Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH

MANAJEMEN

PERAWATAN PEMBANGKIT

OLEH :

MUH ARIF RAHMANSYAH

44217022

JURUSAN TEKNIK MESIN

PRODI D4 TEKNIK PEMBANGKIT ENERGI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2019
TUGAS

1. Karakteristik radiasi matahari


2. Prinsip kerja PV (photo voltage)

Jawaban

1. Karakteristik Iklim Regional Di Daerah Tropis

Ciri dari daerah yang beriklim tropis lembab seperti Indonesia adalah
temperatur udara relatif panas yang mencapai nilai maksimum rata-rata 27◦C-32◦C,
temperatur udara minimum rata-rata 20◦C-23◦C,  kelembaban udara rata-rata 75%-
80%,  curah hujan selama setahun antara 1000-1500 mm, kondisi langit umumnya
berawan antara 60%-90%, radiasi matahari global harian rata-rata 2-4 w/ , luminansi
langit yang tertutup awan tipis cukup tinggi mencapai lebih dari 7000 kandela/  dan
tertutup awan tebal 850 kandela/  (Nasrullah et al 2015).

Gambar 1. Curah Hujan Bulan Oktober (Klimatologi ) 1981-2010 di


Indonesia.

Curah hujan tertinggi berada di Pulau Sumatra dengan rentang 7-12  mm.
Sedangkan Jawa Barat dan Jawa Tengah berada di rentang 3-5 mm. Jawa Timur,
Bali, NTB, dan NTT mengalami curah hujan yang sangat kecil yaitu 0,1-3 mm.
Wilayah timur Indonesia yaitu Papua,Maluku, dan Maluku utara mendapat rentang
curah hujan sebesar 4-7 mm. Curah hujan pulau sulawesi adalah di rentang 3-6 mm.
Terakhir pulau Kalimantan medapat curah hujan sebesar 4-11 mm. Hal ini
dikarenakan daerah Sumatra, Laut Jawa dan sekitarnya termasuk sebagai daerah yang
memiliki sebutan monsun barat identik dengan musim hujan karena angin bertiup
dari barat pada waktu musim hujan dan musim timur adalah musim kemarau karena
benar-benar angin bertiup dari arah timur pada waktu musim kemarau. Mulai bulan
Oktober angin berangsur bertiup dari barat sampai bulan Maret berkaitan dengan
monsun dingin Asia dan berangsur menjadi dari timur berkaitan dengan monsun
Australia musim dingin, sedangkan daerah Jawa Timur sampai Nusa Tenggara Timur
merupakan daerah yang paling jelas perbedaan antara musim hujan dan musim
kemarau. Perubahan tekanan udara secara musiman sampai mencapai 5 milibar, dan
terlihat lebih jelas dibandingkan dengan daerah lain. PPAT di daerah tersebut hanya
dalam waktu pendek (Januari – Februari) yang terbentuk sebagai pumpunan angin
barat dari belahan bumi utara dan angin barat daya dari Lautan India bagian timur.
Pada musim kemarau udara diwarnai dengan sifat massa udara benua tropik
Australia. Angin bertiup dari tenggara sampai timur (BMKG 2010).

Gambar 2. Suhu Udara di ketingian 1000 hPa  Bulan Oktober (Klimatologi) 1981-
2010 Indonesia.

Suhu udara di ketinggian 1000 hPa diperoleh hasil sebagai berikut. Suhu
udara tertinggi berada di Pulau Sulawesi, Maluku Utara, NTT, NTB, dan Bali dengan
rentang 27◦C – 27,5◦C. Sedangkan Pulau Sumatra dan Kalimantan suhu udara berada
di rentang 25,5◦C – 27◦C. Jawa Barat dan Jawa Tengah suhu udara berada di rentang
26◦C – 26,5◦C, untuk Jawa Timur suhu udara sebesar 26,5◦C – 27◦C. Terakhir Pulau
Papua didapatkan rentang suhu udara sebesar 26◦C-27◦C. Hal ini dikarenakan saat
matahari berada di wilayah utara (kawasan Benua Asia) akan mengalami pemanasan
maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum.
Kondisi ini menyebabkan angin berhembus dari daerah bertekanan tinggi ( Benua
Australia) ke daerah bertekanan rendah (Benua Asia). Gerakan udara ini
menimbulkan angin monsun atau musim yang disebut angin monsun Timur
(Tenggara), bertiup antara bulan April – Oktober. Perjalanan angin ini hanya melalui
perairan yang relatif sempit, sehingga angin monsun Timur (Tenggara) hanya
memiliki sedikit kandungan uap air. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya musim
kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.

Gambar 3. Kelembaban spesifik bulanan diketinggian 1000 mb

Kelembaban spesifik bulanan diketinggian 1000 mb diperoleh hasil sebagai


berikut. Kelembaban spesifik tertinggi berada di Pulau Sumatra dan Kalimantan
dengan rentang 20% – 22%. Sedangkan kelembaban spesifik terendah berada di
sekitar Pulau Jawa , Bali, NTB, dan NTT dengan rentang 16%-18% . Kelembaban
spesifik di Pulau Sulawesi dan Papua sebesar 18% – 20%. Pada umumnya
kelembaban berbanding terbalik dengan suhu, oleh karna itu Pulau-pulau yang
memiliki suhu tinggi maka kelembabannya akan rendah, begitu pula sebaliknya.

2. Pengertian Sel Surya

Sel Surya (Solar Cell) merupakan suatu perangkat atau juga komponen yang bisa
mengubah energi cahaya matahari itu menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
efek Photovoltaic. Yang dimaksud dari Efek Photovoltaic ini ialah suatu fenomena yang
mana munculnya tegangan listrik itu disebabkan karena adanya hubungan atau kontak dua
elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi
cahaya. Oleh sebab itu, Sel Surya atau Solar Cell ini sering disebut dengan sebutan Sel
Photovoltaic (PV). Nah Efek dari Photovoltaic tersebutditemukan oleh yang bernama Henri
Becquerel ditahun 1839.

Arus listrik tersebut muncul disebabkan oleh karna adanya energi foton cahaya
matahari yang diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N serta tipe P untuk mengalir. Sama layaknya Dioda Foto (Photodiode),
Sel Surya (Solar Cell) ini pun juga mempunyai kaki Positif serta kaki Negatif yang terhubung
ke rangkaian atau juga perangkat yang memerlukan sumber listrik.

Pada dasarnya, Sel Surya ini merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang mempunyai
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas dari Sel Surya itu menjadikan perangkat Sel
Surya tersebut menjadi lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk serta juga menghasilkan
Tegangan serta Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya. Contohnya, sebuah Sel
Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu untuk menghasilkan tegangan
setinggi 0,5V serta  Arus setinggi 0,1A saat terkena (expose) cahaya matahari.

Saat ini, sudah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya tersebutke
berbagai macam/jenis penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik serta bahkan sebagai sumber listrik untuk
menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Berikut ini adalah Struktur Dasar, Bentuk dan Simbol Sel Surya (Solar Cell).

Prinsip Kerja Sel Surya (Solar Cell)

Sinar Matahari ini terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan sebutan
Foton. Pada saat terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel dari sinar Matahari
itu meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga memunculkan energi yang
cukup besar untukmemisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah serta
bermuatan Negatif (-) ituakan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material
semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron ituakan terjadi kekosongan pada strukturnya,
kekosongan itudinamakan disebutan “hole” dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif serta bertindak
yakni sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan sebutan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan untuk daerah semikonduktor dengan Hole
memiliki sifat Positif serta bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang disebut
dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif serta Negatif (PN Junction), akan memunculkan


energi yang mendorong elektron serta hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron tersebut akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Pada sat diberikan sebuah beban berupa lampu atau juga perangkat
listrik lainnya di Persimpangan Positif serta Negatif (PN Junction) ini, maka akan
menimbulkan Arus Listrik.

Jenis-jenis sel surya

Jenis-jenis sel surya ini digolongkan dengan berdasarkan teknologi pembuatannya.


Secara garis besar sel surya ini dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

1. Monocrystalline

Mono (Mono-crystalline) ini Merupakan panel surya yang paling efisien yang dihasilkan
dengan teknologi terkini dan juga menghasilkan daya listrik tinggi. Sel surya mono-
crystalline ini dibuat menggunakan crystall silicon murni yang sudah melalui sebuah proses
Czochralski yang hasilnya ialah Ingot. Ingot ini kemudian diiris tipis – tipis. Sehingga akan
berbentuk bundar atau lingkaran, bentuk tersebut ialah hasil dari adanya proses Czochralski.

2. Polycrystalline

Sedangkan Polycrystaline silicon, tersebut ialah suatu panel surya yang


mempunyai/memiliki susunan kristal acak. Jenis/macam ini terbuat dari beberapa batang
kristal silikon yang dilebur atau dicairkan setelah itu dituangkan kembali dalam cetakan yang
berbentuk persegi. Polycrystal silicon ini diperkenalkan ke pasaran ditahun 1981.
Polycrystalline ini tidak memerlukan proses Czochralski.

Proses Czochralski ini merupakan suatu proses pemurnian suatu bahan dengan cara
pengkristalan, bahan yang akan di kristalkan itu dimasukan ke dalam tempat yang sulit
bereaksi dengan zat lain misalnya seperti quartz dan gas mulia argon.

3. Thin Film Solar Cell (TFSC)


Thin Film Solar Cell ini merupakan panel surya yang terdiri dari dua () lapisan yang
dibuat dengan menambahkan satu atau lebih lapisan tipis, atau Thin Film bahan photovoltaic
ke dalam substrate seperti kaca, plastik atau metal

Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya (Solar Cell)

Seperti Baterai, Sel Surya juga bisa dirangkai secara Seri atau pun Paralel. Pada
umumnya, tiap-tiap Sel Surya  itu menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V serta arus
listrik sebesar 0,1A disaat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya dengan Baterai,
Sel Surya yang dirangkai dengan secara Seri akan meningkatkan Tegangan (Voltage)
sedangkan untuk Sel Surya yang dirangkai dengan secara Paralel akan meningkatkan Arus
(Current).

Anda mungkin juga menyukai