Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

AKTIVITAS FISIK DAN LATIHAN

DisusunOleh :

Gusti Putu Ayu Febri Sinta Dewi, S.Kep.

(20089142113)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2020
2
KONSEP DASAR KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian

a) Aktivitas

Suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk

dapat memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu aktivitas suatu keadaan dimana

manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan kehidupan. Tiap

individu mempunyai pola atau irama dalam menjalani aktivitas. Dengan

beraktivitas tubuh akan menjadi sehat, system pernapasan dan sirkulasi tubuh

akan berfungsi dengan baik, dan metablisme tubuh dapat optimal. Kemampuan

aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan

muskuloskeletal. Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan

berbagai gangguan pada system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi

menjadi kaku dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal

lainnya. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)

b) Latihan

Merupakan suatu gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkkan untuk

menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur tubuh.Latihan dapat

memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara

dengan kekuatan dan fleksibilitas otot. Selain itu, latihan fisik dapat membuat

fungsi gastrointestinal dapat bekerja lebih optimal dengan meningkatkan selera

makan orang tersebut dan melancarkan eliminasinya karena apabila seseorang

tidak dapat melakukan aktifitas fisik secara adekuat maka hal tersebut dapat

membuat otot abdomen menjadi lemah sehinga fungsi eliminasi kurang efektif.

1
Aktivitas sehari-hari (ADL) merupakan salah satu bentuk latihan aktif pada

seseorang termasuk didalamnya adalah makan/minum, mandi, toileting,

berpakaian, mobilisasi tempat tidur, berpindah dan ambulasi/ROM.

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk

bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan guna mempertahankan kesehatannya.Imobilitas atau imobilisasi

merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena

kondisi yang mengganggu pergerakan misalnya mengalami trauma tulang

belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.

(Kasiati & Rosmalawati, 2016)

B. FisiologiAktivitas dan Latihan

Untuk mampu memenuhi kebutuhan akan aktivitas dan latihan, maka

diperlukan serangkaian proses fisiologis yang kompleks yang melibatkan

metabolism dari sel-sel tubuh dan terutama sistem lokomotorik yaitu sistem otot

dan sistem rangka.

Aktivitas dan pergerakan memerlukan energy.Energi untuk sel-sel tubuh

manusia adalah dalam bentuk Adenosin Trifosfat (ATP) yang diperoleh dari

katabolisme glukosa dalam sel-sel tubuh. Glukosa akan dipecah menjadi energy

dan hal ini terutama ditentukan oleh suplai oksigen.

Aktivitas dan latihan adalah proses gerakan tubuh manusia yang

melibatkan sistem lokomotorik yaitu tulang dan otot. Tulang berperan sebagai

alat gerak pasif, memberikan kesetabilan dalam postur tubuh dan memberi

bentuk tubuh.Sedangkan otot berperan sebagai alat gerak aktif dimana tendon-

tendon otot melekat pada tulang dan berkontraksi untuk menggerakkan tulang.
2
Tulang merupakan jaringan ikat yang tersusun oleh matriks organik dan

anorganik.Tulang secara histologist dapat dibagimenjadi

2 jenis, yaitu jaringan tulang keras (osteon) dan jaringan tulang rawan

(kartilago).Yang membedakan osteon dan kartilago adalah bahwa kartilago lebih

elastic dan lebih tahan terhadap adanya tekanan sehingga cenderung lebih tidak

mudah patah, dan osteon cenderung lebih eras tapi mudah patah.Jaringan tulang

rawan dapat dibagi menjadi 3 yaitu : kartilagohialin,

kartilago fibrosa, dan kartilago elastic. Tiap-tiap tipe tulang rawan membentuk

bagian tubuh yang berbeda.Tulang rawan hialin terutama menyusun bagian

persendian tulang sebagai sistem bantalan untuk melindungi dari friksi jika

terjadi pergerakan.Kartilago fibrosa terutama menyusun bagian diskus

intervertebralis, sedangkan kartilago elastic menyusun daun telinga.Matriks

organik terdiri atas sel-sel tulang osteoblast, osteosit, kondroblast, kondrosit, dan

osteoklas yang tersimpan pada sistem haverst.Sistem haverst adalah suatu saluran

yang didalamnya terdapat pembuluh darah, limfa, dan urat saraf untuk fisiologi

tulang.Matriks anorganik tulang tersusun oleh mineral-mineral terutama kalsium

dan phospat. Matrisk anorganik inilah yang memberikan massa dan kekuatan

pada tulang, sehingga kondisi yang mengganggu kandungan kalsium dan fosfor

dalam jaringan tulang akan menyebabkan tulang kehilangan kepadatannya dan

mudah patah. Faktor lain yang mempengaruhi kepadatan tulang adalah sistem

endokrin terutama hormone kalsitonin dan paratirohormon, serta metabolisme

vitamin D.

3
Hormon kalsitonin dan paratiro hormon bekerja saling berlawanan dan

bekerjasama untuk mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Kalsitonin atau

disebut juga tirokalsitonin dihasilkan oelh sel parafolikular kelenjar tiroid dan

bekerja untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah, terutama dengan

meningkatkan penyimpanan kalsium dalam matriks anorganik jaringan tulang,

menghambat aktivitas osteoklas dalam meresorpsi kalsium tulang, menghambat

reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal, menghambat absorpsi kalisum dari saluran

cerna. Sedangkan paratirohormon dihasilkan oleh kelenjar paratiroid dan bekerja

dengan meningkatkan kadar kalsium dalam darah, terutama dengan

meningkatkan absorpsi kalsium dalam saluran cerna, dan meningkatkan resorbsi

kalsium dari tulang melalui jalur aktivasi osteoklas, dan meningkatkan reabsorpsi

kalsium pada ginjal.

Jaringan otot merpakan sistem yang berperan sebagai alat gerak aktif.Hal

ini karena kemampuan jaringan otot untuk berontraksi dan relaksasi. Di balik

mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak mekanikitu,

terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi

(Windyastuti,2016)

C. Nilai-Nilai Normal

Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut

(Windyastuti, 2016) :

Tingkat aktivitas / Tingkat2


mobilitas

Tingkat0
Tingkat3
Tingkat1
4
Kategori
Tingkat4

Mampu merawat diri sendiri secara penuh


Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau pengawasan orang
lain
Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain
dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan
atau berpartisipasi dalam perawatan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan

sentralnya adalah gravitasi. Kemampuan tubuh dalam mempertahankan

keseimbangan seperti kemampuan mangangkat beban, maksimal 57 %.

Nilai Kekuatan Otot adalah sebagai berikut :

No. Nilai Kekuatan Otot Keterangan


1. 0 (0%) Paralisis, tidak ada kontraksi otot sama sekali
2. 1 (10%) Terlihat atau teraba getaran kontraksi otot tetapi
tidak ada gerak sama sekali
3. 2 (25%) Dapat menggerakan anggota gerak tanpa gravitasi
4. 3 (50%) Dapat menggerakkan anggota gerak untuk
menahan berat (gravitasi)
5. 4 (75%) Dapat menggerakkan sendi dengan aktif dan
melawantahanan
6. 5 (100%) Kekuatannormal

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas dan latihan antara

lain (Kasiati & Rosmalawati, 2016):

5
a. Tingkat perkembangan tubuh: Usia seseorang mempengaruhi system muskuloskeletal

dan persarafan, Untuk itu, dalam melakukan tindakan keperawatan untuk membantu

memenuhi kebutuhan aktivitas, perawat harus memperhatikan aspek tumbuh kembang

klien sesuai kebutuhan.

b. Kesehatan fisik: Seseorang dengan penyakit (gangguan musculoskeletal, gangguan

kardiovaskuler, gangguan sistem respirasi), cacat tubuh dan imobilisasi akan dapat

menggangu pergerakan tubuh.

c. Keadaannutrisi: Seseorang dengan nutrisi kurang, hal ini menyebabkan kelemahan dan

kelelahan otot yang berdampak pada penurunan aktivitas dan pergerakan. Sebaliknya,

hal yang sama terjadi pada kondisi nutrisi lebih (obesitas).

d. Status mental: Seseorang mengalami gangguan mental cenderung tidak antusias dalam

mengikuti aktivitas, bahkan kehilangan energy untuk memenuhi kebutuhan personal

hygiene.

e. Gaya hidup: Seseorang dalam melalukan polaaktivitas sehari-hari dengan baik tidakakan

mengalami hambatan dalam pergerakan, demikian juga sebaliknya.

E. JenisGangguan

Mobilisasi sangat penting untuk kesehatan. Imobolisasi yang berkepanjangan

dan bedrest akan menyebabkan serangkaian komplikasi pada berbagai sistem

tubuh antara lain :

a. Kontraktur : Jaringan ikat kolagen pada otot dan persendian akan

digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak elastis sehingga akan

menyebabkan kekakuan pada pergerakan persendian. Hal ini karena untuk

sintesis kolagen diperlukan rangsanganpergerakan

b. Disuse Atrofi : Atrofi otot adalah berkurangnya massa otot karena


6
berkurangnya lapisan aktin dan myosin padamyofibril.

c. Konstipasi : Imobilisasi menyebabkan peristaltik menurun sehingga

menyebabkan absopsi cairan berlebihan padaintestinum.

d. Pressure Ulcer : Pasien imobilisasi berisiko untuk mengalami luka tekan

sebagai akibat adanya penekanan pada tulang menonjol (bony prominen),

keringat, lembab, deficit self care, dan friksi dengan tempat tidur.

e. Gastritis : Selama bedrest, sekresi bikarbonat lambung menurun sehingga

meningkatkan keasaman padalambung

f. Ketidakseimbangan mineral dan elektrolit : Imobilisasi dan bedrest yang

laka erhubungan dengan duresis dan kehilangan sodium, potassium, zinc,

phosphor, sulfur, dan magnesium. Hal ini berhubungan dengan penurunan

sekresi antidiuretik hormone selama bedrest

g. Kehilangan mineral tulang : Immobilisasi dan bedrest berhubungan

dengan demineralisasi tulang akibat aktivasi osteoklas dan peningkatan

kadar kalsiumdarah.

F. Pengkajian

1. Tingkat aktivitas sehari-hari

Pola aktivitassehari-hari

Jenis, frekuensi dan lamanya latihan fisik

2. Kemampuan melakukan ADL (Mandi, Keramas, Oral Care,Berpakaian,

Makan,Toileting)

3. Tingkatkelelahan

Aktivitas yang membuat lelah

7
Riwayat sesak napas

4. Gangguan pergerakan Penyebab

gangguan pergerakan Tanda dan

gejala

Efek dari gangguan pergerakan

5. Pemeriksaan fisik

Tingkatkesadaran

Pemeriksaan kekuatan otot

Postur/bentuk tubuh (Skoliosis, Kiposis, Lordosis, Cara berjalan)

Ekstremitas (Kelemahan, Gangguan sensorik, Tonus otot, Atropi, Tremor,

Gerakan tak terkendali, Kekuatan otot, Kemampuan jalan, Kemampuan

duduk, Kemampuan berdiri, Nyeri sendi, Kekakuansendi)

G. DiagnosaKeperawatan(NANDA)

a. Intoleransiaktivitas

b. Hambatan mobilitasfisik

c. Keletihan

d. Nyeriakut

e. Risiko kerusakan integritaskulit

8
H. RencanaKeperawatan (NICNOC) (Nurarif & Kusuma, 2015)

1 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


 Energyconservation Energy Management
Definisi :  Self Care :ADLs  Observasi
Ketidakcukupan energui Kriteria Hasil : adanyapembatasan
secara fisiologis  Berpartisipasi dalam klien dalam
maupun psikologis aktivitas fisik tanpa melakukanaktivitas
untuk meneruskan atau disertai peningkatan  Kaji adanya factor
menyelesaikan aktifitas tekanan darah, nadi dan yang menyebabkan
yang diminta atau RR kelelahan
aktifitas seharihari.  Mampu melakukan  Monitor nutrisi dan
aktivitas sehari hari sumber energi
Batasan karakteristik : (ADLs) secaramandiri tangadekuat
a. melaporkan secara  Monitor pasienakan
verbal adanya adanya kelelahan
kelelahan atau fisik dan emosi
kelemahan. secaraberlebihan
b. Respon abnormal  Monitor respon
dari tekanan darah kardiovaskuler
atau nadi terhadap terhadapaktivitas
aktifitas  Monitor pola tidur
c. Adanya dyspneu dan lamanya
atau tidur/istirahatpasien
ketidaknyamanan
saatberaktivitas. Activity Therapy
 Kolaborasikan
Faktor faktor yang dengan Tenaga
berhubungan : Rehabilitasi Medik
 Tirah Baring atau dalammerencanakan
imobilisasi progran terapi yang
 Kelemahan tepat.
menyeluruh  Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampudilakukan
2 Hambatan Mobilitas NOC : NIC :
Fisik  MobilityLevel Exercise therapy :
 Self care :ADLs ambulation
 Transferperformance  Monitoring vital
Definisi : Kriteria Hasil : sign
Keterbatasan dalam  Klien meningkat dalam sebelum/sesudah
kebebasan untuk aktivitasfisik latihan dan lihat
pergerakan fisik tertentu  Mengerti tujuan dari respon pasien saat
pada bagian tubuh atau latihan
9
satu atau lebih peningkatanmobilitas  Ajarkan pasien atau
ekstremitas secara  Memverbalisasikan tenaga kesehatan
mandiri dan terarah perasaan dalam lain tentang teknik
Batasan karakteristik : meningkatkan kekuatan ambulasi
- Postur tubuh dan kemampuan  Kaji kemampuan
yang tidak stabil berpindah pasien dalam
selama  Memperagakan mobilisasi
melakukan penggunaan alat Bantu  Latih pasien dalam
kegiatan rutin untuk mobilisasi pemenuhan
harian (walker) kebutuhan ADLs
- Keterbatasan secara mandiri
kemampuan sesuaikemampuan
untuk  Dampingi dan
melakukan Bantu pasien saat
keterampilan mobilisasi dan bantu
motorikkasar penuhi kebutuhan
- Keterbatasan ADLsps.
kemampuan  Berikan alatBantu
untuk jika klien
melakukan memerlukan.
keterampilan  Ajarkan pasien
motorik halus bagaimana merubah
- Keterbatasan posisi dan berikan
ROM bantuan jika
- Usaha yang kuat diperlukan
untuk perubahan
gerak

Faktor yang
berhubungan :
- Kurang
pengetahuan
tentang
kegunaan
pergerakanfisik
- Tidak nyaman,
nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal
dan
neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penuru
nan kekuatan
danstamina

10
3 Keletihan NOC : NIC :
 Energyconservation Energy Management
 Nutritional status :energy  Observasi adanya
Kriteria Hasil : pembatasan klien
 Memverbalisasikan dalam melakukan
peningkatan energi dan aktivitas
merasa lebihbaik  Dorong anal untuk
 Menjelaskan penggunaan mengungkapkan
energi untuk mengatasi perasaan terhadap
kelelahan keterbatasan
 Kaji adanya factor
yang menyebabkan
kelelahan
 Monitor nutrisi dan
sumber energi
tangadekuat
 Monitor pasien akan
adanya kelelahan
fisik dan emosi
secaraberlebihan
 Monitor polatidur
dan lamanya
tidur/istirahat pasien

11
4 Nyeri akut NOC : NIC :
 PainLevel, Pain Management
Definisi :  Paincontrol,  Lakukan pengkajian
Sensori yang tidak  Comfortlevel nyeri secara
menyenangkan dan Kriteria Hasil : komprehensif
pengalaman emosional  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
yang muncul secara nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
aktual atau potensial nyeri, mampu frekuensi, kualitas
kerusakan jaringan atau menggunakan tehnik dan faktor
menggambarkan adanya nonfarmakologi untuk presipitasi
kerusakan (Asosiasi mengurangi nyeri,  Observasi reaksi
Studi Nyeri mencaribantuan) nonverbal dari
Internasional): serangan  Melaporkan bahwa nyeri ketidaknyamanan
mendadak atau pelan berkurang dengan  Gunakan teknik
intensitasnya dari ringan menggunakan komunikasi
sampai berat yang dapat manajemennyeri terapeutik untuk
diantisipasi dengan  Mampu mengenali nyeri mengetahui
akhir yang dapat (skala, intensitas, pengalaman nyeri
diprediksi dan dengan frekuensi dan tanda pasien
durasi kurang dari 6 nyeri)  Evaluasi
bulan.  Menyatakan rasa nyaman pengalaman nyeri
setelah nyeriberkurang masalampau
Batasan karakteristik :  Evaluasi bersama
 Tanda vital dalam
- Laporan secara pasien dan tim
rentangnormal
verbal atau non kesehatan lain
verbal tentang
- Fakta dariobservasi ketidakefektifan
- Gerakanmelindungi kontrol nyeri masa
- Tingkah laku lampau
berhati-hati  Bantu pasien dan
- Gangguan tidur keluarga untuk
(mata sayu, tampak mencari dan
capek, sulit atau menemukan
gerakan kacau, dukungan
menyeringai)
 Kurangi faktor
- Fokus menyempit
presipitasinyeri
(penurunan persepsi
 Ajarkan tentang
waktu, kerusakan
teknik non
proses berpikir,
farmakologi
penurunan interaksi
dengan orang dan  Evaluasi keefektifan
lingkungan) kontrolnyeri
- Perubahan dalam  Tingkatkanistirahat
nafsu makan dan  Kolaborasikan
minum dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeritidak
12
Faktor yang berhasil
berhubungan :  Monitor penerimaan
Agen injuri (biologi, pasien tentang
kimia, fisik, psikologis) manajemennyeri
5 Risiko kerusakan NOC : RiskControl Pressure Management
integritas kulit b.d Dengan kriteria hasil:  Memberitahukan
immobilisasi fisik.  Pasien mengerti tentang pasien untuk
faktor risiko yang dapat menggunakan
menyebabkan pakaian yang
kerusakan integritas longgar.
kulit  Memonitor status
 Tanda-tanda vital dalam nutrisipasien.
batasnormal.  Memonitor area kulit
 Memodifikasi yang dapat terjadi
lingkungan untuk kemerahan danluka.
mengurangi faktor  Melakukan
risiko. perubahan posisi
pada pasien, minimal
setiap 2jam.
 Mengajari pasien
ROM aktif danpasif.
 Mengajari pasien
tentang faktor yang
dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan
integritaskulit.
6. Kerusakan integritas NOC : RiskControl Pressure Management
jaringan Dengan kriteria hasil:  Memberitahukan
Definisi : kerusakan  Pasien mengerti tentang pasien untuk
membran mukosa, faktor risiko yang dapat menggunakan
kornea, integumenter, menyebabkan pakaian yang
atau jaringan subkutan kerusakan integritas longgar.
Batasan Karakteristik : kulit  Memonitor status
- Gangguansirkulasi  Tanda-tanda vital dalam nutrisipasien.
- Iritasikimia batasnormal.  Memonitor area kulit
- Kurang volume  Memodifikasi yang dapat terjadi
cairan lingkungan untuk kemerahan danluka.
- Kurang mengurangi faktor  Melakukan
pengetahuan risiko. perubahan posisi
- Kelebihan cairan pada pasien, minimal
tubuh setiap 2jam.
- Gangguan mobilitas  Mengajari pasien
fisik ROM aktif danpasif.
- Faktor mekanis  Mengajari pasien
(tekanan, regangan, tentang faktor yang
gesekan) dapat menyebabkan
13
- Faktor nutrisi terjadinya kerusakan
(kekuranganatau integritaskulit.
kelebihan)
- Radiasi

14
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/36038589/ASKEP_AktivitasFisik Dan Latihan

Kasiati, & Rosmalawati, N. W. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia (1st ed., p. 160). Pusdik SDM
Kesehatan.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis & NANDA NIC
- NOC (3rd ed.). Mediaction.

Windyastuti. (2016). Modul Keperawatan Dasar I. Program Studi Ners Stikes Widya Husada
SEMARANG.

15

Anda mungkin juga menyukai