NAMA ANGGOTA
KELAS G AKUNTANSI
B. Keanggotaan koperasi
Anggota koperasi merupakan pemilik dan juga pengguna jasa koperasi. Dalam koperasi
ada pula anggota luar biasa. Dikatakan luar biasa bila persyaratan untuk menjadi anggota tidak
sepenuhnya dapat dipenuhi seperti yang ditentukan dalam anggaran dasar.
5. Hak Anggota Koperasi Menurut Pasal 20 UU No. 25 Tahun 1992 Selain mempunyai
kewajiban, anggota juga mempunyai hak seperti berikut ini.
a. Menghadiri dan menyatakan pendapat serta memberikan suara dalam rapat anggota.
b. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam anggaran dasar.
d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota baik
diminta maupun tidak diminta.
e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antaranggota.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
dalam anggaran dasar.
Buku daftar anggota merupakan salah satu yang ditetapkan oleh UU Koperasi, karena
buku daftar anggota memuat tentang nama lengkap, umur, mata pencaharian, tempat
tinggal, tanggal masuk menjadi anggota, cap ibu jari kiri atau tanda tangan anggota, sebab
diberhentikannya seorang anggota, tanda tangan ketua dan tanggal dibubuhinya tanda
tangan tersebut.
C. Volume usaha
Volume Usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan jasa pada suatu
periode atau tahun buku yag bersangkutan. Dengan demikian volume usaha koperasi adalah
akumulasi nilai penerimaan barang dan jasa sejak awal tahun buku sampai akhir tahun buku.
Aktifitas ekonomi koperasi pada hakikatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi
tersebut. Kegatan atau usaha yang dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dn masyarakat pada umumnya
D. Permodalan
Ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh koperasi dalam kaitannya dengan
permodalan, yaitu:
1. Bahwa pengendalian dan pengelolaan koperasi harus tetap berada ditangan anggota dan
tidak perlu dikaitkan dengan jumlah modal atau dana yang bisa ditanam oleh seseorang
anggota dalam koperasi (Member Investors) dan berlaku ketentuan, satu anggota satu
suara.
2. Bahwa modal harus dimanfaatkan untuk usaha – usaha yang bermanfaat bagi anggota.
3. Bahwa kepada modal hanya diberikan balasan jasa yang terbatas. Ini adalah sesuai
dengan asas koperasi yaitu: “Limited Returns on Ekuity Capital”.
4. Bahwa untuk membiayai usaha – usaha nya yang efisien, koperasi pada dasarnya
membutuhkan modal yang cukup.
5. Bahwa usaha – usaha dari koperasi harus dapat membantu pembentukan modal baru.
6. Bahwa kepada saham koperasi (Share), yang di Indonesia adalah ekuivalen dengan
simpanan pokok, tidak bisa diberikan suatu premis diatas nilai nominalnya, meskipun
seandainya nilai bukunya bisa saja bertambah.
E. Aset
Asset-asset yang dikelola koperasi, tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai asset
dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Rapat anggota koperasi dapat
menetapkan pengumpulan dana tertentu dari anggota yang digunakan untuk tujuan khusus
sesuai kepentingan anggota. Dana tersebut merupakan milik anggota yang pengelolaannya
dikuasakan kepada koperasi, misalnya dana pemeliharaan jalan dan peremajaan kebun pada
koperasi perkebunan kelapa sawit. Dana tersebut tidak diakui sebagai asset koperasi. Namun
sebagai pengelola koperasi harus membuat pertanggung jawaban tersendiri dan keberadaan
dana tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang
dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara menghitungnya yaitu seperti yang
disebut di dalam pasal 45 Ayat (1) Undang – undang Perkoperasian. Sehingga SHU adalah
merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana
layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. Dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang
mempunyai karakteristik dan nilai – nilai tersendiri, maka sebutan sisa hasil usaha merupakan
makna yang berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan koperasi. Bentuk
kontribusi anggota terhadap kebutuhan pembiayaan koperasi terdiri dari:
a. Partisipasi bruto, yaitu partisipasi anggota terhadap seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh koperasi dalam rangka memberikan pelayanan – pelayanan. Partisipasi bruto
dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota.
b. Partisipasi netto, yaitu partisipasi anggota terhadap biaya – biaya ditingkat organisasi
koperasi, dalam rangka menjalankan fungsi – fungsi sebagai pemegang mandat
anggota.
Dalam hal koperasi simpan pinjam, maka partisipasi bruto atau PK anggota adalah jumlah
atau besar kredit yang diberikan kepada anggota ditambah bunga dan biaya administrasi
kredit. Perhitungannya dapt dirumuskan sebagai berikut :
PK=Vka+Bka
Vka, merupakan suatu jumlah atau besar pokok pinjaman yang disalurkan kepada anggota.
Sisa Hasil Usaha (SHU) tahun berjalan dapat dibagikan kepada para anggota koperasi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
koperasi. Dengan pengaturan dan ketentuan yang jelas ini, maka setiap bagian dari SHU yang
tidak menjadi hak koperasi diakui sebagai kewajiban. Apabila jenis dan jumlah pembagiannya
belum diatur secara jelas, maka SHU tersebut dicatat sebagai SHU belum dibagi dan harus
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
1. Efislensi intern masyarakat merupakan perbandingan terbaik dari ekses biaya dengan
biaya yang sebenarnya. Hal ini dapat dikaitkan dengan perbandingan nilai bersih
pemasukan dan nilai bersih pengeluaran
2. Efisiensi alokatif adalah efisiensi yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya dan
dana dari semua komponen koperasi tersebut. Misalnya, penyaluran tabungan anggota
untuk pinjaman anggota, penyaluran simpanan sukarela untuk investasi jangka panjang
dan pendek. Hal ini biasanya dilihat pada perbandingan pertumbuhan simpanan sukarela
dan modal sendiri dengan pertumbuhan pinjaman, silang pinjam atau investasi tahunan.
Sebagai dasar tingkat pengukuran efisiensi digunakan laporan keuangan koperasi sampel
(neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahaan modal) di samping tentu saja data-data
lain vang diperlukan seperti yang tercantum dalam laporan pertanggungjawaban
pengurus.
3. Efisiensi ekstern menunjukkan bagaimana efisiensi pada lembaga-lembaga dan
perseorangan di luar koperasi yang ikut memacu secara tidak langsung efisiensi di dalam
koperasi.
4. Efisiensi dinamis adalah efisiensi yang biasa dikaitkan dengan tingkat optiniasi karena
adanya perubahan teknologi yang dipakai. Setiap perubahan teknologi akan membawa
dampak terhadap output yang dihasilkan. Tentu saja teknologi baru akan dipakai jika
menghasilkan produktivitas yang lebih baik dari semula.
5. Efisiensi sosial sering dikaitkan dengan pemanfaatan sumber daya dan dana secara tepat,
karena tidak menimbulkan biaya atau beban.
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang fungsinya untuk membeli atau pengadaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggotanya sebagai konsumen.
Koperasi Distribusi atau penjualan atau pemasaran adalah koperasi yang fungsinya untuk
mendistribusikan barang dimana anggotanya berperan sebagai penjual barang dan jasa
kepada konsumen. Anggota koperasi berperan sebagai pemasok barang atau jasa.
c. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang fungsinya untuk menghasilkan barang dan jasa
dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyaan yang akan menghasilkan suatu
produk tertentu. Produk ini kemudian akan diserahkan kepada distributor untuk dijual
kepada konsumen.
d. Koperasi Jasa
Jasa adalah koperasi yang fungsinya untuk penyelenggaraan atau pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggotanya. Anggota koperasi jasa berperan sebagai pemilik dan
pengguna layanan jasa koperasi.
2. Klasifikasi Koperasi Menurut Tingkat dan Luas Daerah Kerjanya
a. Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya minimal adalah 20 individu.
b. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang terbentuk dari gabungan badan-badan
koperasi sehingga memiliki cakupan wilayah yang luas dan anggota yang banyak jika
dibandingkan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi lagi menjadi Koperasi
Pusat (koperasi yang anggotanya minimal 5 koperasi primer), Koperasi Gabungan
(koperasi yang anggotanya paling sedikit 5 koperasi primer), dan Koperasi Induk
(merupakan koperasi yang anggotany terdiri dari minimal 3 koperasi gabungan).
https://larasatynuraeni.wordpress.com/2018/12/04/variabel-kinerja-koperasi-dan-
prinsippengukuran-kinerja-koperasi/
http://makulekosy.blogspot.com/2019/02/makalah-kinerja-koperasi-indonesia.html