Anda di halaman 1dari 5

1.

Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur


Sampai sekarang kamu telah mengenal sebanyak 118 unsur. Sebagian besar merupakan
unsur alam yang jumlahnya 92, Sedangkan unsur lainnya merupakan unsur buatan.
Pengelompakan unsur-unsur didasarkan pada sifat yang dimiliki suatu unsur. Pengelompokan
yang paling sederhana ialah berdasarkan sifat logam & bukan logam, kemudian sistem Triad
Dobereiner lalu Oktaf Newlands & sistem periodik Mendeleev hingga sistem periodik modern.
Tujuan pengelompokan ini ialah memudahkan menggambarkan senyawa jika unsur tersebut
bergabung dengan unsur lain.

a. Pengelompokan unsur berdasarkan sifat logam & bukan logam


Unsur logam memiliki sifat–sifat sebagai berkut :

1) Secara fisik, umumnya unsur logam bersifat padat, mengkilap, dapat regang & dapat
ditempa, mempunyai kerapatan yang tinggi, & penghantar panas & listrik yang baik.

2) Secara kimia, umumnya unsur logam bersifat elektropositif & oksida logamnya dapat
membentuk basa.

Sedangkan unsur bukan logam memiliki sifat–sifat yang berlawanan dengan unsur logam

b. Pengelompokan unsur berdasarkan Hukum Triad Dobereiner


J.W Dobereiner (1826) adalah orang pertama yang mengelompokan ketentuan unsur-
unsur. Dobereiner melihat kesamaan 3 buah unsur dari unsur-unsur yang sudah dikenal.
Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, diperoleh simpulan bahwa berat atom unsur kedua
setengah dari jumlah berat atom unsur pertama & ketiga, kemudian Dobereiner membagi unsur-
unsur yang sifatnya mirip dalam beberapa kelompok yang disebut “triad”

c. Pengelompokan unsur berdasarkan Hukum Oktaf Newlands


Pada tahun 1866, John A.R. Newlands mengemukakan bahwa unsur-unsur yang disusun
berdasarkan urutan kenaikan massa atomnya, mempunyai sifat unsur yang akan terulang pada
tiap unsur kedelapan. Gas mulia tidak termasuk dalam pengelompokan unsur ini karena gas
mulia saat itu belum ditemukan sehingga pada waktu itu hanya ditemukan 60 macam unsur.
Karena sifat keperiodikan yang berulang akhirnya Newlands menamakan hasil penemuannya
dengan “Hukum Oktaf”

d. Pengelompokan unsur berdasarkan Hukum Mendeleev


Pada tahun 1896, Dmitry Mendeleev dari Rusia mengemukakan bahwa unsur-unsur
disusun berdasarkankenaikan massa atom & sifat kimianya. Sedangkan pada waktu yang sama,
Lothar Meyer membuat susunan unsur-unsur seperti yang dikemukakan oleh Mendeleev. Hanya
saja Lothar Meyer menyusun unsur-unsur tersebut berdasarkan sifat fisiknya. Meskipun ada
perbedaan, tetapi keduanya menghasilkan pengelompokan yang sama. Selain itu, Mendeleev
menyediakan kotak kosong untuk tempat unsur yang waktu itu belum ditemukan. Mendeleev
sudah meramal sifat-sifat unsur tersebut dan ternyata, ramalannya terbukti. Susunan unsur-unsur
berdasarkan Hukum Mendeleev disempurnakan & kemudian, susunan unsur-unsur tersebut
dinamakan Sistem Periodik Mendeleev.

e. Pengelompokan unsur berdasarkan Sistem Periodik Modern


Sistem Periodik Mendeleev dikemukakan sebelum teori struktur atom, yaitu partikel-
partikel yang ada di atom. Setelah ditemukan partikel-partikel yang ada di atom, ternyata ada
beberapa unsur yang mempunyai jumlah partikel proton / elektron sama, tetapi jumlah neutron
berbeda jadi terdapat atom yang mempunya proton yang sama, dan sifat kimia sama, tetapi
massanya berbeda. Dengan demikian, sifat kimia tidak ditentukan oleh massa atom, tetapi oleh
jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan nomor atom unsur maka
unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Ternyata, kenaikan nomor atom diikuti
dengan kenaikan massa atomnya. Hal tersebut disimpulkan berdasarkan hasil percobaan Henry
Moseley merupakan sistem periodik modern karena sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik
dari nomor atomnya. Jadi, Sistem Periodik Modern merupakan modifikasi dari Sistem Periodik
Mendeleev. Meskipun telah mengalami beberapa perubahan & penyempurnaan terutama setelah
unsur-unsur gas mulia, tetapi sistem periodik ini tetap merupakan Sistem Periodik Mendeleev
sebab Mendeleev telah meletakan dasar-dasar yang memungkinkan untuk Sistem Periodik Unsur
dalam bidang kimia.
2. Golongan & Periode Suatu Unsur Dalam Tabel Sistem Periodik
Unsur.
Unsur-unsur dalam Tabel Sistem Periodik Modern disusun berdasarkan kenaikan nomor
atom. Kemudian, unsur-unsur dikelompokan dalam golongan & periodik.

a. Golongan
Golongan suatu unsur pada sistem periodik modern disusun berdasarkan pada jumlah
elektron valensi. Unsur dalam 1 golongan mempunyai sifat yang sama & ditempatkan dalam
arah vertikal. Pada Tabel Sistem Periodik Modern, golongan dibagi menjadi 18 golongan
berdasarkan peraturan IUPAC dan 2 golongan berdasarkan aturan Amerika. Golongan unsur
pada Tabel Sistem Periodik Modern mempunyai nama khusus.

b. Periode
Periode suatu unsur pada Sistem Periodik Modern disusun dalam arah horizontal
menunjukan kelompok unsur-unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama.

Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas 7 periode, yaitu

1) Periode 1 = periode sangat pendek berisi 2 unsur;

2) Periode 2 = periode pendek berisi 8 unsur;

3) Periode 3 = periode pendek berisi 8 unsur;

4) Periode 4 = periode panjang berisi 18 unsur;

5) Periode 5 = periode panjang berisi 18 unsur;

6) Periode 6 = periode sangat panjang berisi 32 unsur;

7) Periode 7 = periode yang belum lengkap unsur-unsurnya.

Periode 7, meskipun disebut periode yang belum lengkap, tetapi ada 1 golongan, yaitu IIB
yang berisi 14 unsur dengan sifat mirip disebut Aktinida. Golongan Lantanida & Aktinida
disebut golongan transisi dalam.

3. Struktur Atom
Pengetahuan para ahli mengenai atom bukanlah berdasarkan pengamatan langsung pada benda
yang diamati. Ukuran atom terlalu kecil untuk diamati. Diameter atom antara 30 pm – 150 pm.
Menurut para penyelidikan ahli, sejak awal abad ke-20 telah disepakati bahwa setiap atom
mengandung 3 macam, yaitu proton, neutron, elektron.
a. Elektron
Elektron pertama kali ditemukan oleh J.J. Thomson pada tahun 1897 dengan tabung sinar
katoda. Tabung katoda dibuat dari tabung gelas yang mempunyai 2 lempengan logam.
Lempengan logam pertama dihubungkan ke pusat positif & lainnya ke pusat negatif. Tabung
tersebut diisi gas. Sinar katoda tidak tampak, tetapi keberadaanya dapat diketahui karena mampu
memenderkan ZnS yang dilapiskan pada dinding kaca. Sinar katoda dibelokkan oleh muatan
listrik ke arah kutub positif. Kenyataan tersebut menjadi dasar bagi Thomson untuk
menyimpulkan bahwa sinar katoda adalah partikel bermuatan negatif dan dinamakan elektron.
Selain itu, J.J. Thomson berhasil menemukan perbandingan muatan elektron terhadap massa
electron.berdasarkan simpangan jalan bekas elektron dalam medan magnet.

b. Proton
Pada tahun 1866, Eugene Goldstein melakukan percobaan mengunakan tabung Crooks.
Alat yang terdapat di dalam tabung Crooks dapat diisi dengan berbagai macam gas. Apabila
tabung Crooks diisi gas hidrogen yang bertekanan rendah & kedua elektroda dihubungkan
dengan tegangan tinggi maka pada tabung kaca akan didapatkan sinar yang keluar dari saluran
belakang sinar katoda. Sinar tersebut dinamakan sinar positif / dinamakan juga proton.

c. Neutron
Penemuan inti atom berasal dari penemuan unsur radioaktif. Unsur radioaktif akan
membelah diri dengan memancarkan sinar radioaktif. Salah satu sinar radioaktif yang dipacarkan
ialah sinar alfa. Sinar alfa mempunyai muatan sebesar +2. Rutherford melakukan percobaan
dengan menembak partikel alfa pada lempengan emas yang tipis. Ternyata, sebagian besar
partikel alfa dapat menembus lempengan tersebut tanpa adannya persimpangan arah, hanya kecil
lainnya dipantulkan kembali. Berdasarkan prcobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan didalam
atom terdapat inti yang bermuatan positif & memiliki ukuran yang lebih kecil dari atom. Pada
tahun 1920, Rutherford mengemukakan hipotesisnya, yaitu di dalam inti atom harus terdapat inti
partikel tidak bermuatan & massanya hampir sama dengan massa proton. Hal tersebut diperoleh
kenyataan bahwa massa inti atom suatu unsur selalu lebih besar dari massa seluruh proton yang
membentuknya. Pada tahun 1932, James Chadwick melakukan suatu percobaan dengan
menembaki atom Berilium menggunakan sinar alfa & hasil penembakan tersebut menandakan
adanya partikel tidak bermuatan. Partikel tidak bermuatan tersebut memiliki daya tembus yang
besar & dinamakan neutron. Neutron mempunyai massa yang hampir sama dengan massa
proton.

Jadi, di dalam inti atom terdapat 2 partikel, yaitu proton yang bermuatan positif & neutron
yang tidak bermuatan. Dengan demikian, muatan inti atom merupakan muatan proton. Massa
proton hampir sama dengan massa neutron, yaitu 1 sma.

Massa proton = massa 1 hidrogen


= 1,00785 sma (dibulatkan = 1 sma)

Massa neutron = 1,00893 sma (dibulatkan = 1 sma)

Proton & neutron di dalam inti atom dinamakan nucleon.

d. Nomor Atom & Nomor Massa suatu unsur


Jumlah proton yang terdapat di dalam inti atom dinyatakan sebagai nomor atom. Nomor
atom suatu unsur dinotasikan dengan Z / disingkat NA. nomor atom suatu unsur merupakan ciri
atom suatu unsur karena dapat membedakan atom suatu unsur yang satu dengan atom unsur
lainnya. Muatan inti atom merupakan muatan proton, yaitu bermuuatan positif, sedangkan
elektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif. Secara keseluruhan dalam atom tersebut
bersifat netral berarti jumlah muatan jumlah muatan positif harus sama dengan muatan negatif.
Dengan demikian, jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Nomor atom selain merupakan
jumlah proton, memperlihatkan pula jumlah elektron. Nomor massa suatu unsur menunjukkan
massa atom unsur tersebut. Atom merupakan gabungan dari partikel-partikel penyusunnya maka
massa atom merupakan jumlah massa partikelnya, yaitu massa proton, neutron & elektron.
Karena massa elektron diabaikan maka nomor massa merupakan jumlah massa neutron & massa
proton.

Keterangan:

A = nomor massa (NM)

= jumlah proton + jumlah neutron

Z = nomor atom (NA)

= jumlah proton dalam inti

= jumlah elektron pada kulit atom untuk atom netral.

Jumlah neutron = A – Z = NM – NA

Anda mungkin juga menyukai