Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kasus keganasan merupakan salah satu masalah global dengan angka
insidensi yang semakin meningkat setiap tahunnya. Karsinoma nasofaring (KNF)
merupakan salah satu keganasan pada bidang THT-KL yang cukup banyak
ditemukan.1
KNF merupakan salah satu kasus yang banyak mendapat perhatian karena
angka kematiannya yang masih relatif tinggi. Secara global kira-kira 65.000 kasus
baru dan 38.000 kematian per tahun. Di seluruh dunia insidensi tertinggi KNF
terdapat di Cina Selatan, dimana KNF merupakan keganasan yang endemis pada
orang-orang Canton di propinsi Guangdong Cina, dengan insidensi 10 sampai
dengan 150 per 100.000 penduduk pertahun, dengan usia rata-rata 40-50 tahun. Di
Indonesia KNF menduduki urutan ke-4 di antara semua penyakit kanker setelah
kanker rahim, payudara, dan kulit, dengan insidensi sekitar 4,7 per 100.000
penduduk.2 Tetapi seluruh bagian THT di Indonesia menempatkan KNF pada
peringkat pertama penyakit kanker pada daerah kepala leher.1,2
KNF mempunyai ciri dan karakteristik yang berbeda. KNF banyak
ditemukan pada ras mongoloid. Kejadian KNF ada hubungannya dengan
kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu (salted fish).3
Diagnosis dini KNF cukup sulit untuk ditegakkan. Hal ini disebabkan oleh
karena letak nasofaring yang tersembunyi. 1 Gejala-gejala awal yang muncul tidak
spesifik seperti gangguan pendengaran, ingus bercampur darah dan hidung
tersumbat dan bahkan ada yang tanpa gejala sama sekali pada tahap awalnya. Hal
ini menyebabkan sekitar 60-95% penderita KNF terdiagnosis pada stadium lanjut
(III dan IV).2
Pemeriksaan titer serologi IgA Epstein Barr Virus menjadi salah satu
kriteria diagnostik, selain biopsi nasofaring yang merupakan pemeriksaan baku
emas.1 Infeksi primer EBV umumnya terjadi sebelum umur 20 tahun. Sebagian
besar orang akan terinfeksi EBV tanpa implikasi klinis yang serius, sementara
pada sebagian kecil orang, EBV dapat bereaktivasi dan berkembang menjadi

1
tumor di kemudian hari. Hal ini akan bergantung pada kerentanan genetik dan
faktor lingkungan.2
Diagnosis awal KNF sangat penting karena keberhasilan pengobatan sangat
bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Prognosis penderita KNF sangat
bergantung pada stadium klinis saat dilakukan diagnosis, dimana lebih dari 80%
keberhasilan terapi terjadi pada stadium awal (stadium I-II) dan kurang dari 40%
keberhasilan dapat diharapkan bila penderita didiagnosis pada stadium lanjut
(stadium III-IV).2
Pengobatan KNF stadium awal hingga saat ini adalah radioterapi karena sel
tumor ini bersifat radiosensitif, sedangkan KNF stadium lanjut adalah radioterapi
dikombinasikan dengan kemoterapi, dilakukan baik sebelum, sesudah ataupun
bersamaan dengan radioterapi.4,5 Dan untuk pengobatan KNF yang mengalami
kekambuhan local dan respon yang tidak sempurna adalah dengan radioterapi
tambahan atau kemoterapi ulang.5

Anda mungkin juga menyukai