Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi Pemerintah.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut pegawai ASN adalah pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya
yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian (PPK) untuk menduduki jabatan pemerintahan. Sebagai Aparatur
Sipil Negara, PNS mempunyai tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberadaan ASN diharapkan dapat mewujudkan cita-cita besar bangsa Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang diantaranya yaitu membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), ditetapkan bahwa salah satu jenis diklat yang strategis
untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional sebagaimana tersebut
diatas adalah Diklat Prajabatan.
Diklat prajabatan pola baru dilaksanakan dengan sistem internalisasi nilai-nilai
dasar profesi ASN yang diakronimkan sebagai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) kemudian dituangkan dalam suatu
dokumen yang disebut laporan aktualisasi nilai dasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi pada instansi tempat bekerja. Aktualisasi nilai dasar
merupakan suatu proses untuk membuat kelima nilai dasar (ANEKA) menjadi aktual

1
atau nyata terjadi serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) di unit kerja,
dalam hal ini yaitu Sub Bagian Umum, Keuangan dan Logistik, Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama. Aktualisasi tersebut disesuaikan dengan
nilai dasar ANEKA, tugas pokok dan fungsi, serta visi misi dalam organisasi.
Untuk melaksanakan Aktualisasi tersebut, Peserta mengangkat isu yang akan
dibahas terkait kearsipan dan penataan dokumen pada Sub Bagian Umum,Keuangan dan
Logistik di KPU Kabupaten Teluk Wondama. KomisiPemilihanUmum yang
selanjutnyadisebut KPU adalahlembaga yangbersifatnasional, tetap, dan
mandiriuntukmenyelenggarakanPemilu.KomisiPemilihanUmumProvinsi dan
KomisiPemilihanUmumKabupaten/ Kotayang selanjutnyadisebut KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/ Kota adalahpelaksanaPemilu di Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang
merupakanbagiandariKPU.
Menurut UU Nomor 7 Tahun 1971 Pasal 1, Arsip adalah naskah-naskah yang
dibuat dan diterima oleh Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan
dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam
rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan; naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh
Badan-badan Swasta dan/atau perorangan dalam bentuk corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan
kebangsaan. Arsip digital adalah arsip yang dapat disimpan dan ditransmisikan dalam
bentuk terputus-putus, atau dalam bentuk kode-kode biner yang dapat dibuka, dibuat atau
dihapus dengan alat komputasi yang dapat membaca atau mengolah data dalam bentuk
biner, sehingga arsip dapat pergunakan atau dimanfaatkan. Penyimpanan arsip dalam
bentuk digital merupakan salah satu alternatif solusi dalam praktik pengelolaan arsip
manual/berbasis kertas. Hal ini dimungkin karena penyimpanan arsip dalam bentuk
digital memberikan banyak keuntungan dalam hal peningkatan efisiensi dan
efektifitaspengelolaan arsip. Media penyimpanan arsip digital, biasanya memiliki bentuk
yang berbeda dengan fisik arsip aslinya. Oleh karena itu biasanya dilakukan proses alih
media arsip, dari media aslinya ke media baru. Selain itu, karakteristik dari arsip digital
adalah arsip tidak bisa dibaca secara langsung. Biasanya agar arsip digital ini bisa dibaca
atau dipergunakan memerlukan alat bantu seperti komputer.

2
1.2 Tujuan Aktualisasi
Tujuan dilaksanakannya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang
penulis laksanakan ini antara lain sebagai berikut :
1.2.1 Kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk menghasilkan pengarsipan dan penataan
dokumen yang lebih optimal di KPU Kabupaten Teluk Wondama.
1.2.2 Penulis dapat memahami dan memaknai nilai-nilai dasar profesi yang meliputi
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA) yang akan dituangkan dalam kegiatan aktualisasi.
1.2.3 Penulis dapat mengimplementasikan nilai-nilai ANEKA dan memberikan
kontribusi kepada organisasi melalui kegiatan aktualisasi ini.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari Aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
 Bagi Peserta Latsar, kegiatan aktualisasi ini dapat menjadi dasar pedoman dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai ASN dalam menlaksanakan tugas
sebagai pelayan masyarakat yang memiliki nilai – nilai dasar ASN yang dipelajari
selama kegiatan aktualisasi.
 Bagi Peserta Latsar dan Lingkungan Tempat Kerja, dengan adanya aktualisasi ini
diperoleh suatu terobosan baru dalam pelaksanaan tugas yang diharapkan dapat
memberikan manfaat dan hasil yang baik dalam pelaksanaan tugas di Tempat
Kerja.

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Tempat
Lokus pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Kabupaten Teluk
Wondama, pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama
yang beralamat di Jalan Topai, Wasior II.

1.4.2 Waktu
Pelaksanaan Kegiatan aktualisasi lapangan dilaksanakan berdasarkan
kalender Latihan Dasar Prajabatan Golongan II dan III oleh Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi Papua Barat yang dilaksanakan pada
tanggal 8 Oktober 2019 s/d tanggal 16 November tahun 2019.

3
1.5 Gambaran Mata Pelatihan
Adapun Mata Pelatihan yang dipelajari dalam kegiatan aktualisasi adalah Nilai-nilai
ANEKA serta Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Goverment (WoG).
1.5.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kesadaran adanya tanggung jawab dan kemauan untuk
bertanggung jawab. PNS memiliki tugas pokok fungsi yang wajib untuk
dijalankan. Setiap PNS hendaknya sadar akan tugasnya. Tidak hanya sekadar
sadar. Mereka juga harus bertanggung jawab atas apa yang telah dilaksanakan.
Sebagai abdi masyarakat, PNS memiliki tanggung jawab yang besar. Maka tidak
salah jika setiap PNS melakukan perencanaan yang matang sebelum melaksanakan
tugasnya. Adanya transparansi juga penting untuk dilaksanakan. Tanpa
transparansi PNS akan kesulitan dalam menjalankan tugas.
1.5.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Setiap sila
dalam Pancasila mengandung nilai-nilai kemuliaan.
1.5.3 Etika Publik
Etika Publik merupakan pemberian pelayanan yang layak kepada masyarakat.
Seorang PNS harus mampu memberi pelayanan yang ramah selama menjalankan
tugasnya. Dalam kondisi apapun, PNS tidak boleh terlihat sombong, angkuh, galak,
apalagi tidak sopan.
1.5.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
1.5.5 Anti Korupsi
Anti Korupsi merupakan sikap tegas memerangi korupsi. Memutus mata rantai
korupsi dapat diawali dari diri sendiri. Baik itu korupsi waktu, korupsi uang,
maupun korupsi tugas. Setiap individu hendaknya dapat menjadi pengingat bagi
dirinya masing-masing.

4
1.5.6 Pelayanan Publik
Menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
1.5.7 Whole of Goverment (WoG)
Menurut United States Institut of Peace (USIP) definis Whole of Government
adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya kolaboratif dari instansi
pemrintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan bersama, sebagai bentuk
kolaborasi, kerjasama antar instansi, aktor pelayanan dalam menyelesaikan suatu
masalah dalam pelayanan. WoG menekan pelayanan yang terintegrasi sehingga
prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan masyarakat
dapat diselesaikan dengan waktu yang singkat.

1.6 Indikator Nilai Dasar ASN


Nilai – Nilai Dasar ASN berbasis ANEKA :

1.6.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab. Akuntabilitas adalah
suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens,2007), yaitu untuk
menyediakan kontrol demokratis( peran demokratis ); untuk mencegah korupsi
dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional ); dan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ).
Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu : akuntabilitas vertikal
( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi ) dan akuntabilitas
horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi

5
terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum,
akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan.Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat akuntabilitas
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka
diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan
dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.

1.6.2 Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan

6
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang
kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.Nasionalisme dalam arti
sempit merupakan sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
berarti pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara,
sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan YME menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru mendorong nilai-nilai
ketuhanan mendasari kehidupan masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang
positif, yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.Dengan
berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan bisa memperkuat
pembentukan karakter dan kepribadian, melahirkan etos kerja yang positif, dan
memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan
alam yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.

2. Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila kedua memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai kemanusiaan dan hak
asasi manusia. Ini berarti negara menjalankan fungsi “melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

7
3. Sila ketiga: Persatuan Indonesia
Semangat kebangsaan adalah mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi
dalam golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi karena
memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat
sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat, yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu wilayah
geopolitik nyata.Selain kehendak hidup bersama, keberasaan bangsa Indonesia
juga didukung oleh semangat gotong royong. Dengan kegotong royongan
itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia, bukan membela atau mendiamkan suatu unsur masyarakat atau
bagian tertentu dari teritorial Indonesia.
Tujuan nasionalisme yang mau didasari dari semangat gotong royong yaitu ke
dalam dan ke luar. Ke dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman
budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh
dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman yang bisa saling
menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi secara positif sebagai limpahan
karunia yang bisa saling memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan
melalui proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan kemanusiaan
universal, dengan menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian dan keadilan
antar umat manusia.

4. Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama , badan
permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi ajang memperjuangkan asprasi
beragam golongan yang ada di masyarakat. Fungsi kedua, semangat
permusyawaratan bisa menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan kekeluargaan
dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa mencapai kesepakatan yang
membawa kebaikan bagi semua pihak.

5. Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa menyatakan
bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat yang bertujuan

8
menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial juga merupakan perwujudan
imperative etis dari amanat pancasila dan UUD 1945.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, antara lain : (a)
perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b)
pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses
fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang diperlukan; dan
(d) dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi
semua orang.

1.6.3 Etika
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya perlindungan
hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan keputusan untuk membantu
membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut (Catalano, 1991).
Konsep etika sering disamakan dengan moral. Padahal ada perbedaan
antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan yang baik atau apa
yang seharusnya dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos
individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-norma luhur.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/ etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok
profesional tertentu.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam undang-undang ASN,


memiliki indikator sebagai berikut :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

9
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

1.6.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Bidang
apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pelayanan publik.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target (rencana)
mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

10
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan
tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital
untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.

1.6.5 Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan
baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih
luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang.Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-
nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Jujur, kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil

11
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk
bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan
untuk berbuat curang.
2. Peduli, kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak
orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri
dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan
sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri,kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang
mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin, adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu
mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara
yang mudah.
5. Tanggung Jawab,pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk
dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja Keras, individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk

12
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana, pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah
ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
8. Berani, seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9. Adil, pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan
kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

13
1.7 Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : SEKRETARIAT KOMISI PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN TELUK WONDAMA
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya kesadaran pegawai dalam pembuatan
Laporan Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas
2. Belum Optimalnya Pengarsipan dan Penataan
Dokumen pada Sekretariat KPU Kabupaten Teluk
Wondama
3. Keterbatasan Ruang Penyimpanan Berkas di
Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama
Isu yang diangkat : Belum Optimalnya Pengarsipan dan Penataan
DokumenPada Sekretariat KPU Kabupaten Teluk
Wondama
Gagasan Pemecahan Isu : Mengoptimalkan Pengarsipan dan Penataan Dokumen
secara Elektronik pada Sekretariat KPU Kabupaten
Teluk Wondama

14
Tabel 3
RANCANGAN AKTUALISASI
KONTRIBUSI
KETERKAITAN PENGUATAN
OUTPUT/ TERHADAP
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN SUBSTANSI MATA NILAI
HASIL VISI-MISI
PELATIHAN ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi bersama 1. Menyiapkan konsep prosedur penataan 1. Konsep 1.Nilai Akuntabilitas: Mewujudkan Misi Kegiatan ini
pimpinan berkas penataan berkas  Tanggung jawab, Peserta KPU yaitu termasuk nilai
mengenai 2. Membuat jadwal pertemuan dengan 2. Jadwal bertanggung jawab meningkatkan profesionalitas
rancangan program pemimpin pertemuan terhadap rancangan kualitas dimana kegiatan
penataan 3. Melakukan konsultasi dengan 3. Memperoleh program yang mau dibuat penyelenggaraan Konsultasi
Dokumen/Arsip pimpinan secara sopan konsep awal untuk dikonsultasikan yang efektif dan bersama
4. Melaporkan hasil aktualisasi kepada prosedur terlebih dulu efisien, transparan, Pimpinan ini
atasan/mentor penataan berkas  Kejelasan Target, akuntabel, serta dilakukan
4. Memperoleh membuat jadwal pasti aksesibel dengan baik dan
persetujuan dari dengan pimpinan benar
Pimpinan 2.Nilai Etika Publik :
 Sopan, dengan sopan
 Dokumentasi melakukan konsultasi
dengan pimpinan
3. WoG(Whole of
Goverment), yaitu
adanya komunikasi dan
hubungan yang baik
antara atasan dan
bawahan
4. Nilai Nasionalisme :
-Religius, mengawali
dan mengakhiri
kegiatan dengan doa
2. Pengenalan 1. Membuat konsep aplikasi 1. Konsep 1.Nilai Akuntabilitas : Sesuai misi KPU, Kegiatan ini
Prosedur 2. Memberitahukan kepada pimpinan Aplikasi -Transparan, terbuka kegiatan ini termasuk nilai

15
Pengarsipan dan Sub Bagian Umum tentang 2. Mendapat kepada seluruh pegawai mewujudkan misi profesionalitas
Penataan Dokumen pengenalan Aplikasi dan Prosedur persetujuan dari tentang rancangan yang Efisien, terciptanya dimana kegiatan
secara Elektronik Penataan Arsip secara Elektronik pimpinan Sub akan dilakukan suatu kegiatan yang Pengenalan
kepada Pegawai 3. Melaksanakan pengenalan aplikasi Bagian Umum 2. Nilai Komitmen Mutu : menghasilkan Aplikasi
Sub Bagian Umum kepada Pegawai Sub Bagian Umum 3. Mendapat - penghematan waktu Pengarsipan dan
KPU Kabupaten Teluk Wondama feedback dari Efisiensi,Terciptanyasuatuk Transparan, bersifat Penataan
pimpinan dan egiatan yang menghasilkan terbuka kepada Dokumen ini
pegawai terkait Efisisensi Waktu seluruh pegawai dilakukan
pengenalan -Efektivitas, Adanyajadwal tentang inovasi dengan baik dan
aplikasi yang tersusun dan yang akan benar
terorganisirmenghasilkansu dilakukan
 Dokumentasi atukegiatan yang efektif Partisipatif,
dan efisien. mengikutsertakan
3. Nilai Manajemen ASN, sesama pegawai
dimana peserta melakukan untu turut serta
komunikasi dengan dalam kegiatan
pimpinan dan sesama
pegawai mengenai kegiatan
yang akan dilaksanakan
4. Nilai Etika Publik :
-Cermat, peserta cermat
dalam hal memberi
penjelasan terkait aplikasi
yang dikenalkan
5. Nilai Nasionalisme :
-Religius, mengawali dan
mengakhiri kegiatan
dengan doa
3. Penataan Berkas 1. Membersihkan dan Merapikan Berkas 1. Berkas dan 1. Nilai Akuntabilitas : Mewujudkan Visi Kegiatan ini
dan Dokumen pada dan Dokumen Dokumen -Kejelasan Target, KPU yaitu Menjadi termasuk nilai
Sub Bagian Umum 2. Melakukan pencatatan berkas dan tertata rapi dan memiliki sasaran yang Penyelenggara profesionalitas
serta Pengumpulan dokumen yang akan dilakukan teratur jelas sehingga melakukan yang mandiri, dimana kegiatan
Berkas yang akan pengarsipan 2. Dokumen tahapan yang sesuai Profesional, dan Pengumpulan
di lakukan 3. Melakukan pemindaian dan berdasarkan target berintegritas untuk berkas yang
pengarsipan pemisahan dokumen sesuai kategori urutan tanggal -Konsisten, memiliki terwujudnya akan di arsipkan

16
4. Memberi tanda pada masing-masing 3. Dokumen tujuan yang tetap dalam Pemilu yang Luber ini dilakukan
kategori dokumen yang akan diarsip berdasarkan proses melakukan dan Jurdildan dengan baik dan
kembali jenis dan kegiatan pengarsipan mewujudkan Misi benar
kategori 2. Nila Etika Publik : KPU yaitu
4. Dokumen -Cermat, melakukan meningkatkan
berdasarkan kegiatan dengan cermat dan kualitas
jenis dan jelas sesuai aturan yang ada penyelenggaraan
kategori yang 3. Nilai Nasionalisme : yang efektif dan
sudah diberi -Disiplin, disiplin dalam efisien, transparan,
tanda memisahkan berkas akuntabel serta
sehingga cepat dan tepat aksesibel.
 Dokumentasi -Jujur dan Amanah, dalam
melakukan pemisahan
dokumen, peserta bersikap
jujur dan amanah dalam
menata berkas-berkas
penting yang ada

4. Penggunaan 1. Melakukan pendaftaran dan registrasi 1. Memiliki Akun 1. Nilai Komitmen Mutu Mewujudkan Misi Kegiatan ini
Aplikasi pada aplikasi penyimpanan dokumen pada Aplikasi -Inovasi, mengandung KPU yaitu termasuk nilai
Pengarsipan 2. Melakukan Scanning dokumen yang One Drive nilai inovasi dmana meningkatkan profesionalitas
Dokumen Secara sudah di kategorikan 2. File tersimpan peserta berusaha kualitas pelayanan dimana kegiatan
Elektronik (One 3. Melakukan penginputan / di Komputer membuat terobosan dengan melakukan Pemasangan dan
Drive) penguploadan data dokumen-dokumen 3. Dokumen baru dengan aplikasi inovasi dalam Penggunaan
yang akan diarsip terinventarisir pengarsipan yang belum pelaksanaan tugas aplikasi
dengan baik di pernah dilakukan di Pengarsipan
aplikasi KPU Kabupaten Teluk dokumen ini
Wondama dilakukan
2. Nilai Akuntabilitas : dengan baik dan
-Kejelasan Target, benar
kegiatan jelas
dilaksankan sesuai
tujuan/target yang
ditentukan
3. (Berorientasi Mutu

17
:KomitmenMutu)
Mengelola aplikasi
dengan baik dan sesuai
dengan kegunaan
5. Evaluasi Hasil 1. Menyiapkan bahan evaluasi yang akan 1. Konsep Bahan 1.Nilai EtikaPublik Mewujudkan nilai Kegiatan ini
Aktualisasi disampaikan kepada pimpinan Evaluasi -Sopan, Konsultasi secara Misi KPU yaitu termasuk nilai
2. Menetapkan Waktu Pertemuan 2. Jadwal Sopan dan Jelas meningkatkan profesionalitas
3. Konsultasi dengan Pimpinan secara Pertemuan 2.Nilai Whole of kualitas pelayanan dimana kegiatan
sopan dan jelas. 3. Memperoleh Goverment (WoG), yang efektif, efisien Evaluasi ini
4. Menyiapkan waktu dan tempat. hasil Konsultasi adanya komunikasi dan dan transparan dilakukan
5. Mengevaluasi kualitasaplikasi yang terkait waktu konsultasi dengan dengan baik dan
telah digunakan evaluasi Pimpinan. benar
4. Tersedianya 3.Nilai KomitmenMutu:
tempat untuk -Efisiensi, Menyiapkan
melakukan waktu dan tempat dengan
kegiatan baik
evaluasi 4. Nilai Akuntabilitas :
5. Memperoleh -Kejelasan Target,
hasil dari Tercapainya hasil sesuai
penggunaan rancangan yang disiapkan
aplikasi selanjutnya siap di
(positif/negatif) evaluasi bersama

 Dokumentasi

18
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

2.1 Gambaran Umum Organisasi


Lokus pelaksanaan kegiatan Aktualisasi di Lapangan dilakukan pada lingkup
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama dalam hal ini pada Sub Bagian
Keuangan, Umum dan Logistik pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk
Wondama.Kabupaten Teluk Wondama adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua
Barat, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Rasiei. Kabupaten ini mulai terbentuk
pada tanggal 12 April 2003 sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Manokwari
berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2002.
KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang dibentuk sejak era
Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan Keppres No 16 Tahun
1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari unsur pemerintah dan Partai Politik. KPU
pertama dilantik Presiden BJ Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres
No 10 Tahun 2001, beranggotakan 11 orang, dari unsur akademis dan LSM. KPU kedua
dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada tanggal 11 April 2001.
KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007 yang
berisikan tujuh orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi, akademisi,
peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus Syamsulbahri yang urung
dilantik Presiden karena masalah hukum.
Untuk menghadapi pelaksanaan Pemilihan Umum 2009, image KPU harus
diubah sehingga KPU dapat berfungsi secara efektif dan mampu memfasilitasi
pelaksanaan Pemilu yang jujur dan adil. Terlaksananya Pemilu yang jujur dan adil
tersebut merupakan faktor penting bagi terpilihnya wakil rakyat yang lebih berkualitas,
dan mampu menyuarakan aspirasi rakyat. Sebagai anggota KPU, integritas moral sebagai
pelaksana pemilu sangat penting, selain menjadi motor penggerak KPU juga membuat
KPU lebih kredibel di mata masyarakat karena didukung oleh personal yang jujur dan
adil.
Tepat tiga tahun setelah berakhirnya penyelenggaraan Pemilu 2004, muncul
pemikiran di kalangan pemerintah dan DPR untuk meningkatkan kualitas pemilihan
umum, salah satunya kualitas penyelenggara Pemilu. Sebagai penyelenggara pemilu,
KPU dituntut independen dan non-partisan.

19
Untuk itu atas usul insiatif DPR-RI menyusun dan bersama pemerintah
mensyahkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu.
Sebelumnya keberadaan penyelenggara Pemilu terdapat dalam Pasal 22-E Undang-
undang Dasar Tahun 1945 dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu
DPR, DPD dan DPRD, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu
diatur mengenai penyelenggara Pemilihan Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi
Pemilihan Umum (KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat nasional
mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara
Pemilihan Umum mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sifat
tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara
berkesinambungan meskipun dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri
menegaskan KPU dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak
mana pun.
Perubahan penting dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu, meliputi pengaturan mengenai lembaga penyelenggara Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah; Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden; serta
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang sebelumnya diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan kemudian disempurnakan dalam 1 (satu)
undang-undang secara lebih komprehensif.

Gambar 2.1 Gedung Kantor dan Pegawai KPU Kabupaten Teluk Wondama

20
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama merupakan bagian dari
Komisi Pemilihan Umum yang bersifat tetap sebagai pelaksana kegiatan penyelenggara
Pemilihan Umum di tingkat Kabupaten/Kota. Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 dan sebagaimana diubah dalam Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum dan Undang - Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota menjadi Undang – Undang, adalah suatu Lembaga yang disebut Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang bersifat tetap dan hierarkis dengan Komisi
Pemilihan Umum dan Komisi Pemilihan Umum Provinsi.

2.2 Struktur Organisasi


Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 22 tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan KPU
No.6 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi
Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota.
Maka Susunan Organisasi Sekretariat KPU Kabupaten secara umum adalah sebagai
berikut :

Sumber. PeraturanKomisiPemilihanUmumNomor 22 tahun 2008

Dalam pelaksanaannya, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Teluk


Wondama di bantu oleh 4 (Empat) Kepala Sub Bagian, masing – masing :

21
1. Kepala Sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik
2. Kepala Sub Bagian Program dan Data
3. Kepala Sub Bagian Teknis Penyelenggara dan Hupmas
4. Kepala Sub Bagian Hukum

STRUKTUR ORGANISASI
SEKRETARIAT KOMISI PEMIILIHAN UMUM KABUPATEN TELUK WONDAMA

SEKRETARIS

HENRY JACKSON, S.Hut


NIP. 19750313 200811 1 001

KASUBBAG KASUBBAG KASUBBAG KASUBBAG


PROGRAM DAN DATA TEKNIS HUKUM DAN PENGAWASAN HUKUM DAN PENGAWASAN

GOLDA AGATHA, S. Kom THIMOTIUS ISIR, SH ADINATA MALEM K. SITEPU, SH ..............................................


NIP.19870219 200912 2 002 NIP.19760404 201012 1 001 NIP.19800513 200912 1 002 NIP.

STAF STAF STAF STAF

1. MARULAK PANJAITAN, S.Kom 1. BUDI KURNIAWAN, A.Md 1. ASTRY ROSADI, A.Md


NIP. 19891119 201903 1 010 NIP. 19930216 201903 1 006 NIP. 19790714 200912 2 001

2. SAUL ISAK S. NUNAKI, S.IP 2. MELINA MONICA GREFI, A.Md NOVI APRILIYANI, S.Sos.
NIP. 19911107 201903 2 015 2. MARTHEIN V. MARANI
NIP. 19910103 201903 1 005 NIP.19930503 201903 2 006 NIP. 19830731 200811 1 001

3. YUDA YAWAN
NIP. 19730112 200811 1 001

4. SRI LESTARI, SE
NIP. 19860428 201903 2 007

5. LIDWINA J. MANALU, A.Md


NIP. 19920812 201903 2 009

6. HERSINDY A. SERANG, SE
NIP. 19920806 201903 2 012

Gambar 4.2.2 Struktur Organisasi


KASUBBAG
KEUANGAN, UMUM, DAN LOGISTIK

.......................................
NIP.................................
22

STA
F
Sesuai dengan Pasal 181 s/d 185 Peraturan KPU Nomor 6 Tahun 2008, Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Teluk Wondama terdiri dari :

1. Sub Bagian Keuangan, Umumdan Logistik, mempunyai tugas mengumpulkan dan


mengolah bahan pelaksanaan anggaran, perbendaharaan, verifikasi, dan pembukuan
pelaksanaan anggaran, pelaksanaan urusan rumah tangga, perlengkapan, keamanan
dalam, tata usaha, pengadaan logistik Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, distribusi logistik Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, Presiden dan
Wakil Presiden, Kepala Daerah.

2. Subbagian Program dan Data, mempunyai tugas mengumpulkan dan mengolah


bahan rencana, program, anggaran pembiayaan kegiatan tahapan Pemilu dan Pemilu
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, kepegawaian, serta dokumentasi.

3. Sub Bagian Teknis Penyelenggara dan Hupmas, mempunyai tugas mengumpulkan


dan mengolah bahan teknis penyelenggaraan pemilu dan proses administrasi dan
verifikasi penggantian antar waktu anggota DPRD Kabupaten/Kota, pengisian
anggota DPRD Kabupaten/Kota pasca Pemilu, penetapan daerah pemilihan dan
pencalonan, dan penetapan calon terpilih Pemilu anggota DPRD Provinsi, dan Pemilu
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, penyuluhan, bantuan, kerjasama antar
lembaga, melaksanakan pelayanan informasi, serta pendidikan pemilih.

4. Subbagian Hukum, mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, pengkajian dan


penyelesaian sengketa hukum, penyuluhan peraturan yang berkaitan dengan Pemilu,
dan menyiapkan verifikasi faktual peserta Pemilu, serta administrasi keuangan, dan
dana kampanye.

23
2.3 Visi dan Misi
2.3.1 Visi
“Menjadi Penyelenggara Pemilu yang mandiri, profesional, dan berintegritas
untuk terwuudnya Pemilu yang Luber dan Jurdil.”

2.3.2 Misi
 Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemilu yang efektif dan efisien,
transparan, akuntabel, serta aksesibel;
 Meningkatkan integritas, kemandirian, kompetensi dan profesionalisme
penyelenggara Pemilu dengan mengukuhkan code of conduct penyelenggara
Pemilu;
 Menyusun regulasi dibidang Pemilu yang memberikan kepastian hukum,
progresif, dan partisipatif;
 Meningkatkan kualitas pelayanan Pemilu untuk seluruh pemangku
kepentingan;
 Meningkatkan partisipasi dan kualitas pemilih dalam Pemilu, Pemilih
berdaulat Negara kuat; dan
 Mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dalam
penyelenggaraan Pemilu

2.4 Tugas Pokok dan Fungsi


2.4.1 Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama memiliki tugas :
 Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu
 Memberikan dukungan teknis administratif
 Membantu pelaksanaan tugas KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan
Pemilu
 Membantu pendistribusian perlengkapan penyelenggraan Pemilu anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan
Wakil Presiden, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
 Membantu perumusan dan penyusunan Rancangan Keputusan KPU
Kabupaten/Kota

24
 Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan
pertanggungjawaban KPU Kabupaten/Kota
 Membantu pelaksanaan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

2.4.2 Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama memiliki fungsi:


 Penyusunan rencana dan program kerja serta laporan kegiatan KPU
 Pemberian dukungan administratif dan teknis penyelenggaraan Pemilu
 Pelaksanaan pengelolaan sumber daya manusia, ketatausahaan, perlengkapan
dan kerumahtanggaan dan pengelolaan keuangan di lingkungan KPU
 Fasilitasi penyusunan Rancangan Peraturan dan Keputusan KPU, bantuan
Hukum, dan fasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu
 Pelaksanaan dokumentasi hukum, hubungan masyarakat,dan kerjasama
dibidang penyelenggaraan Pemilu
 Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Sekretariat
Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
 Pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data, serta
penyusunan laporan kegiatan KPU
 Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi di
lingkungan Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat
KPU/Kabupaten Kota
 Pelaksanaan pengawasan internal di lingkungan Sekretariat Jendral KPU
 Fasilitasi pelaksanaan sistem pengendalian internal, dan
 Pelaksanaan dukungan yang bersifat substansif kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan KPU.

2.5 Nilai – Nilai Organisasi


Untuk mewujudkan sebuah lembaga penyelenggara Pemilu yang mandiri, profesional,
dan berintegritas untuk terwujudnya Pemilu yang Luber dan Jurdil, maka serangkaian
asas dan nilai dasar yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Pemilu menjadi panduan
bagi KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu dan individu yang menjadi bagian dari
KPU. Nilai-nilai tersebut antara lain :
 Mandiri
25
 Jujur
 Adil
 Berkepastian Hukum
 Tertib
 Terbuka
 Proporsional
 Profesional
 Akuntabel
 Efektif
 Efisien, dan
 Aksesibel

2.6 Role Model


Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan pada KPU Kabupaten Teluk
Wondama, Peserta memiliki dua role model yang dijadikan panutan dan inspirasi dalam
hal melaksanakan pekerjaan, memimpin maupun dalam mengambil suatu keputusan.
Beliau adalah Sekretaris di KPU Kabupaten Teluk Wondama yang bernama Bapak
Henry Jackson, S.Hut., yang selalu mengutamakan kepentingan staf-stafnya, serta selalu
menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Selanjutnya yaitu Senior di Sub
Bagian Umum KPU Kabupatien Teluk Wondama yang bernama Ibu Astry Rosadi,A.md,
yang telah memberikan contoh dan arahan tentang tertib administrasi dan mendorong
pegawainya untuk dapat lebih berkembang. Beliau berdua juga sangat membantu dan
mendukung penuh dalam pelaksnaan kegiatan aktualisasi.

26
BAB III
REALISASI AKTUALISASI

3.1 Realisasi Kegiatan dan Output


Dalam pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi tentang Mengoptimalkan Pengarsipan dan
Penataan Dokumen secara Elektronik pada Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama,
terdapat beberapa Kegiatan dan Tahapan Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai
tujuan dari Kegiatan Aktualisasi, adapun hal – hal tersebut yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1 Melaporkan Hasil Rancangan Aktualisasi dan Konsultasi bersama Pimpinan

3.1.1 Konsultasi bersama pimpinan mengenai rancangan program penataan


Dokumen/Arsip
1. Menyiapkan konsep prosedur penataan berkas
Sebelum melakukan pertemuan dengan Pimpinan/Mentor, Peserta membuat
konsep hal – hal apa saja yang akan dikonsultasikan dan dokumen apa saja
yang akan di lakukan pengarsipan.
Output : Konsep Penataan Berkas

2. Membuat jadwal pertemuan dengan pemimpin


Melakukan konsultasi dengan Peserta Latsar yang lain dan Pimpinan untuk
menentukan jadwal pertemuan – I terkait konsultasi dan pelaporan hasil
aktualisasi.
Output : Jadwal ditentukan, pertemuan dilakukan pada Hari Rabu Tanggal 9
Oktober 2019 bertempat di Ruang Kerja Pimpinan.

27
3. Melakukan konsultasi dengan pimpinan secara sopan
Bertemu Pimpinan, menyerahkan surat Pemberitahuan Ijin Aktualisasi dari
BPSDM dan menyampaikan secara sopan hal – hal terkait rencana penaataan
berkas dan dokumen secara Elekronik yang ada pad Sub Bagian Umum yang
menjadi pokok kegiatan Aktualisasi Peserta.
Output : Memperoleh saran dan masukan serta konsep awal, yang dirancang
bersama Pimpinan.
4. Melaporkan hasil aktualisasi kepada atasan/mentor
Menjelaskan manfaat dan kegunaan serta tujuan dari Aktualisasi yang akan
dilaksanakan pada Sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik.
Output : Memperoleh Persetujuan dan Dukungan dari Pimpinan untuk
pelaksanaan aktualisasi di Tempat Kerja.

3.1.2 Pengenalan Prosedur Pengarsipan dan Penataan Dokumen secara


Elektronik kepada Pegawai Sub Bagian Umum

Gambar 3.1.2 (a) Melakukan Konsultasi dan Pengenalan Aplikasi kepada Senior di Sub Bagian
Keuangan, Umum dan Logistik

1. Membuat konsep tentang aplikasi


Peserta membuat konsep tentang aplikasi yang akan di gunakan kepada Senior
di Bagian Umum.
Output : Konsep Aplikasi

28
2. Memberitahukan kepada pimpinan Sub Bagian Umum tentang
pengenalan Aplikasi dan Prosedur Penataan Arsip secara Elektronik
Menjelaskan tentang Aplikasi yang akan digunakan serta melakukan
konsultasi tentang berkas dan dokumen apa saja yang sebaiknya dapat
dilakukan.
Output :Mendapat persetujuan dari pimpinan Sub Bagian Umum

3. Melaksanakan pengenalan aplikasi kepada Pegawai Sub Bagian Umum


KPU Kabupaten Teluk Wondama
Setelah melakukan konsultasi dengan Senior di Bagian Umum, Peserta
memberikan pengenalan aplikasi kepada rekan kerja/pegawai sesama Sub
Bagian Umum
Output : Mendapat feedback dari pimpinan dan pegawai terkait pengenalan
aplikasi

Gambar 3.1.2 (b) Memberikan Penjelasan dan Pengenalan Aplikasi terhadap Staf Sub Bagian
Umum

29
3.1.3 Penataan Berkas dan Dokumen pada Sub Bagian Umum serta Pengumpulan
Berkas yang akan di lakukan pengarsipan

Gambar 3.1.3 (a) Berkas – berkas dan dokumen sebelum dilakukan penataan

Gambar 3.1.3 (b) Melakukan penataan berkas dan dokumen

1. Membersihkan dan Merapikan Berkas dan Dokumen


Peserta melakukan pembersihan dan penataan berkas-berkas dan dokumen
yang ada pada Sub Bagian Umum, sehingga lebih tertata rapi dan terurut
sesuai kategorinya masing – masing.
Output : Berkas dan Dokumen tertata rapi dan teratur

30
Gambar 3.1.3 (c) Berkas dan Dokumen setelah dilakukan penataan, lebih rapi dan teratur

2. Melakukan pencatatan berkas dan dokumen yang akan dilakukan


pengarsipan
Peserta melakukan pencatatan dokumen apa saja yang akan dilakukan
pengarsipan sehingga memudahkan dalam proses pemindaian dan scanning
nantinya.
Output : Peserta mencatat dokumen sesuai urutan tanggal

Gambar 3.1.3 (c) Melakukan pencatatan dan pemindaian dokumen yang akan di lakukan
pengarsipan (scanning)

31
3. Melakukan pemindaian dan pemisahan dokumen sesuai kategori
Peserta melakukan pemindaian dan pemisahan terhadap dokumen – dokumen
yang akan dilakukan scaning untuk dilakukan pengarsipan pada aplikasi One
Drive antara lain Arsip Pegawai Organik, Surat Masuk dan Surat Keluar.
Output : Memperoleh dokumen berdasarkan jenis dan kategorinya

Gambar 3.1.3 (d) Dokumen yang sudah di Kategorikan dan dipisahkan berdasarkan kategori

4. Memberi tanda pada masing-masing kategori dokumen yang akan


diarsip kembali
Peserta memisahkan dokumen yang akan di scan berdasarkan Nama, Asal, dan
Tujuan Surat/Dokumen.
Output : Memperoleh dokumen berdasarkan jenis dan kategorinya dan sudah
diberi tanda

3.1.4 Penggunaan Aplikasi Pengarsipan Dokumen Secara Elektronik (One Drive)


1. Melakukan pendaftaran dan registrasi pada aplikasi penyimpanan
dokumen
Peserta melakukan registrasi pada Aplikasi One Drive dibantu oleh rekan
kerja Sub Bagian Program dan Data, membuat Akun dan melakukan
registrasi online.
Output : Memiliki akun pada aplikasi One Drive

32
Gambar 3.1.4 (a) Dibantu oleh rekan kerja bagian Program dan Data, melakukan pendaftran
dan registrasi pada aplikasi

2. Melakukan Scanning dokumen yang sudah di kategorikan


Peserta melakukan scanning dokumen yang akan di arsipkan pada aplikasi,
berdasarkan kategori yang sudah dipisahkan.
Output : File tersimpan di Komputer

Gambar 3.1.4 (b) Melakukan Scanning dokumen berdasarkan kategori

33
3. Melakukan penginputan / penguploadan data dokumen-dokumen yang
akan diarsip
Setelah melakukan scanning dan berkas telah tersimpan di Komputer, Peserta
melakukan penguploadan dokumen yang telah discan, berurutan sesuai
kategori yang ada.
Output : Dokumen terinventarisir dengan baik pada aplikasi One Drive

Gambar 3.1.4 (c) Dokumen yang telah diupload pada aplikasi One Drive

34
3.1.5 Evaluasi Hasil Aktualisasi
1. Menyiapkan bahan evaluasi yang akan disampaikan kepada pimpinan
Sebelum melakukan pertemuan dengan Pimpinan, Peserta menyiapkan
materi/bahan evaluasi terkait aktualisasi yang akan disampaikan kepada
Pimpinan.
Output : Konsep Bahan Evaluasi

2. Menetapkan Waktu Pertemuan


Peserta mencari waktu yang tepat dan menentukan waktu pertemuan bersama
pimpinan.
Output : Waktu pertemuan telah ditentukan

3. Konsultasi dengan Pimpinan secara sopan dan jelas.


Peserta melakukan pertemuan dengan Pimpinan dan melakukan konsultasi
dengan pimpinan terkait waktu untuk pertemuan. (koordniasi dilakukan
dengan sopan via telepon karena Pimpinan tidak berada ditempat)
Output : Memperoleh hasil konsultasi terkait waktu pertemuan dengan
pimpinan.

4. Menyiapkan waktu dan tempat.


Setelah mendapat jadwal yangh pasti, peserta menyiapkan tempat untuk
dilakukan pertemuan bersama Pimpinan.
Output :Waktu dan Tempat telah disiapkan

5. Mengevaluasi kualitas aplikasi yang telah digunakan


Peserta melakukan pertemuan bersama Pimpinan bersama – sama dengan
Peserta lainnya, terkait keterbatasan waktu Pimpinan yang harus
melaksanakan Tugas Dinas, sehingga evaluasi dilakukan secara serentak di
Aula Audio Visual KPU Kabupaten Teluk Wondama pada hari Senin, 11
November 2019. Pada pertemuan tersebut setiap peserta melakukan persentasi
terkait capaian hasil akhir kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan dan
menyampaikan laporan serta hasil kepada Pimpinan.

35
Output : Memperoleh hasil akhir terkait Penggunaan Aplikasi Pengarsipan
yang di nilai baik dan positif oleh Pimpinan karena memiliki manfaat
bagi kelancaran tugas pada Sub Bagian Keuangan, Umum dan
Logistik.

Gambar 3.1.5 Evaluasi Akhir Aktualisasi

36
3.2 Realisasi Aktualisasi dan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Semua rangkaian Kegiatan Aktualisasi yang Peserta lakukan, memiliki keterkaitannya
masing – masing dengan Substansi Mata Pelatihan yaitu nilai – nilai ANEKA dan Nilai
Manajemen ASN, Pelayanan Pubik dan Whole of Goverment (WoG).
3.2.1 Konsultasi bersama pimpinan mengenai rancangan program penataan
Dokumen/Arsip
Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat nilai – nilai mata pelatihan yang
terkait, yaitu :
1. Nilai Akuntabilitas:
 Tanggung jawab, Peserta bertanggung jawab terhadap rancangan program
yang mau dibuat untuk dikonsultasikan terlebih dulu
 Kejelasan Target, membuat jadwal pasti dengan pimpinan
2. Nilai Nasionalisme : Religius, mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan
doa
3. Nilai Etika Publik :
 Sopan, dengan sopan melakukan konsultasi dengan pimpinan
4. Nilai Komitmen Mutu, mengatur jadwal dan melakukan konsultasi secara
efektif dan efisien (memanfaatkan waktu)
5. Nilai Anti Korupsi
6. WoG (Whole of Goverment), yaitu adanya komunikasi dan hubungan yang
baik antara atasan dan bawahan

3.2.2 Pengenalan Prosedur Pengarsipan dan Penataan Dokumen secara


Elektronik kepada Pegawai Sub Bagian Umum
Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat nilai – nilai mata pelatihan yang
terkait, yaitu :
1. Nilai Akuntabilitas :
 Transparan, terbuka kepada seluruh pegawai tentang rancangan yang akan
dilakukan
2. Nilai Nasionalisme :
 Religius, mengawali dan mengakhiri kegiatan dengan doa
3. Nilai Etika Publik :Cermat, peserta cermat dalam hal memberi penjelasan
terkait aplikasi yang dikenalkan

37
4. Nilai Komitmen Mutu :
 Efisiensi, Terciptanya suatu kegiatan yang menghasilkan Efisisensi Waktu
 Efektivitas, Adanya jadwal yang tersusun dan terorganisir menghasilkan
suatu kegiatan yang efektif dan efisien
5. Nilai Anti Korupsi
6. Nilai Manajemen ASN, dimana peserta melakukan komunikasi dengan
pimpinan dan sesama pegawai mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan

3.2.3 Penataan Berkas dan Dokumen pada Sub Bagian Umum


sertaPengumpulanBerkas yang akan dilakukan pengarsipan
Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat nilai – nilai mata pelatihan yang terkait,
yaitu :
1. Nilai Akuntabilitas :
 Kejelasan Target, memiliki sasaran yang jelas sehingga melakukan tahapan
yang sesuai target
 Konsisten, memiliki tujuan yang tetap dalam proses melakukan kegiatan
pengarsipan
2. Nilai Etika Publik :Cermat, melakukan kegiatan dengan cermat dan jelas
sesuai aturan yang ada
3. Nilai Nasionalisme :
 Disiplin, disiplin dalam memisahkan berkas sehingga cepat dan tepat
 Jujur dan Amanah, dalam melakukan pemisahan dokumen, peserta bersikap
jujur dan amanah dalam menata berkas-berkas penting yang ada

3.2.4 Penggunaan Aplikasi Pengarsipan Dokumen Secara Elektronik (One Drive)


Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat nilai – nilai mata pelatihan yang terkait,
yaitu :
1. Nilai Komitmen Mutu Inovasi, mengandung nilai inovasi dimana peserta
berusaha membuat terobosan baru dengan aplikasi pengarsipan yang belum
pernah dilakukan di KPU Kabupaten Teluk Wondama
2. Nilai Akuntabilitas : Kejelasan Target, kegiatan jelas dilaksankan sesuai
tujuan/target yang ditentukan

38
3. (Berorientasi Mutu : Komitmen Mutu) Mengelola aplikasi dengan baik dan
sesuai dengan kegunaan

3.2.5 Evaluasi Hasil Aktualisasi


Dalam melaksanakan kegiatan ini, terdapat nilai – nilai mata pelatihan yang
terkait, yaitu :
1. Nilai Etika Publik -Sopan, konsultasi secara Sopan dan Jelas
2. Nilai Whole of Goverment (WoG), adanya komunikasi dan konsultasi dengan
Pimpinan.
3. Nilai Komitmen Mutu : Efisiensi, Menyiapkan waktu dan tempat dengan baik
4. Nilai Akuntabilitas : Kejelasan Target, Tercapainya hasil sesuai rancangan
yang disiapkan selanjutnya siap di evaluasi bersama

3.3 Realisasi Aktualisasi dan Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
Kegiatan yang dilaksanakan, memiliki kontribusi terhadap visi dan misi KPU sebagai
Organisasi Tempat Peserta melaksanakan Aktualisasi.
3.3.1 Konsultasi bersama pimpinan mengenai rancangan program penataan
Dokumen/Arsip
Mewujudkan Misi KPU yaitu meningkatkan kualitas penyelenggaraan yang efektif dan
efisien, transparan, akuntabel, serta aksesibel.

3.3.2 Pengenalan Prosedur Pengarsipan dan Penataan Dokumen secara


Elektronik kepada Pegawai Sub Bagian Umum
Sesuai misi KPU, kegiatan ini mewujudkan misi
a. Efisien, terciptanya suatu kegiatan yang menghasilkan penghematan waktu
b. Transparan, bersifat terbuka kepada seluruh pegawai tentang inovasi yang
akan dilakukan
c. Partisipatif, mengikutsertakan sesama pegawai untu turut serta dalam
kegiatan

3.3.3 Penataan Berkas dan Dokumen pada Sub Bagian Umum serta Pengumpulan
Berkas yang akan di lakukan pengarsipan
Mewujudkan Visi KPU yaitu Menjadi Penyelenggara yang mandiri, Profesional,
dan berintegritas untuk terwujudnya Pemilu yang Luber dan Jurdil dan

39
mewujudkan Misi KPU yaitu meningkatkan kualitas penyelenggaraan yang
efektif dan efisien, transparan, akuntabel serta aksesibel.

3.3.4 Penggunaan Aplikasi Pengarsipan Dokumen Secara Elektronik (One Drive)


Mewujudkan Misi KPU yaitu meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan
inovasi dalam pelaksanaan tugas

3.3.5 Evaluasi Hasil Aktualisasi


Mewujudkan nilai Misi KPU yaitu meningkatkan kualitas pelayanan yang efektif, efisien
dan transparan.

3.4 Realisasi Aktualisasi dan Penguatan Nilai – Nilai Organisasi


Rangkaian Kegiatan Aktualisasi yang dilakukan mengandung nilai Profesionalitas,
dimana semua rangkaian kegiatan yang meliputi :
1. Konsultasi bersama pimpinan mengenai rancangan program
penataanDokumen/Arsip
2. Pengenalan Prosedur Pengarsipan dan Penataan Dokumen secara Elektronikkepada
Pegawai Sub Bagian Umum
3. Penataan Berkas dan Dokumen pada Sub Bagian Umum serta Pengumpulan Berkas
yang akan di lakukan pengarsipan
4. Penggunaan Aplikasi Pengarsipan Dokumen Secara Elektronik (One Drive)
5. Evaluasi Hasil Aktualisasi

dilakukan secara profesional dengan baik dan benar sesuai tahapannya masing – masing.

40
BAB IV
ANALISA

4.1 Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi


Dalam melaksanakan aktualisasi terdapat faktor – faktor yang mendukung
terlaksanannya kegiatan dimaksud yang dilaksanakanpada Sekretariat Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Teluk Wondama, sehingga kegiatan aktualisasi ini dapat dilaksanakan
dengan baik. Adapun faktor – faktor pendukung tersebut antara lain :
1. Dukungan dan Semangat yang diberikan oleh Pimpinan Sekretariat KPU Kabupaten
Teluk Wondama selaku Mentor, sehingga dalam melaksanakan kegiatannya Peserta
lebih semangat dan percaya diri.
2. Dukungan, Bantuan dan Motivasi yang selalu diberikan oleh seluruh staf di
Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama, baik itu dalam proses pengumpulan
berkas dan data – data yang diperlukan, maupun dalam proses penyusunan laporan
aktualisasi sehingga semuanya dapat terlaksana dengan baik.
3. Lingkungan Kerja (Lokus) yang mendukung proses aktualisasi, khusunya seluruh
Staf Sub bagian Umum yang selalu membantu dalam kegiatan aktualisasi mulai dari
awal hingga akhir setiap kegiatan yang dilaksanakan.

4.2 Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi


Dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi terdapat juga beberapa hal yang menjadi
faktor – faktor penghambat, antara lain :
1. Selama kurun waktu ±30 hari selama proses kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan,
Pimpinan selaku mentor jarang berada ditempat (Dinas Luar) sehingga terkadang
Peserta mengalami kesulitan dalam melakukan konsultasi secara langsung. Namun,
semua dapat terlaksana dengan baik karena Peserta masih bisa tetap berkomunikasi
dan konsultasi dengan pimpinan lewat telepon.
2. Pemadaman Listrik yang sering sekali terjadi di Kabupaten Teluk Wondama, bahkan
hingga 4 hari lamanya terjadi pemadaman listrik. Hal ini menjadi salah satu faktor
penghambat terbesar dalam proses penyusunan laporan aktualisasi karena
keterbatasan listrik.

41
3. Cuaca yang buruk (hujan) yang juga berpengaruh terhadap jaringan komunikasi dan
internet yang sempat terputus selama beberapa hari, sehingga menghambat Peserta
untuk memperoleh data – data tambahan yang dibutuhkan selama proses penyusunan
laporan aktualisasi.

4.3 Dampak Positif dan Negatif


Dalam Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi, ada dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan antara lain :
1. Dampak Positif
a. Bagi Peserta
Peserta dapat lebih bertanggung jawab dalam melaksankan tugas yang
diberikan terutama dalam pelaksanaan aktualisasi, sehingga Peserta juga dapat
menerapkan nilai – nilai ANEKA dengan baik yang tentunya memiliki nilai
positif bagi diri pribadi peserta.
b. Bagi Organisasi
Setiap kegiatan yang dilakukan Peserta dalam Aktualisasi memberikan
dampak positif bagi Organisasi diantaranya, berkas dan dokumen diatur dan
ditata dengan lebih rapi serta adanyakemajuan dalam hal pengarsipan berkas
yang dapat dilakukan secara elektronik sehingga lebih memudahkan kinerja
pegawai.

2. Dampak Negatif
a. Bagi Peserta
Apabila semua tahapan kegiatan tidak dilaksanakan dengan baik sesuai nilai –
nilai ANEKA maka kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan tidak akan tercapai
dengan maksimal. Dan apabila peserta tidak memiliki kesadaran diri untuk
melakukan inovasi, maka digitalisasi dalam pengarsipan tidak dapat diaplikasikan
dengan baik di Tempat Kerja.
b. Bagi Organisasi
Apabila tidak ada digitalisasi dalam pengarsipan, maka proses pengarsipan hanya
akan dilakukan secara manual dan tidak ada cadangan data, sehingga resiko
kehilangan atau rusak akan lebih tinggi.

42
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Penataan Arsip adalah kegiatan mengatur dan menyusun arsip dalam suatu tatanan yang
sistematis dan logis, menyimpan serta merawat arsip untuk digunakan secara aman dan
ekonomis.Untuk itu, melalui kegiatan aktualisasi ini peserta melakukan penataan dan
pengaturan arsip secara sistematis sehingga memudahkan proses pencarian berkas. Selain
itu, melalui kegiatan ini peserta melakukan inovasi dalam pengarsipan yang dilakukan
secara digital/elektronik sehingga lebih memudahkan kinerja pegawai serta dengan
adanya digitalisasi arsip, keamanan arsip lebih terjaga, tidak mudah rusak dan hilang.
Selain itu, dengan adanya digitalisasi arsip juga dapat menghemat tempat penyimpanan
berkas sehingga lebih efektif dan efisien. Dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN
(ANEKA) dalam proses penataan arsip di Sekretariat Kabupaten Teluk Wondama,
hasilnya menjadi lebih baik, efektif dan efisien bagi para ASN di Sekretariat Kabupaten
Teluk Wondama khususnya pada Sub Bagian Keuangan, Umum, dan Logistik.

5.2 Saran
Saran yang Peserta sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Kepada Pimpinan Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama, agar senantiasa
memberikan motivasi dan semangat untuk membantu meningkatkan semangat kerja
pegawai yang meningkatkan kinerja pegawai. Serta dapat senantiasa memberikan
arahan kepada semua pegawai di lingkungan kerja agar dapat lebih tertib dalam
penataan dokumen dan arsip yang ada pada setiap sub bagian.
2. Kepada Seluruh Pegawai khususnya staf Sub Bagian Keuangan, Umum dan Logistik
Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama, agar dapat lebih tertib dalam penataan
dan pengaturan berkas sesuai dengan jenis dan kategori. Senantiasa menjaga
kerapihan berkas agar juga dapat memudahkan ketika dilakukan pencarian berkas
yang dibutuhkan. Dan semoga, dengan digitalisasi yang dilakukan ini dapat memberi
kemudahan bagi semua staf untuk turut serta dalam digitalisasi pengarsipan sehingga
lebih memudahkan dalam bekerja.

43
3. Kepada Panitia Diklatsar CPNS KPU Tahun 2019 atau BPSDM selaku
penyelenggara, peserta berharap agar dapat terus mengembangkan pelatihan dan
bimbingan yang berkualitas kepada peserta diklat agar dapat diimplementasikan di
dunia kerja sesuai dengan nilai – nilai ANEKA.
4. Kepada Peserta Diklatsar khususnya Penulis, agar dapat terus menerapkan
profesionalisme dalam bekerja sesuai dengan nilai – nilai ANEKA di lingkungan
Tempat kerja masing – masing.

44
DAFTAR PUSTAKA

Modul Digitalisasi Kearsipan oleh Drs. Banu Prabowo, M.Si

Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN

https://id.m.wikipedia.org/Komisi_PemilihanUmum

https://suparlan.org/AnekaNilainilai

Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2008 tentang Perubahan Peraturan KPU Nomor 6 Tahun
2008

45
LAMPIRAN

46
BIODATA PESERTA LATSAR

Peserta lahir di Kupang pada tanggal 6 Agustus 1992 dari Ayah bernama Semuel
Serang dan Ibu Johana Foenale. Penulis dibesarkan di Kupang dan mengikuti pendidikan
Sekolah Dasar (SD) SDN Maulafa pada tahun 1998 – 2004 , kemudian melanjutkan pada
Sekolah Menengah Pertama (SMP) SMPN 2 Kupang tahun 2004 – 2007, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) pada SMA Kristen Mercusuar Kupang tahun 2007 – 2010 dan pada
tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada Perguruan Tinggi Swasta yaitu Universitas
Katolik Widya Mandira Kupang dan selesai pada tahun 2014 dengan gelar Sarjana Ekonomi
(SE). Saat ini Peserta bekerja pada Sekretariat KPU Kabupaten Teluk Wondama sejak tahun
2019 dan sementara mengikuti Pendidikan Latihan Dasar CPNS di Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Papua Barat.

47

Anda mungkin juga menyukai