Disusun Oleh:
Niwayan Damayanti
20014104010
MANADO 2021
BAB I
LANDASAN TEORI
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
a. Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak. Cedera kepala
paling sering dan penyakit neurologik yang serius di antara penyakit nuerologik
dan merupakan proporsi epidemic sebagai hasil kecelakaan jalan raya
( Brunner & Suddarth’s, 2002 )
b. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas .(Mansjoer Arif ,dkk ,2000)
c. Trauma / cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit
kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara
langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
d. Trauma kapitis merupakan akibat kecelakaan baik kecelakaan lalu-lintas
maupaun kecelakaan lain seperti terjatuh, kejatuhan benda keras atau
kecelakaan kerja
Kepala
Trauma kepala
Iskemik
Hipoksia
Aliran darah ke
otak ↓ Perub. Metabolisme aerob
jadi anaerob & penimbunan
as. Laktat
↑ TIK
PCo² ↑
Hipersensitifitas Po² ↓
Ph ↓
Kematian
Gg. pemompaan natrium
dan kalium
Oedema otak
4. Tanda dan gejala ( Cholik Harun dkk, 2007 )
1) Sakit kepala, mual, muntah
2) Mengalami lupa ingatan ( amnesia retrograde atau antegrad)
3) Lemah ingatan, cepat lelah, amat sensitive
4) Pupil anisokor
5) TD turun
6) Suhu tubuh yang sulit dikendalikan
B. KEPERAWATAN
1. Pengkajian ( Marilynn E. Doenges, 2000 )
a. Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian,
status kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah
kejadian.
b. Pemeriksaan fisik
Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiperventilasi, ataksik)
Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK
Sistem saraf :
Kesadaran GCS.
Fungsi saraf kranial trauma yang mengenai/meluas ke batang otak
akan melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.
Fungsi sensori-motor adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri,
gangguan diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat
kejang.
c. Aktifitas / istirahat
Gejala : merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan
Tanda : Perubahan kesadaran, letargi, hemiparese
d. Sirkulasi
Gejala : perubahan tekanan darah atau normal, bradikardi
e. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian (tenang atau dramatis)
Tanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung
f. Eliminasi
Gejala : mual, muntah dan mengalami perubahan selera
Tanda : Muntah proyektil, gangguan menelan
g. Neurosensori
Gejala : kehilangan kesadaran sementara, amnesia sementara, vertigo, sinkope,
tinnitus, kehilangan pendengaran
Tanda : Perubahan kesadaran bisa sampai koma
h. Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik hemiparesis/plegia,
gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
i. Nyeri / ketidaknyamanan
Gejala : sakit kepala
Tanda : wajah menyeringai, gelisah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan
peningkatan tekanan intrakranial.
b. Nyeri akut b/d kerusakan jaringan otak dan peningkatan tekanan intracranial
c. Resiko terjadinya peningkatan intra cranial b/d adanya proses desak ruang
akibat penumpukan cairan / darah dalam otak
d. Kurang mandiri dalam merawat diri b/d kelemahan fisik
e. Resiko Infeksi b/d tindakan invasif
Setelah dilakukan
4 Kurang tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
mandiri selama 4 x 24 jam, kemandirian klien tingkat kemampuan klien
dalam diharapkan klien dalam merawat diri dalam merawat diri
merawat diri mampu: 2. Bantu klien dalam 2. Mengurangi rasa leleh
b/d - Merawat diri melakukan aktivitas klien
kelemahan sendiri secara sehari-hari
fisik bertahap 3. Libatkan klien 3. Membantu klien dalam
dalam beraktivitas merawat diri secara
memenuhi bertahap
kebutuhannya
4. Kolaborasi dengan 4. membantu keefektifan
tim medis asuhan keperawatan yang
diberikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner dan Sudarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol-2, EGC, Jakarta,
2002.
2. Doengoes, Marilyn. E, Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Pasien Edisi 3, EGC, Jakarta, 2000.
3. Santosa, Budi (editor), Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006,
Definisi dan Klasifikasi, Prima Medika, Jakarta, 2005.
4. Suriadi & Rita Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I. Jakarta: CV Sagung
Seto; 2001.
5. Syafudin,AMK. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawtan, Edisi 3.Jakarta:
EGC; 2003.
6. http://dentingberdetak.blogspot.com/2011/07/askep-klien-dengan-trauma-kepala.html
7. http://ppniklaten.com/index.php?option=com_content&view=article&id=68:cedera-
kepala&catid=38:ppni-ak-category&Itemid=66
8. http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-medikal-bedah-
kmb/askep-cedera-kepala/
Pathway CKD
Cedera kepala atau trauma kepala
Perubahan
Perdarahan hematoma Gangguan suplai autoregulasi
darah Edema cerebral
Hipoksia Resiko
Peningkatan TIK ketidakefektifan
Bersihan jalan napas
perfusi jaringan
Obstruksi jalan nafas
otak
Dispnea
Henti napas(apnue)
Kerusakan sel Mual muntah Perubahan pola napas
otak Papil odema Resiko
Pandangan kabur ketidakefektifan
Penurunan fungsi perfusi jaringan
Rangsangan simpatis pendengaran otak Ketidakefektifan
Nyeri kepala. bersihan jalan
Tahanan vaskuler Nyeri akut napas
sistemik meningkat
Edema paru
curah jantung Ketidakseimbang
menurun an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
Difusi O2
terhambat Ketidakefektifan pola
napas.
Format Pengkajian ICU ProfesiNersUnsrat
Nama : Tn.K.R
Umur : 21 thn
Alamat : wulurmaatus.
Agama : Kristen protestan
A. Kondisi saat dilakukanpengkajian :
Kondisi klien tampak tidak sadarkan diri, terdapat luka lecet disekitar tangan dan kaki klien,
terdapat luka post op Craniotomy posterior.
B. Riwayat Keperawatan :
Klien sebelumnya dari ruangan OK cito dengan diagnose medisCederaKepalaBerat sudah post
op Craniotomy, dan di pindahkan keruangan ICU karena kondisi klien yang memerlukan
perawatan lanjutan yang intensive.
C. Riwayat KeluhanUtama :
Klien mengalami kejadian kecelakaan tunggal pada minggu subuh dimana klien mengendarai
motor dalam keadaan mabuk untuk menjemput kekasihnya. Yang mengakibatkan klien
kecelakaan dan mengalami Cedera Kepala Berat.
D. Alasan di rawat di ICU :
Klien di rawat di ICU dikarenakan kondisi klien yang mengalami penurunan kesadaran dan KU
semakin menurun. Klien dirawatdengan DiagnosaMedis CKB+ post op Craniotomy,
E. Pengkajian :
a) Airway :
a. Kepatenan jalan nafas
Secret : Ada
Karakteristik : berwarna kuning kental
Jumlah : sedikit
Selang ETT
Kebocoran : tidak terdapat kebocoran
Terlipat : tidak
b. PenggunaanAlat
ETT : Ukuran 7.5/21
b) Breathing :
Ventilator mode :
SIMV : Pressure support 8 mmHg, RR 15x/m
PEEP :/CPAP: 5 Tidal volume :360cc
FiO2: 40%
RR: 15x/mnt.
Terapi Oksigen : -
Sianosis : -
Hasil lab Penunjang
AGD :
- PH : 7.461
- Pco2 : 28.8
- Hco3 : 20.5
- PO2 : 132
c) Circulation :
Auskultasi PulsasiNadi
S1: - Ulnaris : Kuat
S2 : - Dorsalis Pedis : Lemah
Gallop/Murmur : tidak terdapat CRT : < 2 detik
murmur Edema
TD : 117/67 mmHg Tidak terdapat edema
MAP : 78 Clubbing finger : tidak ada
HR : 68 Hasil EKG : tidak ada
Distensi Vena jugularis : tidak
d) Disability :
Kesadaran Motoric Sensoric
Onsedasi (pengaruh obat) Kanan
GCS : E : 1, M: 1, V: 2 . Total 3
Pupil
Ukurankiri : 2
Ukurankanan : 2
Refelekscahaya : ada Penjelasan :
e) Eliminasi :
Urine
Intake (Sebelumnya) Kateter urin
IV :500 cc Terpasang : terpasang kateter.
Oral/NGT : - Jenis : kateter folley
Drip : 100cc Karakteristik urine : kuningpekat
Output(Sebelumnya )
Urine :200 ml Hasil lab yang menunjang Fungsiginjal :-
Iwl : 0.4375 Elektrolit :-
Drain : 50cc Na+
Balance Cairan : 350 K+
Kebutuhan cairan actual :- CI-
Ca2+
Fosfat
Mg
Creatinine
Ureum
Bowel
Karakteristik feses (warna ,konsistensi dan Nyeritekan : tidak tampak nyeritekan
bau ) Teraba masa : tidak
Klien belum BAB - Status nutrisi :
Hemoroid : tidak ada BB :70 kg
Asites : tidak tampak asites TB : 163 CM
Stoma : tidak terpasang stoma IMT : kg/m
Kebutuhan nutrisi actual :
Hasil penunjang yang mendukung
pengkajian :
Terapi :
Oral : vitamin B1.B6.B1 1 tablet /8jam, vitamin C 200mg/8jam, N-asetil sistein 200mg/8jam,
Parenatal : ranitidin 50 mg/12jam, cefepime 2gr/8jam, paracetamol 1gr/ 8jam, fentanyl 10-50
mg,midozolcum 1-5 mg/jam.
Klasifikasi Data
Data Subjektif Data objektif
- - klien mengalami penurunan kesadaran
dengan kesadaran onsidasi.
- Klien terpasang ventilator mode
SIMV
- Klien terpasang ETT 7,5
- klien terpasang OPA 88mm
- PH : 7.461
- Pco2 : 28.8
- Hco3 : 20.5
- PO2 : 132
- Volume tidal 360cc
- PEEP/CPAP: 5
- FiO2:40
- Ttv :
TD: 117/67 mmhg
HR:60x/menit
RR:19x/menit
- Terdapat luka post op craniotomy
posterior.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak terjadi demam
- Luka dalam keadaan bersih dan kering
- Spo2 : 99
- On ventilator
- Sputum berlebih
- Sputum berwarna kuning kental
- Adanya suara napas tambahan mengi
- Klien terpasang NGT
- Klien terpasang kateter
Analisa Data
Data Fokus Etiologi Masalah
Kelelahan otot Gangguan ventilasi
spontan
DS : - pernafasan
DO :
- klien mengalami penurunan
kesadaran dengan kesadaran onsidasi.
- Klien terpasang ventilator mode
SIMV
- Klien terpasang ETT 7,5
- klien terpasang OPA 88 mm
- PH : 7.461
- Pco2 : 28.8
- Hco3 : 20.5
- PO2 : 132
Hasil : alkalosis respiratorik
- Volume tidal 360cc
- PEEP/CPAP: 5
- FiO2:40
DS : - Benda asing dalam jalan Bersihan jalan
D.O : napas napas tidak efektif.
Sputum berlebih
Sputum berwarna kuning kental
On ventilator
Ds:- Peningkatan paparan Resiko Infeksi
organisme patogen
Do : lingkungan.
- Terdapat luka post op craniotomy
posterior.
- Klien terpasang ventilator mode
SIMV
- Klien terpasang ETT 7,5
- klien terpasang OPA 88 mm
- Luka dalam keadaan bersih dan
kering
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan ventilasi spontan b/d kelemahan otot pernafasan
2. bersihan jalan napas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan napas
3. Resiko infeksi d.d Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan.
No DIAGNOSA SLKI SIKI
1. Gangguan ventilasi spontan b/d kelemahan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
otot pernafasan di buktikan dengan : tindakan keperawatan ( I.01014)
- klien mengalami penurunan kesadaran selama 3x24 jam di Observasi
dengan kesadaran onsidasi. harapkan ventilasi 1. Monitor pola napas
- Klien terpasang ventilator mode SIMV spontan meningkat 2. Auskultasi bunyi
dengan kriteria hasil : napas
- Klien terpasang ETT 7,5 Ventilasi 3. Monitor saturasi
- klien terpasang OPA 88mm spontan(l.01007) oksigen
- Volume tidal 4. Monitor nilai AGD
- PH : 7.461 meningkat
- Pco2 : 28.8 - AGD membaik Teraupetik
- Atur interval
- Hco3 : 20.5 pemantauan respirasi
- PO2 : 132 sesuai kondisi pasien
Edukasi
Hasil :.alkalosis respiratorik - Informasikan hasil
- Volume tidal 360cc pemantauan.
- PEEP/CPAP: 5
- FiO2:40
2. bersihan jalan napas tidak efektif b/d benda Setelah dilakukan Manajemen jalan
asing dalam jalan napas asuhan keperawatan napas(I.01011)
ditandai dengan : selama 3x8 jam Observasi
Sputum berlebih diharapkan bersihan 1. Monitor pola napas
2. Monitor bunyi
Sputum berwarna kuning kental jalan napas membaik,
napas tambahan
dengan kriteria hasil : Monitor adanya
On ventilator 3.
- Produksi sputum produksi sputum
Adanya suara napas tambahan mengi. menurun
- Suara napas tambahan Teraupetik
mengi menurun - Suction
- Nebulizer
3. Resiko infeksi d.d Peningkatan paparan Setelah dilakukan Pencegahan
organisme patogen lingkungan. tindakan keperawatan infeksi(I.14539)
Dibuktikan dengan : selama 3x8 jam di Obseravsi
- Terdapat luka post op craniotomy posterior. harapkan tingkat - Monitor tanda dan gejala
infeksi menurun infeksi lokal dan sitemik
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Tidak terjadi demam - Kebersihan tangan dan - Batasi pengunjung
badan meningkat - Cuci tangan sebelum dan
- Luka dalam keadaan bersih dan kering
- Bengkak menurun. sesudah kontak dengan
- Kemerahan menurun. pasien dan lingkungan
pasien.
- Lakukan pelakukan luka
dengan teknik steril.
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI HARI PERTAMA
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
1. 23 juni Gangguan ventilasi 08.30 1. Monitor pola napas 14.00
2021 spontan b/d kelemahan H : pola napas S:-
otot pernafasan klien 19x/mnt O:
2. Auskultasi - TTV :
9:10 bunyi napas TD : 118/71
H : bunyi suara napas mmHg
mengi Suhu Badan :
3. Monitor 36,5OC
9:15 saturasi oksigen Respirasi : 21
H : saturasi oksigen93 x/m
% Nadi : 60 x/m
4. Monitor nilai - Klien
9:30 AGD terpasang on
H : PH : 7.413 ventilator
- Ph : 7.413
Pco2 : 41.2
- Pco2: 41.2
10.00 Hco3 : 26.3 - Hco3 : 20.5
A:
5. Atur interval
- Volume tidal
pemantauan respirasi
belum
sesuai kondisi pasien
meningkat
H : respirasi klien
- AGD belum
teratur. Dengan
10.20 membaik
menggunakan on
P:
ventilator
- Lanjutkan
intervensi
Pementauan
respirasi.
2. 23 juni bersihan jalan napas 10.30 1. Monitor pola napas S:-
2021 tidak efektif b/d benda H : pola napas klien O:
asing dalam jalan napas teratur. 21x/mnt - TTV :
2. Monitor bunyi TD : 120/68
napas tambahan mmHg
10.45 Hasil : klien tampak Suhu Badan :
adanya skret. 37.2OC
3. Monitor adanya Respirasi : 15
produksi sputum x/m
H : tampak adanya Nadi : 59x/m
scret Tampak ada
11.00 4. Suction berkala secret.
Hasil : pasien sudah Pasien sudah
dilakukan section. dilakukan
5. Nebulizer suction dan
11.10 Hasil : pasien diberikan
diberikan Nebulizer Nebulizer.
NS/8jam. A:
- Produksi
11.20 belum
sputum
menurun
- Suara napas
tambahan
mengi belum
menurun
P:
- Lanjutkan
intervensi
Manajemen
jalan napas
3. 23 juni Resiko infeksi d.d 11.30 - Memonitor S: -
2021 Peningkatan paparan tanda dan gejala
organisme patogen infeksi O:
lingkungan. H : tidak ada luka tampak
tanda-tanda kering dan bersih
infeksi, tidak - tidak ada tanda-
terjadi demam, tanda infeksi
tidak ada - tidak terjadi
11.40 kemerahan dan demam
pembengkakan A:
pada luka. - Kebersihan
- Membatasi tangan dan
pengunjung badan
11.50 H: jumlah pengunjung meningkat
sudah dibatasi - Bengkak
- Mencuci tangan menurun.
sebelum dan sesudah - Kemerahan
kontak dengan menurun.
pasien dan P : pertahankan
lingkungan pasien. intervensi
H: selalu mencuci Penjegahan
tangan sebelum dan infeksi.
sesudah kontak pasien
12.00 - Melakukan
preawatan luka
dengan teknik steril
H: telah dilakukan
perawatan luka degan
menggunakan salep
sagestam gentacimin
sufate.
- Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
12.10 H: keluarga tampak
mengerti dengan yang
dijelaskan perawat.
- Mengajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar.
H: telah diajarkan
kepada keluarga cara
12.15 melakukan 6 langkah
mencuci tangan.
JURNAL PENELITIAN
Judul Penelitian:
Efek Suction Melalui Catheter Mouth terhadap Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala
Penulis:
Marlisa , Ponpon S Idjradinata , Cecep Eli Kosasih.
P I C O T
(Problem) (Intervention) (Comparativ (Outcome) (Time)
e)
Cedera kepala Tulisan ini Tidak Hasil penelitian ini Peneliti
merupakan masalah merupakan terdapat membuktikan bahwa an ini
kesehatan masyarakat tinjauan literature kelompok terdapat pengaruh dilakuk
yang krusial dan dari beberapa data pembanding suplai oksigen melalui an pada
menyebabkan base yaitu dalam catheter mouth saat tahun
permasalahan sosial Ragnarsson&Kristj penelitian suction terhadap 2013
serta ekonomi di an 2006, Hudak & ini saturasi oksigen pada
seluruh dunia. Kejadian Gallo, 2010, pasien cedera kepala
cedera kepala Google scholar, yang terpasang
khususnya di Jawa dan Web ventilator, dimana
Barat dilaporkan yang ofScience. dengan penggunaan catheter
masuk Rumah Sakit menggunakan kata mouth lebih efektif
Umum Pusat Dr. Hasan kunci catheter digunakan pada saat
Sadikin Bandung pada mouth, suction, suction untuk
tahun 2009 tercatat saturasi oksigen. mengurangi risiko
1.378 kasus, sedangkan terjadinya penurunan
pada tahun 2010 saturasi oksigen pada
berjumlah 1.095 kasus pasien cedera kepala
cedera kepala yang berat yang terpasang
dirawat dan ventilator dibandingkan
memerlukan dengan yang tidak
penanganan medis baik menggunakan catheter
dirawat di ruang mouth.
perawatan intensif
maupun yang dirawat
di ruangan (Rekam
Medis RSHS). Pasien
dengan cedera kepala
berisiko terjadinya
kerusakan otak akibat
perdarahan atau
pembengkakan otak
sebagai respon terhadap
cedera dan
menyebabkan
peningkatan
Intracranial Pressure
(ICP) yang dapat
berakibat buruk
terhadap pusat
pernapasan selanjutnya
dapat menimbulkan
penurunan denyut
jantung. Karena kondisi
tersebut, pasien yang
mengalami cedera
kepala memerlukan
pemantauan yang
cermat, kolaborasi yang
baik antara perawat dan
dokter, serta pemberian
terapi secara tepat dan
cepat .
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI HARI KE DUA
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
1. 24 juni Gangguan ventilasi 08.00 1. Monitor 14.00
2021 spontan b/d kelemahan pola napas S:-
otot pernafasan H : pola napas O:
klien teratur. - TTV :
19x/mnt TD : 114/69
09.00 2. Auskultasi mmHg
bunyi napas Suhu Badan :
H : bunyi suara 36,3OC
napas mengi Respirasi :
09.20 menurun. 20x/m
3. Monitor Nadi : 65 x/m
saturasi oksigen - Klien
H : saturasi terpasang on
09.35 oksigen98 % ventilator
4. Monitor - Ph : 7.461
nilai AGD - Pco2: 28.8
H : PH : 7.461 - Hco3 : 20.5
10.20 A:
Pco2 : 28.8
- Volume tidal
Hco3 : 20.5 belum
meningkat
- AGD belum
membaik
P:
- Lanjutkan
intervensi
Pementauan
respirasi.
2. 24 juni bersihan jalan napas tidak 10.35 1. Monitor pola S:-
2021 efektif b/d benda asing napas O:
dalam jalan napas H : pola napas - TTV :
klien teratur. TD : 116/60
22x/mnt mmHg
10.45 2. Monitor bunyi Suhu Badan :
napas tambahan 37OC
Hasil : klien Respirasi :
tampak adanya 22x/m
skret. Nadi : 60x/m
3. Monitor adanya Tampak ada
11.00 produksi sputum secret.
H : tampak Pasien sudah
adanya scret dilakukan
4.Suction berkala suction dan
11.20 Hasil : pasien diberikan
sudah dilakukan Nebulizer.
section. A:
5. Nebulizer - Produksi
11.30 Hasil : pasien belum
diberikan sputum
Nebulizer menurun
NS/8jam. - Suara napas
tambahan
mengi belum
menurun
P:
- Lanjutkan
intervensi
Manajemen
jalan napas
3. 24 juni Resiko infeksi d.d 11.45 - Memonitor S: -
2021 Peningkatan paparan tanda dan
organisme patogen gejala infeksi O:
lingkungan. H : tidak ada - luka tampak
tanda-tanda kering dan bersih
infeksi, tidak - tidak ada tanda-
ada kemerahan tanda infeksi
dan tidak ada A:
12.10 pembengkakan - Kebersihan
pada luka. tangan dan
- Membatasi badan
pengunjung meningkat
H: jumlah - Bengkak
12.15 pengunjung menurun.
sudah dibatasi - Kemerahan
- Mencuci tangan menurun.
sebelum dan P:
sesudah kontak pertahankan
dengan pasien dan intervensi
lingkungan pasien. Penjegahan
H: selalu infeksi.
mencuci
tangan
12.30 sebelum dan
sesudah
kontak pasien
Melakukan
preawatan luka
dengan teknik
steril
H: telah dilakukan
perawatan luka degan
menggunakan salep
sagestam gentacimin
sufate.
Telah dilakukan
perawatan CVC.
12.45 Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
H: keluarga
tampak
mengerti
dengan yang
dijelaskan
perawat.
12.15 - Mengajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar.
H: telah
diajarkan
kepada
keluarga cara
melakukan 6
langkah
mencuci
tangan.