2.2.3 Etiologi
Esofagus adalah tempat yang paling umum untuk terjadinya benda asing akut atau
impaksi makanan di saluran pencernaan, dan 80 hingga 90% benda yang tertelan dan
mencapai lambung dapat keluar tanpa intervensi.1
Ada berbagai macam benda yang dapat tertelan, umumnya benda asing yang tertelan
tidak sengaja adalah bolus makanan (kebanyakan daging), tulang ikan atau ayam, gigi palsu,
dan koin. Jenis benda asing yang tertelan bervariasi antar wilayah dan budaya yang berbeda.
Misalnya, di Cina selatan, tulang ikan adalah benda asing yang paling umum dalam impaksi
esofagus.1
Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk atau pemakai
gigi palsu yang telah kehilangan sensasi rasa (tactile sensation) dari palatum dan pada
penderita gangguan jiwa. Beberapa penyebab tersangkutnya benda asing di esofagus yaitu
striktur (37%), keganasan (10%), cincin esophageal (6%), dan akalasia (2%). Berdasarkan
data yang ada, frekuensi tertelan benda asing sangat bervariasi. Benda asing yang paling
sering tertelan oleh orang dewasa adalah tulang ikan (9-45%), tulang (8-40%), gigi palsu (4-
18%)2.
Faktor predisposisi antara lain belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan
dengan baik, koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada
kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun, fase oral pada anak cenderung sering memasukkan
benda-benda yang ada disekitarnya kedalam mulut. Penelitian pada 262 kasus benda asing
esofagus pada orang dewasa, 92% merupakan kesengajaan untuk menelan benda asing, dan
82% diantaranya memiliki gangguan psikiatrik. Beberapa pekerjaan juga memiliki resiko
terhadap kasus ini, penjahit dan tukang kayu merupakan dua pekerjaan yang memiliki resiko
paling besar, karena pada saat bekerja mereka menahan atau memegang kancing baju dan
jarum pada mulutnya.3
Benda asing dapat impaksi pada seluruh bagian esofagus. Lokasi impaksi yang paling
sering pada penyempitan fisiologis maupun patologis esofagus. Penyempitan fisiologis
esofagus terdapat pada sfingter esofagus bagian atas (UES) yang meliputi otot
cricopharyngeus, esofagus tengah tempat esofagus melintasi lengkung aorta, dan sfingter
esofagus bagian bawah (LES). Pada anak-anak, sekitar 74% benda asing terperangkap di
tingkat UES. Pada orang dewasa, sekitar 68% penghalang terjadi di esofagus bagian distal
yang berhubungan dengan kelainan patologis.1
Benda asing yang berada lama di esophagus dapat menimbulkan berbagai komplikasi,
antara lain jaringan granulasi yang menutupi benda asing, radang periesofagus. Benda asing
tertentu seperti baterai alkali mempunyai toksisitas intrinsik lokal dan sistemik dengan reaksi
edema dan inflamasi lokal, terutama bila terjadi pada anak-anak. Benda tajam yang
tersangkut di esofagus juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami perforasi dan perlu segera
diangkat. Kemungkinan komplikasi lain termasuk cedera lokal pada mukosa, seperti abrasi,
laserasi, nekrosis, dan pembentukan striktur. Komplikasi serius lainnya termasuk cedera di
luar esophagus, seperti obstruksi jalan napas, perforasi esofagus, fistula trakeoesofageal,
cedera vaskular (misalnya, fistula aortoesofageal), abses retrofaring, mediastinitis,
perikarditis, atau cedera pita suara.1
Daftar Pustaka
1. Schaefer TJ, Trocinski D. Esophagial Foreign Body. [Updated 2021 Apr 20]. In:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482131
2. Ambe P, Weber SA, Schauer M, Knoefel WT. Swallowed foreign bodies in adults.
Deutsches Ärzteblatt International. 2012
3. Mahardika P. KARAKTERISTIK PASIEN BENDA ASING ESOFAGUS DI RSUP
SANGLAH DARI TAHUN 2013-2015. Jurnal Medika Udayana. 2020;9(2):1-2.
4. Mangunkusumo, E., Soetjipto, D., Buku Ajar Ilmu Telinga Hidung Tenggorok,
Jakarta: EGC.2020
5. Munter, D.W.Gastrointestinal Foreign Bodies, Eastern Virginia Medical School.
2014
6. Birk M, Bauerfeind P, Deprez PH, Häfner M, Hartmann D, Hassan C, et al. Removal
of foreign bodies in the upper gastrointestinal tract in adults: European Society of
Gastrointestinal Endoscopy (ESGE) Clinical Guideline. Endoscopy. 2016;48(5):489–
96.