Anda di halaman 1dari 8

Identitas Buku :

Nama Buku : Astrofisika Mengenal Bintang

Nama Pengarang : Winardi Sutantyo

Kota Terbit : Bandung

Tahun Terbit : 1984

Penerbit : ITB Bandung

Tebal Buku : 244 Halaman

1.1 Cahaya Bintang


1.1.1 Sekilas Mengenal Bintang

Tanpa menggunakan teleskop, bintang yang dapat kita lihat berjumlah sekitar 5000.
Dengan menggunakan teleskopbergaris tengah 10 cm jumlah itu bisa bertambah menjadi dua
juta. Apalagi bila digunakan teleskop raksasa bergaris 5m seperti terdapat di Mount Palomar,
jumlah bintang yang bisa dilihat ditaksir lebih dari semilyar. Dengan cara fotograsi bintang
yang dapat diamati menjadi jauh lebih banyak lagi. Dewasa ini digunakan alat
penguatelektronik untuk lebih memperkuat bayangan bintang.

Bila kita menengadah ke langit, tampak seolah-olah bumi kita dinaungi atap setengah
bola yang disebut bola langit. Bintan dan benda langit lainnya Nampak seolah-olah
menempel pada bola langit itu. Orang Yunani Kuno membagi bola langit dalam beberapa
daerah yang disebut rasi atau konstelasi.

Bintang terterang di rasi Centaurus adalah bintang Alfa Centauri. Bintang ini
merupakan sistem bintang ganda. Alfa Centauri adalah bintang terang terdekat dengan bumi
setelah matahari, jaraknya 4,4 tahun cahaya. Bintang yang paling terang di rasi Scorpius
adalah Antares, yaitu bintang raksasa merah yang jejarinya lebih dari 600 kali jejari matahari
dan jaraknya 500 tahun cahaya. Yang kedua paling terang adalah Betelgeuse yang berwarna
merah, dan merupakan bintag maharaksasa yang jejarinya berubah-ubah antara 500 dan 750
kali jejari matahari.kemudia bintang yang paling terang di rasi Canis Major adalah Sirius dan
merupakan bintang paling terang yang tampak di langit malam. Jarak Sirius 9 tahun cahaya.
Sirius merupakan sistem bintang ganda yang mempunyai pasangan aneh. Pasangan yang
disebut Sirius B adalah bintang-bintang yang sangat lemah cahayanya.
Untuk menyatakan letak suatu bintang atau benda langit lainnya di bola langit
digunakan sistem koordinat ekuator. Caranya seperti kalau kita menyatakan koordinat suatu
tempat di bola bumi. Koordinat tempat bumi dinyatakan dengan bujur dan lintang. Bujur
dihitung sepanjang lingkaran sejajar ekuator bumi mulai dari Greenwich kea rah barat atau
timur, sedangkan lintang dihitung dari ekuator kea rah kutub utara atau selatan.

Kebanyakan bintang yang terang mempunyai nama khusus seperti Antares, Rigel,
Deneb, Sirius dan Betelgeuuse. Pada tahun 1603 J.Bayer mengusulkan pemberian nama
dengan menggunakan abjad Yunani (alfa, beta, gamma dan seterusnya) sesuai dengan urutan
terangnya bintang dalam suatu rasi bila dilihat mata bugil.

Matahari adalah sebuah bintang, sama seperti bintang lain yang kita lihat pada malam
hari. Nmatahari tampak jauh lebih terang dari bintang lainnya karena letaknya yang nisbi
dekat dengan kita yaitu 150 juta kilometer atau 8,3 menit cahaya.

Semua bintang yang dapat kita lihat dengan mata bugil, termasuk matahari. Hanyalah
sebagian kecil bintang dalam galaksi kita. Jumlah bintang dan galaksi kita ditaksir 200
milyar. Galaksi kita berbentuk cakram yang bergaris tengah 100000 tahun cahaya. Galaksi
kita bukan satu-satunya dalam alam semesta. Bermilyar galaksi lain ada dalam jagad raya.
Bila setiap galaksi mengandung jutaan atau milyaran bintang, dapat dibayangkan betapa
besar jumlah bintang dalam alam semesta ini. Matahari hanyalah salah satu diantara bintang
yang tak terbayangkan jumlahnya itu.

1.1.2 Pancaran Dari Langit

Sudah sejak berabad-abad orang melihat benda-benda langit seperti matahari, bulan,
planet, dan bintang berubah-ubah kedudukannya bila dilihat dari suatu tempat di bumi.
Perubahan ini tidak terjadi seara acak, tetapi berlangsung dengan pola dan irama tertentu.
Perubahan kedudukan benda langit yang berpola dan berirama teratur itu membangkitkan
minat orang untuk mengamati langit secara teratur. Karena irama dan polanya yang tetap itu,
orang dapat meramalkan kapan suatu peristiwa di langit akan berulang kembali. Namun pad
abad-abad yang telah silam itu tak ada orang yang tahu apakah sebenarnya benda di langit
yang mereka amati itu. Semuanya itu masih rahasia alam bagi mereka.

Pancaran electromagnet dapat kita bagi dalam bebrapa jenis, tergantung pada panjang
gelombangnya yaitu:
1. Pancaran radio, dengan λ (panjang gelombang) antara beberapa millimeter hingga
sekitar 20 meter
2. Pancaran inframerah dengan λ sekitar 7500 A° (1 A° = 1 angstrom = 10-8 cm ) hingga
sekitar 1mm
3. Pancaran optic atau pancaran kasatmata dengan λ sekitar 3800 hingga 7500 A°;

Pancaran ini terbagi atas aneka warna-warna:

Merah λ : 6300 - 7500 A°,


Merah, oranye λ : 6000 – 6300 A°,
Oranye λ : 5900 - 6000 A°,
Kuning λ : 5700 - 5900 A°,
Kuning, hijau λ : 5500 - 5700 A°,
Hijau λ : 5100 - 5500 A°,
Hijau, Biru λ : 4800 - 5100 A°,
Biru λ : 4500 - 4800 A°,
Biru, Ungu λ : 4200 - 4500 A°,
Ungu λ : 3800 - 4200 A°,
Ultraungu λ : 3000 - 3800 A°,
4. Pancaran ultraungu, sinar X dan sinarγ mempunyai λ < 3000 A°.

Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dengan mengamati pancaran electromagnet
ini yaitu :

1. Arah pancaran. Dari pengamatan ini kita dapat mengamati letak dan gerak benda yang
memancarkannya
2. Kuantitas pemancaran. Yang kita ukur dalam hal ini adalah kuat atau kecerahan
pancaran itu
3. Kualitas pancaran. Dalam hal ini kita mempelajari warna, spectrum maupun sifat
polarisasinya.
1.2 Teleskop Optik

Bagian terpenting sebuah teleskop optic adalah obyektifnya yang dapat berupa lensa
cembung atau cermin cekung. Obyektif digunakan untuk mengumpulkan atau memusatkan
cahaya bintang atau benda langit lainnya pada focus teleskop. Teleskop optic dibagi menjadi
dua golonngan yaitu teleskop pembias (refraktor) dan teleskop pemantul(reflector). Untuk
melihat benda secara visual kita menggunakan sebua lensa yang disebut okuler.

Bila kita memotret suatu benda langit yang membentang (bukan meupakan titik
cahaya), misalkan bulan, kabut antar bintang, atau galaksi, maka bayangan benda tersebut
akan dipusatkan pada suatu daerah pada focus. Jumlah energy cahaya yang dipusatkan pada
satuan luas bayangan disebut dengan kecerahan bayangan.

Jumlah energi yag membentuk bayangan sebanding dengan luas obyektif atau
sebanding dengan D2, bila D= garis tengah obyektif. Karena lebar bayangan sebanding
dengan panjang focus obyektif. Energi pada bayangan akan disebar pada daera yang luasnya
sebanding dengan f 2. Jadi B akan sebanding pula dengan 1/ f 2. Dengan demikian kita dapat
menuliskan kecerahan bayangan

B = tetapan x (D/ f ¿ ¿ 2

Besaran f/D disebut angka banding f. sering digunakan penulisan sebagai berikut :
bila disebut angka banding f adalah f/8, artinya f/D = 8. Setiap penggemar fotografi
mengetahui, makin kecil angka banding f suatu alat pemotret,makin pendek waktu
pemotretan yang diperlukan. Hal ini berlaku pula pada pemotretan dengan sebuah teleskop.

Astronom sering menilai keadaan langit dengan istilah kenampakan atau seeing. Pada
kenampakan jelek, yaitu pada aliran turbelensi diangkasa bumi besar, bintang akan telihat
‘menari nari’ hingga menyukarkan pengamatan. Hal ini menyebabkan daya pemisah teleskop
kurang dibandingkan dengan daya pisah menurut teorinya. Pada umumnya daya pisah
teleskop besar pada pengamatan fotografi dengan kenampakan yang baik benilai sekitar

Bila kita mengamati benda langit secara visual melalui lensa okuler, benda yang
membentang seperti kabut antara bintang, bulan dan sebagainya, akan tampak diperbesar
sehingga benda itu akan tampak lebih dekat. Factor yang menunjukkan berapa kali benda
dipebesar disebut daya pembesaran teleskop itu

Besar sudut benda bila dilihat tanpa teleskop adalah α, dan bila dilihat dengan
teleskop adalah β. Misalkan panjang focus lensa obyektif adalah f 1, dan panjang focus lensa
okuler adalah f 2, maka daya pembesaran teleskop
β f1
M= =
α f2

Jadi, kita dapat mengubah-ubah daya perbesaran dengan menggunakan lensa okuler
yang panjang okulernya berbeda. Daya perbesaran tebesar yang biasa kita gunakan adalah
bila detail-detail terlembut yang masih terpisah dapat terlihat jelas. Perbesaran yang lebih
besar lagi tak ada gunanya karena hanya akan memperbesar kekaburan maupun pola difraksi.

Bayangan yang tebentuk oleh suatu cermin atau lensa tidak pernah sempurna tetapi
selalu mengandung cacat yang disebut aberasi. Aberasi disebabkan oleh disperse, yaitu
cahaya dengan panjang gelombang berbeda akan dipusatkan oleh suatu lensa pada titik focus
yang berbeda. Aberasi dapat diperbaiki dengan menggabungkan dua lensa dengan indeks
biasnya berbeda dan yang salah satu lensanya cekung.

Aberasi yang lain desebut koma. Cahaya yang tidak datang tegak lurus pada
permukaan obyektif membentuk bayangan yang benjol. Hal ini bisa kita lihat pada hasil
pemotretan bintang. Bayangan bintang dipusat pelat umumnya berupa titik tajam, tetapi
bintang ditepi pelat tapak benjol.

1.2.2 Refrakto dan reflector

Pada refraktor, aberasi koma dan distorsi dapat dibuat kecil sehingga medan
pandangan lebih luas dibandingkan dengan reflekto pada umumnya. Teleskop refraktor cocok
dengan pekerjaan astrometry, yaitu pengukuran yang cermat terhadap posisi atau sudut yang
sangat kecil.dan karena bayangan terbentun dibelakang teleskop, teleskop ini cocok dengan
pengamatan secara visual. Namun teleskop refraktor tidak bebas dari aberasi warna.
Perbaikan terhadap aberasi ini adalah hanya bias dilakukan pada suatu daerah panjang
gelombang tertentu saja, sehingga teleskop ini hanya bekeja baik pada daerah panjang
gelombang tebatas saja.

Suatu cermin mudah ditopang, yaitu pada selurug pemukaan bagian belakangnya.
Oleh karena itu orang dapat membuat cermin yang jauh lebih besar dari pada lensa. Salah
satu reflector yang sangat besar didunia adalah teleskop Hale di Obsevatorrium Mount
Wilson dan Palomar yang garis tengahnya 5 meter. Sedangkan reflector yang tebesar yang
saat ini berada di Kaukasar Utara, Rusia, dengan garis tengah 6 meter.

1.2.3 Cara kerja dengan teleskop optic


Suatu teleskop lurus dapat diarahkan ke berbagai penjuru langit, karena itu teleskop
dipasang pada dua buah sumbu yang saling tegak lurus. Salah satu sumbu memungkinkan
teleskop gerak gerakan dalam arah timur-barat, sedangkan sumbu lainnya memungkinkan
gerak dalam arah utara-selatan. Pada umumnya teleskop ditempatkan dalam suatu bangunan
teratap kubah yang jendelanya dapat diputar kesegala penjuru.

Sering kita membayangkan bahwa pekerjaan seorang astronom adalah duduk


dibelakang teleskop setiap malam, sepanjang tahun. Astronom selalu tidur siang hari dan
berjaga pada malam hari. Hal ini tidak benar. Teleskop besar banyak digunakan oleh
astronom yang datang di berbagai tempat, bahkan juga dari penjuru Negara. Oleh karena itu
penggunaan teleskop besar harus dijadwalkan. Seorang astronom yang ingin menggunakan
teleskop harus menyusun programnya jauh dimuka sehingga waktu penggunaan teleskop
besar dapat diatur. Umumnya seorang astronom memperoleh waktu beberapa minggu dalam
setahun untuk menggunakan teleskop, inipun tidak selalu pada teleskop yang sama atau
diobsevatoium yang sama

Disamping astronom yang bekerja dengan teleskop optic, ada pula astronom yang
bekerja dengan teleskop radio atau melakukan penggamatan dengan pesawat antariksa. Juga
ada astronom yang bekerja dalam bidang teori saja dan tak pernah memegang teleskop

Secara singkat dapat disebutkan manfaat suatu teleskop optic adalah memisahkan,
memperbesar dan mengumpulkan cahaya. Daya pisah teleskop lebih baik dari mata biasa.
Sebagai contoh bintang alfa Centauri bila dilihat dengan mata bugil hanya telihat sebagai satu
bintang, tetapi dengan teleskop yang kecil sekalipun terlihat jelas adanya. Teleskop mampu
memperbesar bayangan, sehingga bayangan yang dapat dipisahkan oleh teleskop bisa
diperbesar dan diamati secara cermat dengan mata. Yang lebih penting adalah kemampuan
teleskop mengumpulkan cahaya sehingga kita dapat mengamati benda langit tak terlihat
dengan mata bugil.

Dahulu sebelum fotografi berkembang orang mengamati langit dengan mengintai


melalui teleskop. Astronom mencatat segala sesuatu yang dilihat dengan mata. Namun dalam
beberapa hal pengamatan langsung itu dipelukan karena mata mampu melihat detail-detail
yang pada pemotretan akan terhapus akibat sintilasi atau getaran bayangan yang disebabkan
oleh turbelensi udara. Pengamatan langsung ini dilakukan misalnya pada permukaan planet
atau granulasi matahari.
Penggunaan fotografi merupakan langkah maju yang besar dalam pengamatan
astronomi. Umumnya orang menggunakan pelat fotografi untuk memotret benda langit, yaitu
pelat kaca yang dilapisi emulsi fotografi. Pelat lebih menguntungkan dibandingkan dengan
film seluloid karena tidak mudah melengkung sehingga dapat mengasilkan ukuran yang
cermat. Untuk memotret benda langit pelat fotograi diletakkan dititik focus teleskop. Jadi
teleskop di sini berlaku sebagi kamera raksasa.

Dalam banyak pekerjaan, astronom tidak memotret langsung cahaya bintang, tetapi
menguraikannya terlebih dahulu melalui garis pisma atau kisi-kisi hingga diperoleh spektrum
atau uaraian cahaya menurut panjang gelombangnya. Pekerjaan semacam ini disebut
spektroskopi. Lebih dari setengah waktu pengamatan dengan teleskop besar digunakan untuk
spektroskopi

1.3 Astronomi Radio Dan Astronomi Antariksa

Awal astronomi radio dimulai pada tahun 1931 ketika Karl Jansky dari Bell
Telephone Laboratory menemukan gelobang radio yang tak jelas sumbernya pada percobaan
dengan antenna untuk hubungan radio gelombang pendek. Pada mulanya ia menduga
ngangguan itu berasal dari matahari, tetpi kemudia Jansky mendapatkan bawwa ganguanan
itu berasal dari arah tetap di langit yaitu dari arah rasi sagitarius. Maka Jansky pun yakin ia
menangkap gelombang radio kosmik dari pusat galaksi kita. Walaupun penemu gelombang
radio kosmik adalah Jansky tetapi orang yang merancang dan membuat teleskop radio yang
pertama adalah Grote Robert pada pertengahan tahun 1930-an

Dalam banyak hal teleskop radio menyerupai sebuah teleskop pemantuan atau
reflector. Gelombang radio dipantulkan oeh suatu permukaan kondukto berbentuk
paraboloida. Permukaan pemantulan itu dapat berupa logam utuh atau jarring-jaring kawat
yang disebut ‘ pinggan ‘. Pinggan radio umumnya dipasang pada dua proses hingga dapat
diarahkan kesegala penjuru langit

Pengamatan melalui jendela optic dan jendela radio atmosfer bumi telah memerikan
informasi yang tak ternilai banyaknya tentang alam semesta di luar bumi kita. Tetapi
pengamatan hanya melalui kedua selang daerah panjang gelombang itu saja berjumlah
mencukupi. Sebagai contoh bintang yang panas memancakan sebagian besar energinya di
daerah ultra ungu yang tidak dapat menembus atmosfir bumi, begitu juga bintang yang sangat
rendah temperaturnya memancarkan sebagian besar energinya di inramerah yang tak dapat
diamati dari permukaan bumi

Astronomi antariksa dimulai pada tahun 1946. Ketika laboratorium riset angkatan laut
Amerika Seikat meluncurkan roket V2 bekas miliki Jerman untuk mengamati pancaran
ultaungu matahari. Sejak itu banyak roket diluncurkan untuk mengamati pancaan ultaraungu
maupun sinar X matahari dan benda langit lainnya. Pengamatan astronomi dengan roket
hanya berlangsung singkat, yaitu hanya bberapa menit saja untuk setiap peluncuran. Sebagai
contoh : jumlah pengamatan sinar X pada benda langgit selain matahari antara tahun 1962
dan 1970 hanya beberapa jam saja.

Keberhasilan manusia menempatkan satelit bustan pada orbitnya mengitari bumi


membuka abad baru dalam astronomi antariksa. Dengan menggunakan satelit, pengamatan
bukan hanya berlangasung beberapa menit saja atau beberapa jam saja, tetapi bias beberapa
tahun. Seri satelit NASA seperti OSO (orbiting solar observatory) da AOA (orbiting
astronomical observatory) dirancang khusus untuk pengamatan astronomi. OSO-1
diluncurkan pada tahun 1962, sedangakn yang terakhir dalam seri ini adalah OSO-8
diluncurkan pada tahun 1975

Anda mungkin juga menyukai