Tujuan dari setiap proses evaporasi adalah menaikan konsentrasi atau kadar
kepekatan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dari zat
pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap. Penguapan beberapa porsi pelarut
tersebut akan memberikan produk yang berupa larutan peat dan kental, sedangkan hasil
kondensasi uap pelarutnya bisa dibuang langsung sebagai limbah atu didaur ulang dan
digunakan lagi sebagai pelarut. Hal ini yan gmembedakan proses penguapan dengan
distilasi.
Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi
yang diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE) bersama-sama
dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran
panas, yaitu jenis kolom calandria shell and tube. FFE memiliki efektivitas yang baik
untuk :
a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekata
d. Persentasi produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing
tube kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube. Sementara
pemanas berada diluar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi menyerap panas
maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari dua fasa
( fasa uap pelarut dan larutan pekat ) kemudian dipisahkan di separator. Metode FFE
sudah banyak digunakan pada industri :
Teratur ke setiap tabung itu. Evaporator film-jatuh, tanpa sirkulasi dan dengan
waktu menetap yang sangat singkat dapat menangani produk-produk yang peka
yangtidak dapat ditangani dengan cara lain. Alat ini juga cocok sekali
untukmemekatkan zat cair viskos. Dengan adanya panas yang dimiliki oleh steam
maka kalor yang tersedia di lingkungan akan diterima oleh komponen zat dalam
umpan yang salah satu diantaranya adalah air dengan kandungan paling besar. Kalor
yang diterima oleh air akan berdampak pada meningkatnya energi kinetik yang
dimiliki molekul-molekul air.
Pergerakan molekul air yang kian cepat mengakibatkan molekul air saling
menolak satu sama lain akibatnya fasa air akan berubah menjadi uap dan akhirnya
melepasan diri dari ikatan air lainnya dalam campuran. Pada proses penguapan cairan
yang berupa lapisan tipis maka peningkatan energy kinetik akan jauh lebih cepat lagi
karena pada lapisan tipis, panas yang diterima akan lebih cepat menyebar dan akan
mempercepat proses penguapan.
Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom dan secara gravitasional, jika
vakum tidak dioperasikan, turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan
dinding-dinding bagian luar tabung-tabung penukar panas di dalam kolom sebagai
lapisan tipis (film). Maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam
penukar panas akan dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya,
penguapan pelarut dan membawa temperatur uap dari titik didih hingga temperatur di
atasnya. Sehingga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan
pada temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih rendah/tinggi dan uap pelarut.
Karena temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah dari
pada temperatur pada bagian bawah kolom, maka sistem pada kolom tersebut akan
mengalami evakuasi (pengosongan tekanan) yang dalam arti sebenarnya terjadi
penurunan tekanan sehingga kondisi seperti vakum terjadi. Oleh karenanya campuran
tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana bagian campuran yang berupa
larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju tangki pengumpul produk,
sedangkan uap pelarut menuju kondensor dikondensasi dan turun ke tangki pengumpul
distilat.
Untuk tinjauan teknik dan karateristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah:
a) Neraca massa dan neraca panas
b) Koefisien perpindahan panas, dan
c) Efisiensi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju
perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :
Q = U . A . ΔT
Dimana :
U = Koefisien seluruh perpindahan panas dalam system
Q = Kalor atau panas yang dibutuhkan
A = Luas permukaan benda
ΔT = Perbedaan suhu
Untuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai medium
pemanas, merambat melalui permukaan pemanasan untuk menguapkan pelarut dan
memisahkannya dari larutan yang mendidih. Sehingga kesetimbangan panas terjadi
disusun untuk proses kondensasi uap di dalam tabung-tabung penukar panas dan untuk
memanaskan lapisan larutan pada dinding luar penukar panas, proses penguapan
pelarut dan menaikkan temperatur uap pelarut.
Sebenarnya di dalam kolom evaporator juga akan terjadi kontak antara uapm
pelarut pada temperaturnya dengan larutan yang diumpankan dan membasahi dinding
sebelah dalam kolom, sehingga terjadi perpindahan panas dan massa serta ada panas
yang dipindahkan dari bagian dalam dinding ke bagian luar dinding luar kolom ke
lingkungan yaitu berupa panas yang hilang. Karena proses perpindahan panas dan
massa yang terjadi di dalam kolom adalah factor minor dan dapat diabaikan maka
tinggal kehilangan panas ke lingkungan dari system yang diamati yang diperhatikan.
Maka secara umum dapat dituliskan neraca panas yang terjadi dalam system sebagai
berikut :
Qsi = Qse + Qe + QL
yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh medium
pemanas dari penular panas digunakan untuk memanaskan seluruh larutan hingga titik
didihnya dan untuk memanaskan sejumlah pelarut dalam bentuk uapnya dan panas
total yang hilang ke lingkungan.
Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q adalah seluruh panas yang sudah
berada di dalam system, yang berbeda atau lebih rendah dari jumlah total panas yang
dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas yang hilang selama dalam aliran menuju ke
system diabaikan. Maka jumlah panas yang diberikan ke system adalah:
dimana jumlah massa uap Mst adalah sejumlah massa kondensatnya M dan λ st adalah
kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam sistem.
Pada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding bagian luar
penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh Sistem dengan 2 cara:
Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang
berupa selaput tipis (film) yang membasahi dinding-dinding tabung penukar panas
sampai titik didihnya. Pada tahap ini panas yang hilang hanya terjadi pada wal proses
dan selanjutnya dikompensasi oleh uap yang terbentuk sehingga kehilangan panas
sangat kecil dan diabaikan. Sehingga persamaan untuk jumlah panas Qse adalah:
Dalam hal ini Md dan Mp adalah jumlah massa larutan umpan M yang dihasilkan
berupa larutan pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis larutan di dalam
evaporator. Maka koefisien perpindahan panas keseluruhan proses dapat dihitung
dengan persamaan:
dimana ΔT adalah beda temperatur rata-rata logaritmik. Harga ini bergantung pada
besar beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda temperatur pada saat
evaporasi mulai. Juga tergantung pada system pengaliran yaitu aliran searah atau
berlawanan arah.
Qe adalah panas yang dipindahkan oleh system untuk proses penguapan sejumlah
pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui secara tidak langsung dari distilat
hasil kondensasinya, jadi:
Qe = Me . λe
Dimana Me massa terevaporasi dianggap sama dengan Md massa distilat, massa uap
pelarut yang terkondensasi. Penganggapan ini dilakukan karena dalam proses
sebenarnya terjadi kehilangan massa baik pada perjalanan uap tersebut menuju ke
kondensator atau pada proses kondensasi itu antara lain adanya bagian uap ataupun
bentuk cairnya yang menempel pada dinding-dinding kondensator. Karena itu neraca
massa harus dibuat untuk menghitung jumlah keseluruhan massa yang hilang M,
seperti:
Mumpan = Mp + Md + ML
Q = U. Ae . ΔT
Sehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat diambil
harga rata-rata dari Use dan Ua.
FEED
TANK T7
TREATING
CIRCULATED AGENT
HEATING WATER
INLET TI FI INLET
7 9 VENT
P V1
2
2
V1
TI V8 4
V7 4 V1
DRAI 3
N
BLEE
D V6
W
VENT
2
V1
W 6 TI
TI 14
FI TI 8
3
5 V5 6
BLEE
TI V3 D TI PI FI
V4
1 DRAI 10 13 15
N
T VENT
V2 W 6
1
V1 T
PI 02 0
V1 5
STEAM STREAM TI TI
DRAI BY 11 12
MAIN VALVE N PASS DRAI
V9 PI N
P 3 DRAI
STREAM
1 V1 MAIN VALVE N
1 V1
PI 5
10
STEA T T T T
Keterangan gambar :
CONDENC 1 2 3 4
M VACUU COOLAN
ATE
M T
PRODUC DISTILAT
T E
T1-1 Temperatur steam Keterangan :
T1-4 Steam inlet
= Aliran Steam
T1-6 Steam outlet
T1-7 Feed inlet = Aliran Umpan
T1-8 Cooling water out
T1-10 Vapour inlet
T1-11 Bottom
T1-12 Distilat
T1-14 Cooling water inlet
VII. DATA PENGAMATAN :
1. Data Penimbangan
3. Data Titrasi
Volume HCl
Tekanan Keterangan Volume NaOH Simplo Duplo Rata-Rata
Feed 20 ml 1,5 ml 1,3 ml 1,4 ml
2,5 Bar
Produk 20 ml 1,0 ml 1,2 ml 1,1 ml
Feed 20 ml 1,3 ml 1,2 ml 1,25 ml
3,0 Bar
Produk 20 ml 1,2 ml 1,0 ml 1,1 ml
VIII. PERHITUNGAN :
1. Menentukan ΔT LMTD evaporator dan kondensor
a. Evaporator
( T 1.4−T 1.7 )−(T 1.6−T 1.10)
∆ T LMTD evap=
T 1.4−T 1.7
ln
T 1.6−T 1.10
(130,4−28,9 ) ℃−(127,9−96,4)℃
¿
( 130,4−28,9 ) ℃
ln
(127,9−96,4)℃
(101,5−31,5 ) ℃
¿
101,5℃
ln
31,5℃
¿ 60,34 ℃
b. Kondensor
( T 1.10−T 1.8 )−(T 1.12−T 1.14)
∆ T LMTD kon=
T 1.10−T 1.8
ln
T 1.12−T 1.14
( 96,4−40,8 ) ℃−(33−28,9) ℃
¿
(96,4−40,8) ℃
ln
(33−28,9)℃
(55,4−4,1 ) ℃
¿
55,4 ℃
ln
4,1 ℃
¿ 19,73 ℃
b. Qevaporator
Hfg diperoleh dari tabel steam saturated pada tekanan 2.5 Bar
Qevaporator =m. destilat x hfg
0,44 kg 1 menit kj
¿ x x 2182,9
10menit 60 s kg
kj
¿ 1,6007
s
c. Qsteam
Panas laten (λ) diperoleh dari tabel steam saturated pada suhu T1.10
Qsteam = m . kondensat x λ T1.10
6,37 kg 1 menit kj
¿ x x 2266,36
10menit 60 s kg
kj
¿ 24,0611
s
a. U evaporator
Q = U. Aevaporator. ∆ T LMTDcondensor
Qsensible
U=
Aevaporator . ∆ T LMTDevaporator
kj
16,3332
s
U= 2
0,258 m x 60,34 ℃
kj w
U =1,0499 2
=1049 2
s . m .℃ m .℃
b. U condensor
Q = U. Acondensor. ∆ TLMTDcondensor
Qevaporator
U=
A condensor . ∆ T LMTDcondensor
kj
1,6007
s
U= 2
2.5 m x 19,73℃
kj w
U =0,0324 2
=32,4 2
s.m .℃ m .℃
5. Menentukan Konsentrasi
a. Konsentrasi umpan
Konsentrasi HCl ×Volume titrasi HCl
N (umpan)=
volume umpan
0,05 N ×1,4 ml
N (umpan)=
20 ml
N ( umpan ) =0,0035 N
b. Konsentrasi produk
Konsentrasi HCl ×Volume titrasi HCl
N ( produk)=
volume produk
0,05 N ×1,1 ml
N ( produk)=
20 ml
N ( produk )=0,00275 N
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN:
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Falling film evaporator (FFE) merupakan alat penguapan jenis lapis
tipis tabungvertical dengan heat exchanger jenis shell and tube yang
berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi suatu larutan dengan cara
menguapkan pelarutnya pada titik didih pelarut tersebut yang umumnya
digunakan pada larutan yang sensitive terhadap panas, penguapan dengan
perbedaan temperature yang rendah, serta pada larutan yang kental.
Konsentrasi umpan dan produk yang di yang dihasilkan setelah proses
evaporasi pada tekanan 2,5 Bar adalah :
- Umpan : 0,0035 N
- Produk : 0,00275 N
Konsentrasi umpan dan produk yang di yang dihasilkan setelah proses
evaporasi pada tekanan 3,0 Bar adalah :
- Umpan : 0,0035 N
- Produk : 0,00 N
Pada tekanan 2,5 Bar panas yang hilang (Heat Loss) pada saat melakukan
percobaan diketahui sebesar 6,1272 kJ/s.
Pada tekanan 3,0 Bar panas yang hilang (Heat Loss) pada saat melakukan
percobaan diketahui sebesar 8,5491 kJ/s.
Semakin besar tekanan maka semakin besar pula berat destilat. Akan tetapi
berat produk dan berat kondensat yang dihasilkan semakin berkurang.
Semakin tinggi tekanan maka Heat Loss yang dihasilkan akan semakin
tinggi.
Petunjuk Praktikum Pilot Plant. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
http://dokumen.tips/documents/falling-film-evaporator-55b349e42fd0e.html
http://daengpintar.blogspot.co.id/2016/01/falling-film-evaporator.html
EVAPORATOR
T1-14
T1-7
STEAM
CAIRAN
T1-6
KONDENSAT
T1-10
KONDENSOR
T1-10 T1-14
COOLING WATER
OUT DESTILAT
T1-8 T1-12
Laboratorium Satuan Operasi II
Semester V 2018 / 2019
LAPORAN PRAKTIKUM
FALLING FILM EVAPORATOR