OLEH:
KELOMPOK 2
MAHASISWA STIKES BAHRUL ULUM
BAB I
PENDAHULUAN
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data Badan
Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar orang di Dunia menderita
2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
TANIA INI MASUKKAN DATA YANG SAMA KAYAK DI PSBH KALIAN NAK
ADA DATA ADA DATA DAN ADA MASALAH SAMA DENGAN SKRIPSI JADI
DIAWALAI DARI HIPERTENSI APA, DATA HIPERTENSI DI DESA INI DAN
PERMASALAHAN SERTA SOLUSONYA, NA SOLUSINYA KALIAN BISA
MELAKUKAN PENYULUHAN UNTUK MENCEGAH TERHADAP YANG
MENDERITA RESIKO HIPERTENSI
BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian hipertensi.
Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak
ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan normotensi. Namun bukti
menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan mortalitas dan
mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana
komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata. Ada beberapa beberapa pendapat lain yang
berusaha untuk menjelaskan definisi hipertensi, diantarannya :
a. Hipertensi didefinisikan oleh “joint national committee on detection,
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC)” sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Keadaan ini dikatagorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenali
seringkali dapat diperbaiki.
b. Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan
darah diasatolik ≥90 mmHg, atau bila pasien obat antihipertensi. (Kapita Selecta
Kedokteran ,2001, hal.518).
3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
c. Menurut WHO, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah diatas atau sama
160/95 mmHg.
d. Menurut Kaplan, Kaplan mendefinisikan hipertensi berdasarkan atas
perbedaan usia dan jenis kelamin :
1. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya diatas 145/95 mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95 mmHg
dinyatakan hipertensi.
2.2 Etiologi
a. Kelainan Hormon
4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
yaitu : aspek konstriktor arteriola perifer dan peningkatan sekresi aldosteron yang
mengakibatkan reasorbsi Na dan air.
2. Neokromositoma/Tumor Medulla Adrenal atau jaringan pensekresi
ketoalamin di bagian lain tubuh: tumor ini mensekresi epinefrin yang
menyebabkan kadar glukosa plasma dan tingkat metabolisme meningkat sehinngga
memungkinkan terjadinya hipertensi.
3. Sindrom Chusing, hipertensi pada penyakit ini diakibatkan oleh peningkatan
ACSH yang kemudian merangsang peningkatan glukortikod (kortisol) sehingga
menyebabkan glukonegenesis dan perubahan dalam distribusi jaringan adipose.
Dua hal tersebut meningkatkan obesitas.
b. Penyakit Metabolic
c. Penyakit Ginjal
1. Glomerulo nefritis akut : lesi pada glomerulus menyebabkan retensi air dan garam
sehingga menyebabkan hipertensi.
2. penyempitan arteri renalis
d. Lain-Lain
Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi. Pada
hipertensi esensial dapat berjalan gejala dan pada umumnya baru timbul gejala terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung yang sering
dijumpai berupa:
1. Sakit kepala
5
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
2. Vertigo
3. Perdarahan retina
4. Gangguan penglihatan
5. Proteinuria
6. Hematuria
7. Tachhicardi
8. Palpitasi
9. Pucat dan mudah lelah
Tetapi kebanyakan pula pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.
Dan ada juga beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan,
kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan
mental.
2.5 Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat
ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali
terdapat kenaikan yang lebih tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah
dialakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama lima menit,
dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan
air raksa masih tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingakat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat
dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,
penyakit serebrovaskuler dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas /kebiasaan
(seperti merokok) konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping
terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga,
perkerjaan dan lain-lain).
Dalam pemerikasaan fisik dialkukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji berat
badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui
adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mengetahui bising carotid,
6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
pembesaran vena atau kelenjar tiroid. Dicari tanda-tanda gangguan gangguan irama dan
denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap dan bunyi jantung ke tiga atau keempat.
Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen dilakukan
untuk mencari adanya masa, pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada
ektrimitas dapat ditemukan pulsasi perifer yang menghilang, edema dan bising. Dilakukan
pula pemeriksaan neurology.
Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau lebih
dari 160 mmHg. Keadaan ini berbahaya dan memiliki peranan sama dengan hipertensi
diastolic, sehingga harus diterapi.
Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Sixth Of The Joint National
Commite On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Presure,
1997.
7
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
tingkat 1 bulan
Anjuarkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi atau rujuk dalam 1
tingkat 2 bulan
Hipertensi ≥ 180 ≥ 110 Evaluasi atau rujuk segera
tingkat 3 dalam 1 mingguberdasrkan
kondisi klinis
Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan sistolik dan
diastolic berada dalam katagori yang berbeda, masukkan kedalam katagori yang lebih
tinggi.
8
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
1. Pasiien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa gejala
penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, factor resiko lainnya. Bila dengan
modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan maka harus
diberikan obat antihipertensi.
2. Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi
memiliki satu atau lebih factor resiko yang tertera diatas, namun bukan
diabaetes militus. Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung diberikan
obat antihipertensi.
3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ
jelas.
Factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, disiplidemia, DM, jenis kelamin (pria
atau wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.
9
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jemuh dan kolesterol dalam
makanan.
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan
dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.
Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih disukai dalam dosis tunggal
karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hpertensi terus-menerus dan
lancar, dan melindungi pasien terhadap berbagai resiko dari kematian mendadak, serangan
jangtung, atau stroke akibat peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur.
Sekarang ini terdapat pula obat yang berisi kombinasi dosis rendah obat dari golongan yang
berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek
samping.
Setelah diputuskan memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi untuk
memilih golongan obat tertentu, diberikan deuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik
dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai algoritma. Dieretik biasanya menjadi tambahan
karena dapat meningkatkan efek obat lain. Jika obat kedua dapat mengontrol tekanan darah
dengan baik minimal 1 tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan
dosis secara perlahan dan progresif.
Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai dengan terapi dengan lebih dari satu obat
secara langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥200/≥120 mmHg harus diberikan terapi
dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit.
11
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
12
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
14
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1 TUJUAN
Setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan hipertensi , diharapkan:
4.1 MANFAAT
4.1.1 Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan kesehatan
dan perperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan dan
pencegahan penyakit hipertensi
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kondisi.
4.1.2 Untuk Pendidikan
a. Sebagai salah satu bentuk perwujudan tri dharma
perguruan tinggi sebagai bentuk praktek komunitas
b. Sebagai salah satu bentuk pembauran antara dunia
akademik dengan masyarakat
c. Mendapatkan pengalaman langsung untuk
menerapkan prinsip-prinsip ilmu kesehatan masyarakat.
15
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
BAB 4
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
SASARAN
Lansia dan keluarga dengan resiko tinggi hipertensi
BENTUK KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan
WAKTU KEGIATAN
20 pebruari 2021
SUMBER DANA
Anggaran STIKES Bahrul Ulum Jombang
METODE
Ceramah
Tanya jawab
MEDIA
Lefleat
16
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Ini diisi nnt dimana hasilnya bagaimana saat di tes lagi tensinya sdah ada penurunan belum
17
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Lansai mengetahui tentang penyakit hipertensi
2. Lansia dan keluarga memahami pencegahan terjadinga hipertensi dari makanan
3. Secara nyata terjadi peningkatan pengetahuan dan cara pencegahan penanganan
penyakit hipertensi
B. SARAN
1. Melakukan pemeriksaan fisik rutin
2. Melakukan pecegahan dan penganganan hipertensi dengan makanan yang
dimakan
3. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan garam tinggi
18
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
Lampiran I
SATUAN ACARA PELAKSANAAN
PENYULUHAN HIPERTENSI
Topik : Hipertensi
Sub Topik : Pengertian dan Penanganan Hipertensi
Waktu / Jam : 90 Menit / 07.30– 9.00 WIB
Tempat :
TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Lansia mampu menjelaskan pengertian dan
penanganan hipertensi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.
TUJUAN KHUSUS
Serelah diberikan penyuluhan selama 90 menit Lansia mampu :
Menjelaskan pengertian hipertensi
Menjelaskan penanganan hipertensi
Menjelaskan makanan yang tidak diperbolehkan pada penderita hipertensi
PROSES PENYULUHAN
No Fase Kegiatan Waktu
1. Pra Interaksi 1. Menyiapkan satuan acara penyuluhan dan 2 menit
leaflet.
2. Kerja 1. Memperkenalkan diri 23 menit
2. Menentukan kontrak waktu dengan lansia
3. Petugas memberikan salam pembuka
4. Petugas menjelaskan materi
a. tentang pengertian hipertensi
b. Menjelaskan pengertian Hipertensi
c. Menyebutkan penyebab Hipertensi
d. Menyebutkan tanda dan gejala
Hipertensi
19
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
Lampiran
20
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar
B. Penyebab
olisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
21
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
D. Faktor resiko
a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
22
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil
penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin
wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa muda. Tetapi lebih banyakmenyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar
60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia
lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan
dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.
Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan
a. Obesitas
23
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan
b. Kebiasaan Merokok
menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak. Plak
untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan
1500 mg natrium.
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
24
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan
e. Penyakit jasmani
urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat
aliran darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa
jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).
E. Upaya Pencegahan
2. Hindari Kegemukan
4. Hindari stress
7. Istirahat cukup
F. Diet Hipertensi.
25
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk
normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko
hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam
darah.
2. Tujuan.
1. Pisang
5. Susu Skim
6. Oatmeal
26
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623
7. Ikan
kemasan.
3. Makanan Berlemak
6. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahannya:
1. Jus Apel dan Seledri: 1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan
seledri
2. Jus belimbing dan Timun: 3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun
3. Jus timun Seledri 5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.
27