Anda di halaman 1dari 5

CA PARU

Ny Y usia 60 tahun. Ketika dilakukan pengkajian, klien mengatakan sesak napas.


Menurut penuturan keluarga klien, 7 hari sebelum masuk RS klien mengeluhkan sesak napas
serta ketika batuk mengeluarkan dahak berwarna hijau, namun semakin lama semakin berat
sesak napas yang dirasakan hingga klien kesulitan untuk sekedar duduk akibat sesak,
kemudian klien di bawa ke RS dan dilakukan pemeriksaan x-ray pada torax dan didapati
massa pada area paru sebelah kiri dan didiagnosa kanker paru.
Sesak masih dirasakan namun lebih terkontrol dalam mengatur napas, ada keluhan nyeri
skala 4 pada area dada, kesulitan dalam melakukan pemenuhan ADL dan sulit dalam
berkomunikasi karena sesak. klien adalah seorang perokok aktif sejak usia muda sekitar usia
20 tahun dan baru berhenti merokok 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Klien saat ini
mengalami hipertensi grade 1 terkontrol karena sudah rutin meminum obat hipertensi. Klien
selalu berdalih penyakitnya bukan akibat merokok dan pengetahuan mengenai bahaya rokok
serta keingintahuan klien dan keluarga terhadap bahaya rokok cukup rendah.
Tidak ada anggota keluarga lain yang mengidap kanker khususnya kanker paru dan
hipertensi maupun penyakit lainnya yang memiliki keterkaitan dengan penyakit yang dialami
oleh pasien. Klien merasa dirinya tidak berguna saat ini karena hanya memberatkan
keluarganya, tidak mampu melakukan apa-apa bahkan untuk makan saja tidak bisa mandiri
sehingga klien berkeyakinan bahwa dirinya saat ini tidak berdaya, namun masih nampak
upaya klien untuk tetap menjalani pengobatan dan memperjuangkan kesembuhan.
Saat ini Klien memakai kateter. Klien belum BAB sejak 2 hari yang lalu. Klien sering
terbanun dari tidur karena sesak. Kesadaran Compos mentis, klien tampak lemah dan sesak.
Tekanan darah 140/90 mmhg, Nadi: 96 x/menit, Respirasi: 32 x/menit, Suhu : 36,9 oC.
BB saat ini 42, TB 166. Konjungtiva anemis (pucat), Bentuk dada dan pergerakan dada
simetris, terdapat pernapasan cuping hidung dan penggunaan otot bantu napas, pola napas
cepat dan pendek dengan frekuensi 32 x/menit, klien menggunakan oksigen dengan simple
mask 10 L/menit, dan suara paru wheezing pada area bronkhial serta ronchi pada kedua
lapang dada, sputum (+) berwarna hijau, saturasi O2 berada pada 99% dengan bantuan
oksigen. Hasil pemeriksaan Thorax
Thorax AP : Foto asimetris, inspirasi kurang, Soft tissue & skeletal yang terscaning
dalam batas normal
Kesan :
- Tampak massa pada paru dextra
- Ca. Paru
Hasil pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin 13,0
Hematokrit 37,9
Eritrosit 9,56
Leukosit 34,04
Trombosit 477
MCV 83,1
MCH 28,5
MCHS 34,3
Basofil 0
Eosinofil 0
Neutrofil Batang 2
Neutrofil Segmen 89
Limfosit 3
Monosit 6
Glukosa Puasa 119
Natrium (Na) 133
Kalium (K) 4,2
pH 7,417
pCO2 32,5

TERAPI
- Ceftriaxone 1gr IV 2x1
- KSR 600mg 1x1
- Terapi Cairan Infus NaCl 0,9%/ botol 500 cc (1500 cc/24 jam)

PNEUMONIA
Ny. A usia 60 tahun mengeluh sesak nafas sejak 3 bulan yang lalu dan bertambah
ketika
beraktivitas seperti menggerakan badan, berpindah posisi atau melakukan perubahan.
Keluhan sesak berkurang apabila Ny. A tidur dengan posisi menyandar (semifowler) dan
setelah dilakukan terapi nebulisasi. Sesak yang dirasakan oleh Ny. A sepeti tertindih pada
dada dan tidak menjalar ke bagian manapun. Ny. A tidak memiliki riwayat perokok aktif,
namun suaminya yang bekerja sebagai supir, merupakan perokok berat yang menghabiskan
rata-rata 1 bungkus perhari dan telah hidup bersama selama hampir 20 tahun. Pada 1 bulan
yang lalu, Ny. A pernah di rawat di RS B, dengan keluhan yang sama yaitu sesak,
pembengkakan pada area kedua kaki. Saat itu sempat pulang selama 10 hari sampai
kemudian di rawat kembali di RS B dan kemudian di rujuk ke RS G dan di diagnose
mengalami Community Acquired Pneumonia (CAP).
Pemeriksaan Fisik: TD: 140/90 mmHg, Nadi: 99x/ menit, RR: 30x/menit, Suhu:
36.8°C, BB sebelum masuk RS: 56 kg, BB setelah masuk RS: 47 kg, TB: 154 cm. Hasil
inspeksi: hidung simetris, tidak terdapat lesi pada area lubang hidung, PCH (+), terpasang
oksigen nasal kanul 2 L/ menit, tidak ada kalianan bentuk dada. Saat di palpasi tidak terdapat
edema, pengembangan dada simetris, taktil premitus. Hasil perkusi: suara dullness pada
lapang paru dekstra atas dan sinistra atas. Hasil auskultasi: terdengar ronchi saat pada area
bronchial. Pemeriksaan Hasil Laboratorium: Hb: 9,6 g/dl, pH: 7,2, PCO2: 28, PO2: 70,
Saturasi: 89,2%,
Albumin: 2,28 g/dl, MCV: 98,4 fL, MCH: 32,6 pg, MCHC: 33,1%.
Pemeriksaan lain: Pulmo: hili tertutup bercakan, coracan bronkovaskular, tampak
gambaran opak memanjang dari paratrakeal sampai parahiller kanan, selubung opak
homogeny hemithorak bilateral minimal, tampak bercakan di lapang paru kanan dan atas
sampai tengah paru kiri, kranialisasi sulit dinilai. Kesan: efusi pleura bilateral minimal,
Gambaran opak memanjang di paratrakeal parahiller kanan, kardiomegali (RA, LV) dengan
edema paru, dan bronkopneumonia.

Terapi:
Aziromycn 500 mg 1x1/ hari 18
Nebulizer: combivent 3x/ hari 08 16 24
Ceftriaxone 2x1/ hari drip 100ml NaCl 2x1/hari 08 20
Asam folat 1 x 5mg oral 08
Methyprednisolon 125mg 2x1/hari IV 08 20
O2 nasal kanul 2L/ menit
CHRONIC KIDNEY DISEASE

Seorang ibu rumah tangga, Ny. Y (68 tahun) didiagnosa CKD. Semenjak 4 bulan yang lalu,
Klien biasa menjalani hemodialisis seminggu dua kali di RSUD Dr Slamet Garut. Klien
memiliki penyakit diabetes militus sejak 7 tahun yang lalu. Klien mengatakan bahwa dalam
keluarganya yang memiliki riwayat penyakit yang sama (diabetes militus) adalah bapaknya.
Pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa ketika dirinya mendapat diagnose gagal ginjal
dirinya sempat berputus asa dan memilih untuk meninggal saja disbanding harus lebih
merepotkan anak-anaknya, namun ketika klien sudah menjalani cuci darah dan keadaannya
semakin membaik lebih dari sebelumnya klien merasa bersyukur dan lebih banyak untuk
mendekat kepada Tuhannya. Saat ini pasien merasa pusing.

Pengkajian Fisik
a. TD : 170/90 mmHg - Nadi : 80
x/menit RR : 16 x/menit -
o
Suhu : 36,0 C
b. Kepala( Tidak ada keabnormalan bentuk, tidak ada nyeri tekan, sclera berwarna
putih,
konjungtiva tidak anemis, klien dapat melihat dengan jelas jika menggunakan kacamata)
c. Leher (Tidak ada pembengkakan pada tiroid, teraba refleks menelan, tidak ada
pembengkakkan JVP)
d. Dada (Simetris, ronchi (-), wheezing (-), vasikular disemua lapang paru, irama jantung
regular)
e. Abdomen (Asites (-))
f. Genitalia (Tidak ada keluhan)
g. Ekstremitas (Tidak ada edema, CRT < 3 detik, turgor baik, kekuatan otot tangan kiri tidak
terkaji, tangan kanan (5), kaki kiri (5), kaki kanan (5), akral teraba dingin)
h. Warna kulit (kuning langsat, kulit terasa dingin, terdapat bercakan hitam dikedua tangan)

Berat badan sebelum HD 53 kg, sedangkan berat badan setelah HD yang lalu 52 kg.
Berdasarkan catatan keperawatan, berat badan kering 51 kg.
Catatan Hemodialisis
a. Fase Intra Hemodialisa
1) Dialisis
- Mulai : 08.00 WIB
- UF Target : 1000 ml
- Lama dialisa : 4 jam
- QB : 195 ml/menit
- Akses : AV Fistula
2) Heparisasi
- Dosis sirkulasi 3000
- LMWH 1000
3) Data Fokus
Data Subyektif : Pasien mengatakan tidak ada pusing atau lemas, klien merasa
nyeri sesekali pada area penusukan
Data Obyektif : Kesadaran composmentis (GCS E4 M6
V5) Vital sign :
- TD 170/90 mmHg
- Nadi 84x/menit
- Suhu 36,0℃
- RR 19x/menit
b. Fase Post Hemodialisa
1) Keluhan utama saat ini
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa lebih segar dari sebelumnya namun klien
merasa lemas untuk berjalan karena sudah berbaring dalam waktu yang lama (4 jam)
Obyek : Klien tampak lebih segar
2) Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos
Mentis TTV
TD :170/90 mmHg Nadi : 84x/mnt
Respirasi : 20x/mnt S :
36.2˚C BB : 50 Kg

Anda mungkin juga menyukai