Oleh:
14901.07.20045
PROBOLINGGO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Mahasiswa
Koordinator Pembimbing
LAPORAN PENDAHULUAN
FEBRIS
A. Anatomi Dan Fisiologi
Sel Saraf (Neuron)Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan
sistem saraf yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon
saat terstimulasi. Satu sel saraf mempunyai badan sel disebut soma yang
keluar dari sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang
disebut akson. Serat saraf adalah akson dari satu neuron. Dendrit dan badan
dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut sinaps.
Cerebrum
Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan keduanya
hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri ini dihubungkan oleh
occipitalis
4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang
temporalis
Cerebelum
depannya terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8%
hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi
B. Definisi
masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya
2015).
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas
C. Etiologi
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat
2006).
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara
timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang
menyertai demam.
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
dengan rambut getar, tidak berspora, mempunyai tiga macam antigen yaitu
D. Patofisiologi
antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti; makrofag sel PMN)
masuk ke dalam mulut melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
(igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembussel epitel (sel
limfoid plak nyeri di ileum distal dan kelenjar getah bening. Basil tersebut
E. PATHWAY
Bakteri Virus
Respon hipotalamus
anterior Kesan psikis tidak enak
Gangguan psikis
Penigkatan titik
penyetelan suhu Demam Dx. Cemas
F. KLASIFIKASI
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas
seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama
sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam
praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada
penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap
G. Manifestasi Klinik
b. Kulit kemerahan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
a. Demam
c. Gangguan kesadaran
d. Relaps (kambuh)
H. KOMPLIKASI
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak.
Menurut Lestari (2016) komplikasi yang dapat terjadi pada anak dmam
thypoid yaitu :
c. Anemia hemolitik
e. Hepatitis, koleolitis
I. PENATALAKSANAAN
1) Paracetamol
2) Ibuprofen
4) Memberikan kompres.
J. Asuhan Keperawatan
Dasar data atau data fokus pengkajian klien dengan demam antara lain :
1. Pengumpulan Data
a. Wawancara
1) Identitas klien
2) Keluhan utama
Keluhan utama demam adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun.
Penyakit yang sedang dialami saat ini : sejak kapan timbul demam,
muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah
menggigil, gelisah.
tidak, timbul mual muntah atau tidak, terdapat nyeri telan atau
tidak.
b) Pola eliminasi
mata, foofobia.
dan ansietas.
keadaan sakitnya.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Tingkat kesadaran
3) Sistem respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem integumen
6) Sistem muskuloskeletal
7) Sistem gastrointestinal
8) Sistem abdomen
c. Pemeriksaan penunjang
2) Pemeriksaan urine
3) Pemeriksaan tinja
4) Pemeriksaan bakteriologis
5) Pemeriksaan serologis
6) Pemeriksaan radiologi
K. Diagnosa Keperawatan
adalah
1. Hypertermi
2. Intoleransi aktivitas
cairan
4. Defisit pengetahuan
5. cemas
L. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermia
SLKI
L.U TERMOREGULASI 1 2 3 4 5
Kulit merah
Kejang
Pucat
Takipnea
L.T STATUS CAIRAN 1 2 3 4 5
Turgor kulit
Perasaan lemah
Output urine
Intake urine
L.T STATUS NUTRISI 1 2 3 4 5
Sikap terhadap makanan dan minuman
Sariawan
Diare
Nafsu makan
Intervensi / SIKI
a. Manajemen hipertermia
a) Observasi
Identifikasi penyebab hipertermia(misal; dehidrasi,
terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator)
Monitor suhu tubuh
b) Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Lakukan pendinginan eksternal (misal. Kompres
dingin pada dahi leher, dada, abdomen, aksila)
c) Edukasi
Anjurkan tirah baring
b. Edukasi pengukuran suhu tubuh
a) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi trapeutik
b) Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
c) Edukasi
Jelaskan prosedur pengukuran suhu tubuh
Ajarkan cara meletakkan ujung termometer di
bawah lidah atau di bagian tengah aksila
Ajarkan cara membaca hasil termometer raksa dan
atau elektronik
c. Manajemen cairan
a) Observasi
Monitor berat badan sebelumdan sesudah
b) Terapeutik
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
2. Intoleransi Aktivitas
SLKI
L.U TOLERANSI AKTIVITAS 1 2 3 4 5
Kecepatan berjalan
Jarak jalan
Kemudahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
Perasaan lemah
L.T TINGKAT KELETIHAN 1 2 3 4 5
Kempuan melakukan aktivitas rutin
Sakit kepala
Pola nafas
Pola istirahat
L.T AMBULASI 1 2 3 4 5
Berjalan dengan langkah pelan
Berjalan dengan langkah sedang
Berjalan dengan langkah cepat
Nyeri saat berjalan
SIKI
Intervensi / SIKI
d. Terapi aktivitas
M. Observasi
Identifikasi defisit tingkat aktivitas
N. Terapeutik
Koordinasikann pemilihan aktivitas sesuai usia
Libatkan keluarga dalam aktivitas
O. Edukasi
Anjurkan keluarga untuk memberikan penguatan
positif atas partisipasi dalamaktivitas
e. Menejemen lingkungan
P. Observasi
Identifikasi keamanan dan kenyamanan lingkungan
Q. Terapeutik
Atur suhu lingkungan yang sesuai
Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih
dan nyaman
Sediakan pewangi ruangan, bila perlu
Ganti pakaian secara berkala
R. Edukasi
Jelaskan cara membuat lingkungan ruman yang
aman
3. Risiko ketidakseimbangan
cairan
SLKI
L.U KESEIMBANGAN CAIRAN 1 2 3 4 5
Asupan makanan
Edema
Mata cekung
Turgor kulit
L.T KONTROL MUAL MUNTAH 1 2 3 4 5
Kemampuan mengenali gejala
Mengontrol mual/ muntah
Menghindari faktor penyebab / pemicu
Menghindari bau tidak enak
L.T KESEIMBANGAN 1 2 3 4 5
ELEKTROLIT
Serum natrium
Serum kalium
Serum klorida
Serum kalsium
SIKI
Intervensi / SIKI
a) Pemantauan cairan
a. Observasi
Monitor frekuensi nadi dan kekuatan nadi
Monitor frekuensi nafas
b. Terapeutik
Dokumrntasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b) Identifikasi resiko
a. Observasi
Identifikasi resiko biologis, lingkungan dan perilaku
b. Terapeutik
Dokumentasikan temuan resiko secara akurat
c) Pemantauan tanda tanda vital
a. Observasi
Monitor nadi
Monitor suhu tubuh
Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
b. Terapeutik
Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, bila perlu
1. Defisit pengetahuan
SLKI
a. Tingkat pengetahuan
Indikator Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
perilaku sesuai anjuran
Kemampuan menjelaskan pengetahuan
tentang suatu topic
Perilaku sesuai dengan pengetahuan
Persepsi yang keliru terhadap masalah
Mejalani pemeriksaan yang tidak tepat
Perilaku
b.Motivasi
Indikator Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
Pikiran berfokus masa depan
Upaya menyusun rencana tindakan
Upaya mencari dukungan sesuai
kebutuhan
Perilaku bertujuan
Pengambilan kesemapatan
Bertanggung jawab
c. Tingkat pengetahuan
Indikator Kriteria Hasil
1 2 3 4 5
Verbalilasi kemauan mematuhi program
perawatan atau pengobatan
Verbalisasi mengukiti anjuran
Perilaku mengikuti program
perawatan/pengobatan
Perilaku menjalankan anjuran
Tanda dan gejala penyakit
Intervensi / SIKI
V. Edukasi Kesehatan
a) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi.
Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat.
b) Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan.
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya.
c) Edukasi
Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
W. Edukasi Proses Penyakit
a) Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
b) Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya.
c) Edukasi
Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit
Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala
yang di rasakan
Ajarkan cara meminimalkan efek samping dari
intervensi atau pengobatan
Informasikan kondisi pasien saat ini
Anjurkan melapor jika merasakan tanda dan gejala
memberat atau tidak biasa.
X. Edukasi Diet
a) Observasi
Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi
Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
masa lalu
Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang
diet yang diprogramkan
Identifikasi keterbatasan finansial untuk
menyediakan makanan
b) Terapeutik
Persiapkan materi, media dan alat peraga
Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan
Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya
Sedian rencana makan tertulis, jika perlu.
c) Edukasi
Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan
Informasikan makanan yang diperbolehkan dan
dilarang
Informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan, jika perlu
Anjurkan mempertahankan posisi semi fowler (30-
45 derajat) 20-30 menit setelah makan
Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan
diet yang di programkan
Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi
Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan
yang sesuai program
Rekomendasikan resep makanan yang sesuai
dengan diet, jika perlu
Y. Evaluasi
2. Stres mental/emosi
Daftar Pustaka