Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PRAKTIK KOMUNITAS

“PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI PADA LANSIA DAN

KELUARGA DENGAN RESIKO HIPERTENSI DI DUSUN BAKALAN

DESA TAMPINGMOJO KECAMATAN TEMBELANG JOMBANG

OLEH:
KELOMPOK 2
MAHASISWA STIKES BAHRUL ULUM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM


TAMBAKBERAS JOMBANG
2021
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kualitas pelayanan kesehatan yang prima tentu sangat di dambakan oleh tiap
masyarakat. Kualitas tenaga medis yang mumpuni, peralatan medis yang modern dan biaya
pelayanan kesehatan yang murah adalah harapan semua lapisan masyarakat. Namun
demikian tidak semua harapan masyarakat bisa di wujudkan. Kondisi pelayanan kesehatan
masyarakat masih mengalami banyak kendala..
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang produktif secara sosial-ekonomi. Jadi pengertian kesehatan cakupannya sangat
luas, mencakup sehat fisik maupun non fisik (jiwa, sosial,ekonomi). Pelayanan kesehatan
adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun
masyarakat (Azwar, 1998). Pelayanan oleh Moenir (1995) dirumuskan setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan orang banyak.
Berdasarkan surat Tugas Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
No.145/Stikes BU/ LPPM/VIII/2019 serta pendataan awal warga Dusun Dapurkejambon
sebanyak 70% lansia memiliki gangguan kesehatan terumata pada hipertensi yang sebagian
besar dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang pentingnya kesehatan.
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh

darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan

jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data Badan

Kesehatan Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar orang di Dunia menderita

Hipertensi data itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita

Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan

jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

TANIA INI MASUKKAN DATA YANG SAMA KAYAK DI PSBH KALIAN NAK
ADA DATA ADA DATA DAN ADA MASALAH SAMA DENGAN SKRIPSI JADI
DIAWALAI DARI HIPERTENSI APA, DATA HIPERTENSI DI DESA INI DAN
PERMASALAHAN SERTA SOLUSONYA, NA SOLUSINYA KALIAN BISA
MELAKUKAN PENYULUHAN UNTUK MENCEGAH TERHADAP YANG
MENDERITA RESIKO HIPERTENSI

BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian hipertensi.
Sampai saat ini belum ada definisi yang tepat mengenai hipertensi, oleh karena tidak
ada batasan yang jelas yang membedakan antara hipertensi dan normotensi. Namun bukti
menunjukkan bahwa peningkatan tekanan darah akan meningkatkan mortalitas dan
mordibitas. Secara teoritis, hipertensi sebagai suatu tingkat tekanan darah, dimana
komplikasi yang mungkin timbul menjadi nyata. Ada beberapa beberapa pendapat lain yang
berusaha untuk menjelaskan definisi hipertensi, diantarannya :
a. Hipertensi didefinisikan oleh “joint national committee on detection,
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC)” sebagai tekanan yang lebih
tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Keadaan ini dikatagorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenali
seringkali dapat diperbaiki.
b. Definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan
darah diasatolik ≥90 mmHg, atau bila pasien obat antihipertensi. (Kapita Selecta
Kedokteran ,2001, hal.518).

3
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

c. Menurut WHO, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah diatas atau sama
160/95 mmHg.
d. Menurut Kaplan, Kaplan mendefinisikan hipertensi berdasarkan atas
perbedaan usia dan jenis kelamin :
1. Pria usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darah pada waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90 mmHg.
2. Pria usia lebih dari 45 tahun, dikatakan hipertensi apabila tekanan
darahnya diatas 145/95 mmHg.
3. Pada wanita tekanan darah diatas atau sama dengan 160/95 mmHg
dinyatakan hipertensi.

2.2 Etiologi

Menurut penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:

1. Hipertensi Primer atau Esensial.


Hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi Taropatik
terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak factor yang mempengaruhi seperti genetic, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatis, sistim rennin angiostensin, defek dalam ekskresi Na,
peningkatan Na dan Ca Intraseluler dan factor-faktor yang meningkatkan resiko seperti
obesitas, alcohol, merokok serta polisetemia.

2. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Renal


Hipertensi ini dapat diketahui penyebabnya dan biasnya disertai keluhan atau gejala-
gejala dari penyakit yang menyebabkan hipertensi tersebut. Penyakit yang dapat
menyebabkan hipertensi ini misalnya :

a. Kelainan Hormon

1. Pil KB: kontrasepsi oral yang mengandung estrogen menyebabkan


peningkatan angiostensinogen dan kemudian akan meningkatkan angiostensin II.
Peningkatan angiostensin II ini juga dirangsang oleh pengeluaran rennin akibart
peningkatan stimulasi syaraf simpatis. Akibat peningkatan angiostensin II ada 2 hal

4
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

yaitu : aspek konstriktor arteriola perifer dan peningkatan sekresi aldosteron yang
mengakibatkan reasorbsi Na dan air.
2. Neokromositoma/Tumor Medulla Adrenal atau jaringan pensekresi
ketoalamin di bagian lain tubuh: tumor ini mensekresi epinefrin yang
menyebabkan kadar glukosa plasma dan tingkat metabolisme meningkat sehinngga
memungkinkan terjadinya hipertensi.
3. Sindrom Chusing, hipertensi pada penyakit ini diakibatkan oleh peningkatan
ACSH yang kemudian merangsang peningkatan glukortikod (kortisol) sehingga
menyebabkan glukonegenesis dan perubahan dalam distribusi jaringan adipose.
Dua hal tersebut meningkatkan obesitas.
b. Penyakit Metabolic

Diabetes mellitus : pada DM terjadi netropati diabetic mikroangiopati diabetic


sehingga mengakibatkan nefropati diabetic dan disfungsi filtrasi glomerulo.

c. Penyakit Ginjal

1. Glomerulo nefritis akut : lesi pada glomerulus menyebabkan retensi air dan garam
sehingga menyebabkan hipertensi.
2. penyempitan arteri renalis
d. Lain-Lain

1. Koarktasio aorta/penyempitan congenital suatu segmen aorta torakalis hal ini


meningkatkan resistensi aliran darah aorta sehingga mengakibatkan hipertensi
berat.
2. Pre eklamsia, pada pre eklamsia terjadi retensi pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air.
2.3 Manifestasi Klinis

Gejala yang timbul bervariasi, tergantung dari tinggi rendahnya derajat hipertensi. Pada
hipertensi esensial dapat berjalan gejala dan pada umumnya baru timbul gejala terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, dan jantung yang sering
dijumpai berupa:

1. Sakit kepala

5
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

2. Vertigo
3. Perdarahan retina
4. Gangguan penglihatan
5. Proteinuria
6. Hematuria
7. Tachhicardi
8. Palpitasi
9. Pucat dan mudah lelah
Tetapi kebanyakan pula pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.
Dan ada juga beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan,
kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan
mental.

2.5 Diagnosis

Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran, hanya dapat
ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan yang berbeda, kecuali
terdapat kenaikan yang lebih tinggi atau gejala-gejala klinis. Pengukuran tekanan darah
dialakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama lima menit,
dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai (menutupi 80% lengan). Tensimeter dengan
air raksa masih tetap dianggap alat pengukur yang terbaik.

Anamnesis yang dilakukan meliputi tingakat hipertensi dan lama menderitanya, riwayat
dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung,
penyakit serebrovaskuler dan lainnya. Apakah terdapat riwayat penyakit dalam keluarga,
gejala-gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi, perubahan aktifitas /kebiasaan
(seperti merokok) konsumsi makanan, riwayat obat-obatan bebas, hasil dan efek samping
terapi hipertensi sebelumnya bila ada, dan factor psikososial lingkungan (keluarga,
perkerjaan dan lain-lain).

Dalam pemerikasaan fisik dialkukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang pada lengan kontralateral. Dikaji berat
badan dan tinggi pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui
adanya retinopati hipertensif, pemeriksaan leher untuk mengetahui bising carotid,

6
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

pembesaran vena atau kelenjar tiroid. Dicari tanda-tanda gangguan gangguan irama dan
denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap dan bunyi jantung ke tiga atau keempat.
Paru diperiksa untuk mencari ronki dan bronkospasme. Pemeriksaan abdomen dilakukan
untuk mencari adanya masa, pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yang abnormal. Pada
ektrimitas dapat ditemukan pulsasi perifer yang menghilang, edema dan bising. Dilakukan
pula pemeriksaan neurology.

Perhimpunan nefrologi Indonesia memilih klasifikasi sesuai WHO/ISH karena


sederhana dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak
meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsur unsure
sistolik yang juga penting dalam dalam penentuan.

Klasifikasi sesuai WHO/ISH

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolic (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan berat >180 >105
Hipertensi sistolik terisolasi >140 >90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-160 <90

Hipertensi sistolik terisolasi adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau lebih
dari 160 mmHg. Keadaan ini berbahaya dan memiliki peranan sama dengan hipertensi
diastolic, sehingga harus diterapi.

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Sixth Of The Joint National
Commite On Prevention, Detection, Evaluation, And Treatment Of High Blood Presure,
1997.

Katagori Sistolik(mmHg Diastolic(mmHg Rekomendasi


) )
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2
tahun
Perbatsan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1
tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1 atau 2

7
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

tingkat 1 bulan
Anjuarkan modifikasi gaya
hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi atau rujuk dalam 1
tingkat 2 bulan
Hipertensi ≥ 180 ≥ 110 Evaluasi atau rujuk segera
tingkat 3 dalam 1 mingguberdasrkan
kondisi klinis
Catatan : pasien tidak sedang sakit atau minum obat antihipertensi. Jika tekanan sistolik dan
diastolic berada dalam katagori yang berbeda, masukkan kedalam katagori yang lebih
tinggi.

2.6. Pemerikasaan Diagnostik

1. Hemoglobin/hematrokit : bukan diagnostic tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat menginsikasikan factor-faktor resiko
seperti hiperkoaagulabilitas, anemia.
2. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi /fungsi ginjal.
3. Glukosa : hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan
peningkatan ketoalamin (meningkatkan hipertensi).
4. Kalsium serum : peningkatan kadar kalium serum dapat meningkatkan hipertensi
5. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.
6. Kolesterol dan trigleserida serum : peningkatan kadat dapat mengidikasikan adanya
pembentukan plak ateromatosa.
7. Pemriksaan tiroid : hipeartiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan
hipertensi.
8. Urinalisa : darah, protein, glukosa mengisayaratkan disfungsi ginjal dan / adanya
diabetes.
9. VMA urin (metabolit ketoalamin) : kenaikan dapat mengidikasikan adanya adanya
feokromositoma (penyebab) : VMA urin 24 jam dilakukan untuk pengkajian
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
10. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai factor resiko terjadimya
hipertensi.

8
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

11. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma,


atau difungsi pituitary, sindrom cushing, kadar urin dapat meningkat.
12. Foto thorak : dapat menunjukkan obstruksi pada area katup, deposit pada dan/ takik
aorta, batu ginjal/ureter.
13. CT Scan : mengkaji tumor serebral, CSU, enselopati, atau feokromositoma.
14. ECG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
2.7 Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalakasanaan hipertensi adalah merunkan resiko penyakit


kardiovaskuler dan mortabilitas serta morsibitas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapaij dan mempeartahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolic
dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi
gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi.

Kelompok resiko dikategorikan menjadi :

1. Pasiien dengan tekanan darah perbatasan, atau tingkat 1, 2 atau 3 tanpa gejala
penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ, factor resiko lainnya. Bila dengan
modifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat diturunkan maka harus
diberikan obat antihipertensi.
2. Pasien tanpa penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ lainnya, tapi
memiliki satu atau lebih factor resiko yang tertera diatas, namun bukan
diabaetes militus. Jika terdapat beberapa factor maka harus langsung diberikan
obat antihipertensi.
3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskuler atau kerusakan organ
jelas.
Factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, disiplidemia, DM, jenis kelamin (pria
atau wanita menopause), riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.

Kerusakan organ atau penyakit kardiovaskuler : penyakit jantung (hipertrofi ventrikel


kiri, infark miokard, angina pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisasi koroner, strok,
TIA, nefropati, penyakit arteri perifer, dan retinopati.

9
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

Penatalaksanaan berdasarkan klasifikasi resiko:

Tekanan Kelompok Resiko A Kelompok Resiko Kelompok


Darah B Resiko C
130-139/85- Modifikas Modifikasi gaya Dengan obat
89 i gaya hidup hidup
cukup efektif,
dapat
menurunkan
resiko
kardiovaskuler
dengan biaya
sedikit, dan resiko
minimal. Tata
laksana ini tetap
dianjurkan meski
harus dsertai obat
antihipertensi
karena dapat
menurunkan
jumlah dan dosis
obat.
Modifikasi gaya hidup
140-159/90- Modifikasi gaya hidup Modifikasi gaya Dengan obat
99 hidup
≥160/≥100 Dengan obat Dengan obat Dengan obat
Langkah-langkah yang dianjurkan untuk:

1. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan(indeks masa tubuh ≥ 27).


2. Membatasi alcohol.
3. Meningkatkan aktifitas aerobic (30-45 menit/hari).
4. Mengurangi asupan natrium (<100 mmol Na/2,4g Na/6 g NaCl/hari).
5. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat (90mmol/hari).
6. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat.

10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

7. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jemuh dan kolesterol dalam
makanan.
Penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian besar pasien dimulai dengan
dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi sesuai dengan umur, kebutuhan dan usia.
Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam, dan lebih disukai dalam dosis tunggal
karena kepatuhan lebih baik, lebih murah, dapat mengontrol hpertensi terus-menerus dan
lancar, dan melindungi pasien terhadap berbagai resiko dari kematian mendadak, serangan
jangtung, atau stroke akibat peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur.
Sekarang ini terdapat pula obat yang berisi kombinasi dosis rendah obat dari golongan yang
berbeda. Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek
samping.

Setelah diputuskan memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi untuk
memilih golongan obat tertentu, diberikan deuretik atau beta bloker. Jika respon tidak baik
dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai algoritma. Dieretik biasanya menjadi tambahan
karena dapat meningkatkan efek obat lain. Jika obat kedua dapat mengontrol tekanan darah
dengan baik minimal 1 tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan
dosis secara perlahan dan progresif.

Pada beberapa pasien mungkin dapat dimulai dengan terapi dengan lebih dari satu obat
secara langsung. Pasien dengan tekanan darah ≥200/≥120 mmHg harus diberikan terapi
dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit.

Tanda dan gejala.


1. Sakit kepala dan pusing
2. Nyeri kepala berputar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Kadang mimisan
5. Marah/emosi tidak stabil
6. Mata berkunang – kunang
7. Telinga berdengung
8. Sukar tidur
9. Kesemutan
10. Kesulitan bicara
11. Rasa mual/muntah
Klasifikasi atau derajat hipertensi.

11
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

Tahap Sistolik (atas) Diastole (bawah)


Normal Tinggi 130-139mmHg 85-89mmHg
Ringan 140-159mmHg 90-99mmHg
Sedang 160-179mmHg 100-109mmHg
Berat 180-209mmHg 110-119mmHg
Sangat berat 210mmHg 120mmHg
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.
 
1. Riwayat keluarga dengan hipertensi
2. Umur
3. Kegemukan
4. Merokok
5. Stress
6. Alkohol
7. Obat-obatan
8. Kurang olah raga
9. Makanan berlemak
10. Berhenti Haid
11. Penyakit (DM,Jantung,Ginjal)
Komplikasi.
 Stroke
 Penyakit jantung koroner
 Gagal jantung
 Penyakit ginjal
 Penyakit pembuluh darah perifer
          (misal gejalanya semutan)
Pencegahan dan Perawatan hipertensi.
 Pertahankan BB ideal
 Olah raga
 Batasi pemakaian garam
 Hindari konsumsi alkohol
 Tidak/berhenti merokok
 Makan banyak buah & sayuran
 Hindari minum kopi berlebihan
 Rekreasi
 Hindari/atasi stress
 Cek tensi teratur/bulan (bila umur >40th)
 
Bagi yang sudah sakit:
1.      Berobat secara teratur.
2.      Mentaati aturan minum obat.
3.      Konsultasi, bila akan minum obat lain.

12
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

Apa itu diit Hipertensi ?


Diit hipertensi adalah jenis dan komposisi makanan yang diatur untuk penderita hipertensi.
 
 Tujuan  Diit Hipertensi.
Tujuan utama diit hipertensi adalah untuk menysuaikan dan mengurangi jumlah makanan
yang dikonsumsi sehingga dapat:
1.      Menurunkan tekanan darah hingga normal.
2.      Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk.
3.      Membantu mengurangi timbunan cairan dan garam.
 
Perbedaan Diit dengan makanan biasa.
1.      Konsumsi lemak dibatasi
2.      Konsumsi cholesterol dibatasi
3.      Konsumsi kalori dibatasi untuk yang terlalu gemuk atau obese.
4.      Makanan yang boleh dikonsumsi

Makanan yang boleh dikonsumsi.


1.     Sumber kalori kompleks seperti beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula,
hunkwe, makroni, mie, bihun, roti dan biskuit.
2.      Sumber protein hewani (daging dan ikan maksimum 100 gram/ hari, telur 1 butir/ hari,
dan susu 200 gram/ hari) dan protein nabati (tahu, tempe, dan kacang-kacangan).
3.   Sayuran dan buah-buahan. Banyak terdapat kalium (potasium) dan magnesium.
Kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler. Semakin banyak kalium
dikonsumsi. Maka konsentrasinya dalam cairan intraseluler meningkat, sehingga
cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.

  Makanan yang dibatasi.


a. Untuk diet rendah garam ini, penggunaan daging/daging ayam/ikan dibatasi paling
banyak 100 gram per hari telur ayam/telur bebek, paling banyak 1 butir sehari
b. Susu banyak paling banyak 200 cc sehari
c. Minuman dan sari buah dalam kemasan.

Makanan yang tidak boleh dikonsumsi.


1.      Makanan yang banyak mengandung garam
2.      Makanan yang banyak mengandung kolesterol
3.      Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh
4.      Makanan yang banyak menimbulkan gas

Bagaimana sebaiknya cara memasak?


1. Makanan akan lebih enak apabila ditumis, digoreng, dipanggang walaupun tanpa
garam

13
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

2. Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menggunakan bumbu-bumbu yang tidak


mengandung natrium seperti; bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, salam, gula
merah, cukak dsb.
3. Bila menggunakan makanan jadi, sebaiknya membaca “label”.
4. Kata sodium/natrium (Na) menunjukan adanya garam natrium.
5. Merebus,mengkukus,menumis, memanggang atau membakar. Sebagian dari sayuran
sebaiknya makan mentah atau sebagai lalapan.

Bagaimana mengatur diit?


1. Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak hewan, margarine,mentega sebagai
pengganti gunakan minyak kacang atau minyak jagung dalam jumlah tertentu.
2. Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu dengan paling banyak 50 gram
tiap kali makan, makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
3. Gunakan susu skim sebagaipengganti susu penuh.
4. Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali seminggu.
5. Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-kacangan lainya.
6. Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman manis seperti sirup, coca cola,
limun, permen,dodol, coklat, kolak, eskrim.
7. Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan

14
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1 TUJUAN
Setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat penyuluhan hipertensi , diharapkan:

1. Lansai memiliki pengetahuan tentang hipertensi


2. Lansi memahami penanganan hipertensi
3. Lansia memiliki pengetahuan makanan yang tidak diperbolehkan pada
penderita hipertensi
4. Keluarga dengan resiko hipertensi mampu mengendalikan dan mencegah
hipertensi tidak terjadi

4.1 MANFAAT
4.1.1 Untuk Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan kesehatan
dan perperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan dan
pencegahan penyakit hipertensi
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kondisi.
4.1.2 Untuk Pendidikan
a. Sebagai salah satu bentuk perwujudan tri dharma
perguruan tinggi sebagai bentuk praktek komunitas
b. Sebagai salah satu bentuk pembauran antara dunia
akademik dengan masyarakat
c. Mendapatkan pengalaman langsung untuk
menerapkan prinsip-prinsip ilmu kesehatan masyarakat.

15
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

BAB 4
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

SASARAN
Lansia dan keluarga dengan resiko tinggi hipertensi

BENTUK KEGIATAN
Penyuluhan kesehatan

WAKTU KEGIATAN
20 pebruari 2021

TIM PELAKSANAAN KEGIATAN


Koordinator : tania Suci
Anggota :
1. Siapa
2. Sakkak
3. asjjsa

SUMBER DANA
Anggaran STIKES Bahrul Ulum Jombang

METODE
Ceramah
Tanya jawab

MEDIA
Lefleat

16
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

BAB 5
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Kegiatan dilaksanakan di masjid desa dapurkejambon dilaksanakan 1 hari yakni hari


Minggu Tanggal 1 September 2019. Kegiatan dimulai pada pukul 7.30 dan berakhir
pada pukul 9.00 WIB. Peserta Kegiatan “Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi Pada
Lansia Di Desa Dapur Kejambon” Berjumlah 29 Lansia. Respon Lansia lansia datang tepat
waktu, Kegiatan penyuluhan berjalan tertib, lansia mengajukan pertanyaan, lansia
mengikuti kegiatan sampai selesai
B. Kegiatan penyuluhan Hipertensi didapatkan hasil hampir semua Lansia menderita
Hipertensi, dan terdapat penyakit penyerta yang lain seperti DM dan penyakit Jantung

Ini diisi nnt dimana hasilnya bagaimana saat di tes lagi tensinya sdah ada penurunan belum

17
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Lansai mengetahui tentang penyakit hipertensi
2. Lansia dan keluarga memahami pencegahan terjadinga hipertensi dari makanan
3. Secara nyata terjadi peningkatan pengetahuan dan cara pencegahan penanganan
penyakit hipertensi
B. SARAN
1. Melakukan pemeriksaan fisik rutin
2. Melakukan pecegahan dan penganganan hipertensi dengan makanan yang
dimakan
3. Membatasi makanan yang mengandung lemak dan garam tinggi

Ini nnt hasilnya

18
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

Lampiran I
SATUAN ACARA PELAKSANAAN
PENYULUHAN HIPERTENSI

Topik : Hipertensi
Sub Topik : Pengertian dan Penanganan Hipertensi
Waktu / Jam : 90 Menit / 07.30– 9.00 WIB
Tempat :

TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Lansia mampu menjelaskan pengertian dan
penanganan hipertensi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari.

TUJUAN KHUSUS
Serelah diberikan penyuluhan selama 90 menit Lansia mampu :
 Menjelaskan pengertian hipertensi
 Menjelaskan penanganan hipertensi
 Menjelaskan makanan yang tidak diperbolehkan pada penderita hipertensi
PROSES PENYULUHAN
No Fase Kegiatan Waktu
1. Pra Interaksi 1. Menyiapkan satuan acara penyuluhan dan 2 menit
leaflet.
2. Kerja 1. Memperkenalkan diri 23 menit
2. Menentukan kontrak waktu dengan lansia
3. Petugas memberikan salam pembuka
4. Petugas menjelaskan materi
a. tentang pengertian hipertensi
b. Menjelaskan pengertian Hipertensi
c. Menyebutkan penyebab Hipertensi
d. Menyebutkan tanda dan gejala
Hipertensi

19
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

e. Menyebutkan cara pencegahan


/Pengobatan Hipertensi
f. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus
di cegah.
5. Petugas memberikan kesempatan kepada
lansia dan kelurag untuk mengajukan
pertanyaan
6. Petugas menjawab pertanyaan dari lansia dan
keluarga
7. Petugas menyimpulkan kembali penjelasan
yang telah diberikan
3. Terminasi Mengucapkan terima kasih dan memberikan 5
salam

Lampiran

20
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit

saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar

resikonya. (Amin & Hardhi 2015)

B. Penyebab

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.

a. Hipertensi primer (esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan, hiperaktivitas saraf

simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler.

Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan

olisitemia.

b. Hipertensi sekunder

Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom

cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

C. Tanda dan gejala

Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :

1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala

21
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

2. Sering gelisah

3. Wajah merah

4. Tengkuk terasa pegal

5. Mudah marah

6. Telinga berdengung

7. Sukar tidur

8. Sesak napas

9. Rasa berat ditengkuk

10. Mudah lelah

11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur

12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).

D. Faktor resiko

1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:

a. Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita

terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan

Kasper mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh

hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein

(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam

mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap

22
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Dari hasil

penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi berjenis kelamin

wanita sekitar 56,5%. Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia

dewasa muda. Tetapi lebih banyakmenyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar

60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan

hormon setelah menopause (Aisyah, 2009).

b. Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang

lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia

lebih muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan

dan enam puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi

(Suzanne & Brenda, 2001).

c. Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu

mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan

kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium.

Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar

untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan

riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan

riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).

2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:

a. Obesitas

23
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga

mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya

berat badan meningkat.Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia

karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan

pembuluh darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)

b. Kebiasaan Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat

dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya

stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi

karena nikotin yang terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk

menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak. Plak

menyempitkan pembuluh darah. Nikotin juga memiliki kemampuan untuk

merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal sebagai adrenalin yang

menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah, 2009).

c. Mengkonsumsi garam berlebih

Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan

untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan

1500 mg natrium.

d. Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis

peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak

menentu).Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
24
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan

meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan

menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini dapat berhubungan dengan

pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan karakteristik personal.

e. Penyakit jasmani

Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan meningkatkan

hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam

urat dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat

aliran darah ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa

jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

E. Upaya Pencegahan

1. Cek Kesehatan secara berkala

2. Hindari Kegemukan

3. Hindari rokok dan alkohol.

4. Hindari stress

5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik

6. Batasi pemakaian garam

7. Istirahat cukup

F. Diet Hipertensi.

25
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

1. Pengertian.

Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan untuk

membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju

normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk menurunkan factor resiko

hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih, tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam

darah.

2. Tujuan.

Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam jaringan

tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.

3. Syarat- Syarat Diet.

1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin

2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit

3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi

4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :

1. Pisang

2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya

3. Buah- buahan kecuali buah durian

4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak

5. Susu Skim

6. Oatmeal

26
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAHRUL ‘ULUM
Jl. KH. Abd. Wahab Chasbullah Gg.IV Tambakberas Jombang
Telp/Fax (0321) 876040 – 081357452623

7. Ikan

5. Makanan yang di Hindari /Dibatasi

1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji, makanan

kemasan.

2. Makanan yang banyak mengandung Gula

3. Makanan Berlemak

4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol

6. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di peroleh bahannya:

1. Jus Apel dan Seledri: 1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan

seledri

2. Jus belimbing dan Timun: 3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun

segar bisa di tambah perasan jeruk nipis sesuai selera.

3. Jus timun Seledri 5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.

27

Anda mungkin juga menyukai