DI SUSUN OLEH:
Hafidhoh Iqro'ul M
14901.07.20010
Kepala Ruangan
LEMBAR KONSULTASI
No. Tanggal Pembimbing Evaluasi/Saran Paraf
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRA NATAL CARE
A. DEFINISI INC
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpatru) sejak uterus berkontrasi dan
menyebabkan perubahan pada servik (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu bila
kontrasi uterus tidak mengakibatkan perubahan servik (Manuaba, 2019).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2018).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bu;an, lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Manajemen :
1) Pencegahan adalah cara yang terbaik
2) Koreksi ketidak seimbangan cairan elektrolit
3) Rujuk bila keadaan menurun
4. Dystocia
Sebab-sebab dystocia dapat dibagi dalam 3 golongan besar:
1) Dystocia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak keluar
kurang kuat.
Karena kelainan his: inertia uteri atau kelemahan his merupakan
sebab terpenting dari dystocia.
Karena kekuatan mengejan kurang kuat, misalnya karena cicatrix
baru pada dinding perut, hernia, diastase musculus rectus
abdominis atau karena sesak nafas.
2) Dystocia karena kelainan letak atau kelainan anak, misalnya letak
lintang, letak dahi, hydrocephalus atau monstrum.
3) Dystocia karena kelainan jalan lahir: panggul sempit, tumor-tumor yang
mempersempit jalan lahir.
5. Partus macet
Adalah tidak adanya kemajuan pada kala II dalam hal :
1) Penurunan bagian bawah janin
d. Kala IV Persalinan
a) Batasan Kala IV
Kala IV persalinan dimulai dari saat lahirnya placenta sampai 2
jam pertama post partum (setelah placenta lahir). Dalam periode ini
penting untuk mempertahankan kontraksi dan retraksi yang kuat.
b) Penilaian Perdarahan dan Tingkat Robekan Perineum.
Perdarahan normal yang terjadi pada saat persalinan yaitu
kurang dari 500cc. suatu cara untuk menilai kehilangan darah
adalah dengan melihat dan memperkirakan berapa banyak botol
500cc yang dapat menampung darah tersebut. Memperkirakan
kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi
ibu. Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah
adalah melalui penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila
perdarahan menyebabkan ibu lemas, pusing dan kesadaran
menurun serta terjadi tekanan darah sistolik turun lebih dari 10
mmHg dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih
dari 500cc. (APN, 2008)
Tingkat robekan atau laserasi perineum diklasifikasi berdasarkan luas
robekannya yaitu:
1. Derajat I mencakup mukosa vagina, komisura posterior, dan kulit
perineum.
2. Derajat II mencakup derajat I ditambah dengan otot perineum.
3. Derajat III mencakup derajat II ditambah dengan otot sfingter ani.
4. Derajat IV mencakup derajat III ditambah dengan dinding depan
rectum.
c) Perubahan Fisik Kala IV
1. Letak fundus korpus uteri yang berkontraksi kira-kira dipertengahan
umbilicus dan symphisis atau sedikit lebih tinggi.
2. Korpus uteri sebagian besar terdiri dari myometrium yang
dibungkus oleh serosa dan dilapisi oleh desidua.
3. Dinding anterior dan posterior berada pada posisi erat (menempel),
masing-masing tebalnya 4-5 cm karena pembuluh darah tertekan
oleh kontraksi myometrium.
d) Komplikasi Kala IV
1. Perdarahan karena robekan servix
Setelah persalinan kalau ada perdarahan walaupun kontraksi
uterus baik dan darah yang keluar berwarna merah muda harus
dilakukan pemeriksaan dengan speculum. Jika terdapat robekan
yang berdarah atau robekan yang lebih besar >1 cm, maka robekan
tersebut hendaknya dijahit. Untuk memudahkan penjahitan baiknya
fundus uteri ditekan ke bawah hingga cervix dekat dengan vulva.
Kemudian kedua bibir cervix dijepit dengan klem dan ditarik ke
bawah. Dalam melakukan jahitan robekan cervix ini yang paling
penting bukan jahitan lukanya tapi pengikatan dari cabang-cabang
arteria uterine.
2. Perdarahan postpartum karena sisa placenta
Jika pada pemeriksaan placenta ternyata jaringan placenta
tidak lengkap, maka harus dilakukan eksplorasi dan cavum uteri.
Potongan-potongan placenta yang ketinggalan tanpa diketahui,
biasanya menimbulkan perdarahan postpartum lambat. Kalau
perdarahan banyak hendaknya sisa-sisa placenta ini segera
dikeluarkan walaupun ada demam
H. PENATALAKSANAAN
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan
presentasi terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
2. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Keluhan: pasien datang dengan keluhan keluar darah campur lendir,
rasa mlas dan nyeri panggul dan perut.
b. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku atau budaya, agama,
tingkat pendidikan, dll.
c. Riwayat Obstetri
a) Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b) Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil
keluhan yang di rasakan selama hamil, imunisasi dan
pemeriksaan selama, kehamilan (ANC), hamil ke berapa
d. Riwayat Ginekologi
a) Riwayat menstruasi:1.Menarche 2.Siklus haid 3.Lama haid
4.banyak haid 5.dismenorhoe 6. HPHT 7. HPL
b) Riwayat pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri 2.Pernikahan
c) Riwayat KB: Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB
yang di gunakan
a. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat
penyakit keturunan,ataupun penyakit menular.
e. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi
ada atau tidak, edema atau keluar air dari kemaluan serta nyeri
dibagian pinggang menjalar ke perut, serta merasa mulas.
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak,
warna kornea, sklera ikterik atau tidak
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan, kesimetrisan, kebersihan
f. Pengkajian
1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan
penurunan karakteristitik yang mengambarkan kontraksi
uterus: frekuensi, internal, intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam
kehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi
jumlah fetus, letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah,
ruptur membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas
bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu
merasakan tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban
+/-, perineum menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah
mengatakan saya ingin BA, pada waktu his kepala janin
tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan,
jarak, intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui
vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida
berlangsung 45 60 menit , multipara berlangsung 15 30
menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke
bentuk bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian
bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat
plasenta akan keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan
vagina atau rektal , atau membran poetus terlihat pada
introitus).
6) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan
dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat
sirkulasi maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui
pemeriksaan: Suhu, nadi, dan pernafasan, pemeriksaan
terhadap perdarahan (warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan
primer mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-
tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan
pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar
untuk diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan
hipertermia. Pada kala IV observasi vital sign sangat penting
untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti :
pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama
dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari
cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung
kemih. Jika kandung kemih menengang akan mencapai
ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi
mungkin diperlukan mencegah peregangan kandung kemih
dan retensi kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi
perineum ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan
ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil dan
bekuannya.
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau
menganjurkan untuk mengiring dan melenturkan kembali otot
otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan mengangkat
bokong untuk melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan
sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur
biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam
pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan
dengan dehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik
yang didapatkan selama persalinan akan berpengaruh
terhadap persepsi ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat
menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus
waspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2015).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kala 1
a. Gangguan eliminasi urine
b. Nyeri Akut
c. Ansietas
d. Resiko ketidakseimbangan cairan
2. Kala 2
a. Nyeri melahirkan
b. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
c. Resiko Infeksi
3. Kala 3
a. Resiko kekurangan volume cairan
b. Resiko Infeksi
4. Kala 4
a. Nyeri akut
b. Gangguan perfusi jaringan perifer
c. Keletihan
d. Resiko infeksi
C. INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan (SDKI) Kriteria Hasil Keperawatan (SLKI) Rencana Tindakan (SIKI)
1 Pola Nafas Tidak Efektif Pola Nafas Manajemen jalan napas
berhubungan dengan posisi Observasi
tubuh yang menghambat Indikator 1 2 3 4 5 1. Monitor pola napas
paru Dispnea 2. Monitor bunyi napas tambahan
a. Penggunaan otot bantu Penggunaan otot Terapeutik
b. Fase ekspirasi bantu napas 1. Pertahankan kepatenan jalan napas
memanjang Pernapasan 2. Posisikan semi fowler
c. Pola nafas abnormal cuping hidung 3. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/haro
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian bronkodilator
Tekanan Terapeutik
Afriani, D., & Merlina, E. 2021. Determinan Kepatuhan Ibu Hamil Melakukan
Pemeriksaan Kehamilan. Jurnal Asuhan Ibu dan Anak, 6(1), 1-7.
Anwar, A., & Dharmayanti, I. 2014.Keseehatan Kehamiilan . Kesmas: Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 8(8),
359-365.
Apriani, A., Firdayanti, F., & Sari, J. I.2019. Manajemen Asuhan Kebidanan
Antenatal Pada Ny R Usia Kehamilan 30-34 Minggu Dengan Anemia
Ringan Di Puskesmas Bontomarannu Gowa Tanggal 24 Juli-23 Agustus
2019. Jurnal Midwifery, 2(2).
Dewi, S. R. 2019. Aplikasi Sms Reminder Dengan Edukasi Untuk Mengatasi
Efisien Pengetahuan Pada Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Meningkatkan
Konsumsi Tablet Besi (Doctoral dissertation, Tugas Akhir, Universitas
Muhammadiyah Magelang).
Devi, D., Lumentut, A. M., & Suparman, E. 2021. Gambaran Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Hamil Dalam Pencegahan Anemia Pada Kehamilan Di
Indonesia. e-CliniC, 9(1).
Dewi, A. K., Dary, D., & Tampubolon, R. 2021. Status Gizi Dan Perilaku Makan
Ibu Selama Kehamilan Trimester Pertama. Jurnal Epidemiologi
Kesehatan Komunitas, 135-144.
Maryuni, M., Anandita, M. Y. R., & Anggraeni, L. 2021. Hubungan Pengetahuan
Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Dan Praktik Ibu Hamil Saat Mengalami
Komplikasi Kehamilan. JOMIS (Journal of Midwifery Science), 5(1), 21-
27.
PPNI. 2017. Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Jakarta
PPNI. 2018. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Jakarta
PPNI. 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Jakarta
Putri, A. B. 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bidan Dalam
Penatalaksanaan Kehamilan Dengan Hepatitis B Di Puskesmas Kota
Bandar Lampung (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).