Anda di halaman 1dari 26

TOPIK 5

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK KESEHATAN

ORANG DEWASA (PRIA DAN WANITA)

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1) Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial,
perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang
lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Di Indonesia
dikenal dengan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai
sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan
kesehatan profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara komprehensif.

2) Paradigma Keperawatan Komunitas


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987).
Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu,
keluarga dan masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang
mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya
kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

2. Keluarga Sebagai Klien


Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri
atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai
dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus
pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh
anggota keluarga tersebut.

3. Masyarakat Sebagai Klien


Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur
oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

3) Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran
keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu

1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l)
yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat
perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan
individu.

2. Tingkat Keluarga.

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang


mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi, masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber
daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan Prioritas pelayanan
Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :

a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu


keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular
atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).

b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu


hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat
(HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK),
keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM,
keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut
jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.

c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan keluarga.

4) Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan


kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan


kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir.

Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah


atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch
tulang dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk
efektif pada penderita TBC, dll.

Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke


masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

B. PROMOSI KESEHATAN PADA KESEHATAN WANITA DAN PRIA


Orang dewasa biasanya memiliki waktu kesehatan fisik yang relatif baik ketika seseorang
memiliki kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi untuk perilaku kesehatan
mereka. Pilihan pribadi dan lingkungan sosial dan fisik sekitarnya membuat individu dapat
membentuk perilaku hidup sehat. Mengambil tanggung jawab pribadi dalam kebugaran fisik
dan makan sehat diketahui memiliki efek dalam mencegah banyak masalah kesehatan seperti
penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, diabetes, kanker usus, dan obesitas.
a. Perilaku Sehat/Resiko Kesehatan

Penyebab utama kematian pada umumnya hasil dari campuran faktor risiko
lingkungan. Perilaku ini adalah termasuk kekerasan dan cedera, praktek diet,
obesitas, kurang latihan/excercise, penggunaan tembakau, konsumsi alkohol,
penggunaan narkoba, kegagalan untuk menggunakan sabuk pengaman, dan
kesehatan preventif dan layanan skrining. Perilaku ini memberikan kontribusi
signifikan terhadap lima penyebab utama kematian di amerika serikat, yaitu kanker,
penyakit jantung, stroke, cedera yang tidak disengaja, dan penyakit paru-paru
kronis.
Perawat melakukan intervensi dengan orang dewasa di berbagai tingkat risiko
kesehatan dan mempromosikan gaya hidup sehat. Kegiatan promosi kesehatan
dengan orang dewasa yang diarahkan memaksimalkan kesehatan dan kemampuan
mereka dan meminimalkan efek penuaan. Misalnya, seorang perawat kesehatan
masyarakat mungkin mengembangkan program berhenti merokok untuk orang
dewasa di masyarakat. Seorang perawat kesehatan masyarakat juga dapat
mengidentifikasi agregat berisiko tinggi untuk mengembangkan penyakit jantung
koroner dan mengembangkan program kebugaran tempat kerja untuk membantu
orang dewasa memahami faktor risiko penyakit jantung koroner seperti kurangnya
aktivitas fisik, stres tinggi, dan kebiasaan diet yang buruk.

b. Tujuan bangsa untuk kesehatan orang dewasa

Tujuan pertama adalah untuk meningkatkan kualitas dan tahun hidup


sehat. Hal ini diharapkan akan dicapai dengan membantu orang dari segala
usia meningkatkan harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Kualitas
hidup mengacu pada rasa kebahagiaan dan kepuasan bahwa orang memiliki
dalam hidup mereka dan lingkungan. Hal ini juga mencerminkan rasa pribadi
kesehatan fisik dan mental dan kemampuan untuk bereaksi terhadap faktor-
faktor dalam lingkungan fisik dan sosial. Kualitas hidup subjektif lebih sulit
diukur daripada harapan hidup dan perbedaan antara harapan hidup dan
kualitas atau tahun kehidupan sehat mencerminkan jumlah rata-rata waktu
yang dihabiskan dalam waktu kurang dari kesehatan maksimal karena Stresor
pada masa dewasa dan intervensi keperawatan
Kehidupan dewasa biasanya sehat, produktif dan berkecukupan tetapi
juga dapat mengalami frustasi, kebingungan dan tidak terarah. Perawat dapat
memberikan orang bimbingan antisipatif, dukungan dan berinteraksi dengan
mereka untuk meningkatkan kesehatan. Memberikan informasi kepada orang
dewasa tentang sumber daya masyarakat, praktik kesehatan preventif, dan
harapan perkembangan adalah beberapa cara untuk meningkatkan kesehatan
pada orang dewasa. Hidup meliputi serangkaian perubahan. Jumlah, durasi
dan jenis peristiwa berbeda antar individu. Karena keunikan individu,
peristiwa hidup yang penting bagi seseorang mungkin tidak menjadi hal yang
penting bagi orang lain.

Tidak seperti anak-anak yang memiliki orang tua atau lainnya untuk
mendukung dan membimbing mereka melalui peristiwa dan perubahan dalam
hidup, orang dewasa sering tidak memiliki dukungan yang cukup selama masa
stres tinggi atau tidak menggunakan bantuan yang tersedia karena takut
mengalami ketergantungan. Karena masyarakat kita menekankan swasembada
saat dewasa, sulit bagi orang dewasa untuk mencari bantuan dari orang lain.
Banyak orang dewasa harus belajar bahwa interdependensi adalah
kedewasaan. Contoh beberapa peristiwa perubahan hidup yang mempengaruhi
kedewasaan, meliputi: meninggalkan rumah orang tau, memperoleh
pendidikan dan pelatihan kerja, mengejar karir, pernikahan, melahirkan anak,
membesarkan anak, melakukan kegiatan di waktu luang dan mengalami
kematian orang tua.

c. Membantu klien dalam krisis

Krisis mungkin dialami setiap saat sepanjang hidup orang dewasa. Ketika
memobilisasi mekanisme koping selama masa stres, orang dewasa memiliki
banyak pengalaman hidup. Ketika orang dewasa dalam krisis, mereka harus
dibantu untuk melihat keadaan yang menimbulkan krisis dan memodifikasi mereka
untuk mengurangi kejadian di masa depan. Perawat adalah mendukung klien tanpa
membeda- bedakan klien dan membantu klien dan keluarga menilai sumber daya
dan sistem dukungan yang mereka miliki dan membuat rencana untuk masa depan.
Sumber daya individu digunakan selama krisis dan waktu yang dibutuhkan
bervariasi. Dukungan emosional, dorongan, bantuan pemecahan masalah,
persahabatan, dan bantuan nyata telah ditunjukkan untuk membantu orang-orang
yang mengalami krisis. Terkadang individu yang berada di bawah tekanan
membutuhkan bantuan dalam mengidentifikasi kebutuhan untuk dukungan akan
bantuan.

Mencegah krisis adalah tujuan utama keperawatan kesehatan komunitas. Untuk


mencapai tujuan ini, perawat komunitas mengakui tanda-tanda awal dan gejala stres
tinggi-dipersingkat dan membantu individu yang mengalami gejala ini menggunakan
mekanisme yang tepat untuk membantu mencegah krisis perkembangan.

1. Tubuh manusia di masa dewasa

Tubuh manusia terus mengalami perubahan fisik dan mental. selama masa
dewasa ini mulai mengembangkan kesadaran takut semakin tua dan dihadapkan
dengan menyesuaikan diri dengan mengubah citra tubuh sebagai perubahan fisik yang
terjadi. penyesuaian ini seringkali sulit dalam masyarakat Amerika karena keindahan
dan stamina masa muda yang berharga mulai menurun. kejadian dengan usia, dan
kondisi ini dapat mempengaruhi bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.

Beberapa perubahan fisik terjadi dalam tubuh manusia selama masa dewasa.
indera perasa dan penciuman mulai mengurangi 10 penyebab utama kematian orang
dewasa. penyakit jantung dan kanker adalah dua penyebab utama pada tahun 1998.
kecelakaan, termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, semua kematian yang tidak
disengaja lainnya, dan efek samping, adalah penyebab tertinggi ketiga (National
Center for Health Statistics, 2000).

d. Merokok dan kesehatan


Salah satu faktor risiko utama untuk morbiditas dan Mortalitas, adalah
dikalangan orang dewasa adalah merokok. Ketika orang Amerika pertama kali
serius disajikan dengan informasi bahwa merokok terkait dan kanker paru-paru.
sebagai hasilnya, ditetapkan bahwa tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
berhenti merokok. sejak laporan itu, setiap dokter bedah umum dari negara-
negara bersatu telah mempromosikan berhenti merokok dan telah memperkuat
pengetahuan bahwa merokok adalah salah satu penyebab paling signifikan dari
penyakit dan kematian. Namun, penggunaan tembakau merupakan penggunaan
tertinggi didunia dan mereka tidak bertindak untuk mengurangi penggunaan
tembakau dalam 20 sampai 30 tahun ke depan, 10 juta orang per tahun akan
mengalami perubahan fisik yang drastis.

Penelitian telah membuktikan bahwa mereka yang berhenti merokok


mengurangi risiko kanker dan tembakau lain yang terkait kesehatan problems.
beberapa manfaat dari berhenti merokok meliputi berikut ini:

1) hidup lebih lama, tanpa memandang usia, dari pada orang yang terus
merokok.
2) Risiko gangguan tubuh dalam 15 tahun ke depan dibandingkan dengan

mereka yang tidak merokok


3) Risiko penurunan pengembangan paru-paru, tenggorokan, dan kanker

terkait tembakau lainnya


4) Risiko terjadi mengembangkan jantung koroner dan penyakit
kardiovaskular yang lebih cepat.

Populasi sehat 2010 menyatakan bahwa merokok sebagai sebuah


penyebab utama permasalahan kesehatan. Komponen dasar pencegahan rokok
menargetkan, penghentian,dan peningkatan pajak pada produksi rokok dan
hukum yang ketat mengenai penyebarannya

1) Merokok dan kehamilan

Merokok ketika dalam keadaan hamil meningkatkan resiko lahir


premature dan berat badan lahir rendah. Bukti menyatakan bahwa wanita
hamil perokok berat (satu sampai dua bungkus per hari) dapat
menyebabkan kecacatan keterbelakangan mental dan gangguan jantung
pada bayi. Wanita hamil harus diberitahu mengenai resiko dan membuat
mereka mengerti mengenai resiko gangguan kesehatan pada bayinya yang
belum lahir.
2) Lingkungan dengan asap rokok
Environmental protection agency (EPA) telah memulai memperhatikan
perokok pasiv, dan menjadikannya perhatian masyarakat luas.

Berikut resiko penyakit yang akan terjadi:


a) Penyakit jantung
b) Sesak nafas pada anak-anak
c) Kanker
d) Gangguan pernafasan
e) Penurunan fungsi paru.

Penggunaan rokok yang tidak memiliki asap juga menjadi


perhatian dunia kesehatan dapat menyebabkan permasalahan seperti:

a) Kanker mulut dan gusi


b) Iritasi gusi
c) Kehilangan gigi
d) Pecandu nikotin

3) Perokok dan kesehatan komunitas


Target utama dengan untuk perokok adalah untuk menciptakan lingkungan
bebas asap rokok. Cara terbaik adalah pencegahan primer, yaitu
memperingatkan dan mendidik oaring-orang yang tidak merokok dan
memotivasi mereka untuk menolak merokok.

Pencegahan sekunder, yaitu berfokus pada menghentikan perokok dan


mengurangi kecanduan. Pencegahan tersier, yaitu berfokus pada metode
untuk mencegah perokok dan membatu merehabilitasi perokok untuk
menguranginya.

e. Jenis Kelamin Mempengaruhi Kesehatan

Seperti yang telah didiskusikan faktor personal yang meliputi jenis


kelamin, umur, bangsa, status sosial ekonomi, stres, gaya hidup, dan perilaku
kesehatan akan mempengaruhi epidemiologi dari penyakit dan
penanggulangannya.
Dari faktor-faktor tersebut, jenis kelamin sering kali diabaikan dalam praktik
keperawatan kesehatan dan penelitian. Walaupun demikian, pendapat yang
berkembang mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki menghasilkan resiko
kesehatan yang unik dan kebutuhan yang sering memerlukan perencanaan dan
program kesehatan yang khusus. Banyak penelitian yang telah dilakukan
menggunakan objek laki-laki. Sampai akhirnya Women Health Initiative
Project, yang dimulai pada tahun 1991, oleh NIH,memfokuskan isu tentang
perempuan dengan menyediakan data penting yang dapat memfasilitasi
perencanaan kesehatan bagi perempuan. Selain itu, kesehatan perempuan juga
telah menjadi fokus khusus bagi para praktisi.

Genetik dan biologi juga memiliki dampak yang signifikan pada tingkat
kematian dengan penyakit tertentu sesuai dengan jenis kelamin dan ras.
Perempuan juga mengalami masalah terkait dengan jenis kelamin dan perannya
dalam masyarakat seperti melahirkan, menstruasi, dan menopause. Sebelumnya
kondisi tersebut dipandang sebagai “penyakit” tapi sekarang hal itu telah
dianggap sebagai bagian dari prose fisiologis wanita. Secara historis,
perempuan diperlakukan berbeda dari laki-laki yang sering disalahartikan
sebagaigangguan(Cowan,1996).

Laki-laki juga mengalami masalah terkait dengan jenis kelamin dan


perannya dalam masyarakat. Angka kematian bagi laki-laki berasal dari
kecelakaan, pembunuhan, dan bunuh diri lebih banyak daripada wanita
(National Center for Health Statistic, 2000). Walaupun demikian, banyak
perempuan lebih sering menjadi korban

f. Penyakit kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung dan stroke) adalah salah satu
penyebab angka kematian di Amerika Serikat. Pencegahan dan pengontrolan
penyakit jantung dan stroke merupakan prioritas dalam objek Healty People
2010.
Salah satu penyebab utama kecacatan dan faktor resiko lain meliputi
diabetes,hipertensi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, dan kurangnya
aktivitas fisik.
Faktor resiko yang menjadi penyebab penyakit jantung dan stroke:
1) Usia
2) Diabetes
3) Peningkatan kadar kolesterol
4) Kelebihan pemasukan alkohol
5) Kelebihan berat badan
6) Gender (laki-laki)
7) Tekanan darah tinggi
8) Kurang aktivitas fisik
9) Merokok
10) Stres

a) Penyakit jantung (heart disease)


Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu dari kematian di
Amerika. Penyebab utama kematian dari penyakit jantung adalah serangan
jantung. Tingkat kematian yang berasal dari serangan jantung telah berkurang
selama satu dekade sebelumnya karena adanya perhatian terhadap tanda-tanda
bahaya, intervensi dini, dan akses untuk pelayanan darurat. Dalam usaha untuk
melanjutkan pengurangan angka kematian dari serangan jantung, Health
Public 2010 bertujuan untuk menambah kewaspadaan publik dalam pelayanan
akses darurat, tanda-tanda bahaya, dan orang orang mampu melakukan
cardiopulmonary resuscitation (CPR).

Perokok mempunyai resiko tinggi untuk mengalami serangan jantung


daripada orang yang tidak merokok. Seperti yang dikatakan NIH, resiko
perokok perempuan mendapatkan serangan jantung adalah dua sampai enam
kali dibanding yang tidak (NIH, 1998). Dengan begitu, penting untuk
mempromosikan dilarang merokok dan masyarakat bebas rokok. Tanpa
memperhatikan lama seseorang merokok, “berhenti merokok mengurangi
resiko relatif penyakit jantung koronaria pada wanita dan pria sebesar 50%”
(Judelson, 1999).
b) Stroke
Stroke menyebabkan ketidakmampuan yang membutuhkan beberapa
bantuan untuk melakukan aktivitas harian. Banyak dari penderita stroke
mengalami ketidakmampuan yang disebabkan oleh kelumpuhan yang
menyebabkan deficit bahasa dan memori. Tanda- tanda awal dan gejala yang
sering muncul diabaikan, mengakibatakan stroke menjadi lebih parah. Seperti
halnya serangan jantung, stroke dan komplikasi stroke bisa dicegah dengan
mendeteksi gejala awal dan mencari pengobatan segera.
Gejala awal kemungkinan menderita stroke:
(1) Aphasia

(2) Ataxia

(3) Penglihatan kabur

(4) Penglihatan ganda/ berbayang

(5) Sakit kepala

(6) Kelihatan kemampuan melihat pada salah satu mata

(7) Kelumpuhan pada satu bagian tubuh

(8) Kelumpuhan sementara

(9) Kemampuan bicara berkurang

(10) Kelemahan pada satu bagian tubuh

(11) Kelemahan atau kelumpuhan di satu area tubuh (mis; wajah,


tangan, kaki)
c) Hipertensi

Hipertensi adalah factor resiko penyebab serangan jantung dan stroke. Tekanan
darah tinggi mudah untuk dideteksi, melalui manajemen yang tepat akan mudah
untuk dicontrol. Pengontrolan tekanan darah tinggi adalah cara yang paling
efektif untuk mengurangi kematian di kalangan dewasa. Perawat komunitas
memiliki peran dalam pencegahan dan mengontrol melalui pengajaran,
pendeteksian segera dan skrining, program pemodifikiasian resiko, rujukan
untuk perawatan medis, dan memfasilitasi klien dalam megikuti proses
pengobatan.
d) Kanker

Kanker adalah penyebab utama kematian pada laki-laki dan wanita pada
umur 25-64 dan juga dikaitkan dengan bermacam factor resiko. Walaupun
angka kematian akibat kanker tidak berubah secara signifikan, akan tetapi
terdapat perubahan pada jumlah kematian pada grup umur tertentu dan pada
beberapa jenis kanker.

Kanker tidak dikecualikan menyerang kelompok minoritas “orang amerika


berkulit hitam memiliki angka tertinggi di dunia menyangkut masalah kanker
prostat” (ACS, 2000, p.14 dalam p.582). berbagai macam gaya hidup, termasuk
pola gizi antara kelompok etnik, screening behaviors, nilai dan kepercayaan,
status socialekonomi, kurangnya asuransi, dan kurangnya akses ke pelayanan
kesehatan adalah kaitannya dengan resiko kanker dan kemungkinan
merupakan penjelasan untuk perbedaaan pada pemanfaatan perawatan
kesehatan dan kematian akibat kanker antara berbagai populasi etnis.
Perbedaan gender juga menjadi jelas ketika pemeriksaan angka kematian dan
yang bertahan pada berbagai kasus kanker.

e) Kecelakaan

Kecelakaan adalah penyebab utama kematian di antara usia 1-33 tahun dan
merupakan penyebab utama kelima kematian di antara orang dari segala usia
(National Safety Council, 1999). Kecelakaan dan cedera yang tidak disengaja
istilah yang sering digunakan secara bergantian. Ketika kematian terjadi di
bawah keadaan "kebetulan", istilah yang lebih disukai dalam komunitas
kesehatan masyarakat adalah cedera yang tidak disengaja (CDC, 1996). cedera
yang tidak disengaja tidak termasuk bunuh diri dan pembunuhan, yang
merupakan kategori terpisah yang memerlukan strategi intervensi yang
berbeda.
Cedera yang tidak disengaja adalah penyebab utama kematian sampai usia
35, kecelakaan bersama kanker, mulai meningkat sebagai penyebab utama
kematian. Seiring berjalannya usia, penyakit menjadi lebih umum dan peringkat
lebih tinggi sebagai penyebab utama kematian. Usia merupakan faktor risiko
yang signifikan untuk pengembangan penyakit kardiovaskuler, kanker, dan
kondisi kronis lainnya. Sebagai contoh, perhatikan bahwa dengan
bertambahnya usia, tingkat kematian akibat jatuh meningkat, tingkat kematian
dari bedah dan medis intervensi meningkat, dan kematian akibat konsumsi
makanan / benda menjadi lebih bermasalah (terutama dalam kelompok umur
65-74). Ini memiliki implikasi untuk merancang intervensi promosi kesehatan
sesuai dengan tahapan perkembangan.
2. Strategi promosi kesehatan pada wanita
1. Primary Prevention
Aktivitas pencegahan primer fokus pada pendidikan untuk mempromosikan
gaya hidup sehat. Banyak perawat komunitas menghabiskan waktu untuk
dalam memberikan edukasi. Selama home visit pada wanita hamil, perawat
memberikan informasi berupa nutrisi, pedoman antisipasi, menghindari
penggunaan obat- obatan dan alkohol, dan mengajarkan tentang perubahan
bentuk tubuh selama kehamilan.
Dengan kelompok-kelompok kecil, perawat bisa mengajar dengan nyaman,
pencegahan penyakit, penggunaan alat-alat pengaman, dan menyeimbangkan
kerja dan tanggung jawab dirumah. Perawat komunitas fokus pada pelayanan
dalam kebutuhan komunitas dan program-program yang akan menjaga
kesehatan agregat.

2. Secondary prevention
Pencegahan kedua fokus pada skrining dan diagnosis dini penyakit.
Sebagian besar perawat komunitas melakukan pengkajian terhadap kebutuhan,
merencanakan, mengimplementasikan, atau mengevaluasi program yang fokus
pada deteksi dini penyakit. Hal ini diikuti dengan mengajarkan pencegahan
kecacatan yang lebih parah dari perkembangan penyakit atau untuk mencegah
penyebaran penyakit di komunitas. Contohnya, menyediakan klinik
pemeriksaan payudara, mengajarkan cara pemeriksaan payudara sendiri,
menghitung tekanan darah.
3. Tertiary prvention
Pencegahan ketiga fokus pada rehabilitasi dan pencegahan kecacatan yang
lebih parah. Idealnya, kondisi kesehatan yang buruk dapat dicegah. Pada level
ini, perawat fokus pada kualitas hidup dan penyelamatan hidup. Merawat orang
dalam pencegahan level tiga dapat menjadi sedikit lebih rumit, karena sangat
banyak sistem menjadi rumit, misalnya fungsi sosial seseorang, termasuk
harapan keluarga, aturan dalam keluarga, kebiasaan, pengetahuan, dan peran,
harapan seseorang, motivasi, dan dukungan.

5. Strategi promosi kesehatan pada pria


1. Primary prevention
Strategi pencegahan primer ialah seperti penyediaan layanan kesehatan
dan pendidikan. Selain itu, laki-laki harus belajar untuk menyeimbangkan
kebiasaan makan, dan meningkatkan latihan fisik jika mereka sebelumnya tidak
pernah melakukan latihan. Penggunaan cara yang aman dalam memindahkan
barang ketika bekerja dalam kehidupan merupakan salah satu strategi promosi
kesehatan yang penting. Selain itu, latihan fisik yang teratur, tidak merokok,
dan belajar teknik relaksasi.

2. Secondary prevention
Pencegahan kedua fokus pada deteksi dini dan pengobatan segera
terhadap penyakit. Perawat dapat memberikan pencegahan berupa deteksi dini
dan pengobatan segera dengan mendatangi tempat-tempat berupa acara
olahraga, tempat aktivitas kelompok, atau tempat kerja.

3. Tertiary prevention
Pencegahan ketiga termasuk semua aktivitas yang dilakukan setelah
seseorang terserang penyakit, termasuk pemberian rehabilitasi. Berdasarkan
umur klien, pencegahan tersier bisa menjadi sederhana atau sangat rumit.
contohnya, anak laki-laki 19 tahun yang mengalami fraktur kaki akan
membutuhkan informasi tentang penggunaan kruk secara aman, makanan
berprotein yang baik untuk penyembuhan tulang, dan pengingat untuk kembali
konsultasi mengenai kondisi kesehatannya.
Dalam hal ini merupakan pencegahan yang sederhana. Sedangkan laki-
laki berumur 72 tahun yang mengalami fraktur tulang kaki mungkin saja
mengalami peningkatan kadar glukosa (DM) yang diluar kontrol, denyut
jantungnya cepat, dan mengalami kesulitan mobilisasi yang mempengaruhi
kebiasaan makan dan dapat menyebabkan depresi, dan membutuhkan
pencegahan tersier yang lebih komplek. Ia membutuhkan perawat komunitas
yang berkompeten dan sumber daya komunitas.

C. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
A. Data inti komunitas (core inti)
1. Demografi: jumlah kelompok dewasa, golongan umur, pengalaman
sebelumnya. Etnis terdiri dari suku bangsa dan ras.
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan penyebab
kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan
yang dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan
norma yang dianut.
B. Data Subsistem Komunitas
Delapan data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian
komunitas meliputi:
1. Lingkungan fisik
Dilihat di lingkungan kelompok usia dewasa, kebersihan
lingkungan kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara,
kualitas makanan, akses dan aktifitas kelompok dewasa dalam
pemenuhan kebutuhan.
Data dapat dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.
2. Pelayanan kesehatan dan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus kelompok dewasa melalui
puskesmas, pengobatan tradisional atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3. Ekonomi
Dilihat dari jumlah pendapatan keluarga, jenis pekerjaan
penanggungjawab, jumlah penghasilan dan pengeluarannya.
4. Transportasi dan keamanan
Dilihat dari jenis transportasi yang digunakan kelompok
dewasa untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan adanya
rasa aman dan dukungan
dari anggota keluarga untuk kelompok usia dewasa.
5. Politik dan pemerintahan
Pemerintahan: kelompok pelayanan masyarakat seperti PKK,
tahlil, kumpulan bapak-bapak, dll. Terdapat kebijakan yang
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI.
Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran
peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan
oleh kelompok dewasa untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan
sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa
dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam
masyarakat dalam menyelesaikan masalah kelompok dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap dalam
meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
II. Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2013),
diagnosa yang mungkin muncul pada pasien cancer
mammae adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan
massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran
tubuh.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
mastektomi.
e. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.

f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme ke
jaringan.

Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang

mengidentifikasi masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil


perawatan, dan intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan
dan menangani masalah/ kebutuhan pasien. (Doenges,
Moorhouse, & Burley, 2000).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges &
Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa
perencanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan
cancer mammae adalah :
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya
penekanan massa tumor
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :

1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.

2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan


manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan
tanda nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi Rasional

1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Informasi memberikan data


secara komprehensif, dasar untuk mengevaluasi
termasuk lokasi, kebutuhan/ keefektifan
karakteristik, durasi, intervensi.
frekuensi, maupun kualitas.
2. Berikan pengalihan seperti 2. Memungkinkan pasien untuk
reposisi dan aktivitas berpartisipasi secara aktif
menyenangkan seperti dan meningkatkan rasa
mendengarkan music atau control.
menonton TV.
3. Evaluasi keefektifan control 3. Evaluasi dilakukan setelah
nyeri. mengajarkan teknik
pengalihan, sehingga
mengetahui kebutuhan klien.
4. Nyeri adalah komplikasi
4. Kolaborasi dalam
sering dari kanker, meskipun
pemberian analgetik.
respons individual berbeda.
Saat perubahan penyakit/
pengobatan terjadi, penilaian
dosis dan pemberian akan
diperlukan.
b. Diagnosa 2 Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran
tubuh
Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam


diharapkan cemas berkurang.
Kriteria hasil :

1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala


cemas.
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan
teknik mengontrol cemas.
3. Vital sign dalam batas normal.

4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat


aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

Intervensi Rasional

1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas


menenangkan. memerlukan teman dan
ketenangan dalam
mengungkapkan
kecemasannya.
2. Prosedur, dampak dan segala
2. Jelaskan semua prosedur yang berkaitan dengan terapi
dan apa yang dirasakan diberikan. Hal ini membuat
selama prosedur. pasien tahu mengenai
dampaknya, dan dapat
mengambil keputusan yang
tepat.
3. Memberikan kesempatan
untuk memeriksa rasa takut
realistis serta kesalahan
3. Dorong pasien untuk
konsep tentang diagnosis.
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi.
c. Diagnosa 3 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan pasien dapat mengetahui tentang penyakitnya. Kriteria
hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang
penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan.
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar.
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang
dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainnya

Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Memvalidasi tingkat
tingkat pengetahuan pasien pemahaman saat ini, dan
tentang proses penyakit memberikan dasar
yang spesifik. pengetahuan diamana pasien
membuat keputusan
berdasarkan informasi.
2. Jelaskan patofisiologi dari 2. Informasi akurat
penyakit dan hubungannya dan mendetil dapat
dengan anatomi fisiologi membantu
dengan cara yang tepat. menghilangkan
ansietas dan
mebmbuat keputusan.
3. Diskusikan perubahan 3. Gaya hidup
gaya hidup yang mungkin member pengaruh
diperlukan untuk yang penting dalam
mencegah komplikasi di mencegah komplikasi.
masa yang akan datang.
d. Diagnosa 4 Kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan
pengangkatan bedah kulit/ jaringan.
Tujuan :

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam


waktu penyembuhan kulit meningkat.
Kriteria hasil :

1. Perfusi jaringan baik.

2. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan


mencegah terjdinya cedera berulang.
3. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban
kulit dan perawaatan alam.
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk 1. Penggunaan balutan
karakteristik drainase. tergantung luas pembedahan
Monitor jumlah edema, dan penutupan luka.
kemerahan, dan nyeri pada Drainase terjadi ketika
insisi dan lengan, serta trauma prosedur dan
suhu. manipulasi banyak
pembuluh darah dan limfatik
pada area tersebut.
Pengenalan dini terjadi
ketika infeksi dapat
memampukan pengobatan
dengan cepat.
2. Membantu drainase cairan
melalui gravitasi.
2. Tempatkan pada posisi 3. Meningkatkan potensial
semifowler. konstriksi , infeksi, dan
3. Jangan melakuka limfedema pada posisi yang
pengukuran TD, injeksi sakit.
obat, atau memasukkan IV 4. Menurunkan tekanan pada
pada lengan ynag sakit. jaringan yang terkena, yang
4. Anjurkan untuk memakai dapat memperebaiki
pakaian yang tidak sempit/ sirkulasi/ penyembuhan.
ketat, perhiasan atau jam
tangan pada tangan yang
sakit.

e. Diagnosa 5 Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan


mastektomi
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam
citra tubuh kembali efektif.
Kriteria hasil :

1. Gambaran tubuh positif.

2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.

3. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh.

4. Mempertahankan interaksi sosial.

Intervensi Rasional

1. Kaji secara verbal dan non- 1. Dapat menyatakan


verbal respon klien terhadap bagaimana pandangan diri
tubuhnya. pasien pada perubahan.
2. Jelaskan tentang 2. Dapat menyatakan masalh
pengobatan, perawatan, penyakit sehingga membantu
kemajuan dan prognosis dalam mengambil
penyakit. keputusan.
3. Dorong klien 3. Kehilangan bagian tubuh,
mengungkapkna menerima kehilanga hasrat
perasaannya. seksual sehingga pasien
membuat rencana untuk
masa depan.
4. Memberikan tempat untuk
4. Fasilitasi kontak dengan
pertukaran masalah dan
individu lain dalam
perasaan dengan orang lain
kelompok keci.
yang mengalami pengalaman
yang sama dan
mengidentifikasi cara orang
terdekat dapat memudahkan
penyembuhan pasien.
a. Diagnosa 6 ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme pada jaringan
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam,
diharapkan nutrisi terpenuhi atau adekuat.
Kriteria hasil :

1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

2. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari


menelan.

3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Intervensi Rasional

1. Pantau masukan makanan 1. Mengidentifikasi kekuatan/


seiap hari. defisiensi nutrisi.
2. Ukur tinggi badan, berat 2. Membantu dalam identifikasi
badan, dan ketebalan malnutrisi protein-kalori,
lipatan kulit trisep. khususnya bila berat badan
dan hasil antropometrik
kurang dari normal.
3. Ciptakan suasana makan 3. Membuat waktu makan lebih
yang menyenangkan. menyenangkan, yang dapat
meningkatkan masukan.
4. Dorong komunikasi terbuka 4. Sering sebagai distress emosi,
mengenai masalah khususnya untuk orang
anoreksia. terdekat yang menginginkan
member makan pasien
dengan sering.
5. Kolaborsi denga ahli gizi 5. Memberikan rencana diet
untuk menentukan jumlah khusus untuk memenuhi
kalori dan nutrisi yang kebutuhan individu dan
dibutuhkan pasien. menurunkan masalah
berkenaan dengan malnutrisi
protein/ kalori dan defisiensi
mikronutrien.
III. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan


diamana rencana perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/
aktivitas yang telah ditentukan. (Doenges, Moorhouse, & Burley,
2000).

IV. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni

proses yang dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk


menjamin kualitas serta ketepatan perawatan yang diberikan dan
dilakukan dengan meninjau respon untuk menentukan keefektifan
rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Doenges,
Moorhouse, & Burley, 2000).

Anda mungkin juga menyukai