Anda di halaman 1dari 24

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO

PEMBANGKIT

SISTEM PROTEKSI GENERATOR DAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

Zebulon Manalu ( 5103331040)


Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Sistem proteksi pembangkit ataupun transmisi harus bekerja sesuai syaratnya diantaranya cepat
bereaksi jika terjadi gangguan, selektif, peka/sensitif terhadap gangguan, andal/reliability, stabilitas dan
ekonomis. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi kinerja pembangkit. Dengan
menganalisa besar arus gangguan dan hasil pencarian data gangguan baik di sisi GIS 150 kV maupun sisi
PLTU 2 banten labuan. Diharapkan diketahui penyebab gangguan di Transmisi 150 kV Saketi dan proteksi apa
yang menyebabkan pembangkit trip. Kehandalan suatu pembangkit sangat penting karena jika terjadi
gangguan akan menyebabkan pembangkit kehilangan kesempatan produksi dan untuk start kembali
membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat


tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencangan suatu sistem tenaga
listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, melalui analisa
gangguan.

Pada dasarnya gangguan dapat terjadi karena kegagalan operasi peralatan dalam sistem,  kesalahan manusia
dan karena alam. Langkah yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya gangguan antara lain dengan
menggunakan isolasi yang baik, membuat koordinasi isolasi dan menghindarkan kesalahan operasi.
Tetapi  langkah – langkah tersebut dibatasi oleh faktor ekonomis dan alam. Karenanya para engineer
sepakat : gangguan boleh saja terjadi dan tidak dapat dihindari namun dampaknya harus diminimisasi.
PEMBAHASAN

B. SISTEM PROTEKSI GENERATOR

1.  MACAM-MACAM GANGGUAN PADA GENERATOR DAN AKIBATNYA

Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


a.      Gangguan listrik/electrical fault
Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari generator.
Gangguan-gangguan tersebut antara lain :
1.       Hubung singkat 3 phasa
Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya hubungan
singkat 3 phasa/ 3 phase fault. Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu yang tinggi
yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran, jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang
anti api /nonflammable.

2.    Hubung singkat 2 phasa


Gangguan hubung singkat 2 phasa/unbalance fault lebih berbahaya dibanding gangguan hubung singkat 3
phasa/balance fault, karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan akan timbul pula vibrasi pada
kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros/shaft dan kopling turbin akibat adanya momen
puntir yang besar.

3.    Stator hubung singkat 1 phasa ke tanah/stator ground fault


      Kerusakan akibat gangguan 2 phasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki dengan
menyambung taping atau mengganti sebagian konduktor, tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination)
akibat gangguan 1 phasa ke tanah yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah
kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera
diproteksi.

4.    Rotor hubung tanah/field ground


Pada  rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan oleh tanah (ungrounded system). Bila salah satu sisi
terhubung ke tanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya terhubung ke tanah, sementara sisi
sebelumnya tidak  terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung
singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan
serta kerusakan fatal pada rotor.

5.    Kehilangan medan penguat/Loss of excitation


Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik, dan berfungsi sebagai generator induksi.
Kondisi ini akan berakibat pada rotor dan pasak/slot wedges, akibat arus induksi yang bersirkulasi pada rotor.
Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :

a)     
7
 
Jatuhnya/trip saklar penguat (41AC)
b)      Hubung singkat pada belitan penguat
c)      Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat
d)     Kerusakan pada sistem AVR

6.    Tegangan lebih/Over voltage


Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya
(breakdown) design insulasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan
lebih dapat dimungkinkan oleh mesin putaran lebih/overspeed atau kerusakan pada pengatur tegangan
otomatis/AVR.

b.  Gangguan mekanis/panas (mechanical/thermal fault)


      Jenis-jenis gangguan mekanik/panas antara lain :
1.    Generator berfungsi sebagai motor (motoring)
Motoring adalah peristiwa berubah fungsi generator menjadi motor akibat daya balik (reverse power).
Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukkan dari penggerak utama (prime mover). Dampak
kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri. Pada turbin uap,
peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudu-sudu turbin
air, dan ketidakstabilan pada sudu turbin gas.

2.    Pemanasan lebih setempat


      Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh :
         Kerusakan laminasi
         Kendornya bagian-bagian tertentu di dalam generator seperti : pasak-pasak stator (stator wedges).

3.    Kesalahan paralel


Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan
kerusakan pada bagian poros dan kopling generator, dan penggerak utamanya karena terjadinya momen
puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul, kerusakan PMT dan kerusakan pada kumparan stator akibat
adanya kenaikan tegangan sesaat.

4.    Gangguan pendingin stator


         Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen, atau air) akan
menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya akan berakibat
kerusakan belitan.

c.  Gangguan sistem (system fault)


Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang/terjadi pada sistem. Gangguan-gangguan
sistem yang terjadi umumnya adalah :

8
 
1.    Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)
Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada turbin
generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit atau penghantar
(transmisi).

2.    Lepas sinkron (Loss of synhcron)


Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan peristiwa yang
cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui batas-
batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan
arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi yang keluar dari seharusnya sehingga akan
menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi serta resonansi yang
akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.

3.    Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current)
Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem/adanya gangguan 1 phasa dan 2 phasa pada sistem yang
menyebabkan beban generator tidak seimbang yang akan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan
negatif yang melebihi batas, akan mengiduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap yang arahnya
berlawanan dengan putaran rotor akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian-
bagian konstruksi rotor.

2.   MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI GENERATOR DAN FUNGSINYA

No Nama Relai Fungsi Relai


1 Relai jarak (distance Untuk mendeteksi gangguan 2 phasa/ 3 phasa di muka
relay) generator sampai batas jangkauannya
2 Relai periksa sinkron Pengaman bantu generator untuk mendeteksi
(synchron check relay) persyaratan sinkronisasi atau paralel
3 Relai tegangan kurang Untuk mendeteksi turunnya tegangan sampai di bawah
(undervoltage relay) harga yang diijinkan
4 Relai daya balik (reverse Untuk mendeteksi daya balik sehingga mencegah
power relay) generator bekerja sebagai motor
5 Relai kehilangan medan Untuk mendeteksi kehilangan arus penguat pada rotor
penguat (loss of excita-
tion relay)
6 Relai phasa urutan Untuk mendeteksi arus urutan negatif yang disebabkan
negatif (negative phase oleh beban tidak seimbang dari batas-batas yang
sequence relay) diijinkan
7 Relai arus lebih seketika Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas
(instantaneous over cur- yang ditentukan dalam waktu seketika
rent relay)
8 Relai arus lebih dengan Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas
waktu tunda (time over dalam waktu yang ditentukan
current relay)
9 Relai penguat lebih (over Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator
excitation relay)
10 Relai tegangan lebih1.   Bila terpasang di titik netral generator atau trafo
(over voltage relay) tegangan yang dihubungkan segitiga, untuk
mendeteksi gangguan stator hubung tanah
2.   Bila terpasang pada terminal generator : untuk
mendeteksi tegangan lebih
11 Relai keseimbangan te- Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo
gangan (voltage balance tegangan ke pengatur tegangan otomatis (AVR) dan
relay) ke relay
12 Relai waktu Untuk memperlambat/mempercepat waktu
13 Relai stator gangguan Untuk mendeteksi gangguan hubung tanah pada stator
tanah(stator ground fault
relay)
14 Relai kehilangan sinkroni- Untuk mendeteksi kondisi asinkron pada generator
sasi (out of step relay) yang sudah paralel dengan sistem
15 Relai pengunci (lock out Untuk menerima signal trip dari relai-relai proteksi dan
relay) kemudian meneruskan signal trip ke PMT, alarm, dan
peralatan lain serta penguncinya
16 Relai frekuensi (frequen- Untuk mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di
cy relay) luar harga yang ditentukan
17 Relai differensial (diffe- Untuk mendeteksi gangguan hubung singkat pada
rential relay) daerah yang diamankan

Tabel 3.1 Macam- macam Relai Proteksi Generator dan Fungsinya

DIAGRAM PROTEKSI PERALATAN PEMBANGKIT 


10
 
Gambar 3.1 One Line Diagram Relai Proteksi Generator

C. SISTEM PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT

1. MACAM-MACAM GANGGUAN PADA TRAFO PEMBANGKIT DAN   AKIBATNYA

Yang dimaksud transformator pembangkit dalam pembahasan ini adalah :


a.       Transformator Generator (Generator Transformer) / Transformator Utama (Main Transformer)
b.      Transformator bantu utama (Main Auxiliary Transformer) / Transformator Pemakaian Sendiri
c.       Transformator bantu cadangan (Reserve Auxiliary Transformer) / Transformer start (Starting Transformer)
d.      Transformator lainnya yang digunakan untuk pemakaian motor-motor bertegangan rendah

Macam-macam gangguan transformator pembangkit dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


A.   Gangguan luar / External fault
Gangguan luar dimaksud adalah gangguan yang diakibatkan oleh, atau terjadi di luar daerah pengamanan
transformator yang dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator. Contoh :
a.       Beban lebih/over load.
Pembebanan lebih yang melampaui kapasitasnya menyebabkan pemanasan yang berlebihan akibat kenaikan
suhu.
Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan :
         Memperpendek umur transformator/lifetime
         Merusak isolasi dan material belitan
b.      Hubung singkat di sisi luar/external short circuit
Terjadinya hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah di luar daerah pengaman transformator itu
sendiri dapat merusak bagian-bagian transformer.

B.      Gangguan dalam / internal fault


Gangguan dalam yang dimaksud adalah gangguan yang bersumber dari dalam trafo itu sendiri. Gangguan
dalam transformator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Gangguan listrik / electrical fault
Gangguan ini tergolong gangguan berat yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian-bagian
transformator. Gangguan ini biasanya dapat terdeteksi langsung oleh relai-relai arus dan tegangan.
Gangguan  tersebut antara lain :
         Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada terminal belitan tinggi atau rendah
Gangguan hubung singkat phasa ke phasa atau phasa ke tanah pada belitan tinggi atau rendah.
        
13
 
Hubung singkat diantara gulungan belitan tegangan tinggi atau rendah (interturn fault) yang disebabkan karena
kerusakan laminasi di dalam gulungan
         Hubung singkat pada belitan tertier

2.  Gangguan awal
Gangguan ini sering diistilahkan incipient fault yaitu gangguan yang tergolong ringan dan berawal dari
gangguan kecil namun kemudian secara perlahan-lahan berkembang menjadi gangguan besar/berat dan
mengakibatkan kerusakan, apabila tidak segera terdeteksi.
Keadaan gangguan seperti ini tidak dapat terdeteksi oleh relai-relai arus dan tegangan. Gangguan tersebut
antara lain :
         Kendornya baut-baut / ring pada terminal konduktor
         Gangguan pada inti besi akibat kerusakan laminasi isolasi yang menimbulkan percikan bunga api di bawah
minyak
         Gangguan di sistem pendingin, seperti kerusakan pada pompa sirkulasi minyak, kipas pendingin dan bagian-
bagian dari sistem pendingin lainnya yang dapat menyebabkan kenaikan suhu operasi yang tinggi sementara
transformator masih beroperasi di bawah beban penuh
         Adanya kemungkinan pengentalan minyak atau kebuntuan pada bagian-bagian tertentu, sehingga sirkulasi
minyak menjadi terganggu yang dapat mengakibatkan pemanasan setempat atau lokal hot spot pada sebagian
belitan.
         Gangguan atau tidak berfungsinya bagian-bagian mekanik dari tap perubahan pembebanan atau load tap
changer akibat pemasangan yang kurang sempurna (loss contact, getaran, dsb)
         Kebocoran minyak dari bagian las-lasan, perapat packing, dsb.
         Gangguan pada terminal bushing akibat adanya kontaminasi, keretakan, penuaan, binatang, dsb.

2.  MACAM-MACAM RELAI PROTEKSI TRAFO PEMBANGKIT DAN FUNGSINYA

No Nama Relai Fungsi Relai


1 Relai suhu Relai ini adalah relai mekanis yang berfungsi
mendeteksi suhu minyak dan kumparan secara
langsung yang akan membunyikan alarm serta
mengeluarkan/mentripkan PMT.
Relai suhu ini dipasang pada semua transformator
2 Relai beban lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap suhu yang berlebihan akibat beban lebih
3 Relai Bucholz Relai ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gas yang
ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan
setempat dalam minyak transformator
14
 
4 Relai tekanan lebih Bagi transformator tanpa konservator, dipasang relai
(sudden pressure relay) tekanan mendadak yang dipasang pada tangki, dan
bekerja dengan pertolongan membran.
Relai ini dipasang pada semua transformator.
5 Relai arus lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat antar phasa di
dalam maupun di luar daerah pengamanan
transformator. Relai ini juga diharapkan mempunyai
sifat komplementer dengan relai beban lebih. Relai ini
berfungsi juga sebagai pengaman cadangan bagi
bagian instalasi lainnya
6 Relai gangguan tanah Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap hubung tanah, di dalam dan di luar daerah
pengamanan.
7 Relai differensial Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terhadap gangguan hubung singkat yang terjadi di
dalam daerah pengamanan transformator
8 Relai gangguan tanah Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
terbatas (Restricted earth terhadap gangguan tanah dalam daerah pengamanan
fault relay) transformator khususnya untuk gangguan di dekat titik
netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial
9 Relai fluksi lebih Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator
generator. Relai ini mendeteksi besaran fluksi
/perbandingan tegangan dan frekuensi

 Tabel 4.1 Macam- macam Relai Proteksi Trafo Pembangkit dan Fungsinya

DAFTAR PUSTAKA

1.http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195512041981031
BACHTIAR_HASAN/SISTEM_PROTEKSI_PEMBANGKITAN_TENAGA_LISTRIK.pdf
Relay Proteksi pada Motor
By alief rakhman| September 20th, 2013

 View Larger Image


 Share

 Tweet
 Share

 Share

 Share

0
TotalShares
Relay Proteksi pada motor

mayoritas beban pemakaian sendiri pada pembangkit listrik (terutama PLTU) adalah motor
listrik. Motor listrik digunakan sebagai penggerak pompa, fan, valve dan lain sebagainya. Oleh
karena itu motor listrik harus dilindungi dari ancaman gangguan yang mungkin terjadi pada
motor tersebut.

Gb 1. Contoh wiring arus lebih pada motor listrik

Relay arus lebih

Relay arus lebih merupakan relay proteksi pada motor yang berfungsi untuk melindungi dari
gangguan hubung singkat antar fasa. Gangguan hubung singkat dapat meyebabkan kerusakan
pada belitan motor. Relay arus lebih bersifat instant, jadi jika ada gangguan harus segera
mengisolasi motor yang dilindungi tersebut.

Gb. 3 Karakteristik relay instant

Relay overload

Overload pada motor listrik disebabkan oleh pembebanan berlebih pada motor sehingga
putaran motor semakin berat. Semakin berat beban motor maka konsumsi arus listrik motor
semakin besar, sehingga jika dibiarkan dalam waktu yang lama maka arus overload
menyebabkan pemanasan pada belitan yang dapat merusak belitan tersebut.

Relay overload bersifat invers. Adapun grafik invers adalah sebagai berikut :
Gb 4. Karakteristik relay invers

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin besar arus yang mengalir pada motor maka
waktu yang dibutuhkan untuk mentripkan motor semakin cepat.

Relay unbalance

Unbalance pada motor terjadi apabila ada ketidakseimbangan arus pada fasa sumber.
Fenomena ini akan menyebabkan timbulnya arus urutan negative (negative sequence) yang
dapat menyebabkan pemanasan pada motor.

Relay hubung singkat ke tanah

Relay hubung singkat ke tanah berfungsi untuk mengamankan motor dari gangguan arus
hubung singkat antara fasa dengan tanah.

Relay longstart
Relay long start current adalah relay proteksi pada motor yang digunakan untuk mengamankan
motor dari gangguan arus start yang lama. Seperti kita ketahui ketika motor listrik pertama kali
dhidupkan maka akan mengkonsumsi arus yang lebih besar dari arus nominal. Arus start
tersebut bias mencapai 6 kali dari arus nominalnya. Pada kondisi normal, arus start tersebut
hanya berlangsung sesaat saja dan arus kembali ke arus nominal setelah motor berputar pada
putaran nominal. Relay long start berfungsi mengamankan motor ketika arus start tersebut
berlangsung lebih lama dari kondisi normal agar tidak terjadi pemanasan pada belitan motor.
Relay longstart bersifat definite time (karakteristik tunda waktu).

Gb 5. Karakteristik relay definite time

Relay temperature

Relay temperature merupakan relay proteksi pada motor yang digunakan untuk mengamankan
motor listrik dari gangguan temperature yang berlebih. Temperature berlebih bias disebabkan
oleh gangguan mekanik maupun gangguan elektrik. Gangguan mekanik contohnya adalah
kegagalan sstem pendingin dan lain sebagainya. gangguan elektrik contohnya adalah overload,
longstart dan lain sebagainya.
Artikel terkait: Relay proteksi pada motor

Performa Motor Induksi


Motor induksi dewasa ini dijadikan penggerak utama mesin – mesin industri seperti pompa
(pump), kompresor (compressor), konveyor (conveyor), elevator, pengaduk (agitator) dan
peralatan lainnya.
Dengan beragam fungsi penggerak seperti itu, performa motor induksi menjadi suatu yang
penting (vital) dalam proses industri. Kerusakan motor induksi berakibat terganggunya proses
produksi sehingga sebuah industri dapat behenti produksi dan tidak menghasilkan keuntungan.
Untuk itu sangat perlu bagi kita baik engineer yang sudah terjun di dunia industri maupun
mahasiswa teknik sebagai calon engineer untuk mengetahui Jenis Kerusakan Motor Induksi dan
Bagaimana Cara Mengatasinya.
Belajarlistrik.com  mencoba menganalisa tentunya dari sudut penulis (admin) sendiri dan dari
berbagai sumber (salah satunya dari fluke engineers) untuk menjadi sebuah tulisan yang semoga
bermanfaat tentang: Jenis Kerusakan Motor Induksi dan Bagaimana Cara Mengatasinya.

Jenis Kerusakan Motor Induksi


Sebagaimana kita ketahui, motor induksi secara konstruksi merupakan kombinasi dari peralatan
elektrikal dan mekanikal. Sehingga peyebab dari kerusakan motor induksi yang paling utama
adalah kegagalan mekanikal dan elektrikal dari motor induksi.

Jenis jenis kerusakan pada motor induksi 3 phasa. sumber gambar: http://electrical-
engineering-portal.com/
Ketika motor induksi gagal beroperasi (fail) , satu hal yang dapat kita lakukan yaitu memperbaiki
kerusakannya. Namun sebelum motor induksi gagal beroperasi, banyak hal yang dapat kita
lakukan untuk mencegah kerusakan motor induksi sehingga kalaupun terjadi kerusakan tidak
terjadi kerusakan yang  berat (heavy damage).
1. Kualitas dari sumber daya listrik (power quality)
2. Masalah mekanikal (mechanical problem)

3. Masalah instalasi pemasangan (Improper installation factors)

4. Kegagalan proteksi motor

Belajarlistrik.com akan menjelaskan satu per satu permasalahan diatas dan diakhir artikel akan
mengulas langkah – langkah apa saja yang dapat kita lakukan untuk mencegah kerusakan motor
induksi.

1. Kualitas dari sumber daya listrik (power quality)


Untuk permasalahan yang pertama ini yaitu masalah kualitas sumber daya listrik (power quality).
Setidaknya ada tiga jenis permasalahan power quality dan akbiatnya terhadap motor induksi jika
terjadi yaitu tegangan transien, tegangan tidak seimbang (unbalance voltage) dan harmonic
distortion.

 Tegangan transien

Tegangan transient yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kerusakan motor
induksi. sumber gambar: http://electrical-engineering-portal.com/
Trancient voltage (tegangan transien) sering terjadi karena peralatan tambahan yang kita
gunakan untuk mendukung kualitas daya listrik kita seperti capacitors bank. Trancient voltage ini
dapat merusak “kehalusan” sistem kelistrikan 3 phasa kita sehingga mempengaruhi motor
induksi yang berakibat kegagalan isolasi motor.
Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat gangguan tegangan transien:
Merusak winding motor induksi sehingga motor mengalami short circuit.

 Voltage imbalance

Unbalance pada masing – masing phasa dapat menyebabkan vibrasi pada motor induksi.
sumber gambar: http://electrical-engineering-portal.com/
Tegangan yang tidak seimbang (voltage imbalance) dapat mengakibatkan panas yang berlebih
pada winding motor sehingga beresiko merusak isolasi motor yang berakibat short circuit dan
memperpendek umur bearing.
Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat voltage imbalance:
Mengakibatkan arus yang mengalir pada tiap – tiap phasa  menjadi tidak seimbang,
menyebabkan overheating pada winding.

 Harmonic distortion
Harmonik (harmonic distortion) adalah gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan  yang
terjadi akibat adanya distorsi arus dan tegangan.
Gangguan harmonik ini dapat mengakibatkan loses energi sehingga winding pada motor induksi
akan mendapatkan panas yang berlebih dan beresiko merusak isolasi motor listrik tersebut.
Akibat yang terjadi pada motor induksi akibat gangguan tegangan transien:
Menurunkan efisien dari motor induksi dan meningkat temperatur kerja motor induksi.

2. Masalah mekanikal (mechanical problem)


Ada beberapa masalah mekanikal yang sering menjadi faktor yang merusak atau kinerja motor
induksi. Beberapa masalah mekanikal tersebut diantaranya: misalignment motor, Shaft
imbalance dan bearing aus.

 Misalignment motor

Missalignment menjadi faktor yang menyebabkan kerusakan karena dapat menimbulkan vibrasi
yang memperpendek umur bearing. sumber gambar: http://electrical-engineering-portal.com/
Misalignment merupakan suatu kondisi dimana shaft motor induksi tidak
sejajar (alignment) dengan drive shaft load yang digerakkan oleh motor induksi. Hal ini dapat
mengakibatkan vibrasi ketika motor induksi berputar menggerakkan load tersebut.
Ada beberapa jenis Misalignment yang sering terjadi pada proses pemasangan motor dan load
diantaranya angular Misalignment, paralel Misalignment dan compound Misalignment.
Akibat yang ditimbulkan Misalignment terhadap motor induksi:
Misalignment dapat mengakibatkan vibrasi yang tinggi baik pada motor induksi maupun pada
load yang digerakkan oleh motor.  Vibrasi dapat memperpendek usia pemakaian bearing dan
merusak inner part mekanikal pada motor induksi seperti housing bearing, shaft dan lain
sebagainya.

 Shaft Imbalance
Shaft imbalance merupakan sebuah kondisi dimana posisi rotor dan load (pompa, kompresor,dll)
telah alignment atau sejajar namun ketika motor dan load berputar, putarannya tidak seimbang
(imbalance/unbalance) dikarenakan coupling yang telah aus.
Shaft imbalance juga menyebabkan vibrasi baik pada motor induksi sebagai penggerak maupun
load yang digerakkan. Hal ini jika terjadi, lama kelamaan akan merusak bagian – bagian motor
induksi khususnya bagian yang tidak statis seperti bearing, housing bearing dan rotor.

 Bearing yang telah aus

Bearing yang pelumasannya kurang baik juga dapat memperpendek usia pemakaiannya. sumber
gambar: http://electrical-engineering-portal.com/
Sebagaimana kita ketahui bearing merupakan komponen mekanikal yang berfungsi untuk
menjaga agar rotor yang berputar stabil dan tidak terjadi gesekan antar komponen statis (yang
diam) dan komponen yang dinamis (bergerak).
Bearing sendiri memiliki lifetime pemakaian dan harus di rawat (maintenance) secara berkala.
Jika kita merawat bearing sesuai dengan petunjuk misalnya ditambah pelumasan setelah
beberapa running hour maka bearing dapat tahan sesuai dengan lifetimenya.
Jika bearing rusak atau telah aus dapat menyebabkan motor induksi menjadi panas karena
gesekan yang ditimbulkan. Juga akan menimbulkan vibrasi dan kerusakan – kerusakan lainnya
bahkan bisa mengakibatkan short circuit pada motor induksi.

3. Masalah instalasi pemasangan (Improper installation factors)

Permasalahan pada baseplate motor dapat menyebabkan vibrasi yang tinggi. sumber gambar:
http://electrical-engineering-portal.com/
Instalasi pemasangan motor induksi dilapangan merupakan hal yang kritikal dalam menentukan
performa dari motor induksi.
Karena jika kita tidak melakukan pemasangan secara benar dapat mengakibatkan kerusakan
bagian – bagian motor lebih cepat. Pada saat pemasangan masalah yang sering terjadi dan sering
diabaikan adalah soft foot.
Soft food merupakan suatu kondisi dimana antara permukaan baseplate motor induksi dan kaki-
kaki motor induksi tidak rata. Hal ini dapat mengakibatkan ketika kita
mengencangkan bolt  (baut) pada kaki – kaki motor menjadikan posisi motor tidak rata.
Hal tersebut dapat menimbulkan vibrasi yang tinggi pada motor ketika motor berputar.
Kerusakan yang ditimbulkan karena soft foot adalah vibrasi yang berimbas pada kerusakan
bearing dan housing bearing.

4. Kegagalan proteksi motor

Proteksi yang tidak sesuai sering kali menjadi penyebab short circuit pada motor induksi.
sumber gambar: http://electrical-engineering-portal.com/
Motor induksi mempunyai spesifikasi yaitu power (kilo watt), speed (rpm), insulation class
(ketahanan isolasi) dan spesifikasi lainnya.
Salah satu faktor yang sering terjadi yang mengakibatkan motor short circuit adalah  proteksi
yang tidak bekerja.
Proteksi merupakan hal yang penting untuk melindungi motor induksi dari gangguan eksternal
seperti beban yang berlebih (overload), mechanichal jam pada load yang digerakkan.
Jika kita salah mensetting atau memasang proteksi dapat berakibat motor mengalami short circuit
karena ketika terjadi beban yang berlebih, winding motor menjadi panas dan isolasi motor rusak.
Hal tersebut dapat dihindari jika kita mem proteksi motor sesuai dengan kemampuan motor,
sehingga motor akan terlindungi terhadap gangguan eksternal baik mekanikal maupun elektrikal.

Perawatan motor induksi
Seperti yang telah dijelaskan diatas, motor induksi memiliki peran yang vital untuk proses
produksi dalam suatu industri. Kerusakan motor induksi dapat menyebabkan kerugian baik dari
sisi biaya perbaikan motor tersebut serta biaya yang hilang akibat proses produksi yang terhenti.
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan guna mencegah (prevent) agar motor induksi selalu
dapat beroperasi normal dan tidak mengalami unschedule shutdown, diantaranya:
1. Monitoring keadaan operasional motor induksi seperti arus, temperatur dan bunyi. Sesuaikan
dengan spesifikasi motor.
2. Tambah pelumasan pada bearing (baik jenis grease ataupun oli) sesuai running hour  motor
induksi.

3. Lakukan pengecekan isolasi dan pastikan isolasi motor induksi yang dalam keadaan standby
selalu dalam kondisi baik.

4. Tentukan range kapasitas kerja normal motor, jika terdapat kenaikan baik arus maupun
temperature motor, lakukan analisa apa penyebab perubahan parameter pengukuran tersebut.

Demikianlah tulisan singkat mengenai jenis kerusakan motor induksi dan bagaimana cara
mengatasinya, semoga bermanfaat.
Share this:

 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)

 Belajar listrik

ADMIN
MORE POSTS

Post navigation
 POTENSI ENERGI ALTERNATIF YANG DAPAT
DIKEMBANGKAN DI INDONESIA
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) 

TINGGALKAN BALASAN

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

KOMENTAR
NAMA *

EMAIL *

SITUS WEB
Kirim Komentar

 BERITAHU SAYA AKAN TINDAK LANJUT KOMENTAR MELALUI SUREL.

 BERITAHU SAYA AKAN TULISAN BARU MELALUI SUREL.


Search

ABOUT BELAJARLISTRIK.COM

POULAR POSTS
 Cara Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Rumah Tangga
 Prinsip Kerja Generator
 Belajar Transformator : Pengertian, Fungsi dan Prinsip Kerja
 Belajar PLC untuk Pemula
 Cara membuat lampu taman otomatis dengan timer
RECENT POST
 Fungsi Transistor
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
 Jenis Kerusakan Motor Induksi dan Bagaimana Cara Mengatasinya
 Potensi Energi Alternatif yang Dapat dikembangkan di Indonesia
 Jenis Pembangkit Listrik

ARSIP
 Desember 2017 (1)
 November 2017 (1)
 Oktober 2017 (2)
 September 2017 (2)
 Agustus 2017 (2)
 April 2017 (7)
 Maret 2017 (17)

Anda mungkin juga menyukai