REKOMENDASI INTERNAL
A. POKOK PIKIRAN
1. Bahwa rekomendasi internal organisasi sebagai pedoman dalam melaksanakan langkah-
langkah perbaikan kondisi internal organisasi.
2. Bahwa rekomendasi internal organisasi yang ditetapkan dalam RAKERNAS tahun 2016
merupakan poin-poin utama yang harus dilaksanakan secara simultan oleh perangkat
organisasi (PP, PD, PC dan PUK) untuk memperkuat kelembagaan SPKEP SPSI dalam
melaksanakan peran dan fungsi organisasi mewujudkan kehidupan anggota dan
keluarganya yang adil, sejahtera dan bermartabat;
3. Bahwa rekomendasi internal organisasi yang ditetapkan dalam Rakernas SPKEP SPSI
tahun 2016 perlu dievaluasi dan ditetapkan sebagai keputusan hasil MUNAS VII SPKEP
SPSI.
Berdasarkan pokok-pokok pikiran yang berkembang dalam MUNAS VII SPKEP SPSI,
untuk merealisasikan program kerja hasil MUNAS VII SPKEP SPSI, maka MUNAS VII
SPKEP SPSI 2017 merekomendasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepada Seluruh perangkat (PP, PD, PC DAN PUK) SPKEP SPSI yaitu :
a. Memaksimalkan pengorganisasian pemungutan dana sumbangan dari
anggota sebesar Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) /anggota bagi PUK yang
belum menyetor dana sumbangan pelunasan pembelian gedung PP SPKEP
SPSI.
b. Agar seluruh perangkat organisasi (PUK, PC, PD dan PP ) memaksimalkan
komunikasi internal.
c. Membuat program workshop pemetaan dampak “MEA” (Masyarakat Ekonomi
ASEAN) pada industri dilingkup SPKEP SPSI khususnya dan Indonesia pada
umumnya.
d. Memperkuat posisi SPKEP SPSI (CEMWU SPSI) pada afiliasi internasional
IndustriALL.
e. Memasukan BRIGADE SPSI kedalam AD/ART SPKEP SPSI dan memaksimalkan
peran dan tugas BRIGADE SPSI dari utusan SPKEP SPSI.
Page | 148
f. Membentuk lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) beserta perangkat
dan alat kelengkapannya.
g. Seluruh perangkat SPKEP SPSI (PP, PD, PC dan PUK) mendukung koperasi
nasional SPKEP SPSI dengan menjadi anggota Kopamas SPSI dan mendorong
koperasi-koperasi dikeluarga besar SPKEP SPSI berkerjasama dengan Kopamas
SPSI.
h. Memperkuat komite pemberdayaan perempuan SPKEP SPSI dan mendorong
representasi perempuan dalam jajaran pengurus SPKEP SPSI disetiap tingkatan
(PUK, PC, PD dan PP).
i. Menerbitkan buletin online SPKEP SPSI dan tabloid SPKEP SPSI.
j. Menyusun dan menetapkan serta melaksanakan program penambahan anggota
dan pengembangan PUK SPKEP SPSI di kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan
menempatkan wakil SPKEP SPSI dalam Dewan Pengupahan di seluruh
kabupaten/kota maupun propinsi.
k. Menginstruksikan kepada seluruh perangkat (PP, PD, PC dan PUK) dan anggota
SPKEP SPSI agar responsif dalam menghadapi masalah kebijakan
ketenagakerjaan tingkat nasional seperti revisi UU ketenagakerjaan yang
merugikan pekerja dan PP No.78 tahun 2015 tentang pengupahan
l. Menginstruksikan seluruh anggota SPKEP SPSI untuk melakukan aksi unjuk rasa
atau mogok kerja nasional apabila rekomendasi MUNAS VII SPKEP SPSI telah
disampaikan kepada pemerintah akan tetapi tidak ditanggapi dan tidak
ditindaklanjuti oleh pemerintah.
m. Mendesak pemerintah agar mengalokasikan dana untuk pembinaan dan
pemberdayaan serikat pekerja dalam APBN/APBD.
n. Dalam rangka efektifitas, efisiensi dan merespon pelaksanaan isu peduli
lingkungan “go green” untuk pembangunan berkelanjutan maka pada acara
MUNAS VII SPKEP SPSI tahun 2017 pemberian materi MUNAS VII kepada
seluruh peserta dalam bentuk dokumen soft copy di flash disc, maka semua
peserta diwajibkan membawa laptop.
o. Menyelenggarakan program workshop kewirausahaan SPKEP SPSI dalam
menghadapi revolusi indutri 4.0
p. Seluruh perangkat organisasi membentuk lembaga yang bertugas
mengawasi pelaksanaan AD-ART SPKEP SPSI dan seluruh keputusan-
keputusan organisasi.
q. Mengalang dukungan untuk mempercepat penyelesaian permasalahan-
permasalahan hubungan industrial yang terjadi di Kabupaten Mimika Papua,
dalam bentuk solidaritas nasional.
r. Dalam rangka menjadi leading organisasi maka PP SPKEP SPSI
mengusulkan kader terbaiknya untuk menjadi presiden KSPSI
s. PP SPKEP SPSI mendorong dan meminta kepada Management PT Freeport
Indonesia dan Privatisasi untuk mengembalikan/mempekerjakan kembali
pekerja yang sedang mogok kerja tanpa dikenai sanksi.
Page | 149
t. Seluruh perangkat organisasi mendorong/melakukan gerakan solidaritas
dengan tuntutan pembebasan bung sudiro (Ketua PUK PT Freeport
Indonesia) dari segala tuduhan pengelapan uang yang dituduhkan
kepadanya oleh Pimpinan Cabang SPKEP SPSI Kabupaten Mimika periode
2012 – 2017.
1. Di Tingkat Perusahaan:
a. Mengadakan dialog dan pendekatan dengan pengusaha/manajemen tentang
permasalahan yang akan/telah terjadi sebagai akibat negatif dari MEA.
(Masyarakat Ekonomi ASEAN)
b. Berupaya semaksimal mungkin untuk menciptakan stabilitas ditempat kerja serta
iklim yang kondusif ditempat kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja pekerja.
c. Mendorong pengusaha untuk menyelenggarakan pelatihan kerja dan sertifikasi
pekerjaan.
d. Mendorong dilakukan pertemuan bipartit dan/atau LKS Bipartit lebih sering
(sebulan sekali) guna membicarakan hal-hal yang terjadi dalam proses produksi
perusahaan terkait dengan dampak negatif MEA. (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
2. Di Tingkat Cabang :
a. Mengadakan pendekatan dengan unsur-unsur Tripartit guna mengidentifikasi
perusahaan yang terkena dampak negatif MEA. (Masyarakat Ekonomi ASEAN).
b. Memonitor perkembangan peristiwa/kasus yang terjadi ditingkat perusahaan.
c. Mendorong adanya rapat-rapat LKS Tripartit untuk membicarakan solusi bagi
pengusaha dan pekerja yang perusahaannya terkena dampak negatif MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN).
d. Mendorong PEMDA setempat untuk menyelenggarakan pelatihan ketrampilan
dengan sertifikasi bagi para pekerja perusahaan anggota SPKEP SPSI.
3. Di Tingkat Daerah :
Page | 150
4. Di Tingkat Nasional :
a. Mengadakan pendekatan dengan pihak APINDO serta berdialog dengan asosiasi
perusahaan sektor sejenis untuk mendalami persoalan yang dihadapi oleh
kalangan pengusaha terkait dengan dampak negatif MEA.
b. Mengadakan pendekatan dan kerjasama dengan asosiasi perusahaan dan instansi
pemerintah untuk mengindentifikasi persoalan dan mencari solusi bagi
perusahaan-perusahaan di sektor KEP yang terkena dampak negatif MEA.
c. Mengadakan pendekatan dengan unsur-unsur tripartit untuk mengaktifkan LKS
Tripartit Nasional guna menciptakan norma perlindungan bagi pekerja lokal/
nasional dari serbuan pekerja asing.
d. Membantu menyuarakan aspirasi pengusaha yang terkena dampak negatif MEA
kepada pihak pemerintah.
A. Pokok Pikiran
Page | 151
1. Bahwa rekomendasi untuk eksternal yang ditetapkan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI 2017
merupakan poin-poin utama yang harus diperjuangkan secara simultan oleh seluruh
perangkat organisasi (PP, PD, PC dan PUK) SPKEP SPSI sebagai wadah perjuangan
sesuai peran dan fungsinya berjuang mewujudkan kehidupan anggota dan keluarganya
yang adil, sejahtera dan bermartabat;
2. Bahwa MUNAS VII SPKEP SPSI 2017 menghasilkan keputusan tentang rekomendasi
untuk eksternal yang merupakan aspirasi resmi SPKEP SPSI untuk disampaikan kepada
pemerintah dan APINDO sebagai mitra dalam hubungan industrial demi terwujud hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di Indonesia
3. PP SPKEP SPSI berkewajiban untuk menindaklanjuti rekomendasi MUNAS VII SPKEP
SPSI 2017 dengan melakukan upaya sesuai tahapan konsep, lobi dan aksi (KLA)
a. Landasan Normatif
1. Pasal 28 UUD 1945
2. UU No. 32 Tahun 2004 Jo. UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah.
3. UU No. 3 Tahun 1951 Tentang Pengawasan Perburuhan.
4. Perpres No. 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan.
5. Kepmenaker No. 32 Tahun 2002 Tentang Pokok Pokok Pengawasan Ketenagakerjaan.
6. Permenaker No.10 Tahun 2012 Tentang Komite Pengawasan Ketenagakerjaan
7. Peraturan Menteri No 36 tahun 2016 tentang pemagangan
8. UU 39 tahun 1999 tentang Hak Azasi Manusia
b. Pokok-pokok pikiran
1. Bahwa pasal 10 UU No. 32 Tahun Jo. 2004 UU No. 12 Tahun 2008, mengatur tentang
6 (enam) urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat yaitu politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional dan agama, maka
menurut teori residu, urusan pemerintahan dibidang lainnya termasuk bidang
ketenagakerjaan diserahkan kepada pemerintah daerah.
2. Bahwa penyerahan urusan bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah daerah
mengakibatkan bertambah lemahnya pengawasan ketenagakerjaan akibat
penempatan pejabat dan pegawai pengawas ketenagakerjaan yang tidak sesuai
dengan keahlian dan bidang tugasnya.
3. Bahwa dalam kepmen No. 10 tahun 2012, komite pengawas ketenagakerjaan hanya
dibentuk ditingkat pusat, sehingga tidak mampu menjangkau dan menyelesaikan
masalah lemahnya pengawasan ketenagakerjaan ditingkat kabupaten / kota.
c. Rekomendasi
1. Mendesak pemerintah dan DPR RI untuk segera merevisi UU No. 3 Tahun 1951
tentang Pengawasan Perburuhan.
2. Mendesak Pemerintah agar :
Page | 152
a. Penempatan pegawai pengawas ketenagakerjaan dengan orang yang benar-
benar menguasai bidang ketenagakerjaan.
b. Menambah jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan sehingga perbandingan
jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan dengan jumlah perusahaan di
kabupaten / kota maupun propinsi dalam proporsi yang wajar.
c. Melakukan penindakan secara tegas kepada pegawai pengawas
ketenagakerjaan yang menyalahgunakan wewenang.
d. Mengangkat pengawas ketenagakerjaan dari unsur independen yang benar-
benar menguasai dan ahli di bidang ketenagakerjaan.
3. Mendesak pemerintah untuk mencabut Peraturan Menteri No 36 tahun 2016
tentang pemagangan;
4. Mendesak Menteri Tenaga Kerja untuk menciptakan keseimbangan hak antar
pekerja (hapus sistem outsourching di Kabupaten Mimika Papua)
a. Landasan normatif
1. Pasal 5, Pasal 28D UUD 1945
2. UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman; UU No. 14 tahun 1985 Jo. UU
No. 3 tahun 2009 tentang Mahkamah Agung; UU No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan
Umum.
3. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
b. Pokok-pokok pikiran
1. Pasal 114 dan pasal 115 UU No. 2 tahun 2004 tidak mengatur batas waktu pengiriman
berkas perkara kasasi dari PHI kepada Mahkamah Agung maupun batas waktu
pengiriman salinan putusan kasasi sejak putusan diucapkan, hal ini berdampak
kepada waktu penyelesaian perselisihan menjadi sangat lama.
2. Dalam beberapa kasus putusan PHI, putusannya menyatakan gugatan dinyatakan
tidak dapat diterima / NO (Niet ontvankelijk Veerklard) hal ini tentu sangat merugikan
pekerja, oleh karenanya perlu adanya proses atau dibentuk lembaga pemeriksaan
pendahuluan (dismissal process).
3. Kondisi serikat pekerja / pekerja lemah dalam pembuktian di pengadilan akibat pekerja
cenderung tidak mendapatkan alat bukti seperti pengusaha tidak memberikan salinan
perjanjian kerja kepada pekerja, oleh karenanya perlu dibuat ketentuan yang mengatur
mengenai beban pembuktian terbalik.
4. Keberadaan PHI di tingkat propinsi berdampak mahalnya biaya transportasi yang
dibutuhkan dalam proses persidangan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
c. Rekomendasi
1. Mendesak kepada DPR RI dan Pemerintah / Menakertrans RI untuk meneruskan
agenda merevisi UU No. 2 Tahun 2004 dengan dibuatnya hukum acara khusus PHI
Page | 153
secara lengkap sejak proses pemeriksaan perkara di PHI sampai dengan proses
eksekusi sehingga proses peradilan yang murah, cepat dan adil dapat terwujud.
2. Mendesak kepada Mahkamah Agung RI dan Menakertrans RI segera mendirikan
Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota yang padat industri seperti
Kabupaten Mimika, Kabupaten Bekasi.
3. Mendesak pemerintah dan Mahkamah Agung RI untuk menambah jumlah hakim ad-
hock dari unsur serikat pekerja.
4. “Penambahan Pengadilan PHI ada di tiap Kabupaten / Kota.”
a. Landasan normatif
1. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2012 tentang parameter dan tahapan
pencapaian kebutuhan hidup layak.
b. Pokok-pokok Pikiran
1. Cita-cita kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945
dan batang tubuh adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
2. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan belum mengatur tentang
standar pengupahan nasional secara komprehensif dan berpihak kepada pekerja.
3. Permenaker tentang upah minimum perlu dilakukan penyempurnaan agar dalam
pelaksanaannya tidak multitafsir dan lebih menjamin adanya kepastian hukum.
4. Parameter kebutuhan hidup layak yang diatur dalam permenaker No. 13 tahun 2012
menetapkan 60 parameter hanya memenuhi kebutuhan hidup layak secara fisik dan
belum memenuhi kebutuhan hidup layak secara sosial.
c. Rekomendasi
1. Mendesak DPR RI dan Pemerintah untuk segera menyusun dan mengesahkan
undang-undang pengupahan nasional yang berpihak dan melindungi kepentingan
pekerja.
2. Mendesak pemerintah untuk mencabut Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015
tentang Pengupahan dan penerapan struktur skala upah yang diamanatkan dalam PP
78 Tahun 2015 yang mengamputasi hak berunding upah minimum dan upah diatas
minimum yang merugikan pekerja
a. Landasan normatif
1. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. UU No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Page | 154
b. Pokok – Pokok Pikiran
1. Bahwa setiap warga negara berhak atas jaminan sosial, untuk mewujudkan jaminan
sosial bagi seluruh warga negara, pemerintah membentuk badan penyelenggara
jaminan sosial.
2. Bahwa dalam pelaksanaan dan operasional badan penyelenggara jaminan sosial perlu
badan pengawas yang melibatkan pemangku kepentingan yaitu pemerintah,
pengusaha dan serikat pekerja
c. Rekomendasi
1. Membentuk BPJS Watch disemua Kab / Kota untuk memonitor dan mendorong
pelaksanaan pelayanan BPJS Kesehatan yang baik dan dibuat posko posko BPJS
bekerjasama dengan petugas BPJS kesehatan.
2. PP SPKEP SPSI mendesak Presiden RI untuk memperbaiki regulasi BPJS Kesehatan
dan memenuhi faskes sesuai standar WHO dengan penyebaran yang merata diseluruh
wilayah Indonesia agar pelayanan BPJS Kesehatan menjadi lebih baik
1. Mencabut Peraturan Pemerintah (PP) No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan khususnya
pasal-pasal ketentuan penetapan upah minimum yang mengamputasi hak berunding upah
minimum dan upah diatas minimum yang merugikan pekerja karena melanggar hak
berserikat dan berundingan bersama
2. Amandemen UU No. 3 Tahun 1951 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan, agar
pengawas ketenagakerjaan dikembalikan kepada pemerintah pusat dan tidak di bawah
pemerintah daerah, agar pengawasan ketenagakerjaan lebih efektif.
3. Meratifikasi konvensi ILO No. 176 Tentang Perlindungan Keselamatan Pekerja Tambang,
agar pekerja mendapat perlindungan K3.
4. Memperbaiki Peraturan Pemerintah (PP) tentang Jaminan Pensiun agar manfaat yang
dinikmati/ diterima oleh pekerja pada saat pensiun mampu memenuhi kehidupan yang
layak.
5. Mengalokasikan APBN untuk kepentingan pekerja
6. Menyempurnakan TAPERA (Tabungan Perumahan Rakyat)
7. Menolak revisi UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang merugikan
pekerja.
1. Revisi Permennakertrans RI No.13 Tahun 2012 Tentang KHL (merubah 60 item parameter
KHL menjadi 86 item parameter KHL) serta pengaturan KHL untuk (K0, K1, K2 dan K3),
agar kualitas KHL nya layak secara fisik dan layak secara sosial
2. Cabut SE No.4 Tahun 2013 dan revisi permennakertrans RI No.19 Tahun 2013 khusus
ketentuan yang mengatur tentang alur proses kerja ditetapkan oleh asosiasi sector karena
Page | 155
dikhawatirkan asosiasi sektor dapat menentukan / menetapkan bidang kerja, jenis kerja
yang tidak sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003.
3. Membuat Surat Edaran (SE) yang memperjelas tentang upah proses selama perselisihan
pemutusan hubungan kerja (PHK) agar ada kepastian hukum khusus pekerja yang waktu
kerjanya diatur (UU No. 13 Tahun 2003 Pasal 77 dan Pasal 78)
4. Cabut Permenaker No. 07 Tahun 2013 tentang pelaksanaan upah minimum
5. Mendesak Menakertrans RI untuk merevisi seluruh peraturan menteri tentang upah
minimum menjadi satu peraturan menteri yang menegaskan keberpihakan negara kepada
pekerja dan tidak multi interpretasi sehingga adanya kepastian hukum.
6. Mendesak Menakertrans RI untuk mencabut Kepmenaker No. 231 Tahun 2003 tentang
Tata cara penangguhan Upah Minimum.
7. Mendesak Menakertrans untuk segera merevisi Kepmenaker No. 10 Tahun 2012 dengan
pembentukan Komite Pengawasan Ketenagakerjaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten /
Kota yang memiliki wewenang eksekusi.
8. Mendesak Menaker agar merevisi peraturan menteri No. 187 Tahun 2004 dan
menegaskan agar perusahaan membantu pemotongan upah untuk iuran SP.
Dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 7 ayat 3 UU No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan
keempat UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, bahwa peninjau besaran nilai
pendapatan tidak kena pajak ditetapkan dengan peraturan menteri keuangan setelah
dikonsultasikan dengan DPR RI, dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta
peraturan pelaksanaannya yang berkaitan dengan upah.
Bahwa Kebutuhan Hidup Layak merupakan salah satu parameter derajat kehidupan pekerja
dan sebagai garis kemiskinan bagi para pekerja, dan meskipun upah minimum dilakukan
peninjauan setahun sekali akan tetapi upah minimum yang ditetapkan belum mencapai 100%
KHL artinya masih menuju pemenuhan kehidupan yang layak dengan demikian upah minimum
yang ditetapkan masih dibawah garis kemiskinan, maka MUNAS VII SPKEP SPSI
merekomendasikan kepada PP SPKEP SPSI untuk mendesak Pemerintah atau Menteri
Keuangan setiap tahun menaikkan besaran nilai Pendapatan Tidak Kena Pajak
1. Merevisi Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No. 7 Tahun 2012 Tentang
Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.
agar dilaksanakan secara bertahap karena dapat menimbulkan PHK massal pada industri
pertambangan.
2. Mengembalikan penetapan peraturan bidang ketenagakerjaan di industri pertambangan
agar tunduk pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
Page | 156
3. Mencabut Permen ESDM No. 27 tahun 2008 Tentang Kegiatan Usaha Penunjang Minyak
dan Gas Bumi karena bertentangan dengan Pasal 64, 65, 66 UU No, 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan
4. Mencabut Permen ESDM No. 28 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa
Pertambangan Mineral dan Batubara karena bertentangan dengan Pasal 64, 65, 66 UU No,
13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Merevisi Permen Perindustrian No. 51 Tahun 2013 tentang industri padat karya
1. Membina dan mendorong semua pengusaaha supaya komit terhadap budaya berunding
yang dilandasi itikad baik dalam pembangunan hubungan industrial yang
harmonis,dinamis, adil dan bermartabat.
2. Membina dan mendorong semua pengusaha supaya tidak menghalang-halangi
pembentukan SPKEP SPSI dan secara sunguh-sungguh membangun kemitraan dengan
SPKEP SPSI.
3. Membina dan mendorong semua pengusaha lakukan gerakan budaya K3 ditempat kerja
dengan melaksanakan sistem manjemen K3.
4. Membina dan mendorong semua pengusaha supaya dalam penyelesaian perselisihan tidak
melibatkan unsur diluar instansi yang terkait.
5. Membina dan mendorong semua pengusaha dalam penerimaan pekerja tidak bekerjasama
dengan oknum tertentu dengan dalih OTODA yang meminta uang sogokan kepada calon
pelamar.
6. Mendorong anggotanya untuk memenuhi kewajiban menyusun struktur dan skala upah
sebagaimana amanat Permenaker No. 1 tahun 2017 tentang Penyusunan Struktur dan
Skala Upah.
7. Mendorong anggotanya melaksanakan hubungan kerja sesuai dengan ketentuan Undang
Undang Ketenagakerjaan yang berlaku..
Page | 157
M. Rekomendasi kepada Komisi Ombudsman RI
Page | 158
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.10/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
PENGHAPUSAN PIUTANG IURAN ANGGOTA
DALAM LAPORAN KEUANGAN PP SPKEP SPSI PERIODE 2012 - 2017
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hasil Munas VII SPKEP
SPSI Tanggal 16 – 18 Mei 2017
2. Surat Keputusan Munas VI SPKEP SPSI No. Kep.13/MUNAS
VI/SPKEP/VI/2012, tanggal 28 Juni 2012, tentang komposisi personalia
Pimpinan Pusat SPKEP SPSI Periode Tahun 2012 – 2017.
3. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 02/ MUNAS VII/SP
KEPSPS/V/2017, Tanggal 16 Mei 2017, tentang Peraturan Tata Tertib
MUNAS VII SPKEP SPSI.
4. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 03/ MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, Tanggal 17 Mei 2017, tentang Pimpinan Sidang
MUNAS VII SPKEP SPSI.
5. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 04/ MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 17 Mei 2017, tentang Pengesahan Laporan
pertanggungjawaban pengurus PP SPKEP SPSI periode (2012-2017).
6. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 06/ MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 18 Mei 2017, tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga SPKEP SPSI.
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI, yang membahas tentang
Penghapusan Piutang Iuran Anggota SPKEP SPSI pada tanggal 18 Mei 2017.
Page | 159
M E M U T U S K A N
Pertama : Mengesahkan penghapusan piutang iuran anggota pada laporan PP SPKEP SPSI
periode 2012 – 2017 sebagaimana pada laporan pertanggung jawaban keuangan
PP SPKEP SPSI.
Kedua : Memerintahkan kepada PP SPKEP SPSI Periode 2017 – 2022 untuk
menghapuskan piutang iuran anggota sebagaimana pada diktum pertama
keputusan ini sesuai mekanisme standart nasional laporan keuangan SPKEP
SPSI.
Ketiga : Memberikan mandat kepada PP SPKEP SPSI Periode 2017 – 2022 untuk
mengoptimalkan pelaksanaan distribusi iuran anggota sesuai dengan standart
sebagaimana diatur dalam program penguatan keuangan SPKEP SPSI.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 160
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.11/MUNAS VII/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
PENYEMPURNAAN DAN PENYEBARLUASAN
KEPUTUSAN MUNAS V II SPKEP SPSI
Menimbang : a. Bahwa permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI yang berlangsung
di Jakarta, telah menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
untuk periode 2017-2022, Program kerja SPKEP SPSI dan rekomendasi-
rekomendasi SPKEP SPSI.
b. Bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (periode 2017-2022),
Program kerja organisasi dan rekomendasi-rekomendasi SPKEP SPSI
sebagaimana hasil pembahasan sidang pleno secara redaksional perlu untuk
dilakukan penyempurnaan
c. Bahwa untuk maksud tersebut, diperlukan adanya satu keputusan MUNAS VII
SPKEP SPSI tentang pemberian wewenang kepada pengurus PP SPKEP
SPSI periode tahun 2017-2022 untuk menyempurnakan hasil MUNAS VII
SPKEP SPSI secara redaksional dengan tidak merubah substansi materi yang
disahkan.
Mengingat : 1. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 03/MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, Tanggal 17 Mei 2017, tentang pimpinan sidang
MUNAS VI SPKEP SPSI.
2. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 06/MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 18 Mei 2017, tentang Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga SPKEP SPSI
3. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 07/MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 18 Mei 2017, tentang Program Penguatan
Sumber Daya Manusia, Advokasi dan Keuangan Organisasi SPKEP SPSI
4. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 08/MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 18 Mei 2017, tentang Program Penguatan
Soliditas dan Solidaritas, Administrasi dan Teknologi Informasi serta
Propaganda Positif Organisasi SPKEP SPSI
5. Surat Keputusan MUNAS VII SPKEP SPSI Nomor : Kep. 09/MUNAS
VII/SPKEP SPSI/V/2017, tanggal 18 Mei 2017, tentang Rekomendasi hasil
MUNAS VII SPKEP SPSI
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI yang membahas
pemberian wewenang kepada pengurus PP SPKEP SPSI periode tahun 2017-
2022 untuk menyempurnakan dan menyebarluaskan keputusan MUNAS VII
SPKEP SPSI.
Page | 161
M E M U T U S K A N
Page | 162
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.12/MUNAS VII/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
PENGESAHAN CALON KETUA UMUM PP SPKEP SPSI
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan hasil Munas VII SPKEP SPSI, maka ditingkat
nasional ditetapkan pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI yang bersifat
kolektif.
b. Bahwa Musyawarah Nasional sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
organisasi berwenang untuk memilih Ketua Umum dan menetapkan
pengurus Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan
sebagai pelaksana dan penanggungjawab organisasi.
c. Bahwa untuk maksud tersebut, diperlukan adanya satu keputusan MUNAS
VII SPKEP SPSI tentang Calon Ketua Umum PP SPKEP SPSI periode tahun
2017-2012.
Memperhatikan : Hasil permusyawaratan dalam MUNAS VII SPKEP SPSI yang membahas tentang
pengesahan calon Ketua Umum PP SPKEP SPSI periode tahun 2017-2022.
M E M U T U S K A N
Page | 163
Pertama : Menetapkan nama-nama tersebut dibawah ini sebagai calon ketua umum
Pimpinan Pusat SPKEP SPSI Periode 2017 – 2012 :
1. R. Abdullah
2. Subiyanto Ssos. S.H.
3. Feri Nuzarli S.E.
4. Afif Johan Abdillah ST.
5. Saepul Anwar SH.
Kedua : Nama-nama sebagaimana dimaksud pada diktum pertama keputusan ini,
merupakan calon Ketua Umum Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI yang akan
dipilih menjadi Ketua Umum PP SPKEP SPSI periode 2017-2022, oleh peserta
MUNAS VII secara langsung, bebas dan rahasia.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 164
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.13/MUNAS VII/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
PENGUKUHAN KETUA UMUM SPKEP SPSI
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan hasil Munas VII SPKEP SPSI, maka ditingkat
nasional ditetapkan pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI yang bersifat
kolektif.
b. Bahwa Musyawarah Nasional sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
organisasi berwenang untuk memilih dan menetapkan Ketua Umum dan
pengurus Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan
sebagai pelaksana dan penanggungjawab organisasi.
c. Bahwa untuk maksud tersebut, diperlukan adanya satu keputusan MUNAS
VII SPKEP SPSI tentang Ketua Umum PP SPKEP SPSI periode tahun
2017-2012.
M E M U T U S K A N
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 166
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.14/MUNAS V II/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
PEMBENTUKAN TIM FORMATUR
MUNAS V II SPKEP SPSI
M E M U T U S K A N
Page | 167
ENERGI DAN PERTAMBANGAN, SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
TENTANG PEMBENTUKAN TIM FORMATUR DALAM MUNAS VII SPKEP SPSI.
Pertama : Menugaskan kepada Tim Formatur untuk menunjuk, menyusun dan menetapkan
Komposisi Personalia Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2017 –
2022 sesuai dengan komposisi yang disahkan dalam AD-ART SPKEP SPSI
periode 2017-2022 dan Dewan Pakar serta Anggota Pleno PP SPKEP SPSI
periode 2017 - 2022.
Kedua : Hasil kerja tim formatur wajib disampaikan dalam sidang paripurna MUNAS VII
SPKEP SPSI untuk pengesahan.
Ketiga : Tim formatur dalam MUNAS VII SPKEP SPSI terdiri dari:
1. R. Abdullah (Ketua Tim Formatur)
2. Mustopo (Anggota)
3. Soekardji SH. MH. (Anggota)
4. Abdullah Anang (Anggota)
5. Hermansyah (Anggota)
6. Hardiansyah SH. (Anggota)
7. Yapet Panggala (Anggota)
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 168
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.15/MUNAS VII/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
KOMPOSISI PERSONALIA PENGURUS
PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE 2017 - 2022
M E M U T U S K A N
Pertama : Mengukuhkan dan mengesahkan pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode
2017-2022, sesuai hasil sidang tim formatur MUNAS VII SPKEP SPSI dengan
komposisi kepengurusan sebagai berikut:
1. Ketua Umum : R. ABDULLAH
Ketua Bidang Organisasi dan Sumber
2. : FERI NUZARLI S.E.
Daya Manusia
Ketua Bidang Perlindungan dan
3. : SAEPUL ANWAR S.H.
Pembelaan
Ketua Bidang Pemberdayaan
4. : MUSTIYAH SH.
Perempuan Sosial, dan Ekonomi
Ketua Bidang Keuangan, Administrasi
5. : ABDUL GANI SIP. S.H. M.H.
- TI dan Propaganda
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri
6. : EDI SUHERDI
dan Antar Lembaga
7. Sekretaris Umum : AFIF JOHAN ABDILLAH S.T.
8. Sekretaris : SULISTIYONO
9. Sekretaris : A. GHOFUR MUHAMMAD
10. Sekretaris : GALIH WAWAN
11. Bendahara Umum : MUSTOPO
Kedua : Pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2017 - 2022 pada diktum pertama
keputusan ini, secara kolektif kolegial bertugas dan bertanggungjawab untuk
melaksanakan Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga (periode 2017-2022),
Program kerja dan Rekomendasi hasil MUNAS VII SPKEP SPSI dengan penuh
tanggung jawab dan wajib mempertanggungjawabkan hasil kerjanya dalam MUNAS
VIII SPKEP SPSI pada tahun 2022.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
Page | 170
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 171
BERITA ACARA SIDANG TIM FORMATUR
TENTANG
KOMPOSISI PERSONALIA
PENGURUS PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
Pada hari ini, Kamis, 18 Mei 2017 telah dilaksanakan sidang formatur berdasarkan surat keputusan
MUNAS VII SPKEP SPSI No : Kep. 14/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017, tertanggal 18 Mei 2017,
tentang Pembentukan Tim Formatur MUNAS VII SPKEP SPSI.
Berdasarkan hasil musyawarah dalam sidang formatur, telah tercapai kesepakatan untuk menunjuk,
menyusun dan menetapkan komposisi personalia pengurus Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2017
- 2022, dengan komposisi personalia sebagai berikut :
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
TIM FORMATUR
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 172
2. MUSTOPO Anggota
6. HERMANSYAH Anggota
Page | 173
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.16/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
DEWAN PAKAR
PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE 2017 – 2022
Kedua : Menugaskan kepada Dewan Pakar PP SPKEP SPSI periode 2017-2022 untuk
memberikan pertimbangan sesuai keahliannya masing-masing.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 175
BERITA ACARA SIDANG TIM FORMATUR
TENTANG
DEWAN PAKAR PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
Pada hari ini, Kamis, 18 Mei 2017 telah dilaksanakan sidang formatur berdasarkan surat keputusan
MUNAS VI SPKEP SPSI No : Kep. 14/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017, tertanggal 18 Mei 2017,
tentang pembentukan tim formatur MUNAS VII SPKEP SPSI.
Berdasarkan hasil musyawarah dalam sidang formatur, telah tercapai kesepakatan untuk menunjuk,
menyusun dan menetapkan komposisi personalia Dewan Pakar Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode
2017 - 2022, dengan komposisi personalia sebagai berikut :
2. MUSTOPO Anggota
6. HERMANSYAH Anggota
Page | 176
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.17/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017
Tentang
ANGGOTA PLENO PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE 2017 – 2022
M E M U T U S K A N
Page | 177
Pertama : Anggota Pleno Pimpinan Pusat SPKEP SPSI Periode Tahun 2017 – 2022
sebagai berikut :
1. WARSITO (Sebagai Kepala Kesekretariatan)
2. NINIK PURWATI
3. DARMAWAN P
4. ROBERT TAMBUNAN
5. SUPARNO P.S.
6. ABDULLAH ANANG
7. FAYAKUN ISLAM DANUR
8. SUTRISNO
9. HERMANSYAH
10. HARDIANSYAH S.H.
11. MISWANTO
12. DAHRUL LUBIS
13. SUYADI ABAS
14. ANTO BUDIANTO
Kedua : Menugaskan kepada Anggota Pleno PP SPKEP SPSI untuk membantu pengurus
Pimpinan Pusat SPKEP SPSI periode 2017-2022 dalam menjalankan tugas dan
fungsinya sebagaimana AD-ART dan melaksanakan 6 (enam) Program
Penguatan Organisasi serta Rekomendasi MUNAS VII SPKEP SPSI.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Mei 2017
PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH NASIONAL VII
SERIKAT PEKERJA KIMIA, ENERGI DAN PERTAMBANGAN
SERIKAT PEKERJA SELURUH INDONESIA
(MUNAS VII SPKEP SPSI)
Page | 178
BERITA ACARA SIDANG TIM FORMATUR
TENTANG
ANGGOTA PLENO PIMPINAN PUSAT SPKEP SPSI
PERIODE TAHUN 2017 – 2022
Pada hari ini, Kamis, 18 Mei 2017 telah dilaksanakan sidang formatur berdasarkan surat keputusan
MUNAS VI SPKEP SPSI No : Kep. 14/MUNAS VII/SPKEP SPSI/V/2017, tertanggal 18 Mei 2017,
tentang pembentukan tim formatur MUNAS VII SPKEP SPSI.
Berdasarkan hasil musyawarah dalam sidang formatur, telah tercapai kesepakatan untuk menunjuk,
menyusun dan menetapkan komposisi personalia Anggota Pleno Pimpinan Pusat SPKEP SPSI
periode 2017 - 2022, dengan komposisi personalia sebagai berikut :
2. MUSTOPO Anggota
6. HERMANSYAH Anggota
Page | 179
SURAT KEPUTUSAN
No : Kep.18/MUNAS V II/SPKEP SPSI /V/2017
Tentang
MAHKAMAH ORGANISASI SPKEP SPSI
PERIODE 2017 - 2022
M E M U T U S K A N
Page | 181