Konsep Pengelolaan Basisdata Spasial Sig
Konsep Pengelolaan Basisdata Spasial Sig
GIS)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Level View
Level fisik merupakan tingkatan terendah di dalam abstraksi data yang menunjukka n
bagaimana sesungguhnya datanya disimpan. Pada level ini, setiap pengguna dapat melihat data
sebagai gabungan struktur berikut datanya sendiri. Pada level ini, pengguna juga akan
mengetahui bagaimana representasi fisik dari penyimpanan dan pengorganisasian data sebagai
teks (karakter atau string), angka (bilangan), atau sebagai kumpulan bit-bit data semata.
Level konseptual menggambarkan data apa saja (entitas) yang sebenarnya (secara
fungsional) disimpan di dalam basis data beserta hubungan (relasi-relasi) antar entitas yang
terdapat di dalamnya. Para pengguna (perancang) yang berada pada level ini akan mengeta hui,
sebagai contoh, bahwa data (beberapa atribut) mengenai penjualan disimpan atau
direpresentasikan di dalam tabel-tabel (files) barang, produksi, keuangan,marketing, dan lain
sejenisnya.
Level view merupakan tingkat tertinggi. Pada level ini, para pengguna hanya mengena l
struktur data yang sederhana dan sangat berorientasi pada pengguna yang bersangkutan semata.
Data yang dikenal oleh masing-masing pengguna pada level ini (misalnya bagian marketing,
keuangan, atau produksi) kemungkinan besar akan berbeda saatu sama lainnya dan hanya
mencakup sebagian dari basis data keseluruhan.
2.2.4 Enterprise
Enterprise adalah bagian (dari) dunia nyata (objek [yang dianggap] penting) dan
dimodelkan menggunakan basisdata. Bentuk enterprise dapat berupa badan hukum atau
individu yang menjalankan tugas -tugasnya sehubungan dengan aktivitas sehari- hari. Sebagai
contoh, enterprise dapat berupa objek-objek atau institusi yang penting seperti halnya
perpustakaan, sekolah perumahan, rumah sakit, bank dan lain sejenisnya.
Sebuah apotik juga merupakan sebuah enterprise yang tugas-tugasnya antara lain
melibatkan pembelian bahan baku, peracikan dan penjualan obat-obatan. Dengan demikia n,
yang dapat disebut sebagai enterprise adalah objek-objek penting, organisasi, proses yang
bekerja pada suatu sistem, atau bahkan sistem itu sendiri.
2 Mahasiswa
Nim Nomor Iduk Karakter [8]
NamaMhs Nama Lengkap Karakter [25]
3 Gedung
KodeGe No Pengenal Karakter [2]
NamaGe Nama Lengkap Karakter [15]
4 Lantai
LuasLt Luas (meter-Persegi) Numerik [5]
KapaLt Kapasitas total (orang) Numerik [5]
5 Ruangan
NamaRu Nama Ruangan Karakter [15]
LuasRu Luas Ruangan (meter persegi) Numerik [5]
6 Mata kuliah
Kode MK Nomor atau nomor pengenal mata kuliah Karakter [8]
Bobot MK Bobot (SKS) matakuliah Numerik [1]
7 Nilai MK
NIM Nomor Induk Mahasiswa Karakter [8]
Nilai Nilai akhir mata kuliah: A,B,C,D.E Karakter [1]
2.2.8 Aplikasi
Aplikasi (program) merupakan (kumpulan) tugas khusus yang akan dijalankan pada
enterprise yang bersangkutan baik secara otomatis maupun semi otomatis. Berikut adalah
beberapa contoh aplikasi yang dimiliki oleh enterprise:
1. Perusahaan ansuransi: Melakukan pemeliharaan data-data pembayaran, klaim, dan keuntunga n
2. Perusahaan telekomunikasi: menentukan (memeriksa) lokasi dimana saja (rumah kabel dan
distribution point [DP]) yang masih dapat melayani sambungan telepon ke pelanggan baru
yang posisinya diketahui
c. Query Processor
Menerjemahkan pernyataan-pernyataan bahasa query (SQL) ke dalam instruksi low level yang
dimengerti oleh data base manager
d. DML Precompiler
Merenovasi pernyataan-pernyataan DML yang dimasukkan di dalam program aplikasi ke
dalam pemanggilan prosedur normal di dalam bahas ainduknya. Precompiler jharus
berinteraksi dengan query processor untuk membuat kode-kode yang diperlukan
e. DDl Compiler
Mengonversi pernyataan DDl ke dalam sekumpulan tabel yang mengandung metadata
Sebagai tambahan, beberapa struktur juga diperlukan sebagai bagian dari implementas i
system fisik (tabel basis data). Struktur-struktur tersebut mencakup:
- File data: yang menyimpan basis data itu sendiri
- Kamus Data: yang menyimpan metadata mengenai struktur basis data
- File indeks: Yang digunakan untuk mendukung pengaksesan data dengan cepat
2. Hierarchical
Model ini sering disebut sebagai model pohon atau hirarki karena mirip dengan struktur pohon
terbalik. Model ini menggunakan pola hubungan parent-child. Setiap simpul menyatakan
sekumpulan field. Suatu simpul yang memiliki simpul lain yang berada dibawahnya disebut
parent. Sedangkan setiap simpul yang memiliki hubungan dengan simpul lain yang berada
diatasnya disebut child. Setiap parent dapat memiliki child lebih dari satu, sementara setiap
child hanya memiliki satu parent yang disebut sebagai root, sedangkan simpul yang tidak
memiliki child (bagian bawah) disebut sebagai leaf.
3. Network
Model ini sering disebut juga sebagai model DBTG (database task group) atau CODASYL
(conference on data systems languages) karena model ini telah distandarisasikan oleh BTDG
(yang merupakan bagian dari CODASYL) pada 1971. Model ini sangat mirip dengan model
hirarki, tetapi pada model ini setiap child dapat memiliki lebih dari satu parent. Dengan
demikian, baik parent maupun child memiliki relasi (N—M) atau sebaliknya.
4. Relational
Model ini terdiri dari tabel-tabel (data direpresentasikan dalam tabel yang terdiri dari baris-
baris dan kolom-kolom) ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai penghubung relasiona l
antar tabel.
2. Kunci
Kunci memiliki satu relasi adalah bagian (subset) dari atribut-atribut yang memiliki ciri- cir i
seperti:
a. Dapat diindentifikasi secara unik: nilai data (isi) milik setiap field kunci tidak ada yang sama
(unik) untuk setiap tuple nya. Dengan kata lain, atribut ini dapat mengidentifikasi secara unik
suatu kejadian tertentu dari sebuah entity.
b. Non-redudancy: tidak ada satu atribut kunci-pun yang dapat dihapus tanpa terlebih dahulu
merusak keunikan atribut kunci.
Atribut-atribut yang memiliki ciri umum seperti diatas dapat disebut juga sebagai
candidate key. Candidate key yang akhirnya mewakili setiap kejadian dari suatu entitas disebut
sebagai kunci primer (primery key). Candidate key yang todak terpilih disebut alternet key.
3. Query
Beberapa terminologi yang terkait dengan query yang dimiliki oleh model basis data relasiona l
adalah:
a. Data Defenition Language (DLL) yang digunakan untuk menentukan data-data mana saja yang
akan disimpan dalam basis data dan mementukan bagaimana data-data tersebut direlasikan.
b. Data Manipulation Language (DML) digunakan untuk menambah, memanggil kembali, meng-
update dan menghapus data di dalam data base.
c. Query sering juga diambil sebagai pernyataan (statement) atau sekumpulan pernyataan, baik
pada DDL, DML, atau keduanya.
d. Query Language (QL) adalah semacam bahasa formal yang mengimplementasikan DDL, DML
atau bahkan keduanya.
4. Normalisasi
Normalisasi adalah suatu cara atau teknik yang dapat digunakan untuk mengstruktur data
sedemikian rupa sehingga bisa mengurangi atau mencegah timbulnya masalah-masalah yang
berhubungan pengolahan basis data. Normalisasi sering juga disebut sebagai suatu proses
pengelompokan data (fields/atribut) untuk menghasilkan table-tabel yang menunjukka n
entities berikut relasi-relasinya.
Normalisasi bisa berupa proses dekomposisi terhadap tabel yang berukuran relatif panjang atau
terhadap tabel yang memiliki relasi yang tidak memuaskan sedemikian rupa hingga dihasilka n
beberapa tabel yang berukuran lebih ramping dengan relasi yang baik.
Proses normalisasi di dalam model basis data relasional pada umumnya menitik beratkan pada
masalah penentuan struktur data yang paling sederhana untuk tabel-tabelnya. Hasil proses
normalisasi adalah data, record, atau tabel yang konsisten secara logika dan mudah dimenger ti
dimana pemeliharaannya relatif tidak sulit dan murah. Oleh karena itu, proses normalisa s i
seperti ini sering digunakan sebagai salah satu pendekatan yang dilakukan dalam perancangan
skema basis data dalam bentuk normal. Proses normalisasi:
- Normal 1 (1 NF) : tabel disebut sebagai bentuk normal kesatu jika semua atribut yang
bersangkutan tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil, tetapi masih
mengandung redudancy (atribut yang tampil berulang).
- Normal 2 (2 NF) : suatu tabel bentuk normal 1 yang memenuhi syarat tambahan bahwa
semua atribut bukan kuncinya hanya bergantung pada kunci primer.
- Normal 3 (3 NF) : suatu tabel bentuk normal 2 yang memenuhi syarat tambahan bahwa
semua atribut bukan kunci tidak memiliki kebergantungan transitif (nilai-nilai datanya
bergantung pada suatu atribut yang juga bergantung pada atribut yang lain) terhadap kunci
primer.
- Normal Boyce-Codd (BCNF) : tabel yang memiliki semua field penentu yang merupakan
candidate key atau perbaikan dari bentuk normal 3, setiap tabel yang memenuhi syarat BCNF
pasti memenuhi bentuk normal 3, tetapi belum tentu sebaliknya.
- Bentuk normal lainnya: betuk normal keempat (4NF), kelima (5NF), dan seterusnya.
Banyak sekali akibat positif yang ditimbulakan oleh proses normalisasi, tetapi proses
ini kemungkinkan hanya efektif hingga 3 atau 4 bentuk normal pertama saja. Mekin dalam
bentuk normalnya, maka makin banyak pula resikonya. Beberapa kemungkina-kemunkinan
resiko tersebut diantaranya:
- Kekangan atau batasa tabel-tabel menjadi semakin menyulitkan proses perencanaan basis
data itu sendiri.
- Proses dekomposisi struktur data suatu tabel hingga menjasi beberapa tabel yang lebih kecil
dan sangat sederhana pada bentuk normal yang lebih tinggi malah akan menyebabkan
duplikasi data.
- Terjadi ketidak efisienan di dalam proses menampilkan kembali data-data yang
bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
o Sistem informasis Geografis (SIG) tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG
memerlukan data yang disimpan di dalam basis data spasial. Selain itu, semua perangkat SIG-
pun secara inherent telah dilengkapi dengan kemampuan dalam mengelola basis data.
o bila dibandingkan dengan sistem pemrosesan file yang didukung oleh sistem operasi
konvensional, maka dengan penggunaan basisdata akan memperoleh keuntungan yang lebih.
DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis. Cetakan ke-dua. Penerbit Informatika; Bandung.
2005.
Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis.Penerbit Informatika; Bandung. 2009.
Simarmata, Janner. Perancangan Basis Data. Penerbit Andi; Yogyakarta. 2007.