Anda di halaman 1dari 3

A

KASUS 1

Pada Tahun 2020, Kota Kedondong sedang dalam tahapan masa kampanye (9 September – 5
Desember) dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal
9 Desember.
Subekhi yang merupakan rekan dekat Subekhan (Pengawas Lapangan (PPL)) melihat Tim
Paslon No urut 76 menempel stiker bertulis visi misi di tembok rumah tanpa sepengetahuannya, karena
rumahnya baru saja selesai dicat sehingga dirasa stiker tersebut mengganggu estetika.
Melihat kejadian tersebut apa yang harus dilakukan Subekhi selaku pemilik rumah?

KASUS 2

Tarwad adalah seorang warga kelurahan Boled, Kecamatan Lengguk, Kota Kedondong. Ia bekerja
sebagai nelayan tepatnya sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Pada Tahun 2020, Kota Kedondong melaksanakan Pencoblosan dalam rangka Pemilihan Kepala
Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal 9 Desember. Diketahui pada saat
pendaftaran yang dilakukan petugas bahwa Petugas telah berkunjung ke rumah Tarwad untuk memastikan
Keluarga Tarwad masuk dalam Daftar Pemilih. Petugas bertemu dengan Adik Tarwad. Namun, Adik
Tarwad menyatakan tidak tahu terkait kepulangan Kakaknya yang sedang berlayar. Singkat cerita, karena
dituntut waktu, maka Petugas melaksanakan pekerjaan dengan terburu-buru (kejar tayang) dengan
mengambil keputusan bahwa Tarwad tidak masuk dalam Daftar Pemilih dikarenakan ketidakjelasan
hari/tanggal kepulangan Tarwad.
Hingga 2 hari menjelang pencoblosan, tepatnya tanggal 7 Desember 2020, Tarwad diketahui baru
saja pulang. Karena disekitar rumahnya terdapat gambar/poster Pasangan Calon dan ramai diperbincangkan
masalah pencoblosan yang akan diselenggarakan, Tarwad sebagai warga yang merasa belum mendapatkan
Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos berinisiatif untuk bertanya kepada Ketua RT setempat.
Oleh Ketua RT diinformasikan bahwa Tarwad masih bisa mencoblos dengan membawa KTP-el pada saat
dating ke TPS.
Kliwon Timses salah satu pasangan calon mengetahui kepulangan Tarwad dan mengetahui
Tarwad belum mendapatkan Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos. Maka, Kliwon
menawarkan diri untuk mengantar Tarwad saat pencoblosan. Hasil bincang-bincang Kliwon & Tarwad,
Kliwon menyatakan menjamin hak pilih Tarwad tidak hilang tanpa keterangan apapun. Hingga pada saat
pencoblosan, tepat pada pukul 08.00 WIB Tarwad & Kliwon menuju TPS. Oleh Petugas TPS ditanyakan
Surat Pemberitahun/Undangan untuk mencoblos, karena syarat untuk mencoblos salah satunya
menunjukkan Surat tersebut. Karena Tarwad tidak bisa menunjukkan, maka Petugas TPS menjelaskan
tatacara untuk dapat mencoblos Ketika tidak dapat menunjukan surat, namun ditanggapi oleh Kliwon
dengan berbicara dalam nada yang keras kepada Petugas TPS untuk segera dilayani hak Tarwad, hingga
Tarwad ikut terpancing suasana.
Berdasarkan ilustrasi diatas, bagaimana sikap Saudara sebagai Tarwad (Pemilih)?
B
KASUS 1

Pada Tahun 2020, Kota Kedondong sedang dalam tahapan masa kampanye (9 September – 5
Desember) dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal
9 Desember.
Subekhi yang merupakan rekan dekat Subekhan (Pengawas Lapangan (PPL)) melihat Tim
Paslon No urut 76 menempel stiker bertulis visi misi di tembok rumah tanpa sepengetahuannya, karena
rumahnya baru saja selesai dicat sehingga dirasa stiker tersebut mengganggu estetika.
Melihat kejadian tersebut apa yang harus dilakukan Saudara sebagai Subekhan (PPL)?

KASUS 2

Tarwad adalah seorang warga kelurahan Boled, Kecamatan Lengguk, Kota Kedondong. Ia bekerja
sebagai nelayan tepatnya sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Pada Tahun 2020, Kota Kedondong melaksanakan Pencoblosan dalam rangka Pemilihan Kepala
Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal 9 Desember. Diketahui pada saat
pendaftaran yang dilakukan petugas bahwa Petugas telah berkunjung ke rumah Tarwad untuk memastikan
Keluarga Tarwad masuk dalam Daftar Pemilih. Petugas bertemu dengan Adik Tarwad. Namun, Adik
Tarwad menyatakan tidak tahu terkait kepulangan Kakaknya yang sedang berlayar. Singkat cerita, karena
dituntut waktu, maka Petugas melaksanakan pekerjaan dengan terburu-buru (kejar tayang) dengan
mengambil keputusan bahwa Tarwad tidak masuk dalam Daftar Pemilih dikarenakan ketidakjelasan
hari/tanggal kepulangan Tarwad.
Hingga 2 hari menjelang pencoblosan, tepatnya tanggal 7 Desember 2020, Tarwad diketahui baru
saja pulang. Karena disekitar rumahnya terdapat gambar/poster Pasangan Calon dan ramai diperbincangkan
masalah pencoblosan yang akan diselenggarakan, Tarwad sebagai warga yang merasa belum mendapatkan
Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos berinisiatif untuk bertanya kepada Ketua RT setempat.
Oleh Ketua RT diinformasikan bahwa Tarwad masih bisa mencoblos dengan membawa KTP-el pada saat
dating ke TPS.
Kliwon Timses salah satu pasangan calon mengetahui kepulangan Tarwad dan mengetahui
Tarwad belum mendapatkan Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos. Maka, Kliwon
menawarkan diri untuk mengantar Tarwad saat pencoblosan. Hasil bincang-bincang Kliwon & Tarwad,
Kliwon menyatakan menjamin hak pilih Tarwad tidak hilang tanpa keterangan apapun. Hingga pada saat
pencoblosan, tepat pada pukul 08.00 WIB Tarwad & Kliwon menuju TPS. Oleh Petugas TPS ditanyakan
Surat Pemberitahun/Undangan untuk mencoblos, karena syarat untuk mencoblos salah satunya
menunjukkan Surat tersebut. Karena Tarwad tidak bisa menunjukkan, maka Petugas TPS menjelaskan
tatacara untuk dapat mencoblos Ketika tidak dapat menunjukan surat, namun ditanggapi oleh Kliwon
dengan berbicara dalam nada yang keras kepada Petugas TPS untuk segera dilayani hak Tarwad, hingga
Tarwad ikut terpancing suasana.
Berdasarkan ilustrasi diatas, bagaimana sikap Saudara sebagai Petugas TPS?
C
KASUS 1

Pada Tahun 2020, Kota Kedondong sedang dalam tahapan masa kampanye (9 September – 5
Desember) dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal
9 Desember.
Subekhi yang merupakan rekan dekat Subekhan (Pengawas Lapangan (PPL)) melihat Tim
Paslon No urut 76 menempel stiker bertulis visi misi di tembok rumah tanpa sepengetahuannya, karena
rumahnya baru saja selesai dicat sehingga dirasa stiker tersebut mengganggu estetika.
Melihat kejadian tersebut apa yang harus dilakukan Saudara sebagai Tim Paslon?

KASUS 2

Tarwad adalah seorang warga kelurahan Boled, Kecamatan Lengguk, Kota Kedondong. Ia bekerja
sebagai nelayan tepatnya sebagai Anak Buah Kapal (ABK).
Pada Tahun 2020, Kota Kedondong melaksanakan Pencoblosan dalam rangka Pemilihan Kepala
Daerah (Walikota dan Wakil Walikota) tepatnya pada tanggal 9 Desember. Diketahui pada saat
pendaftaran yang dilakukan petugas bahwa Petugas telah berkunjung ke rumah Tarwad untuk memastikan
Keluarga Tarwad masuk dalam Daftar Pemilih. Petugas bertemu dengan Adik Tarwad. Namun, Adik
Tarwad menyatakan tidak tahu terkait kepulangan Kakaknya yang sedang berlayar. Singkat cerita, karena
dituntut waktu, maka Petugas melaksanakan pekerjaan dengan terburu-buru (kejar tayang) dengan
mengambil keputusan bahwa Tarwad tidak masuk dalam Daftar Pemilih dikarenakan ketidakjelasan
hari/tanggal kepulangan Tarwad.
Hingga 2 hari menjelang pencoblosan, tepatnya tanggal 7 Desember 2020, Tarwad diketahui baru
saja pulang. Karena disekitar rumahnya terdapat gambar/poster Pasangan Calon dan ramai diperbincangkan
masalah pencoblosan yang akan diselenggarakan, Tarwad sebagai warga yang merasa belum mendapatkan
Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos berinisiatif untuk bertanya kepada Ketua RT setempat.
Oleh Ketua RT diinformasikan bahwa Tarwad masih bisa mencoblos dengan membawa KTP-el pada saat
dating ke TPS.
Kliwon Timses salah satu pasangan calon mengetahui kepulangan Tarwad dan mengetahui
Tarwad belum mendapatkan Surat Pemberitahuan/Undangan untuk mencoblos. Maka, Kliwon
menawarkan diri untuk mengantar Tarwad saat pencoblosan. Hasil bincang-bincang Kliwon & Tarwad,
Kliwon menyatakan menjamin hak pilih Tarwad tidak hilang tanpa keterangan apapun. Hingga pada saat
pencoblosan, tepat pada pukul 08.00 WIB Tarwad & Kliwon menuju TPS. Oleh Petugas TPS ditanyakan
Surat Pemberitahun/Undangan untuk mencoblos, karena syarat untuk mencoblos salah satunya
menunjukkan Surat tersebut. Karena Tarwad tidak bisa menunjukkan, maka Petugas TPS menjelaskan
tatacara untuk dapat mencoblos Ketika tidak dapat menunjukan surat, namun ditanggapi oleh Kliwon
dengan berbicara dalam nada yang keras kepada Petugas TPS untuk segera dilayani hak Tarwad, hingga
Tarwad ikut terpancing suasana.
Berdasarkan ilustrasi diatas, bagaimana sikap Saudara sebagai Kliwon (Timses)?

Anda mungkin juga menyukai