Desa : Sijambur
Kecamatan : Ronggur Nihuta
Kabupaten : Samosir
DESA : SIJAMBUR
KECAMATAN : RONGGUR NIHUTA
KABUPATEN : SAMOSIR
OLEH
No. Nama Nim Program Studi Fakultas
Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja
sama yang baik antara kampus dengan berbagai desa, khususnya desa yang ada di
Sumatera Utara. Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini juga diharapkan memberikan dampak
yang baik bagi warga desa yang bersangkutan, agar daapat memajukan desa.
Laporan KKN ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh sebab itu kami sebagai
penulis sangat mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran dalam penyempurnaan
laporan ini pada masa yang akan datang. Atas saran dan sumbangan pemikiran yang
diberikan diucapkan terimakasih.
1. Jumat Bersih
Sistem kekerabatan di desa ini masih sangat kuat, mengingat hal pertama yang
dilakukan penduduk desa saat bertemu orang baru bukan bertanya mengenai nama
melainkan klan atau marga (sebutan untuk Suku Batak). Hal ini dilakukan untuk
melihat ada atau tidaknya ikatan keluarga, yang kemudian jika ada, maka akan
menambah kedekatan antar individu berdasarkan kesamaan nenek moyang.
Pada sistem mata pencaharian, Desa Sijambur memiliki potensi dalam bidang
pertanian. Hal ini sesuai dengan keadaan cuaca atau suhu di Desa Sijambur yang
cenderung dingin. Adapun jenis tanaman yang ditanami oleh penduduk Desa Sijambur
adalah kopi, cabe, jagung, cengkeh, jahe, ubi, padi, dan jenis tanaman lainnya.
Pengelolaan lahan di Desa Sijambur ini keseluruhannya masih dengan cara manual. Hal
ini dikarenakan belum adanya teknologi canggih yang berkembang di Desa Sijambur
ini. Untuk sebagian pertanian yang sudah canggih, dalam membersihkan lahan atau
menggemburkan tanah petani hanya perlu menggunakan traktor, tetapi dikarenakan di
Desa Sijambur ini belum ada traktor, petani menggunakan cangkul untuk
menggemburkan tanah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Desa Sijambur berpotensi dalam bidang pertanian meskipun belum didukung
dengan adanya teknologi canggih.
Petani di Desa Sijambur jarang atau bahkan tidak ada yang menanam sayur-
mayur, hal tersebut dikarenakan minimnya sumber air di Desa Sijambur, mengingat
tanaman sayur-mayur hampir keseluruhannya membutuhkan air yang cukup.
Masalah air di Desa Sijambur ini tidak hanya pada bidang pertanian, tetapi untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari masyarakat Desa Sijambur bahkan mengalami
kesulitan. Masyarakat mengandalkan air hujan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari, seperti memasak, mandi, mencuci, dan minum. Jika musim kemarau tiba,
maka masyarakat Desa Sijambur harus pergi ke sumber mata air yang biasa disebut
Mual. Mual merupakan sebuah kata yang berasal dari Bahasa Batak Toba yang biasa
digunakan oleh masyarakat Desa Sijambur untuk menyebut sumber mata air yang ada di
desa tersebut. Mual di Desa Sijambur ini sudah dibuat seperti sumur, dengan pinggiran
yang sudah dibeton dan menghasilkan air yang bersih, yang menjadi keluhan
masyarakat adalah mual tersebut masih terbuka, sehingga masyarakat khususnya
perempuan kesulitan untuk mandi. Sejauh yang mahasiswa KKN tahu, hanya terdapat
satu mual di Desa Sijambur, mual inilah sebagai sumber harapan bagi masyarakat saat
musim kemarau sudah tiba.
Selain mual, masyarakat juga pergi ke tala-tala untuk sekadar mencuci pakaian
dan mencuci piring. Tetapi jika kemarau sudah berlangsung lama, masyarakat juga
kadang-kadang mengambil air dari tala-tala tersebut untuk kebutuhan kamar mandi.
Tala-tala merupakan kolam atau genangan air yang cukup besar. Yang menyebabkan
masyakat mengambil air dari tala-tala ini untuk sebagaian kebutuhan mereka adalah
karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk, yaitu berada tepat
di samping jalan raya. Jika dibandingkan dengan mual, kualitas air yang dihasilkan
sangatlah berbeda, air dari tala-tala tidak layak konsumsi, dikarenakan airnya yang
kotor dan berwarna kuning, bahkan masyarakat juga memandikan kerbaunya di tala-
tala tersebut.
Selian bertani, usaha lain yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sijambur yaitu
membuka usaha dagang (warung). Ada beberapa warung yang berkembang di Desa
Sijambur ini, yaitu warung yang bergerak di bidang makanan, misalnya makanan
ringan, gas LPG, beras, air galon, dan beberapa makanan serta kebutuhan sehari-hari
lainnya. Setiap hari Rabu pedagang dari luar daerah biasanya juga akan datang dan
membawa berbagai macam makanan pokok, hal ini dikarenakan jarak yang lumayan
jauh dari Desa Sijambur ke pusat perbelanjaan.
Di Desa Sijambur ini tidak ada pasar, sehingga jika ingin berbelanja bahan
makanan masyarakat harus pergi ke pusat kota. Pada umumnya masyarakat Sijambur
pergi ke Pangururan, dikarenakan Pangururan merupakan daerah yang paling dekat dan
masih dapat dijangkau. Masyarakat Desa Sijambur pergi ke pasar yang ada di
Pangururan, tepatnya pada hari Rabu dengan menggunakan angkutan umum, karena
pada hari tersebutlah ada angkutan umum untuk pergi ke Onan, Onan Baru Pangururan.
Sangat sulit untuk bepergian ke daerah lain kecuali hari Rabu, diakibatkan sulitnya
transportasi, kecuali penduduk bersangkutan memiliki kendaraan pribadi.
Infrastruktur jalan di Desa Sijambur ini sudah baik, bahkan sebagian sudah di
aspal. Meskipun terdapat beberapa lokasi yang jalannya belum diperbaiki. Yang
menjadi kendalanya bukan infrastruktur jalan, melainkan sulitnya transportasi. Hal ini
dibuktikan dengan seringnya para wisatawan luar negeri melintasi Desa Sijambur.
Tanaman lainnya yang perlu dikembangkan di Desa Sijambur ini adalah ubi
kayu. Tanaman ubi kayu pada dasarnya sangat mudah untuk dikelola serta tidak
membutuhkan banyak modal berupa materi. Selain itu, tanaman ini tidak membutuhkan
waktu lama agar dapat dipanen. Tetapi dalam penanaman ubi ini terlebih dahulu
tanahnya harus digemburkan, dan untuk menggemburkannya maka dibutuhkan traktor
agar lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu lama. Yang menjadi penghambat
perkembangan pertanian di Indonesia khususnya di Sijambur ini adalah terbuangnya
waktu untuk mengerjakan pekerjaan secara manual yang jika di negara maju sudah
dikerjakan dengan menggunakan mesin, sehingga waktu terbuang begitu saja yang
seharusnya dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
Kendala lain yang dihadapi oleh masyarakat Desa Sijambur adalah sulitnya
memperoleh air. Pada bab 2 sudah dibahas mengenai sumber air yang biasanya dipakai
oleh masyarakat untuk memperoleh air. Namun yang menjadi masalah yaitu sumber air
yang digunakan belum sepenuhnya bersih bahkan ada suber air yang tidak layak
konsumsi dikarenakan ternak masyarakat dimandikan di tempat tersebut.
Kendala lain yang dihadapi desa ini yaitu di bidang pendidikan. Pada dasarnya
pendidikan yang baik akan menciptakan sumber daya manusia yang potensial serta
mampu memecahkan masalah. Oleh sebab itu pemerataan pendidikan perlu dilakukan di
Indonesia hingga ke pedesaan, meskipun sebenarnya sedang diupayakan oleh
pemerintah. Salah satu perbedaan paling mendasar antara pendidikan di kota dengan
pendidikan di pedesaan adalah kecepatan memperoleh informasi. Di desa, sangat sulit
bagi peserta didik untuk memperoleh informasi seputar pendidikan, hal ini dikarenakan
belum tersedianya komputer serta sulitnya jaringan internet. Pembelajaran jauh lebih
cepat di kota besar dengan adanya internet, sehingga siswa memiliki banyak literasi,
berbeda dengan pendidikan di pedesaan, peserta didik hanya mengandalkan buku
sebagai bahan literasi, buku yang digunakan juga masih terbatas.
Pendidikan di kota juga didukung dengan banyaknya bimbingan belajar, bahkan
bimbingan belajar online. Sementara di pedesaan, pembelajaran hanya di dapatkan di
sekolah, karena tidak tersedianya bimbingan belajar. Di Desa Sijambur, tidak ditemukan
adanya bimbingan belajar, walau hanya sekadar bimbingan belajar mata pelajaran
Bahasa Inggris dan Matematika seperti yang ada di desa pada umumnya.
Melihat kondisi di atas, maka mahasiswa KKN merasa tertarik untuk membuka
bimbingan belajar gratis untuk seluruh peserta didik yang ada di Desa Sijambur.
Mahasiswa KKN menyebut program tersebut sebagai konsultasi segudang ilmu. Selain
itu, mahasiswa KKN juga membuka rumah baca. Rumah baca tersebut menyediakan
banyak buku yang dapat dibaca oleh siapa saja terutama anak-anak yang ada di Desa
Sijambur. Rumah baca ini diharapkan akan mampu meningkatkan minat baca anak-anak
dan dapat memperbanyak literasi.
BAB IV
PERUMUSAN PROGRAM KERJA
Berdasarkan situasi Desa Sijambur yang telah dibahas sebelumnya, maka
mahasiswa KKN merencanakan beberapa program dimana ini merupakan program
individu mahasiswa untuk mengatasi masalah yang dihadapi Desa Sijambur. Berikut
adalah beberapa program yang ditawarkan.
Salah satu masalah yang dihadapi masyarakat Sijambur yaitu masalah di bidang
pendidikan. Oleh sebab itu mahasiswa KKN membuka sebuah bimbingan belajar fisika
untuk siswa SMA. Bimbingan belajar ini dilakukan di posko mahasiswa KKN.
Bimbingan belajar ini juga sejalan dengan program kerja kelompok mahasiswa KKN
yang disebut konsultasi segudang ilmu.
Jenis kegiatan yang dilakukan yaitu mengajar ilmu fisika yang belum dipahami
siswa disekolah serta membantu mengerjakan tugas siswa yang diberikan oleh guru.
Bimbingan ini dibuka pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat pada pukul 14.30-18.00 WIB.
Degan adanya program ini diharapkan sangat bermanfaat bagi siswa mengingat di desa
Sijambur tidak tersedia bimbingan belajar.
Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan bahwa air menjadi salah satu
permasalahan di desa Sijambur. Dimana masyarakat hanya mengandalkan air hujan
untuk kebutuhan sehari-hari. Namun jika musim kemarau tiba, masyarakat harus pergi
ke sumber air untuk memperoleh air. Sejauh yang mahasiswa KKN tahu sumber air di
desa Sijambur ada 2 yaitu mual dan tala-tala. Sumber air yang berasal dari mual sudah
menghasilkan air yang bersih, sedangkan sumber air dari tala-tala menghasilkan air
yang berwarna coklat bahkan tidak layak konsumsi dikarenakan masyarakat sering
memasukkan kerbau kedalam tala-tala tersebut dengan maksud memandikan kerbau.
Walaupun begitu masyarakat tetap memanfaat air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari
seperti mencuci piring, mencuci pakaian, bahkan anak-anak juga sering mandi
menggunakan air dari tala-tala tersebut. Mahasiswa juga sering melihat anak-anak
mengambil air dari tala-tala dengan ember dan jeriken untuk dibawa kerumah demi
kebutuhan kamar mandi. Hal itu tetap dilakukan oleh masyarakat dikarenakan memang
sulit mencari air jika musim kemarau tiba. Terkadang masyarakat harus membeli
airuntuk memperoleh air bersih, dimana harga 1 tangki air (1000 L) dijual dengan harga
100.000 dan tidak semua warga dapat membeli air tersebut dikarenakan masalah
ekonomi. Permasalahan air di Desa Sijambur ini memang cukup memprihatinkan
karena sebenarnya pemerintah desa sudah mencoba melakukan pengeboran, namun
karena lokasi Desa Sijambur yang tinggi maka sampai saat ini belum membuahkan
hasil.
Dalam bimbingan belajar ini beberapa siswa datang untuk belajar bersama dan
mengerjakan tugas-tugas fisika yang diberikan dari sekolah serta untuk mengulang
pelajaran fisika yang belum dipahami sebelumnya. Kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan program ini yaitu hanya ada satu mahasiswa jurusan fisika sehingga sedikit
mengalami kesulitan dalam membimbing dan mengajar siswa yang datang serta sumber
bacaan buku yang terbatas dimana mereka hanya mengandalkan buku paket dari
sekolah saja. Untuk mengatasi hal tersebut maka mahasiswa mengarahkan siswa SMA
untuk mencari sumber bacaan atau buku dari internet agar dapat menngerjakan soal
bersama-sama. Keberlanjutan program ini diharapkan siswa SMA dapat membentuk
kelompok belajar di Desa Sijambur sehingga mereka bisa saling bertukar pikiran
mengenai pelajaran dari sekolah yang belum dimengerti atau sekedar mengerjakan tugas
bersama.
Ijuk
Kerikil
Pasir
Arang
ijuk
Kerikil
Kapas
Bahan yang digunakan dalam pembuatan saringan ini sangat mudah didapat dari
lingkungan sekitar desa. Demonstrasi yang di sampaikan oleh mahasiswa hanya
menggunaan wadah botol air yang kecil, namun diharapkan pemada/i desa dapat
membuat dengan skala yang lebih besar untuk dirumah misalnya dengan menggunakan
bekas galon air yang mungkin tidak dipakai lagi atau menggunakan ember. Dengan
adanya penyuluhan ini diharapkan pemuda/i desa mampu membuat saringan air
sederhana dirumah sehingga air yang diperoleh dari tala-tala dapat digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah penyelesaian kuliah kerja nyata
(KKN) ini adalah sebagai berikut:
B. Saran
Berdasarkan analisis situasi yang telah dilakukan selama proses KKN,
mahasiswa KKN memberikan beberapa saran/masukan untuk pengembangan Desa
Sijambur, yaitu sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Absensi kehadiran
- Program kerja KKN
- Jurnal harian setiap anggota
- Peta desa
- Struktur organisasi desa
- Program kerja individu dan kelompok
- Foto kegiatan