OLEH
PETRONELA YUNITA STEPANI WENI
NIM : 142 111 027
1
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PNEUMONIA BERAT
DI RUANGAN KENANGA
RUMAH SAKIT UMUM W.Z JOHANNES
OLEH
PETRONELA YUNITA STEPANI WENI
NIM : 142 111 027
2
SURAT PERNYATAAN
Kenanga Rumah Sakit Umum W.Z Johannes Kupang tanggal 5 Mei- 9 Mei
2017“ ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dikumpulkan
orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan
tinggi manapun.
Yang menyatakan
3
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Tugas Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi usia
2 bulan dengan Pnemonia Berat di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Umum W.Z Johannes Kupang tanggal 5 Mei- 9 Mei 2017“ telah disetujui
dan diajukan dalam seminar Laporan Tugas Akhir Mahasiswa atas nama :
Petronela Yunita Stepani Weni, NIM : 142 111 027, Program Studi DIII
Kebidanan STIKes Citra Husada Mandiri Kupang.
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Ketua
4
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Laporan Tugas akhir ini dengan judul “ ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
Stepani Weni, NIM :142111027 Program Studi D III kebidanan STIKes Citra
Panitia Penguji
Mengetahui
Ketua Ketua
5
RIWAYAT PENULIS
a. Biodata :
b. Riwayat Pendidikan :
6
Sebab aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang
7
LEMBAR PERSEMBAHAN
Tiada yang Maha pengasih dan Maha penyayang selain Engkau ya Tuhan.
Puji dan Syukur atas berkat rahmat dan karunia-Mu yang Engkau berikan
sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Laporan Tugas Akhir
1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Nicodemus Aulu Weni dan Ibu Josefina
(Ima dan Pither) terima kasih atas dukungan dan Do’a untuk kesuksesan saya.
3. Semua keluarga yang berada di Kupang dan Alor, yang selalu memberikan
memberikan motifasi untukku, selalu peduli dan perhatian, terlebih khusus buat
S.Kp.M.Kes dan Ibu Regina Frans S.ST, ucapan terima kasih yang tak
terhingga atas ilmu yang telah kalian berikan sangatlah bermanfaat untukku.
rasa baik susah dan senang , terima kasih karena kalian selalu siap
menampung air mata, tawaku, tempat sharing dan tempat gosip tentunya,
8
6. Teman-teman seperjuanganku dikampus terlebih teman-teman kelas A
9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi usia
2 bulan dengan Pnemonia Berat di Ruang Kenanga Rumah Sakit
Umum W.Z Johannes Kupang tanggal 5 Mei- 9 Mei 2017“ dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Tugas Akhir ini disusun dengan
maksud untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb) di
STIkes Citra Husada Mandiri Kupang.
Bersama ini, Perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih
kepada selaku, Pembimbing I bapak Florentianus Tat S.Kp.M.Kes dan
kepada selaku, Pembimbing II Ibu Regina Frans S.ST yang telah bersedia
membimbing penulis hingga terselesainya penulisan Laporan Tugas Akhir,
dan pada kesempatan ini juga perkenankanlah Penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ir.Abraham Paul Liyanto selaku, Pembina Yayasan Citra Bina Insan
Mandiri yang telah memperkenankan kami menimba ilmu di STIKes Citra
Husada Mandiri Kupang.
2. Drg. Jeffrey Jap, M.Kes selaku, Ketua STIKes Citra Husada Mandiri
Kupang yang telah mengkontribusi mahasiswi dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
3. Ummu Zakiah, SST, M.Keb selaku, Ketua Program Studi DIII Kebidanan
yang telah mengkontribusi mahasiswi dalam menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.
4. Seluruh dosen staff prodi D III kebidanan STIkes Citra Husada Mandiri
Kupang yang telah membimbing dan mengajarkan penulis.
5. Perpustakaan STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang telah
menyediakan literatur yang penulis perlukan dalam menunjang penulisan
Laporan Tugas Akhir ini.
10
6. Keluarga Ny. M.S yang telah bersedia menjadi pasien dalam Laporan
Tugas Akhir ini.
7. Bapak, Mama, dan Adik-adik tercinta yang telah memberi dukungan dan
selalu menjadi motivator.
8. Teman-teman Se-angkatan dan Sahabat-sahabat tercinta yang selalu
memberikan dukungan dan membantu menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan
Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan sehingga Penulis masih membutuhkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan laporan ini. Semoga asuhan kebidanan ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Kupang, Oktober
2017
Penulis
11
ABSTRAK
12
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................... ix
13
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
berat..................................................................................................... 22
4.3 Pembahasan.................................................................................. 65
5.1 kesimpulan..................................................................................... 68
14
5.2 Saran ............................................................................................. 68
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
15
DAFTAR TABEL
16
DAFTAR BAGAN
17
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
18
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat badan
HB : Hemoglobin
N : Nadi
RR : Respirasi
S : Suhu
TB : Tinggi Badan
TBC : Tuberkolusis
19
BAB I
PENDAHULUAN
2008).
20
paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi
(22,1%).
21
kategori 529.862 kasus pneumonia dan 24.788 kasus
pneumonia berat.
pada bayi <2 bulan 214 kasus, pneumonia berat pada anak
Kemenkes, 2015).
22
Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa
Kupang.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
23
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu:
.Johannes Kupang
Johannes Kupang
24
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan bayi sakit pada
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
bayi.
3. Bagi Pendidikan
luas.
4. Bagi pasien
25
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
dibawah 2 tahun yang beresiko tinggi menderita infeksi ini, orang tua
(WHO, 2006). Disamping itu ada beberapa pendapat yang menjadi acuan
yang biasanya terjadi pada bayi-bayi tetapi lebih sering pada bayi dan
26
primer atau komplikasi dari penyakit lain. Menurut Misnadiarly (2008),
2.1.2 Etiologi
koksidiodes).
bayi yang diindikasikan oleh berat badan dan panjang badan bayi.
27
Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000 : 1).
adalah:
1) Gizi lebih
2) Gizi baik
3) Gizi kurang
4) Gizi buruk
b. Riwayat persalinan
28
seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan
e. Konsumsi ASI
bayi yang diberi ASI secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh
yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI secara
eksklusif.
29
2.1.3 Tanda dan Gejala
b. Terdapat salah satu atau lebih tanda bahaya umum, seperti bayi
e. Terdapat stridor.
2-12 Bulan 25-40 per menit sama atau > 50 x per menit
1. Patofisiologi
30
dalam ruang alveolar. Ekspansi yang sedikit berlebihan dengan
bernafas yaitu:
2) Tidak ada tanda bahaya umum, seperti bayi tidak bisa minum
latergis/tidak sadar.
b. Pneumonia
c. Pneumonia Berat
31
1) Terdapat salah satu atau lebih tanda bahaya umum, seperti
4) Terdapat stridor.
2.1.6 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik
berupa perkusi paru pekak, auskultasi terdapat ronchi nyaring dan suara
aksesori.
berikut :
(viral).
32
2) Pemeriksaan laboratorium (DL, Serologi, LED) leukositosis
oganisme penyebab
6) Foto toraks
7) Laboratorium
albuminuria ringan karena suhu yang naik dan sedikit toraks hialin.
33
4.1.5 Pathway
Sistem
pertahanan Organisme
tubuh terganggu
Alveoli
Cairan edema + leukosit Permukaan lapisan pleura
ke alveoli tertutup tebal eksudat
thrombus vena pulmonalis
Sel darah merah, leukosit,
Konsolidasi paru pneumokokus mengisi
alveoli
Nekrosis hemoragik
Kapasitas vital, compliance
menurun, hemoragik Leukosit + fibrin
mengalami konsolidasi
Hipertermi
Ketidakefektifan Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pola nafas
cairan. Jumlah cairan sesuai BB, kenaikan suhu dan status hidrasi.
35
Pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi
No Mikroorganisme Antibiotika
sefalosforin
Catatan :
a. Mengatasi demam
36
kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi
b. Mengatasi batuk
yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
c. Pemberian makanan
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
e. Lain-lain
tebal dan rapat, lebih-lebih pada bayi dengan demam. Jika pilek,
tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak
37
memburuk maka dianjurkan untuk membawa ke dokter atau petugas
2004).
2.1.9 Prognosis
1.1.10 Komplikasi
dan pneumotoraks.
2) Komplikasi sistemik.
3) Hipoksemia.
4) Pneumonia kronik.
5) Bronkietasis.
38
2.1.11 Pencegahan dan pengobatan
mirip dengan flu, alangkah baiknya para orang tua tetap waspada dengan
pilek. Terlebih jika disertai suara serak, sesak napas dan adanya
sebesar 20%.
39
c) Terletak jauh dari sumber-sumber pencemaran, misalnya pabrik,
Pengobatan
Amoxcilin
4 – <6 kg ¼ 5 ml
6– <10 kg ½ 10 ml
10 – <16 kg ¾ 12,5
16 – <19 kg 1 15 ml
40
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Pada Bayi Sakit Dengan Pneumonia
Berat
a. Dapatkan riwayat
b. Frekuensi
c. Kedalaman
pengembangan abdomen
d. Pernapasan sulit
e. Irama
41
f. Bukti infeksi
Peningkatan suhu
g. Batuk
terdengar (misalnya: hanya malam hari, atau pagi hari), sifat batuk
h. Mengi (wheezing)
pernapasan sulit.
i. Nyeri dada
42
pemeriksaan fisik (Muslihatun dkk, 2009). Pengkajian pada bayi
a. Data Subayiektif
1) Identitas
(2008) meliputi :
a) Nama
b) Umur
c) Jenis Kelamin
lainnya.
43
d) Pendidikan
e) Pekerjaan
2) Keluhan utama
a) Imunisasi
44
Polio pada umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan (untuk
penyakit campak).
penyakit pneumonia.
2008).
d) Riwayat sosial
sekitar rumah.
45
e) Pola kebiasaan sehari-hari
2009).
2009).
(5) Aktivitas
2009).
46
b. Data Objektif
1) Keadaan umum
a) Baik
b) Lemah
2) Status kesadaran
47
mulai dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal),
2008).
disekitarnya.
tidak ada.
rangsangan sensorik.
48
3) Tanda-tanda vital
a) Nadi/denyut jantung
0 – 1 bulan 140
1 bulan 130
1 – 6 bulan 130
6 – 12 bulan 115
1 – 2 tahun 110
2 – 4 tahun 105
49
Tabel 2.3 Pola Nadi
penyakit jantung.
paradoksus
50
Frekuensi nadi pada bayi dengan pneumonia biasanya mengalami
c) Suhu
Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui rektal, aksila dan oral yang
2009).
3 bulan 37,5
2 bulan 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37,0
d) Pernapasan
51
Tabel 2.5 Frekuensi Respirasi Rata-Rata Normal
Rata
0 – 1 bulan 35
1 – 11 bulan 30
2 tahun 25
6 tahun 21
pada usia 2 – 12 bulan ≥50 kali/menit dan pada usia 1 – 5 tahun ≥40
kali/menit.
e) Status gizi
dapat disimpulkan apakah bayi mengalami gizi baik, cukup atau gizi
a) Wajah
52
Untuk menilai apakah wajah pucat atau tidak, kesimetrisan wajah,
b) Mata
(Muslihatun, 2009).
c) Hidung
d) Mulut
(Muslihatun, 2009)
e) Dada
(Marni, 2014).
53
5) Pemeriksaan penunjang
adekuat.
lobus atau lebih dan atau sebagai dari lobus (Ridha, 2014).
54
menggabungkan data satu dengan lainnya sehingga tergambar fakta
(Sulistyowati, 2009).
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan pada studi kasus ini adalah Bayi. A.S Umur
1) Data subayiektif
2) Data obayiektif
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
(Hidayat, 2010).
c) Tanda-tanda vital
Suhu
55
Nadi
Respirasi
menit.
sesak.
b. Masalah
56
3. Antisipasi Masalah Potensial
nafas.
(Muslihatun, 2009).
obat-obatan.
hipoksia jaringan.
57
b. Beri antibiotik yang sesuai.
yang terjadi.
pemeriksaan lanjutan.
tanda bahaya umum seperti bayi tidak bisa minum atau menyusu,
latergis/tidak sadar.
58
atau petugas kesehatan lain. Walau bidan tidak melaksanakan
2009).
Amoxcilin
4 – <6 kg ¼ 5 ml
6– <10 kg ½ 10 ml
10 – <16 kg ¾ 12,5
16 – <19 kg 1 15 ml
59
M/ Rujukan telah dilakukan.
7. Evaluasi
60
2.3 Landasan Hukum
poin b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, bayi balita dan pra
sekolah.
untuk:
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
(Sudarwan,2003).
62
dapat dituliskan untuk menyampaikan masalah penelitian yang diteliti
penelitiannya (Afiyanti,2014).
pelajar merupakan kasus umum yang terjadi saat ini, dengan batasan
menggeneralisasikannya (Afiyanti,2014).
63
3.1.3 Kerangka Kerja Penelitian (Frame Work )
Populasi
Sample
Manajemen Varney
Hasil
64
Gambar Kerangka kerja penelitian Studi kasus Bayi umur 2 bulan dengan
3.2.1 Populasi
kenanga.
3.2.1 Sampel
sampel yang dapat berupa orang, suatu konsep program atau suatu
perilaku atau budaya atau suatu kasus yang di batasi waktu atau
prof.Dr.W.Z.Johannes Kupang.
3.3.3 Sampling
65
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat,2010).
penelitian ini adalah bayi umur 2 bulan dengan pneumonia berat yang
66
Setelah mendapat izin dari ketua STIKes Citra Husada Mandiri
67
informasi tentang situasi yang tidak dapat diperoleh melakui observasi
a. Wawancara
subayiektif
b. Observasi
obayiektif
c. Dokumentasi
Mei 2017.
a. Pengkajian
68
Untuk memperoleh data subayiektif dilakukan pemeriksaan fisik
dialami oleh bayi yang di identifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
adalah :
mengantasipasi penanganannya
69
yang telah di identifikasi, antisipasi masalah potensial yang akan
kondisi klien
70
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Pada kasus,
ditetapkan.
g. Evaluasi
71
mereka harus menandatangani lebar persetujuan. Jika responden
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumupan data atau hasil
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
72
BAB IV
bayi kelas II-III RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, dibimbing oleh
tempat tidur dan juga ada 15 tenaga kesehatan yang terdiri dari 12
daruratan pada bayi. Kasus yang diteliti adalah kasus pneumonia berat
pada bayi.
73
4.2 HASIL PENELITIAN MENURUT PENDEKATAN MANAJEMEN
VARNEY
4.1.1 Pengkajian
(Rote) tanggal 1 Maret 2017, jenis kelamin perempuan. Orang tua: Tn.
pekerjaan ibu rumah tangga. Keluarga ini berasal dari Rote dan
nafas cepat dan kadang sesak. Bayi juga flu sudah 4 hari. Suhu tubuh
pervaginam, keadaan saat lahir sehat dengan berat badan 2400 kg.
74
dan campak. Sejak kecil bayinya diasuh oleh orang tua kandung serta
tanda-tanda vital: suhu 39,6°C, denyut nadi 106 kali per menit, frekuensi
Hidung ada secret, dan ada pernafasan cuping hidung. Dada simetris,
mamae simetris, nafas cepat, ada tarikan dinding dada bagian bawah.
75
Data Subjektif : Orang tua pasien mengatakan bayinya batuk
bernafas waktu tidur, nafas cepat dan kadang sesak. Suhu tubuh bayi
meningkat (panas) .
pengukuran tanda-tanda vital: suhu 39,6 °C, denyut nadi 106 kali per
Pemeriksaan Fisik:
cekung. Hidung ada secret lendir, dan Mukosa bibir kering. Dada : ada
tarikan dinding dada bagian bawah, nafas cepat, terdengar stridor. Hasil
725/mm3.
76
2L/menit, atur posisi bayi semi fowler untuk melancarkan sirkulasi
umur 2 bulan dengan pneumonia berat meliputi: atur posisi semi fowler,
untuk tetap memberikan ASI, ASI merupakan makanan pokok bayi yang
terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, sel-sel darah
putih, enzim dan asam amino yang bermanfaat mengurangi resiko bayi
77
pemberian terapi obat yaitu injeksi antibiotik Ampisilin 175mg/IV dan
4.1.6 Pelaksanaan
juga sudah diberitahukan kepada orang tua. Mengatur posisi bayi semi
30 derajat agar lebih tinggi dari badan dan kaki. Posisi bayi telah diatur
semi fowler. Menjelaskan tanda bahaya umum pada bayi seperti bayi
menderita kejang dan bayi tampak latergis atau tidak sadar, bila bayi
78
mengalami salah satu tanda bahaya maka bayi perlu diberi penanganan
untuk mengompres bila bayi panas agar keseimbangan suhu tubuh bayi
0,9 cc), injeksi antibiotik (Ampisillin 175 mg setiap 6 jam) secara intra
Kolaborasi dengan dokter spesialis anak telah dilakukan dan terapi obat
79
Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Sudah
x/menit, Suhu 39,6 °C. A: Bayi Umur 2 bulan dengan Pneumonia Berat.
P infus D5 1/4 NS 500 cc/24 jam (10 tetes per menit), cairan telah
telah diberikan. Anjurkan ibu untuk menyusui , ibu telah menyusui bayi.
vital bayi: suhu 39,6°C, pernafasan 52 x/menit, nadi 104 x/menit. Pukul
80
mg/IV, injeksi telah dilakukan. Pukul 19.00 WITA memberikan
Nebulizer.
tanda vital: nadi 112 x/menit, pernafasan: 67 x/menit dan suhu 39,6
lebih tinggi dari badan dan kaki, posisi bayi telah di atur semi fowler.
17,5 mg/IV, injeksi telah dilakukan. Pukul 11.00 WITA mengikuti visit
500 cc/24 jam (10 tetes per menit), pertahankan 0ksigen 1-2L/menit,
tetes dan Nacl 3 cc).. Pukul 13.00 menganjurkan ibu memantau pola
81
istirahat bayi selama perawatan. Pukul 13.30 WITA melakukan
x/menit, suhu 39,6 °C. Pukul 14.00 WITA menganjurkan ibu untuk
3 cc).
nadi 118 x/menit, pernafasan: 62 x/menit dan suhu 39,6 °C. A: Bayi
bayi, advist dokter: Pertahankan infus D5 1/4 NS 500 cc/24 jam (10
82
menganjurkan ibu memantau pola istirahat bayi selama perawatan.
x/menit, pernafasan: 62x/menit dan suhu 38,5 °C. Pukul 14.40 WITA
infus D5 1/4 NS 500 cc/24 jam, infus telah terpasang. Pukul 15.10
WITA mengatur tetesan infus D5 1/4 NS 500 cc (10 tetes per menit).
bayi, advist dokter: Pertahankan infus D5 1/4 NS 500 cc/24 jam (10
83
WITA menganjurkan ibu memantau pola istirahat bayi selama
vital; nadi 118 x/menit, pernafasan: 54 x/menit dan suhu 37,5 °C.
cc (10 tetes per menit). Pukul 16.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175
Ibu mengatakan bayinya masih batuk, sudah tidak pilek dan tidak
84
menganjurkan ibu untuk tetap memberi ASI pada bayi, ibu telah
tua tidak merokok depan bayi. Pukul 12.05 WITA menganjurkan ibu
untuk kunjungan ulang 3 hari yakni tanggal 12 Mei 2017 atau bila
4.3 PEMBAHASAN
diketahui bahwa An. A.S adalah bayi pertama dari Ny. M.S dan Tn. M.S
yang berjenis kelamin perempuan dan berumur 2 bulan. Hal ini sesuai
bawah umur 2 tahun. Bayi. A.S dikeluhkan Orang tua pasien mengatakan
bunyi saat bernafas sewaktu tidur, nafas cepat dan kadang sesak. Suhu
tubuh bayi meningkat (panas). Di rumah ada kakek dan bapaknya yang
85
Imunisasi pada Bayi.A.S belum lengkap yakni bayi ini sudah
imunitas bayi, bayi yang diberi ASI secara eksklusif akan memiliki daya
tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
nafas lemah, mulut : ada dahak kental berwarna kuning, ada bunyi stridor
data dasar. Pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus karena dalam kasus Bayi.A.S terdapat keluhan, tanda gejala yang
86
pneumonia. Dalam langkah ini tidak terdapat kesenjangan dengan teori.
Pada kasus Bayi.A.S muncul diagnosa potensial yaitu apnea yang tidak
dengan teori jika bayi memiliki sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
efisien dan aman. Perencanaan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dan
87
kebidanan pada Bayi.A.S dengan pneumonia berat, penyusun mengevaluasi
pembahasan pada studi kasus tersebut adalah tidak banyak ditemukan adanya
88
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
penyakit pada saluran pernafasan, paling serius jika terjadi pada bayi dan
anak-anak dibawah umur 2 tahun, orang tua diatas usia 60 tahun dan
kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia pada kasus ini terjadi pada bayi
ada, bayi hanya diberikan terapi dan dianjurkan kembali jika keadaan
bertambah buruk.
89
5.2 Saran
bayi.
90
Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN
Kepada
Di
Tempat
Dengan hormat,
oleh orang tua/wali untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
Hormat Saya
Nama : Ny. M. S.
Alamat : Baun
Weni dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada bayi Sakit Dengan Pneumonia
Hormat Saya
92
Lampiran 3
I. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Petronela Yunita Stepani Weni
NIM : 142 111 027
Ruangan : Kenanga
Hari/Tanggal : 05 Mei 2017
Jam : 09.00 WITA
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Nama bayi : By. A.S
Usia : 2 bulan 4 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Bayi ke- :1
Jumlah saudara :0
b. Orang tua
Nama Ibu : Ny. M. S. Nama Ayah : Tn. M. S.
Umur : 27 tahun Umur/tanggal lahir : 28 tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Agama : Protestan Agama : Protestan
Suku/bangsa : Rote/Indonesia Suku/bangsa : Rote/Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :- 93 Penghasilan : ± Rp500.000
Alamat : Baun Alamat : Baun
2. Keluhan utama : Orang tua pasien mengatakan bayinya batuk
berdahak sudah 4 hari, belum bisa mengeluarkan dahak sehingga
seringkali muntah untuk mengeluarkan dahaknya, terdengar bunyi saat
bernafas sewaktu tidur, nafas cepat dan kadang sesak. Bayi juga flu sudah
4 hari. Suhu tubuh bayi meningkat (panas)
3. Riwayat antenatal : Ibu mengatakan selama hamil periksa
kehamilan secara rutin di Puskesman Baa dan dokter kandungan.
4. Riwayat Natal
Usia kehamilan : Aterm
Cara Persalinan : Normal pervaginam
Keadaan saat lahir : Sehat
Tempat / Penolong : Rumah sakit / Bidan
Berat Badan : 2400 gram
5. Riwayat imunisasi
BCG : Sudah didapatkan
HB I – III : Sudah didapatkan (HB I)
DPT I – III : Sudah didapatkan (DPT I)
Polio I – IV : Sudah didapatkan (Polio I)
Campak : Belum didapatkan
6. Riwayat sosial
Yang mengasuh : Orang tua kandung
Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
Pembawaan secara umum : Baik
7. Pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi
Jenis makanan :-
Frekuensi :-
94
Jenis minuman : Susu Formula dan ASI
Nafsu makan : Sering memuntahkan ASI saat sakit.
b. Eliminasi
BAK
Frekuensi :5 – 6 x/hari
Warna : Kuning
Bau : Khas amoniak
BAB
Frekuensi :1 – 2 x/hari
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Khas feses
c. Kebersihan
Mandi : 1-2x sehari dengan Lap badan
menggunakan air hangat
Gosok gigi : belum ada gigi
Ganti pakaian : 5-6 x sehari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 39,6 °C
2) Nadi dan heart rate : 106 x / menit
3) Pernafasan : 67 x / menit
4) Tekanan darah :-
d. BB sebelum sakit : 4,7 kg
95
e. BB saat sakit : 4 kg
2. Pengkajian fisik
a. Wajah : Bentuk oval, pucat, tidak ada oedema.
b. Mata : Simetris, conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak
ada oedema.
c. Hidung, mulut dan tenggorokan : ada secret, ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada stomatitis.
d. Dada : Simetris, payudara ada, bersih, ada tarikan dinding
dada ke dalam saat bernafas dan terdengar stridor.
e. Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada pembesaran atau massa.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin : 12,4 gr/dL
Leukosit : 12.370 / mm3
Trombosit : 525 / mm3
Malaria mikroskopis : Tidak ditemukan.
96
DO : Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Suhu : 39,6 °C
Pernafasan : 67 x / menit
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Penunjang
97
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi gagal nafas
V. PERENCANAAN
Tanggal : 05 Mei 2017
Jam : 09. 30 WITA
Diagnosa : Bayi umur 2 bulan dengan pneumonia berat.
98
6. Ajarkan dan anjurkan ibu untuk kompres hangat bila bayi panas.
R/ Kompres hangat akan membuat pori-pori kulit terbuka dan terjadi
vasodilatasi yang menyebabkan pelepasan panas dari dalam tubuh
(evaporasi) sehingga suhu tubuh akan menurun.
7. Anjurkan ibu memperhatikan pola istirahat bayi dan anjurkan untuk
menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman.
R/ Pola istirahat berperan penting dalam proses penyembuhan dan
ruangan/lingkungan yang nyaman dan aman penting agar bayi dapat
beristirahat dengan tenang.
8. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk pemberian oksigen 1-
2L/Menit dan terapi obat.
R/ Pemberian oksigen 1-2L/Menit Terapi obat bermanfaat untuk
mengurangi/menghambat infeksi/peradangan yang terjadi.
9. Lakukan pendokumentasian,.
R/ Sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat atas tindakan yang
dilakukan, serta sebagai bahan acuan asuhan selanjutnya.
99
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 05 Mei 2017
Jam : 09. 00 WITA
Diagnosa : Bayi umur 2 bulan dengan pneumonia berat.
1. Melakukan pendekatan antara pasien dan petugas dengan cara sapa, salam,
senyum dan kenalan.
M/ Sudah dilakukan pendekatan antara pasien dan petugas.
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital pasien.
M/ Observasi telah dilakukan dan didapatkan hasil S: 39,6 °C, N: 106
kali/menit, RR: 67 kali/menit. Hasil pemeriksaan juga sudah diberitahukan
kepada orang tua.
3. Mengatur posisi bayi semi flower dengan cara memposisikan kepala diganjal
bantal kurang lebih 30 derajat agar lebih tinggi dari badan dan kaki.
M/ Posisi bayi telah diatur semi flower.
4. Menjelaskan tanda bahaya umum pada bayi seperti bayi bisa minum atau
menyusu, bayi selalu memuntahkan semuanya, bayi menderita kejang dan
bayi tampak latergis atau tidak sadar, bila bayi mengalami salah satu tanda
bahaya maka bayi perlu diberi penanganan segera.
M/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI untuk membantu pemulihan
kondisi bayi.
M/ Ibu bersedia untuk tetap memberikan ASI kepada bayi.
6. Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk mengompres bila bayi panas agar
keseimbangan suhu tubuh bayi tetap terjaga.
M/ Ibu mengerti dengan penjelasan dan bersedia untuk mengompres bayi bila
bayi panas.
100
7. Menganjurkan ibu memperhatikan pola istirahat bayi dan menjaga
ruangan/lingkungan agar nyaman dan aman sehingga bayi dapat beristirahat
dengan tenang.
M/ Ibu bersedia memperhatikan pola istirahat bayi serta menjaga keamanan
dan kenyamanan ruangan tempat bayi beristirahat.
8. Berkolaborasi dengan dokter spesialis bayi untuk pemberian Oksigen 1-2
L/menit dan terapi obat yaitu Nebulizer (birotec 3 tetes dan Nacl 3cc setiap
24 jam), skin test antibiotik (Ampisillin 0,1 cc aplosing aquades 0,9 cc),
injeksi antibiotik (Ampisillin 175 mg setiap 6 jam) secara intra vena, injeksi
antibiotik (Gentamisin 17,5 mg setiap 12 jam) secara intra vena, parasetamol
syrup (70 mg setiap 6 jam) diberikan secara oral.
M/ Kolaborasi dengan dokter spesialis anak telah dilakukan dan terapi obat
telah diberikan sesuai dengan instruksi dokter .
9. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
M/ Sudah didokumentasikan pada lembar pencatatan pasien dan buku
register.
VII. EVALUASI
S: Orang tua pasien mengatakan bayinya batuk berdahak sudah 4 hari, belum bisa
mengeluarkan dahak sehingga seringkali muntah untuk mengeluarkan dahaknya,
terdengar bunyi stridor saat bernafas sewaktu tidur, nafas cepat dan kadang sesak.
Bayi juga flu sudah 4 hari. Suhu tubuh bayi meningkat (panas) O: Keadaan umum
lemah, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital sign: pernafasan: 67 x/menit,
nadai 102 x/menit, Suhu 39,5 °C.
A: Bayi Umur 2 bulan dengan Pneumonia Berat.
P:
1. Pukul 09.40 Terpasang Infus D5 1/4 NS 500 cc (10 tetes per menit), infus
telah terpasang.
101
2. Pukul 10.02 menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV dan Gentamisin 17,5
mg/IV, injeksi telah dilakukan.
3. Pukul 10.07 memberikan paracetamol syrup 70 mg/oral, paracetamol syrup
telah diberikan.
4. Pukul 12.00 WITA memberikan Nebulizer 3 tetes birotes dan 3 cc Nacl,
nebulizer telah diberikan.
5. Pukul 13.00 WITA mengobservasi tanda-tanda vital bayi, tanda-tanda vital
bayi: suhu 39 °C, pernafasan 52 x/menit, nadi 104 x/menit.
6. Pukul 15.30 WITA menganjurkan ibu untuk memantau istirahat bayi, bayi
sedang beristirahat.
7. Pukul 16.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV, injeksi telah
dilakukan.
8. Pukul 19.00 memberikan Nebulizer 3 tetes birotes dan 3 cc Nacl, nebulizer
telah diberikan.
102
CATATAN PERKEMBANGAN
06 Mei 2017 S: Ibu mengatakan bayinya masih batuk, pilek dan panas.
P:
103
6. Pukul 13.00 menganjurkan ibu memantau pola istirahat
bayi selama perawatan.
7. Pukul 13.30 WITA melakukan observasi tanda-tanda
vital; pernafasan 67 x/menit, nadi 112 x/menit, suhu 38
°C.
8. Pukul 14.00 WITA menganjurkan ibu untuk kompres
hangat pada bayi untuk menurunkan suhu tubuh bayi.
9. Pukul 14.15 WITA memberikan paracetamol syrup 70
mg/oral.
10. Pukul 16.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV,
injeksi telah diberikan.
11. Pukul 19.00 melakukan Nebulizer
07 Mei 2017 S: Ibu mengatakan bayinya masih batuk, pilek dan panas.
P:
104
2 L/menit, lanjutkan injeksi ampisilin 175 mg / 6 jam
IV, gentamisin 17,5 mg / 12 jam IV dan paracetamol
syrup 70 mg/6 jam oral.
4. Pukul 12.00 memberikan Nebulizer
5. Pukul 13.00 WITA menganjurkan ibu memantau pola
istirahat bayi selama perawatan.
6. Pukul 13.30 WITA melakukan observasi tanda-tanda
vital; nadi 118 x/menit, pernafasan: 62 x/menit dan suhu
38,5 °C.
7. Pukul 14.40 WITA mengaff infus karena hematoma.
8. Pukul 15.00 WITA memasang infus D5 1/4 NS 500
cc/24 jam, infus telah terpasang.
9. Pukul 15.10 WITA mengatur tetesan infus D5 1/4 NS
500 cc (10 tets per menit).
10. Pukul 16.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV,
injeksi telah diberikan.
11. Pukul 19.00 melakukan Nebulizer
08 Mei 2017 S: Ibu mengatakan bayinya masih batuk, pilek dan sudah tidak
panas.
P:
105
1. Pukul 07.25 WITA melakukan observasi tanda-tanda
vital, nadi 118 x/menit, pernafasan: 44 x/menit dan
suhu 37,5°C.
2. Pukul 10.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV
dan Gentamisin 17,5 mg/IV, injeksi telah dilakukan.
3. Pukul 11.00 WITA mengikuti visit dokter spesialis
bayi, advist dokter: Pertahankan infus D5 1/4 NS 500
cc/24 jam (10 tets per menit), pertahankan oksigen 1-
2l/menit, lanjutkan injeksi ampisilin 175 mg / 6 jam IV,
gentamisin 17,5 mg / 12 jam IV dan paracetamol syrup
70 mg/6 jam oral bila bayi panas.
4. Pukul 12.00 menganjurkan ibu memberi ASI pada bayi
dan melakukan Nebulizer
5. Pukul 13.00 WITA menganjurkan ibu memantau pola
istirahat bayi selama perawatan.
6. Pukul 13.30 WITA melakukan observasi tanda-tanda
vital; nadi 118 x/menit, pernafasan: 54 x/menit dan suhu
37,5 °C.
7. Pukul 14.40 WITA mengaff infus karena hematoma.
8. Pukul 15.00 WITA memasang infus D5 1/4 NS 500
cc/24 jam, infus telah terpasang.
9. Pukul 15.10 WITA mengatur tetesan infus D5 1/4 NS
500 cc (10 tetes per menit).
Pukul 16.00 WITA menginjeksi Ampisillin 175 mg/IV,
injeksi telah diberikan.
10. Pukul 19.00 melakukan Nebulizer
09 Mei 2017 S: Ibu mengatakan bayinya masih batuk, sudah tidak pilek dan
tidak panas lagi.
106
O: Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tanda-
tanda vital: nadi 124 x/menit, pernafasan: 45 x/menit dan suhu
37 °C.
P:
107
Pukul 12.20 WITA memberitahukan ibu bahwa bayinya
sudah diperoleh pulang sesuai advist dokter
108