Skripsi
Oleh
Yusuf Firdaus
5212414023
TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
i
ii
3
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua
orang tua, semata-mata membuat mereka
bahagia. Dengan ridhonya kelak semoga itu
yang akan mengantarkan ke surga.
v
SARI ATAU RINGKASAN
Yusuf Firdaus. 2019. Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit Serat Goni-Epoxy
Terhadap Kekuatan Bending dan Impact. Pembimbing: Dr. Rahmat Doni Widodo,
S.T., M.T. Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Penggunaan serat sintetis sebagai penguat komposit memiliki dampak
negatif pada lingkungan. Serat goni sebagai pengganti serat sintetis merupakan
hasil olahan dari serat alam yang pemanfaatannya sebatas untuk mengemas hasil
pertanian. Untuk meningkatkan fungsinya serat goni digunakan dalam penelitian
ini sebagai penguat material komposit. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh variasi anyaman serat goni dengan matrik epoxy terhadap kekuatan
bending dan impact.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pembuatan
komposit menggunakan metode hand lay-up, satu lapisan sudut dengan orientasi
0º, 45º dan 90º. Pengujian bending dilakukan dengan metode pengujian three point
bending dan impact dengan metode charpy sesuai standar ASTM D790 dan ASTM
D6110.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kekuatan bending dan modulus elastisitas
pada variasi orientasi tertinggi pada variasi orientasi 45º + 90º sebesar 48,23 MPa
dan variasi orientasi 45º + 90º sebesar 1,889 GPa. Nilai kekuatan bending diatas
penelitian terdahulu dengan nilai kekuatan bending sebesar 47,74 MPa. Hasil
menunjukkan semakin tinggi kekuatan bending maka semakin tinggi modulus
elastisitasnya. Nilai kekuatan impact pada variasi orientasi serat tertinggi pada
variasi orientasi 45º + 90º sebesar 0,00847 J/mm2. Nilai kekuatan bending dan
impact sangat dipengaruhi oleh variasi orientasi serat. Perlu adanya penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui kekuatan bending dan impact komposit serat goni-epoxy
secara optimal.
Kata kunci : Komposit, Serat goni, orientasi serat, kekuatan bending, kekuatan
impact.
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Pengaruh Orientasi Serat Pada Komposit Serat Goni-Epoxy Terhadap Kekuatan
Bending dan Impact. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar
Sarjana Teknik pada Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
Shalawat dan Salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan
kita semua mendapatkan safaat di yaumil akhir nanti, Aamiin.
Penyelesaian karya tulis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri
Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh
studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Bapak Dr. Nur Qudus, MT, Dekan Fakultas Teknik. Bapak Rusiyanto, S.Pd.,
M.T, Ketua Jurusan Teknik Mesin. Bapak Samsudin Anis S.Pd., M.T.Ph.D,
Koordinator Program Studi Teknik Mesin atas fasilitas yang disediakan bagi
mahasiswa.
3. Bapak Dr. Rahmat Doni W, S.T., M.T., yang penuh perhatian dan atas
perkenaan memberi bimbingan dan dapat dihubungi sewaktu-waktu disertai
kemudahan menunjukkan sumber-sumber yang relevan dengan penulisan
karya ini.
4. Bapak Rusiyanto, S.Pd., M.T. dan Bapak Ir. Agus Nugroho, S.Pd., M.T.,
IPP. selaku Penguji I dan Penguji II yang telah memberi masukan yang sangat
berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan, komentar, tanggapan,
menambah bobot dan kualitas karya tulis ini.
5. Semua dosen Jurusan Teknik Mesin FT. UNNES yang telah memberi bekal
pengetahuan yang berharga.
6. Ayah dan ibu saya serta keluarga yang tidak hentinya mendukung dan
mendoakan saya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
vii
7. Semua teman-teman Teknik Mesin FT. UNNES angkatan 2014 yang selalu
memberi semangat.
8. Berbagai pihak yang telah memberi bantuan untuk karya tulis ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga segala bantuan dan kebaikan tersebut mendapat limpahan dan balasan
dari Allah SWT. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan
tambahan pengetahuan dan wawasan yang semakin luas bagi para pembaca.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.3. Jenis-jenis Komposit ................................................................................. 11
x
4.1. Deskripsi Data ................................................................................................... 46
4.3. Pembahasan....................................................................................................... 56
4.3.1. Pengaruh Orientasi Sudut Serat Terhadap Kekuatan Bending dan Modulus
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2. Hasil Pengujian Bending Komposit Serat Rami (Hariyanto A, 2010) .............. 7
Tabel 2.3. Hasil Pengujian Impact Komposit Serat Rami (Hariyanto A, 2010) ................ 7
Tabel 2.4. Sifat mekanik dan fisik serat rami (Chandrashekar K M et al., 2016) ........... 14
Tabel 2.6. Sifat Mekanis Resin Epoxy (Callister, 2007: 602) .......................................... 16
Tabel 2.7 Kelebihan dan kekurangan pengujian three point bending dan four point
Tabel 3.3. Jumlah Kebutuhan Spesimen Uji Impact dan Bending .................................... 33
Tabel 3.5. Tabel hasil pengolahan data modulus elastisitas bending ................................ 43
Tabel 4.1. Data hasil uji bending komposit serat goni – epoxy......................................... 46
Tabel 4.2. Data hasil uji impact komposit serat goni – epoxy........................................... 47
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. (a) Continous Fiber Composite (b) Woven Fiber Composite (c)
Chopped Fiber Composite (d) Hybrid Fiber Composite (Gibson, 1994: 5) ......... 10
Gambar 2.4. (a) Particulate Composites (b) Short Fiber Composite (c) Continous
Fiber Composite (d) Laminated Composites (Marc Chawla, 2009: 765) ............. 14
Gambar 2.5. Penampang serat rami menggunakan SEM (a) Tanpa perlakuan
Gambar 3.4. Diagram uji bending terhadap variasi orientasi sudut (a) 0º + 0º, (b) 0º + 45º,
Gambar 3.5. Diagram uji impact terhadap variasi orientasi sudut (a) 0º + 0º, (b) 0º + 45º,
Gambar 3.8. Cetakan Komposit, (a) untuk uji impact (b) untuk uji bending.................... 37
xiii
Gambar 3.10. Jangka Sorong ............................................................................................ 38
Gambar 4.3. Grafik hasil uji impact: energi serap komposit serat goni-epoxy ................. 53
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Material komposit adalah material yang terdiri dari dua atau lebih bahan
peyusunnya (Sailesh et al., 2018: 7184). Secara umum komposit terdiri dari bahan
komposit dipilih karena sifat mekanik dari material tersebut bisa ditentukan dengan
variasi bahan penyusun didalamnya. Sailesh et al., (2018: 7184) menyatakan bahwa
saat ini para peneliti dan insinyur mulai menunjukkan ketertarikan penelitian
merekan pada bidang komposit serat alami karena serat alami memiliki ketahanan
ketersediaan bahan baku yang mudah untuk pembuatan material komposit serat
alami. Selain itu, penggunan komposit berbasis serat alami berkembang karena
Komposit serat alami adalah komposit yang terdiri dari matrik polimer yang
tertanam dengan bahan serat alami berkekuatan tinggi, seperti serat ijuk, kelapa
sawit, serat daun nanas, dan rami. Serat alami adalah serat yang tidak sintesis atau
buatan manusia yang bersumber dari tanaman atau hewan (Mohammed et al., 2015:
1).
1
2
Salah satu serat alami yang sering digunakan adalah serat rami atau di
Indonesia lebih dikenal dengan serat goni, salah satu hasil dari pengolahan serat
rami adalah karung goni. Serat goni adalah serat yang berasal dari tanaman yang
diambil dari kulit batang pohon, serat ini juga termasuk material biodegradable
(bisa terurai) sehingga ramah lingkungan (Firman et al., 2016: 2). Serat rami ini
akan direndam dahulu dalam larutan alkali selama beberapa jam untuk
meningkatkan kekuatan tarik dan modulus elastis yang tinggi. Menurut Diharjo
(2006: 10) perlakuan alkali selama 2 jam pada serat rami akan memberikan
pengaruh berupa kekuatan tarik paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan alkali
Serat goni di Indonesia sangat mudah untuk didapatkan, karena itulah serat
goni ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena sifat dari serat goni ini yaitu
kuat, elastis dan kasar. Pemanfaatan serat goni ini hanya sebatas dijadikan sebagai
tambang, karung goni atau tempat pembungkus biji-bijian dan kerajinan tangan.
Pemanfaatan serat goni dalam dunia industri belum banyak, serta penelitian tentang
serat goni dengan orientasi sudut serat masih sedikit. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan dilakukan penelitian pengaruh orientasi serat pada komposit
bahan pembuatan komposit, karena serat goni mudah didapatkan dan serat goni
serat goni bisa digunakan sebagai bahan untuk pembuatan bumper mobil, karena
1. Banyak penelitian tentang serat goni, namun masih sedikit yang melakukan
sintetis.
1. Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah serat jute atau lebih dikenal
3. Orientasi serat yang dilakukan adalah 0º, 45º, dan 90º. Dengan variasi orientasi
4. Dilakukan uji bending dengan metode three point bending dan uji impact
5. Standar spesimen yang digunakan adalah ASTM D 790 untuk spesimen uji
1. Penelitian ini bisa menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang berbasi
mendukung dari penelitian yang akan dilakukan. Baik penelitian yang telah
yang telah dilakukan terkait komposit serat alam adalah sebagai berikut :
Penelitian oleh Dyah et al., (2013) dengan judul “Pengaruh Panjang Serat
Dan Fraksi Volume Terhadap Kekuatan Impact Dan Bending Material Komposit
pembuatan komposit yang menggunakan dua macam serat yaitu serat glass dan
serat pandan wangi dengan resin polyester. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh panjang serat dan fraksi volume terhadap kekuatan impact
dan bending. Varasi fraksi volume yang digunakan pada penelitian ini adalah 20%,
30%, dan 40%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komposit serat glass
dan pandan wangi dengan fraksi volume 40% memiliki nilai yang paling baik
yaitu, kekuatan impact 15908,67 KJ/m2 dan kekuatan bending 236,67 KN. Dari
hasil penelitian tersebut nilai tertinggi kekuatan impact dan bending dengan fraksi
terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit Serat Rami Polyester” melakukan penelitian
komposit serat rami dengan matrik polyester. Dalam penelitian ini serat rami
direndam dalam larutan (5%) NaOH dengan variasi perendaman 0, 2, 4, dan 6 jam.
5
6
Selanjutnya serat rami dinetralkan dengan cara dibilas dengan air dan ditiriskan
hingga kering tanpa terkena sinar matahari. Kemudian komposit dibuat dengan
metode cetak dengan fraksi volum serat rami sebesar 35% dan dilakukan pengujian
tarik. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.1. komposit serat rami dengan
perendaman selama 2 jam memiliki nilai kekuatan tarik tertinggi. Oleh karena itu,
penelitian ini akan meleakukan perendaman serat goni dalam larutan (5%) NaOH
selama 2 jam merujuk pada hasil dari penelitian tersebut yang menghasilkan nilai
bending dan impact komposit serat rami dengan matrik polyester. Dalam penelitian
ini serat rami direndam dalam larutan (5%) NaOH dengan variasi perendaman 0,
2, 4, dan 6 jam. Fraksi volume yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40%.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan Tabel 2.3. komposit serat rami dengan
7
perlakuan NaOH selama 2 jam memiliki nilai kekuatan bending dan impact
tertinggi.
Tabel 2.2. Hasil Pengujian Bending Komposit Serat Rami (Hariyanto, 2010)
Fraksi Volume Serat Kekuatan Bending
Perlakuan 5% NaOH
(Vf) rata-rata (N/mm2)
2 jam 40% 143,96
4 jam 40% 46,02
6 jam 40% 123,26
8 jam 40% 86,76
Tabel 2.3. Hasil Pengujian Impact Komposit Serat Rami (Hariyanto, 2010)
Fraksi Volume Serat Kekuatan Impact rata-
Perlakuan 5% NaOH
(Vf) rata (GPa)
2 jam 40% 1,167
4 jam 40% 1,067
6 jam 40% 1,067
8 jam 40% 1,033
Komposit adalah kombinasi dari dua atau lebih material yang menghasilkan
sifat yang lebih baik dari satu komponen material itu sendiri (Campbell 2010:4).
Sedangkan menurut Jones dalam bukunya (1999:2) komposit adalah dua atau lebih
yang bermanfaat. Pada umumnya komposit terdiri dari dua material yang berbeda,
Material mempunyai sifat kurang elastis dan bentuk dari material penguat
berupa serat atau partikel. Sedangkan jenis material penguat dalam komposit berupa
Material yang umumnya bersifat elastis dan jenis matrik yang sering digunakan
adalah logam, polimer, atau keramik. Jenis matrik yang digunakan menunjukan
nama dari komposit tersebut, sebagai contoh: Komposit Matrik Polimer (KMP).
Material mempunyai sifat kurang elastis, lebih keras, dan kaku. Bentuk
dari material penguat berupa serat atau partikel. Serat adalah suatu bahan yang
1. Serat Alami
Serat alami adalah serat yang berasal dari alam, yang biasanya diperoleh
dari bagian tumbuhan atau hewan. Serat alam yang biasa digunakan didunia industri
yang berasal dari tumbuhan atau biasa dikenal sebagai Base plant yaitu jute,
rosella, flax, kenaf, dan rami (Firman et al., 2016: 3), namun serat ini memiliki
9
kelemahan seperti bentuk serat yang tak seragam dan kekuatan serat dipengaruhi
2. Serat Sintetis
Serat sintetis atau buatan adalah serat yang dibuat dari bahan-bahan kimia
dan anorganik, serat ini banyak digunakan karena ukuran serat yang relatif sama
dan kekuatan serat sama sepanjang serat. Serat yang banyak digunakan adalah serat
Tipe ini mempunyai susunan yang panjang dan lurus, serta membentuk lamina
Susunan serat komposit ini mengikat lapisan yang membuat komposit ini tidak
Tipe komposi dengan serat yang pendek dengan penempatan serat secara acak
dalam matrik. Komposit ini biasa digunakan dalam aplikasi volume tinggi
karena biaya produksi yang rendah, tetapi memiliki sifat mekanik yang lebih
Komposit campuran antaran komposit serat lurus dengan komposit serat acak.
menggabungkan kelebihannya.
Gambar 2.1. (a) Continous Fiber Composite (b) Woven Fiber Composite (c)
Chopped Fiber Composite (d) Hybrid Fiber Composite (Gibson, 1994: 5)
2.2.2.2. Material pengikat (Matriks)
yang sering digunakan adalah logam, polimer, atau keramik. Menurut Marc dan
antara lain:
Komposit dengan matrik yang digunakan adalah polimer, komposit ini paling
banyak digunakan karena memiliki sifat yang lebih tahan korosi dan lebih ringan
serta biaya pembuatan yang lebih murah. Namun komposit jenis ini mempunyai
11
kelemahan yaitu tidak tahan dengan temperatur tinggi. Polimer yang sering
digunakan adalah thermoplastic (polyester dan nylon) dan thermoset (epoksida dan
bismaleimida).
Komposit dengan matrik yang digunkan adalah logam. Komposit jenis ini
geser yang baik, tidak mudah terbakar, dan lain-lain. Namun komposit jenis ini
Komposit dengan matrik yang digunakan adalah keramik. Matrik yang sering
digunakan dalam komposit ini adalah gelas anorganik, alumina, dan silikon nitrida.
Komposit jenis ini memiliki kelebihan diantaranya dimensinya lebih stabil, tahan
pada temperatur tinggi, permukaannya tahan aus dan lain-lain. Namun komposit
jenis ini juga memiliki kelemahan diantaranya sulit diproduksi dalam jumlah besar,
1. Undirectional
Pada tipe ini terdiri dari 1 arah serat (0º, 45º, 90º, dan (-45º))
12
2. Cloth (woven)
Serat pada tipe ini arahnya tersusun secara tegak lurus (0º dan 90º)
3. Roving
Serat dalam komposit ini tersusun secara acak. Ada 2 jenis serat pendek,
yaitu:
1. Chopped
Serat ini mempunyai diameter dan panjang yang sama. Penempatan serat
secara acak dalam matrik tanpa memperhatikan orientasi sudut serat. Komposit ini
biasa diaplikasikan pada volume yang tinggi, karena biaya produksi yang rendah.
2. Mat
Serat ini mempunyai panjang dan diameter yang tidak seragam. Dalam
Serat yang digunakan adalah serat pendek yang mempunyai orientasi tidak
Serat yang digunakan adalah serat panjang yang tidak terputus. Jenis serat yang
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu lapisan
yang menggunakan penguat berupa serat (fiber). Serat yang digunakan seperti serat
gelas, serat karbon, aramid fibres (polyaramide) dan sebagainya. Serat ini disusun
14
secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan dapat pula dalam bentuk yang
Gambar 2.4. (a) Particulate Composites (b) Short Fiber Composite (c) Continous
Fiber Composite (d) Laminated Composites (Marc Chawla, 2009: 765)
Serat rami atau di Indonesia lebih dikenal dengan serat goni adalah serat
yang berasal dari batang tanaman rami atau Boehmeria Nivea. Serat dengan warna
coklat ini mudah dididapat namun pemanfaatan serat ini masih sebatas digunakan
sebagai karung untuk mengemas biji-bijian, sebagai kerajinan tangan, dijadikan tali
Tabel 2.4. Sifat mekanik dan fisik serat rami (Chandrashekar et al., 2016)
Jenis Serat Densitas, Young Kekuatan Elongation,
(g/cm³) Modulus, Tarik, (%)
(kN/mm²) (N/mm²)
Serat Rami 1,5-1,56 60-128 400-1000 1,2-3,8
Selain itu komposisi kimia serat goni yang banyak mengandung selulosa
juga membuat serat goni bersifat kuat dan tahan terhadap suhu yang cukup tinggi.
memberikan dampak yang positif. Treatment serat rami pada larutan NaOH
menyebabkan zat asing yang menempel pada serat menghilang serta berkurangnya
Dampak treatment pada serat rami dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Penampang serat rami menggunakan SEM (a) Tanpa perlakuan
NaOH (b) Dengan perlakuan 5 % NaOH (Nugraha, 2015)
2.2.5. Resin Epoxy
Resin epoxy adalah salah satu polimer berbentuk cair yang berasal dari
polimerisasi epoxida. Resin epoxy bisa bereaksi dengan beberapa bahan kimia lain.
Resin ini termasuk dalam resin thermosetting karena mereka bereaksi dengan
mengeluarkan panas internal dan mampu membentuk ikatan yang erat dalam
keunggalan sebagai zat perekat dibandingkan dengan polimer yang lain. Menurut
Surdia dan Saito (1999: 259) sifat-sifat resin epoxy diantaranya keletkatan terhadap
16
bahan lain sangat baik, kestabilan dimensinya baik, sangat tahan terhadap zat kimia
Larutan NaOH merupakan larutan basa kuat yang mudah larut dalam air
treatment pada serat goni, hal ini dilakukan untuk membersihkan kotoran dan
mengurangi kandungan air yang ada dalam serat goni serta untuk meningkatkan
sifat mekanik dari serat goni. Perlakuan serat pada larutan NaOH bisa
Muslim, et all., (2013: 27) perlakuan alkali terhadap serat selama 2 jam
Dalam pembuatan material yang terdiri dari dua atau lebih campuran bahan
yang berbeda, dilakukan perhitungan fraksi volume dan massa dari bahan yang
parameter yang harus diketahui adalah massa jenis matrik, massa jenis serat,
volume komposit dan berat serat. Parameter yang sudah diketahui digunakan untuk
17
menghitung massa serat dan massa matriks komposit dengan rumus sebagai berikut
𝑣𝑓
Vf = ............................................................................................................ (2.1)
𝑣𝑐
𝑣𝑚
Vm = ........................................................................................................ (2.2)
𝑣𝑐
Vm = 1 – Vf ..................................................................................................... (2.3)
mf = νf x ρf ....................................................................................................... (2.4)
mm = νm x ρm .................................................................................................... (2.5)
Uji bending adalah proses pengujian material yang dilakukan dengan cara
kekuatan bending. Kekuatan bending adalah tegangan bending terbesar yang dapat
diterima akibat pembebanan luar tanpa mengalami deformasi besar atau terjadinya
mengalami tegangan tarik. Material komposit tidak mampu menahan tegangan tarik
dan four point bending (Berthelot, 1999: 405-410). Perbedaan dari kedua pengujian
yaitu terletak pada bentuk dan jumlah point yang digunakan. Three point bending
menggunakan dua point pada bagian bawah sebagai tumpuan dan satu point pada
bagian atas sebagai penekan. Four point bending menggunakan dua point sebagai
tumpuan dan dua point sebagai penekan. Pengujian three point bending dan four
Tabel 2.7 karena setiap metode pengujian memiliki perhitungan yang berbeda.
19
Tabel 2.7 Kelebihan dan kekurangan pengujian three point bending dan four
point bending (Khamid, 2011)
Pada metode three point bending spesimen uji diberikan beban pada satu titik
tepat pada bagian tengah spesimen (½ L) dan bertumpu pada dua penyangga.
Pada metode four point bending, spesimen uji diberikan beban pada dua titik
three point bending. Metode ini digunakan karena permukaan dari spesimen yang
terbentuk tidak rata. Jika menggunakan metode four point bending pada saat
diberikan tekanan pada kedua titik akan terjadi perbedaan waktu (Khamid, 2011).
M.𝑦
σ= ............................................................................................................ (2.6)
𝐼
1
M = 4 P. L ........................................................................................................ (2.7)
𝑏.𝑑3
𝐼= ............................................................................................................ (2.8)
12
y = d .............................................................................................................. (2.9)
21
Persamaan 2.7, 2.8, dan 2.9 disubstitusikan kedalam persamaan 2.6 maka diperoleh
persamaan 2.11.
M.𝑦
σb = 𝐼
1 1 1
.P. .L. .𝑑
σ=2 1
2 2
.𝑏.𝑑3
12
3.P.L
σ = 2.b.d2 ....................................................................................................... (2.10)
𝜎
Eb = 𝜖 𝑏 .......................................................................................................... (2.11)
𝑏
6.𝐷.𝑑
𝜖𝑏 = ....................................................................................................... (2.12)
𝐿2
𝐿3 .m
𝐸𝑏 = 4.𝑏.𝑑3 .................................................................................................... (2.13)
Keterangan :
D = Defleksi (mm)
terhadap beban kejut. Hal inilah yang menjadi pembeda antara pengujian impact
dengan pengujian tarik dan bending, dimana pembebanan yang diberikan dilakukan
secara perlahan. Pengujian impact dilakukan juga sebagai simulasi dari kondisi
Pada pengujian ini akan terjadi proses penyerapan energi besar yang terjadi
persamaan berikut :
Eserap = E0 – E1
Dengan E0 = m . g . h0
E1 = m. g . h1
Maka,
Dengan h0 = l – l cos α
h0 = l – ( 1 - cos α )
h1 = l – l cos β
h1 = l – ( 1 – cos β )
Keterangan :
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Penggunaan orientasi (0º + 0º, 0º + 45º, 0º + 90º dan 45º + 90º) tidak
100% epoxy (53,58 MPa), nilai kekuatan bending tersebut disebabkan karena
adanya void dalam spesimen. Orientasi (45º + 90º) memberikan kenaikan nilai
modulus elastisitas bending (1,889 GPa) terhadap 100% epoxy (1,333 GPa).
Hal ini karena serat yang membentuk sudut 90º atau semakin tegak lurus
2. Penggunaan orientasi (0º + 0º, 0º + 45º, 0º + 90º dan 45º + 90º) tidak
terhadap 100% epoxy (0,01275 J/mm2). Nilai tersebut disebabkan oleh void
5.2. Saran
sudut serat pada material komposit serat goni – epoxy adalah sebagai berikut :
61
2. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang orientasi sudut serat pada komposit
serat goni – epoxy, karena memiliki nilai kekuatan bending dan kekuatan
3. Perlunya penelitian lebih lanjut tentang variasi orientasi sudut serat pada
komposit serat goni-epoxy dengan variasi orientasi sudut yang lain dan
DAFTAR PUSTAKA
ASTM D 6110-04. Standard Test Method for Determining the Charpy Impact
Composite Based Industrial Safety Helmet. Mater Today Proc. 5(2): 8699-
8706.
Braga, R., M, Jr. 2014. Rear Bumper Laminated In Jute Fiber With Polyester Resin.
an introduction. 7th. United States of America: John Wiley & Sons, Inc
Diharjo, K. 2006. Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Sifat Tarik Bahan Komposit
63
Dyah, E, S., N H, Sari., IGNK, Yudhyadi. 2012. Pengaruh Panjang Serat Dan Fraksi
Firman, R., Hanif, A., Abdullah D. 2016. Serat Sintetis Melalui Uji Tarik Dengan
Bahan Serat Jute Dan E-Glass. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pebelajaran
Fisika. 2(1):1-11.
Jones, RM. 1999. Mechanics of Composite Matrials. United States America. Taylor
Khamid, A. 2011. Rancang Bangun Alat Uji Bending Dan Hasil Pengujian Untuk
Bahan Besi Cor. Tugas Akhir. Program Studi Diploma III Teknik Mesin
Semarang.
University Press.
Mohammed, L., Ansari, MNM., Pua, G., Jawaid, M., Islam, MS. 2015. A Review
Muslim, J., Herlina, S N., Dyah, E. 2013. Analisis Sifat Kekuatan Tarik Dan
64
Kekuatan Bending Komposit Hibryd Serat Lidah Mertua Dan Karung Goni
Dengan Filler Abu Sekam Padi 5% Bermatrik Epoxy. Din Tek Mesin. 3(1):
26-33.
Nugraha, INP. 2015. Pengaruh Perlakuan Alkali Terhadap Kekuatan Tarik dan
Sailesh, A., Arunkumar, R., Saravanan, S. 2018. Mechanical Properties and Wear