TENTANG
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
BUPATI KEEROM,
dan
BUPATI KEEROM
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
(1) Kewajiban memiliki SIUP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dikecualikan terhadap :
a. perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di luar bidang
perdagangan;
b. kantor cabang atau kantor perwakilan;
c. perusahaan ...
-4-
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
BAB III
KEWENANGAN DAN PEMBINAAN
Pasal 9
BAB IV
PERSYARATAN PENERBITAN SIUP
Pasal 10
(1) SP-SIUP diajukan kepada Pejabat Penerbit SIUP dengan mengisi formulir
serta melampirkan persyaratan sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah
ini.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. data identitas pemohon;
b. data identitas perusahaan;
c. legalitas perusahaan;
d. kekayaan bersih dan saham; dan
e. kegiatan usaha.
(3) SP-SIUP baru atau perubahan ditandatangani oleh pemilik atau
penanggungjawab perusahaan perdagangan diatas materai.
BAB V
TATA CARA PENERBITAN SIUP
Pasal 11
(1) Pejabat penerbit SIUP menerbitkan SIUP paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak diterimanya SP-SIUP dan dokumen persyaratan
dinyatakan lengkap dan benar dengan menggunakan formulir
sebagaimana tercantum dalam Lampiran peraturan daerah ini, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. warna hijau untuk SIUP Mikro;
b. warna putih untuk SIUP Kecil;
c. warna biru untuk SIUP Menengah; dan
d. warna kuning untuk SIUP Besar.
(2) Dalam hal SP-SIUP dan dokumen persyaratan dinilai belum lengkap dan
benar, pejabat penerbit SIUP membuat surat penolakan penerbitan
kepada Pemohon paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
penerimaan.
c. Pemohon ...
-6-
Pasal 12
Pasal 13
(1) Pemilik SIUP yang akan membuka kantor cabang atau perwakilan
perusahaan, wajib melapor secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP
setempat dengan melampirkan persyaratan.
(2) Paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak pengajuan permohonan,
Pejabat Penerbit Izin mencatat dalam buku register pembukaan kantor
cabang atau perwakilan perusahaan dan membubuhkan tandatangan
dan cap stempel pada halaman depan fotocopy SIUP Perusahaan.
(3) Pemilik SIUP yang membuka kantor cabang atau perwakilan yang tidak
melapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi
administratif berupa teguran tertulis.
Pasal 14
Pasal 15
(1) Dalam hal SIUP hilang atau rusak pemilik atau penanggungjawab
perusahaan perdagangan wajib mengajukan permohonan penggantian di
tempat kedudukan perusahaan.
(2) Paling lama 3 (tiga) hari terhitung pengajuan penggantian Pejabat
Penerbit SIUP menerbitkan SIUP Pengganti.
(3) pemilik atau penanggungjawab perusahaan yang tidak mengajukan
permohonan penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenakan sanksi administratif berupa:
a. teguran lisan;
b. peringatan tertulis: dan/atau
c. penutupan sementara tempat Usaha.
Pasal 16 ...
-7-
Pasal 16
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN PEMILIK SIUP
Pasal 17
Pasal 18
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 19
(1) Pemilik SIUP yang tidak melakukan kegiatan usaha selama 6 (enam)
bulan berturut-turut, atau menutup perusahaannya wajib
menyampaikan laporan secara tertulis kepada Pejabat Penerbit Izin
disertai alasan penutupan dan mengembalian SIUP asli.
(2) Terhadap laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Penerbit
Izin mengeluarkan Keputusan Penutupan Perusahaan.
BAB VIII
PENYIDIKAN
Pasal 20
(1) Selain penyidik Polri, PPNS Daerah diberi kewenangan untuk melakukan
penyidikan terhadap pelanggaran peraturan daerah ini.
(2) Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya
tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah;
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil ...
-8-
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten
Keerom Nomor 05 Tahun 2007 tentang Surat Izin Usaha Perdagangan
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24 ...
-9-
Pasal 24
Ditetapkan di Arso
pada tanggal 4 November 2013
BUPATI KEEROM,
CAP/TTD
YUSUF WALLY
Diundangkan di Arso
pada tanggal 11 November 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEEROM,
CAP/TTD
PETRUS SOLOSSA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM
NOMOR 13 TAHUN 2013
TENTANG
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
I. UMUM
Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif guna mendorong
peningkatan investasi, perlu didukung dengan penyelenggaraan
pelayanan penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan yang prima kepada
dunia usaha. Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan sebagai legalitas
usaha di bidang perdagangan, perlu diberikan kemudahan, keseragaman
dan ketertiban sehingga dapat meningkatkan kelancaran pelayanan
publik.
Penerbitan SIUP sebagai dasar hukum dari suatu usaha di bidang
perdagangan, perlu diberikan kemudahan, keseragaman, dan ketertiban
sehingga dapat meningkatkan kegairahan di bidang usaha perdagangan.
Peran Pemerintah daerah untuk melakukan pembaharuan hukum
dengan merubah ketentuan yang terdapat dalam peraturan daerah
tentang Surat Izin Usaha Perdagangan yang disesuaikan dengan
perkembangan dunia usaha merupakan kunci dari pertumbuhan
ekonomi di daerah Kabupaten Keerom.
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
- 12 -
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasla 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
- 13 -
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Cukup jelas
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Cukup jelas
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas