Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.

1 Askep Medikal Bedah


2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam
proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

2 Askep Medikal Bedah


D. Patofisiologi/Pathways

Defisiensi Insulin

glukagon↑ penurunan pemakaian


glukosa oleh sel

glukoneogenesis hiperglikemia

lemak protein glycosuria

ketogenesis BUN↑ Osmotic Diuresis

ketonemia Nitrogen urine ↑ Dehidrasi Kekurangan


volume cairan

Mual muntah ↓ pH Hemokonsentrasi

Resti Ggn Nutrisi Asidosis Trombosis

Kurang dari kebutuhan  Koma Aterosklerosis


 Kematian

Makrovaskuler Mikrovaskuler

Retina Ginjal
Jantung Serebral Ekstremitas
Retinopati Nefropati
Miokard Infark Stroke Gangren diabetik

Ggn. Penglihatan Gagal


Ggn Integritas Kulit Ginjal

Resiko Injury

E. Tanda dan Gejala


Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya
tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi

3 Askep Medikal Bedah


degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan
patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa
gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah
adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan
otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan
dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin.
Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi
adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium
lanjut.

4 Askep Medikal Bedah


Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM
usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin
yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis
dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia,
dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar,
menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak
bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan
koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah


sewaktu
- Plasma vena < 100 100-200 >200
- Darah kapiler <80 80-200 >200
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena <110 110-120 >126
- Darah kapiler <90 90-110 >110

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)


2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl

5 Askep Medikal Bedah


G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

H. Pengkajian
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
 Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
 Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
 Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus
pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
 Integritas Ego
Stress, ansietas
 Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
 Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretik.

6 Askep Medikal Bedah


 Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
 Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
 Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
 Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan
masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
 Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
 Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
 Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
 Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan
yang dapat dihabiskan pasien.
 Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai
dengan indikasi.

7 Askep Medikal Bedah


 Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit
dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
 Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
 Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
 Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
 Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
 Kolaborasi dengan ahli diet.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu
dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
 Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
 Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
 Pantau masukan dan pengeluaran
 Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas
yang dapat ditoleransi jantung
 Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
 Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak
teratur
 Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati
perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :

8 Askep Medikal Bedah


Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
 Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti
balut.
 Kaji tanda vital
 Kaji adanya nyeri
 Lakukan perawatan luka
 Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
 Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
 Hindarkan lantai yang licin.
 Gunakan bed yang rendah.
 Orientasikan klien dengan ruangan.
 Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
 Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

9 Askep Medikal Bedah


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. T DENGAN GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN AKIBAT DIABETES MELLITUS

TANGGAL  18 S/D 22 JAN 2015

1.    PENGKAJIAN

a. Biodata
Nama                            :  Ny.  T
Umur                            :  50 tahun
Jenis Kelamin               :  Perempuan
Agama                          :  Islam
Pendidikan                   :  SD
Pekerjaan                      :  Ibu Rumah Tangga
Suku / Bangsa              :  Sunda / Indonesia
Status Perkawinan       :  Kawin
Tanggal Masuk             :  13 Jan 2015
Tanggal Dikaji              :  18 Jan15
No. Registrasi              :  040510/0022
Diagnosa Medis           :  HT + DM Tipe II + Sinusitis Maxilaris
Alamat                         :  Jl Citandui Sby
b. Riwayat Kesehatan Klien
1)     Riwayat kesehatan klien
a)     Alasan masuk rumah sakit
Sejak  3 hari yang lalu klien mengeluh pipi bengkak  sebelumnya klien mengeluh pilek,
hidung tersumbat serta pusing. Klien mempunyai riwayat Hipertensi dan Diabetes
Mellitus dan akhirnya klien berobat ke RS Bhay Sby dan diputuskan untuk menjalani
perawatan.
b)    Keluhan utama saat didata
Klien mengeluh pipi bengkak, pilek dan hidung tersumbat serta pusing.

10 Askep Medikal Bedah


2)     Riwayat kesehatan masa lalu
Menurut pengakuan klien, dirinya telah di rawat di RS Bhay Sby selama 3 kali dengan
keluhan yang sama, tetapi selama beberapa tahun belakang ini klien tidak merasakan adanya
keluhan dan tidak teratur memeriksakan kadar gula darahnya.
3)     Riwayat kesehatan keluarga
Menurut keterangan klien, bahwa dalam keluarganya ada yang menderita penyakit
Hipertensi dan Diabetes Mellitus yaitu Ayahnya.

4)  Struktur Keluarga

Genogram

11 Askep Medikal Bedah


c. Data Biologis
No Data Sebelum Sakit/ di Rumah Selama Sakit/ di RS
1. NUTRISI
1. Makan
– Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
– Jenis  makanan MB, lauk, sayur dan buah Diet DM 1700 kalori
– Pantangan Tidak ada Makanan tinggi kadar gula dan
– Porsi 1 porsi lemak
– Masalah Tidak ada Satu porsi habis + snack
Peningkatan nafsu makan
2. Minum
– Jumlah 1400 cc 1200 cc
– Jenis minuman Air putih Air putih
– Masalah Tidak ada Tidak ada

ELIMINASI
2. 1. BAB
– Frekuensi 2 hari sekali Tidak teratur, 1-2 x/hari
– Konsistensi Lembek Lembek
– Warna Kuning tengguli Kuning tengguli
–   Masalah Tidak ada Tidak ada
2. BAK
– Frekuensi 3-4 kali sehari 4 kali sehari
– Jumlah 750 cc 1000 cc
– Warna Kuning  muda jernih Kuning muda jernih.
– Masalah Tidak ada Tidak ada

ISTIRAHAT TIDUR
3. – Tidur malam 6-7 jam/hari 5-6 jam/hari
Kualitas Nyenyak Nyenyak
– Tidur siang Kadang-kadang 3-4 jam/ hari
Kualitas - Nyenyak
– Masalah Tidak ada Tidak ada

KEBERSIHAN DIRI
– Mandi 2 x/ hari 1 x/ hari hanya di seka
4 – Cuci Rambut 2 x/ minggu 1 x/ hari
– Gosok Gigi 1 x/ hari Saat di kaji belum
– Gunting Kuku 1 x/ minggu Saat di kaji belum

AKTIVITAS Klien sebagai Ibu rumah Selama di rumah sakit klien hanya
  tangga dan aktivitas klien di berbaring di tempat tidur dan jalan –
5. rumah dengan sewajarnya Ibu jalan di tempat tidur
rumah tangga
 

12 Askep Medikal Bedah


d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran    : Compos Metis
TD : 190/100 mmHg, N : 85 x/menit, R : 24 x/mernit, S : 36,5OC
2. Sistem  Panca Indra
 Penglihatan
Bentuk mata simetris, kornea jernih, lensa keruh fungsi penglihatan : penglihatan
buram seperti ada bayangan, klien dapat membaca nama papan perawat dengan
lambat karena penglihatan kurang jelas klien dapat menggerakan bola mata.
 Pendengaran
Bentuk telinga simetris, artikula sejajar dengan bola mata rateral ki- ka tidak
terdapat serumen di telinga dan tidak ada nyeri tekan fungsi pendengaran baik.
 Pengecapan
Replek menelan baik, masih dapat membedakan rasa manis, pahit, pendengaran
baik lidah bersih warna merah muda
 Penciuman
Hidung simetris, mukosa hidung lembab,sputum nasi di tengah   dapat membedakan
bau dengan baik
 Perabaan
Dapat membedakan rasa panas dan dingin serta dapat merasakan sentuhan
3. Sistem Pernapasan
Bentuk hidung simetris, septum hidung di tengah, frekuensi napas 24 kali/menit,
iramanya reguler, tidak terdapat pernapasan cuping hidung, pergerakan dada simetris,
tidak terdapat retraksi dada,compliance paru maksimal, tidak terdapat suara-suara napas
tambahan.
4. Sistem Cardiovaskuler
Konjungtiva tidak pucat (ananemis), sklera tidak ikhterik, tidak terjadi peningkatan
JVP, KGB tidak teraba,  bunyi jantung reguler.

13 Askep Medikal Bedah


5. Sistem pencernaan
Bentuk bibir simetris, mukosa lembab, gigi  lengkap, reflek kunyah dan menelan baik,
tidak terdapat iritasi pada mulut, abdomen datar tidak teraba, bising usus  10x   menit.
Nafsu makan meningkat. Pada daerah anus  tidak terdapat keluhan, terjadi penurunan
BB, saat masuk RS 59 Kg : 10 hari yang lalu : 55 Kg
6. Sistem  Persyarafan

a)   Sistem Syaraf Kranial

Nervus I    :     Penciuman baik ditandai dapat memrasakan bau minyak kayu  
putih.
Nervus II   :     Penglihatan baik, ditandai dapat melihat di  sampingnya dengan
lirikan.
Nervus III :     Klien dapat mengangkat kelopak mata ke atas.
Nervus IV :     Klien dapat menggerakkan mata ke atas dan ke  bawah.
Nervus V   :     Klien dapat mengunyah dengan baik.
Nervus VI :     Klien dapat menggerakkan mata kanan dan kiri  mengikuti jari
telunjuk perawat.
Nervus VII:     Fungsi pengecapan baik, ditandai dengan klien  mengatakan tidak
ada keluhan pada waktu makan dan napsu makan baik. Klien dapat tersenyum.
Nervus VIII    : Klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan  perawat dan
lingkungannya.
Nervus IX :     Klien dapat menelan dengan baik.
Nervus X   :     Fungsi menelan baik, pada saat diinstruksikan  mengatakan “
aaa.aaa “ uvula terangkat dan tetap berada di median.
Nervus XI :     Gerakan kepala dan bahu baik.
Nervus XII      : Klien dapat menggerakkan lidahnya (terkontrol).

b)  Sistem Motorik

Fungsi tubuh klien tegak, tonus otot mulai lemah

14 Askep Medikal Bedah


c)   Sistem Motorik
Klien mampu berespon terhadap rangsangan dapat mengidentifikasi  benda dan
pantulan
d)   Sistem Serbral
Klien tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi,             komunikasi klien
dengan menggunakan bahasa verbal
e)  Reflek – Reflek
 Replek Patela  : Baik
 Replek Trisep  : Baik
 Replek Babinski : Baik
 Replek Pupil     : Baik
7. Sistem Perkemihan dan Genetalia
Pada saat palpasi kandung kemih teraba tidak tegang/penuh, tidak ada nyeri tekan pada
palpasi dan perkusi ginjal. Klien BAK 3x/ hari,250 cc ; warna kuning muda jernih,
ginjal tidak teraba, tidak terpasang kateter. Genetalia tidak di periksa karena klien
merasa malu.
8. Sistem Muskuloskeletal
Kekuatan otot klien penuh  : tidak terdapat adanya oedema.
9. Sistem Endokrin
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid. Klien mempunyai riwayat Hipertensi
dan DM type 2
10. Sistem Integumen
Akral hangat, suhu 36,5 C, , kulit kering terutama di ekstremitras bawah, terdapat
beberapa  bekas luka-luka kecil dan kulit berwarna kecoklatan, rambut tampak kusam.
e.     Data Sosial
1)   Pendidikan :
Klien adalah seorang Ibu rumah tangga dan berpendidikan SD
2)   Hubungan Sosial :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, antara perawat, dokter, keluarga maupun
pasien lainnya serta klien berhubungan baik dengan lingkungan tempat tinggal.

15 Askep Medikal Bedah


3)   Gaya Hidup
Klien terlihat sederhana, klien mampu berespon sesuai dengan rangsangan yang di
berikan.
4)   Pola Interaksi
Klien dapat berinteraksi dengan sesama pasien, keluarga dan tim kesehatan.
f. Data Psikologis
1)   Status Emosi
Stabil, Klien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya ini walaupun terkadang
klien merasa kesal dengan keadaannya.
2)   Konsep Diri
a)     Body Image/Gambar Diri
Klien merasa kurang mampu melakukan aktivitas karena keadaan tubuhnya yang lemah.
b)     Ideal Diri.
Klien berharap agar dirinya cepat sembuh dan segera pulang.
c)     Harga Diri.
Klien merasa tidak malu sehubungan dengan kondisi fisiknya saat berhubungan dengan
orang lain.
d)    Identitas Diri
Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang perempuan dan sebagai seorang Ibu
rumah tangga. Klien pun dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
e)     Peran.
Klien merasa perannya sebagai Ibu rumah tangga terganggu karena keadaannya
sekarang.
3)   Gaya Komunikasi
Klien mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Sunda dan Indonesia, bicara lembut,
terbuka dan mau menerima saran dari orang lain.
4)     Pola Interaksi
Klien mampu berinteraksi dengan siapa saja yang mengajaknya berbicara.
g. Data Spiritual
Klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama sakit ia tetap melakukan shalat.
Klien menerima penyakitnya sebagai suatu ujian dari Tuhan dan tetap akan berusaha untuk
kesembuhan penyakitnya.

16 Askep Medikal Bedah


h. Data Penunjang

No Laboratorium 13/01/2015 Nilai normal


Gula darah sewaktu 249 110 mg/dL
Gula darah puasa 264 80-110 mg/dL
Gula darah 2 J PP - <200 mg/dL
Haemaglobin 8.2 11-14 gr %
Leukosit 187 5 rb – 10 rb/mm3
Hematokrit 34.4% 36-45%
Trombosit 437 150-440 k/ul
SGOT 10.9 0-35 U/l
SGP T 10.5 0-35U/l
Urea N. 169 1.5-6 mg/dL
Kreatinin 16 <1.5 mg/dL
Asam Urat 16 1.5 – 6 mg/dL
Kolesterol 46 120-160 mg/dL

i. Pengobatan
Diet  DM                 1700 kalori
Cyifroplokal          : 3 x 500
Glukolien              : 3 x 500
Fladex                   : 3 x 500

17 Askep Medikal Bedah


ANALISA DATA

Nama   : Ny. T

NO DATA KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH


1. DM Tipe II

Glukosa darah meningkat

Glukosa darah tidak dapat ditransfer ke jaringan


DS:
– Klien mengatakan Glikogen otot menurun
sering lapar walaupun
telah makan. Pemecahan lemak dan protein di hati
– Klien mengatakan Merangsang  hipolthalamus
berat badannya turun
- Polipagia
dari 59Kg menjadi 55 Nafsu makan Meningkat    Penururnan   berat badan
-Gangguan
Kg sejak 10 hari yang
pemenuhan
lalu Perubahan pola Nutrisi       Pemenuhan nutrisi tidak
nutrisi
DO: adekuat
– Program diet  1700 klori
– Gula darah puasa 152   
mg/ dL
– Gula darah 2 JPP 264         
mg/dl
– Klien tampak lemah                    

                    

2. DS:
– Klien mengatakan
kurang pengetahuan
yang lebih jelas tentang
perawatan penyakitnya Kurangnya informasi kurat/terbatasnya pengetahuan
– Klien mengeluh bahwa klien tentang penyakit, penyebab, gajala, komplikasi,
cemas
dirinya tidak teratur pengobatan (pemberian insulin,diet DM dan obat-
kontrol gula darahnya obatan oral), perawatan kaki dan latihan
DO:
–  Terjadinya peningkatan
gula darah

18 Askep Medikal Bedah


3. DS: Sel tidak mendapatkan energi dari glukosa
– Klien mengatakan
selama sakit  dia Terjadi katabolisme protein di dalam otot
tidak lagi mampu
bekerja dan Suplai energi ke dalam jaringan menurun
beraktivitas seperti
biasanya.
– Klien sering merasa
pusing.
– Klien mengatakan Kelelahan
sering merasa lapar
sehingga tubuhnya
lemas.
DO:
– Selama di rumah
sakit klien  terlihat
hanya berbaring dan
duduk-duduk di
tempat tidur.
– porsi makan habis.

II.     Diagnosa Keperawatan


1. Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan  peningkatan glukosa
2. Gangguan Aktivitas  berhubungan dengan suplai energi ke dalam jaringan menurun  di
tandai dengan tubuh lemas
3. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya informasi akurat/terbatasnya
pengetahuan klien tentang penyakit, penyebab, gejala, komplikasi, pengobatan
(pemberian insulin dan obat-obatan oral), perawatan meliputi diet.

19 Askep Medikal Bedah


            III. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Medis          : DM

Diagnosa Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Perubahan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Timbang berat badan secara 1. Dapat Mengidentifikasi tingkat
kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan criteria teratur penyimpangan dan
berhubungan dengan 1.Jangka Pendek : 2. Tentukan program diet dan perkembangan GD klien;
peningkatan glukosa – Mempertahankan pola makan pasien serta berperan untuk menyesuaikan
dalam darahDS: kadar gula mendekati bandingkan dengan makanan kadar/dosis terapi.
– Klien mengatakan normal. yang dapat dihabiskan pasien. 2. Dengan pemberian Insulin
sering lapar walaupun – BB stabil – Ingatkan pada klien agar yang cepat dapat membantu
telah makan. – Menunjukan tingkat tidak makan selain diet memindahkan glukosa darah
– Klien mengatakan energi biasanya. DM 1700 kalori. ke dalam jaringan.
berat badannya turun 2.Jangka Panjang : – Berikan diet DM 1700 3. Karena metabolisme mulai
dari 59 Kg menjadi 55 – Klien dapat mencerna kalori sesuai program. terjadi, gula dalam darah akan
Kg sejak 10 hari yang makanan dengan – Lakukan pemeriksaan berkurang dan sementara
lalu kadar gula dan protein GD secara teratur. insulin tetap diberikan maka
stabil. 3. Berikan pengobatan insulin hipoglikemi dapat terjadi.
DO : – Gula darah stabil. (actrapid) sesuai program .
– Program diet  1700 4. Pantau tanda-tanda
klori   hiperglikemi, seperti
– Gula darah puasa 152 penurunan tingkat kesadaran,
mg/ dL kulit lambab, dingin, denyut
– Gula darah 2 JPP 264   nadi cepat, lapar, peka
mg/dl rangsang, sakit kepala,
–     Klien tampak lemah pusing, sempoyongan.
  – Dapat
Mengkaji pemasukan
makanan yang adekuat
(termasuk absorbsi dan
utilisasinya.
– Dapat
Mengidentifikasi
kekurangan dan
penyimpangan dari
kebutuhan terapeutik.

2 Gangguan Aktivitas Kebutuhan nutrisi 1. Timbang berat badan 1. Dapat Mengkaji pemasukan
berhubungan dengan sel terpenuhi dengan secara teratur makanan yang adekuat
yang tidak mendapatkan kriteria : 2. Tentukan program diet dan (termasuk absorbsi dan
energi dari glukosa yang 1. Jangka Pendek : pola makan pasien serta utilisasinya.
ditandai dengan :DS: – Mempertahankan bandingkan dengan makanan 2. Dapat Mengidentifikasi
– Klien mengatakan kadar gula yang dapat dihabiskan pasien. kekurangan dan penyimpangan
selama sakit  dia tidak mendekati normal. – Ingatkan pada klien agar dari kebutuhan terapeutik.
lagi mampu bekerja – BB stabil tidak makan selain diet 3. Dapat Mengidentifikasi tingkat
dan beraktivitas seperti – Menunjukan DM 1700 kalori. penyimpangan dan
biasanya. tingkat energi – Berikan diet DM 1700 perkembangan GD klien;
– Klien sering merasa biasanya. kalori sesuai program. berperan untuk menyesuaikan
pusing . 2. Jangka Panjang : 3. Lakukan pemeriksaan GD kadar/dosis terapi.
– Klien mengatakan – Klien dapat secara teratur. 4. Dengan pemberian Insulin
sering merasa lapar mencerna makanan 4. Berikan pengobatan insulin yang cepat dapat membantu
sehingga tubuhnya dengan kadar gula (actrapid) sesuai program memindahkan glukosa darah
lemas. dan protein stabil. 5. Pantau tanda-tanda ke dalam jaringan.
DO : – Gula darah stabil. hiperglikemi, seperti 5. Karena metabolisme mulai
– Selama di rumah penurunan tingkat kesadaran, terjadi, gula dalam darah akan
sakit klien  terlihat kulit lambab, dingin, denyut berkurang dan sementara
hanya berbaring dan nadi cepat, lapar, peka insulin tetap diberikan maka
duduk-duduk di tempat rangsang, sakit kepala, hipoglikemi dapat terjadi.
tidur. pusing, sempoyongan.
– Porsi makan habis.
3. Gangguan rasa aman Pengetahuan klien 1. Memberikan penjelasan 1. Dapat Menjadi tolak ukur dan
cemas berhubungan dgn bertambah dengan kepada keluarga dan klien patokan pemberian Health
kurangnya pengetahuan kriteria : mengenai penyakit, Education (HE).
ttg perawatan penyakitnya 1.Jangka pendek : penyebab, gejala, - Adanya perubahan
di tandai dengan Klien dan keluarga komplikasi, pengobatan perilaku yang mendukung
DS : mengerti tentang (pemberian insulin dan usaha perawatan.
penyakit, penyebab, obat-obatan oral), 2. Dengan memberikan
klien sering bertanya gejala, komplikasi, perawatan meliputi diet. penyuluhan klien mengerti dan
kepada perawat tentang pengobatan 2. Memberikan pemahaman memahami tentang
penyakitnya (pemberian insulin,diit yang sederhana tapi penyakitnya
DM dan obat-obatan memadai kepada klien dan
oral), perawatan dan keluarga mengenai  
latihan. penyakit, penyebab, gejala,
2.Jangka panjang : komplikasi, pengobatan
Adanya perubahan (pemberian insulin dan
perilaku yang obat-obatan oral),
mendukung usaha perawatan meliputi diet,
perawatan. dan latihan.

 
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

WAKTU DP IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF


19 Jan 2015 1. 1. Memberikan makanan  sesuai S : Klien merasa
dengan program diet yaitu 1700 cukup kenyang,
  kalori. tidak terjadi
2. Memberikan injeksi actrapid 8 keluhan-keluhan
u SC dengan daerah injeksi di M. hiperglikemi dan
deltoideus kiri sudut injeksi 45 O. hipoglikemi.O
3. Kolaborasi dengan dokter :Klien
tentang pemberian terapi yang di menghabiskan porsi
berikan makanan yang
disediakan.

A : Masalah teratasi
sebagian.

P : Intervensi  di
lanjutkan.

2. S : Klien dan
4. Menggali pengetahuan klien keluarganya tampak
dan keluarga tentang penyakit menyimak materi
DM, penyebab, gejala, penyluhan dengan
komplikasi, pengobatan dan seksama dan
perawatannya. mengajukan
5. Memeriksa TTV klien dan beberapa
memeriksa perkembangan pertanyaaan.
kondisi klien
6. Memberikan diet makanan O : Klien dan
rendah gula dan lemak keluarga mampu
7. Mengkaji TTV menjawab
pertanyaan-
pertanyaan pada
post test dengan
benar.

A : Masalah
teratasi.

P : Intervensi
dipertahankan.
3 8. Memberikan suasan yang S : Klien
nyaman mengatakan
9. Menghindarkan suara-suara kepalanya agak
yang bising pusing, masih
10. Memberikan obat Analgetik lemah dan belum
dapat beraktivitas
  seperti biasanya.

O : TD :120/70
mmHg

N : 84 x/mnt,

A : Masalah belum
teratasi

P : Intervensi
dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai