Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ghandur Dzakwan A.

Halid

Kelas : ABT 2A

RESUME PRESENTASI TUGAS INDIVIDU

BENANDRA RAHMAT SURYADI

PROTES BURUH PT MEGARIAMAS SENTOSA

Buruh adalah tulang punggung sektor swasta, yang banyak memberikan sumbangsih
terbesar dalam pergerakan roda ekonomi Indonesia. Tetapi Buruh, masih dianggap sepele atau masih
dianggap masih seperti budak-budak di zaman kolonial Belanda. Cukup dibayar maka pekerjaan selesai.
Adu nasib diantara hari karena nasib buruh ini akan diperjuangkan bertepatan dengan hari lahirnya.
Tonggak meningkatkan taraf hidup dengan sistem pengupahan minimum regional masih banyak yang
belum diterapkan, termasuk disektor jasa atau pelayanan. Mereka digaji hanya berdasarkan suka-suka
kantong tuannya.

Oleh karena itu, masih banyak sekali buruh yang tidak mendapatkan haknya sebagai tenaga
kerja perusahaan. Contohnya kasus buruh PT Megariamas Sentosa ini yang diperlakukan tidak
semestinya seperti, penahanan pembayaran THR, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan masih
banyak lagi.

ISU UTAMA

Masalah atau isu utama dari kasus ini adalah perusahaan PT Megariama Sentosa
menahan THR (Tunjangan Hari Raya) yang harusnya diberikan kepada buruh dan karyawan PT
Megariama Sentosa ini. Dan Perusahaan juga pernah bertindak sewenang – wenangnya kepada para
karyawan karena telah memutuskan hubungan kerja sepihak tanpa ada penjelasan kepada karyawan.
Oleh karena itu, para buruh dan karyawan melakukan demo terhadap perusahaan dan mengecam
perbuatan perusahaan kepada mereka serta untuk mendapatkan solusi atas permasalahan yang dialami
oleh para buruh tersebut.

LANGAKAH—LANGKAH PENYELESAIAN

Mengetahui masalah tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin
Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakut, bahkan
hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans,
Sahut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut
Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan
permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk
menyelesaikan masalah ini," tutur Sahut.
Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah
kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan
ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada beritajakarta.com usai menggelar
pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.

“Sesuai dengan peraturan H-7 Hari Raya seluruh perusahaan sudah harus membayar THR
kepada karyawannya. Karena itu, kami upayakan memfasilitasi. Untuk kasus karyawan PT Megariamas
Sentosa memang sedang ada sedikit permasalahan sehingga manajemen sengaja menahan THR mereka.
Namun, sebenarnya itu tidak boleh dan besok kami upayakan memfasilitasi ke manajemen perusahaan”,
tutur Sahut Tambunan.

PENILAIAN TERHADAP LANGKAH TERSEBUT

Menurut Benandra, bila kasus ini tidak akan selesai dengan cara mediator atau jika mau
menggunakan cara mediator maka perlu adanya proses hukum karena pemilik telah melanggar hak
seseorang dan telah melanggar hukum yang berlaku tentang pemberian THR kepada tenaga kerja.
Mungkin ini adalah salah satu solusi yang mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam perusahaan seperti
ini dan sebaiknya para pengusaha memperlakukan bawahannya dengan sebaik-baiknya dengan
memberikan hak sesuai dengan kewajiban mereka di perusahaan.

Namun, cara yang dilakukan para buruh pun juga ada salahnya, karena dengan
melakukan aksi demo, mereka juga melupakan kewajibannya untuk bekerja di perusahaan.
Serta merusak fasilitas umum dengan mendobrak kantor Nakertrans dan memaksa masuk ke
gedung tersebut. Respon dari pihak Nakertrans sudah sangat baik mau menerima perwakilan
dari buruh dan karyawan yang berdemo. Dan bersedia untuk membantu memecahkan masalah
ini. Kasudin Nakertrans yakni Sahut Tambunan menerima para perwakilan buruh dan karyawan
di kantornya. Setelah itu dia berkata ingin memanggil pihak perusahaan untuk menuntaskan
kewajibannya membayar THR dan mengubah kebijakan yang tidak adil terhadap para buruh
dan karyawan.

SARAN LANGKAH-LANGKAH YANG LEBIH BAIK

Seharusnya perusahaan lebih menjalin komunikasi yang baik pada buruh dan buruh juga
harus mencari tahu lebih pasti alasan mengapa perusahaan tidak memberikan Tunjangan Hari Raya
(THR). Perwakilan dari buruh dan manajemen harus berkomunikasi untuk membahas tentang hak dan
kepentingan masing-masing demi menghindarkan konflik yang membuat kedua belah pihak saling
dirugikan. Dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan kepercayaan buruh melalui komunikasi
langsung dan teratur, banyak kesalahpahaman dan miskomunikasi yang akan dapat diselesaikan secara
damai. Hal ini membuat lebih mudah bagi perusahaan untuk meminimalkan sengketa yang tidak perlu
dan membebaskan pikiran para buruh untuk lebih fokus pada tugas. Jika komunikasi telah berlangsung
dengan baik antara buruh dan perusahaan, maka antara perusahaan dan dan buruh akan terjalin
keterikatan seperti simbiosis mutualisme.

Anda mungkin juga menyukai