Bermula dari kota Wuhan di Tiongkok, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) menyebar ke
Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Kondisi ini jelas tidak
boleh diremehkan karena hanya ada beberapa penyakit saja sepanjang sejarah yang digolongkan
sebagai pandemi.
umumnya menjangkiti banyak orang. Sementara, epidemi merupakan istilah yang digunakan
untuk peningkatan jumlah kasus penyakit secara tiba-tiba pada suatu populasi di area tertentu.
Istilah pandemi tidak digunakan untuk menunjukkan tingkat keparahan suatu penyakit,
melainkan hanya tingkat penyebarannya saja. Dalam kasus saat ini, COVID-19 menjadi pandemi
Sebelum adanya pandemi tersebut, telah terjadi berbagai pandemi influenza di dunia. Di mana
salah satunya adalah flu babi yang merebak pada tahun 2009. Penyakit ini terjadi
Sementara itu, kasus pandemi influenza terparah di dunia terjadi saat pandemi flu Spanyol pada
Fase pandemi
WHO pun memiliki fase pandemi yang mungkin dapat menjadi gambaran bagi pandemi
COVID-19. Beberapa fase atau tahapan di mana suatu penyakit bisa dinyatakan sebagai suatu
Fase 1
Pada fase ini, tak ada virus yang beredar di antara hewan dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
Fase 2
Fase 2 ditandai dengan adanya virus yang beredar di antara hewan yang diketahui dapat
menyebabkan infeksi pada manusia sehingga dianggap sebagai potensi ancaman pandemi.
Fase 3
Dalam fase 3, virus yang disebabkan dari hewan atau hewan-manusia menyebabkan beberapa
kasus secara sporadis atau menjangkiti sekelompok kecil orang. Namun, belum cukup untuk
terbatas.
Fase 4
Pada fase ini, penularan virus dari manusia ke manusia atau dari hewan ke manusia semakin
banyak sehingga menyebabkan terjadinya wabah. Ini juga menunjukkan peningkatan yang
Fase 5
Pada fase ini, penyebaran virus dari manusia ke manusia telah terjadi setidaknya pada dua negara
di satu wilayah WHO. Sebagian besar negara tak akan terpengaruh pada tahap ini, namun ini
menjadi sinyal yang kuat bahwa pandemi sudah dekat dan implementasi dari langkah-langkah
Fase 6
Fase 6 merupakan fase yang ditandai dengan wabah semakin meluas ke berbagai negara di
wilayah WHO. Fase ini juga menunjukkan bahwa pandemi global sedang berlangsung.
Lamanya setiap fase bisa berbeda-beda, mungkin bisa berbulan-bulan atau bahkan bertahun-
tahun. Selain itu, tak semua kasus bisa mencapai fase 6 karena mungkin telah berkurang di fase-
fase sebelumnya. Akan tetapi, setelah ditetapkan sebagai pandemi, tentu saja perlu pengendalian
sesegera mungkin agar tingkat penyebaran dan keparahan penyakit tidak semakin tinggi.
Dalam sepekan terakhir rasa ingin tahu warga di tanah air soal virus corona COVID-19 semakin
tinggi setelah World Health Organization (WHO) menetapkan virus ini sebagai pandemi dan
Lalu apa itu virus corona COVID-19? Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar
virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona
diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme
(SARS).
Virus corona paling terbaru yang ditemukan adalah virus corona COVID-19. Virus ini termasuk
penyakit menular dan baru ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 yang kemudian
menjadi wabah.
Semenjak mewabah di sejumlah negara, kata Corona dan Covid-19 kian sering terdengar di
telinga masyarakat. Keduanya tentu memiliki masing-masing pengertian yang perlu diketahui.
Sejauh ini Corona atau Covid-19 masih menjadi perbincangan di sejumlah negara lantaran
kasusnya yang kian meningkat hingga World Health Organization (WHO) menetapkan virus
Sementara di Indonesia, pada Selasa sore, 17 Maret 2020, angka kasus virus Corona atau Covid-
19 ini telah mencapai 172 orang, di antaranya 9 orang dinyatakan sembuh dan 5 orang meninggal
dunia.
1. Corona (Coronavirus)
WHO menjelaskan coronavirus menjadi bagian dari keluarga besar virus yang menyebabkan
Manusia yang terjangkit virus tersebut akan menunjukkan tanda-tanda penyakit infeksi saluran
pernapasan mulai dari flu sampai yang lebih serius, seperti Middle East Respiratory
akut berat.
Coronavirus sendiri jenis baru yang ditemukan manusia sejak muncul di Wuhan, China pada
Desember 2019, dan diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
2. Covid-19
WHO mengumumkan Covid-19 menjadi nama resmi dari penyakit yang disebabkan oleh virus
Corona yang berasal dari Wuhan, China. Nama tersebut diberikan Dirjen WHO Tedros
"d" untuk diseases, dan 19 merupakan tahun wabah penyakit pertama kali diidentifikasi pada 31
Desember 2019.
Tedros menjelaskan nama tersebut dipilih untuk menghindari stigmatisasi, sebagaimana panduan
penamaan virus yang dikeluarkan WHO pada 2015. Nama virus atau penyakit itu tidak akan
Sebelumnya, WHO memberikan nama sementara untuk virus Corona ini dengan sebutan 2019-
Coronavirus Pneumonia (NCP). []
Di awal tahun 2020, dunia gempar saat virus menyerang pernapasan manusia dan menyebabkan
Virus dinamakan SARS-CoV-2 awalnya dari Provinsi Wuhan, China, dengan cepat menyebar ke
Virus corona atau coronavirus (CoV) merupakan keluarga virus yang menaungi virus SARS-
CoV-2 yang terjadi saat ini, SARS-CoV pada 2002, dan MERS-CoV pada 2012.
Kata corona sendiri diambil dari bahasa Latin yang berarti mahkota.
Batuk kering
Lemas
Sakit tenggorokan
Sakit kepala
1. Demam
Gejala orang terinfeksi virus corona pertama yang dapat terlihat pada minggu pertama adalah
mengalami demam tinggi. Yakni terjadi peningkatan suhu tubuh di atas normal pada kisaran 38
derajat celcius ke atas. Jika suhu tubuh di atas 37,5, Anda harus waspada karena bisa jadi itu
Tindakan pencegahan berupa deteksi dini virus corona menggunakan alat deteksi termal banyak
dilakukan oleh berbagai pihak di beberapa tempat umum. Sehingga apabila seseorang terdeteksi
mengalami peningkatan suhu tubuh, maka perlu diwaspadai adanya infeksi COVID-19.
Ciri orang terinfeksi virus corona selanjutnya yang ditunjukkan adalah dengan batuk tidak
berdahak. Pada fase ini, virus corona sudah mulai menginfeksi saluran pernapasan.
Orang terinfeksi virus corona, akan mengalami batuk kering dan rasa gatal di tenggorokan
sebagai bentuk infeksi virus. Sistem kekebalan tubuh akan mengirim respons apabila terdapat
3. Kelelahan
Ciri orang terinfeksi Corona Covid-19 pada minggu pertama selanjutnya adalah kelelahan.
Tubuh terasa selalu lemas, lesu, dan letih untuk beraktivitas seperti biasanya.
Kelelahan terjadi ketika otot-otot yang ada di dalam tubuh menjadi tegang serta menurunnya
4. Pegal-pegal
Pegal-pegal adalah salah satu ciri seseorang tertular oleh virus corona covid-19. Pada gejala ini,
tubuh merespons dengan mengirimkan sinyal ke otot-otot yang ada di seluruh tubuh untuk
meradang guna memerangi virus Corona Covid-19 yang masuk ke dalam tubuh.
Seseorang yng terinfeksi virus Corona Covid-19 pada pekan pertama akan merasakan sakit yang
makan. Sebab, infeksi virus Corona Covid-19 ini membuat perut terasa tidak nyaman, mual,
Namun, menurut Alodokter gejala ini tidak selalu terlihat pada setiap orang yang terinfeksi
COVID-19 sehingga disebut juga sebagai gejala yang tidak khas karena jarang terjadi.
6. Sesak Napas
Sesak napas adalah ciri utama seseorang terinfeksi virus corona yang dapat terlihat. Pada
dasarnya virus Corona Covid-19 adalah virus yang menyerang sistem pernapasan dan sistem
Namun, sebagian besar gejala ini tidak muncul pada pekan pertama melainkan minggu kedua.
Perlu diperhatikan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah. Infeksi dapat
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek,
batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala bisa memberat. Pasien bisa
mengalam demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus
Corona, yaitu:
Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)
Batuk
Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang
menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan
fatal bila terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, perokok, atau orang
Sama seperti SARS dan MERS, virus ini memiliki kedekatan yang mirip. Virus corona
diketahui menyerang sistem pernapasan manusia sehingga dapat membahayakan jiwa.
Walaupun begitu, ada alasan gejala corona pada anak muda tak terdeteksi. Pertama
karena virus belum muncul atau masih dalam tahap inkubasi.
Pencegahan Mandiri
Setiap warga berperan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona atau
COVID-19. Caranya seperti instruksi pemerintah, yakni: melakukan social distancing
dan tidak keluar rumah. Bagi para pekerja diimbau untuk kerja dari rumah atau work
from home.
Sayangnya menurut Yuri masih banyak warga yang berkerumun di luar rumah. Inilah
yang menyebabkan lonjakan kasus virus corona di Indonesia.
Pengertian Coronavirus
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang lebih serius, seperti:
SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain.
Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss,
Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu
menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa
akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.
Sampai saat ini terdapat tujuh coronavirus (HCoVs) yang telah diidentifikasi, yaitu:
HCoV-229E.
HCoV-OC43.
HCoV-NL63.
HCoV-HKU1.
SARS-COV (yang menyebabkan sindrom pernapasan akut).
MERS-COV (sindrom pernapasan Timur Tengah).
COVID-19 atau dikenal juga dengan Novel Coronavirus (menyebabkan wabah
pneumonia di kota Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, dan menyebar ke negara
lainnya hingga Januari 2020.
Siapa pun dapat terinfeksi virus corona. Akan tetapi, bayi dan anak kecil, serta orang dengan
kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap serangan virus ini. Selain itu, kondisi musim
juga mungkin berpengaruh. Contohnya, di Amerika Serikat, infeksi virus corona lebih umum
terjadi pada musim gugur dan musim dingin.
Di samping itu, seseorang yang tinggal atau berkunjung ke daerah atau negara yang rawan virus
corona, juga berisiko terserang penyakit ini. Misalnya, berkunjung ke Tiongkok, khususnya kota
Wuhan, yang pernah menjadi wabah COVID-19 yang bermulai pada Desember 2019.
Sebenarnya virus ini jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke
individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa
menyebar dari hewan ke manusia. Bahkan, kini penularannya bisa dari manusia ke manusia.
Baca juga: Ini yang Harus Diperhatikan saat Isolasi di Rumah Terkait Virus Corona
Gejala Infeksi Coronavirus
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada pengidapnya. Gejala yang muncul ini
bergantung pada jenis virus corona yang menyerang, dan seberapa serius infeksi yang terjadi.
Berikut beberapa gejala virus corona yang terbilang ringan:
Hidung beringus.
Sakit kepala.
Batuk.
Sakit tenggorokan.
Demam.
Merasa tidak enak badan.
Hal yang perlu ditegaskan, beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh COVID-19), yang
mengakibatkan gejala seperti:
Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang
dengan penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan
lansia.
Untuk mendiagnosis infeksi virus corona, dokter akan mengawali dengan anamnesis atau
wawancara medis. Di sini dokter akan menanyakan seputar gejala atau keluhan yang dialami
pasien. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan darah untuk
membantu menegakkan diagnosis.
Dokter mungkin juga akan melakukan tes dahak, mengambil sampel dari tenggorokan, atau
spesimen pernapasan lainnya. Untuk kasus yang diduga infeksi novel coronavirus, dokter akan
melakukan swab tenggorokan, DPL, fungsi hepar, fungsi ginjal, dan PCT/CRP.
Komplikasi Infeksi Coronavirus
Virus corona yang menyebabkan penyakit SARS bisa menimbulkan komplikasi pneumonia, dan
masalah pernapasan parah lainnya bila tak ditangani dengan cepat dan tepat. Selain itu, SARS
juga bisa menyebabkan kegagalan pernapasan, gagal jantung, hati, dan kematian.
Hampir sama dengan SARS, novel coronavirus juga bisa menimbulkan komplikasi yang serius.
Infeksi virus ini bisa menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian.
Tak ada perawatan khusus untuk mengatasi infeksi virus corona. Umumnya pengidap akan
pulih dengan sendirinya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meredakan
gejala infeksi virus corona. Contohnya:
Minum obat yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit, demam, dan batuk. Namun,
jangan berikan aspirin pada anak-anak. Selain itu, jangan berikan obat batuk pada anak
di bawah empat tahun.
Gunakan pelembap ruangan atau mandi air panas untuk membantu meredakan sakit
tenggorokan dan batuk.
Perbanyak istirahat.
Perbanyak asupan cairan tubuh.
Jika merasa khawatir dengan gejala yang dialami, segeralah hubungi penyedia layanan
kesehatan terdekat.
Khusus untuk virus corona yang menyebabkan penyakit serius, seperti SARS, MERS, atau
infeksi novel coronavirus, penanganannya akan disesuaikan dengan penyakit yang diidap dan
kondisi pasien.
Bila pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan merujuk ke RS Rujukan yang telah
ditunjuk oleh Dinkes (Dinas Kesehatan) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena beberapa
alasan, dokter akan melakukan:
Isolasi
Serial foto toraks sesuai indikasi.
Terapi simptomatik.
Terapi cairan.
Ventilator mekanik (bila gagal napas)
Bila ada disertai infeksi bakteri, dapat diberikan antibiotik.
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona. Namun, setidaknya ada
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Berikut upaya
yang bisa dilakukan:
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau
belum dicuci.
Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu
dan cuci tangan hingga bersih.
Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika mengalami gejala
penyakit saluran napas.