Anda di halaman 1dari 12

MELESTARIKAN LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN ILMU

PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

(MATERI PENDIDIKAN AL-QUR’AN DAN HADITS MADRASAH


ALIYAH KELAS XII SEMESTER 1)

Di susun Oleh :

Kelompok 11
Nama : Lia Marwiyah Br Lubis
Nim : 1012019018
Nama : Cut Dilla Aura
Nim : 1012019009
Semester/Unit : 4/I
Prodi : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Pendidikan Al-qur’an Dan Hadits
Dosen Pembimbing : Mustamar Iqbal Siregar S.H.I.,M.A.

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN


IAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah ................................................................................................ 1


B. Rumusan masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

A. Melestarikan Lingkungan ............................................................................................. 2


1. Ayat mengenai melestarikan lingkungan ................................................................. 2
2. Sikap Manusia Terhadap Lingkungan ..................................................................... 4
B. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ......................................................... 5
1. Ayat mengenai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ............................. 5
2. Hadits tentang ilmu pengetahuan dan teknologi ...................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 9
B. Saran ............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam datang dan diturunkan Allah SWT sebagai rahmatallil5alamin6rahmat bagi seluruh
alam. Rahmat dalam bahasa arab berarti mengasihi atau kasih sayang. ini menunjukkan bahwa
orang islam dimanapun dan kapanpun harus senantiasa mengasihi. Dan kasihnya bukan hanya
untuk kalangan tertentu atau makhluk tertentu tetapi kepada seluruh alam termasuk di
dalamnya terhadap lingkungan.Untuk itu sebagai muslim kita seharusnya memahami
landasan-landasan dari pelestarian lingkungan.Karena pelestarian lingkungan tak lepas dari
tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi ini. Manusia diciptakan sebagai khalifah di
bumi ini untuk mengatur kehidupan lingkungan hidup yang baik dan tertata, namun sebaliknya
justru saat ini manusia telah membuat kerusakan di bumi.Islam merupakan agama yang
mengatur semua aspek kehidupan dimuka bumi, termasuk mengenai bagaimana manusia
dalam menjaga lingkungan.Islam memberikan pandangan tersendiri terhadap
lingkungan,karena manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi, yang harus menjaga dan
melestarikan bumi. Apabila masyarakat muslim memahami bahwa interaksi yang benar
dengan lingkungan juga merupakan ibadah, mungkin kerusakan lingkungan tidak akan sebesar
yang terjadi saat ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Alqur’an Hadits membahas Kelestarian Lingkungan
2. Bagaimana alqur’an Hadits membahas Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi

C. Tujuan
1. Mengetahui Kelestarian Lingkungan
2. Mengetahui Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Melestarikan Lingkungan

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. Semua komponen-komponen lingkungan hidup
yang berhimpun dalam satu wadah yang menjadi tempat berkumpulnya komponen itu disebut
ruang.

1. Ayat Mengenai Melestarikan Lingkungan


a. QS.Ar-Rum (30) : 41-42
۟ ُ‫عمِ ل‬
‫وا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُو َن‬ َ ‫ض ٱلَّذِى‬ َ ‫اس ِليُذِيقَ ُهم بَ ْع‬ِ َّ‫ت أ َ ْيدِى ٱلن‬ َ ‫ساد ُ فِى ْٱل َب ِر َو ْٱلبَح ِْر بِ َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْٱلف‬
َ
‫ع ِقبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَ ْب ُل ۚ َكانَ أ َ ْكث َ ُرهُم ُّم ْش ِركِي َن‬
َ َٰ َ‫ْف َكان‬ ۟ ‫ظ ُر‬
َ ‫وا َكي‬ ُ ‫ض فَٱن‬ ِ ‫وا فِى ْٱْل َ ْر‬۟ ‫ِير‬
ُ ‫قُ ْل س‬

Terjemah :

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".

Allah menunjukkah dalam ayat ini, bahwa telah terjadi kerusakan di muka bumi, baik di
daratan dan lautan. Kejadian-kejadian di alam itu membuat ketidakseimbangan alam seperti
perubahan musim, cuaca yang ekstrim, kemarau yang berkepanjangan yang menyengsarakan
manusia. 1

Allah juga menjelaskan kepada manusia bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi
adalah karena perilaku manusia sendiri. Baik disebabkan perilaku maksiat maupun kesalahan
pengelolaan bumi.Namun demikian Allah memberi kemungkinan manusia untuk sadar dan
kembali ke jalan Allah, setelah merakan sebagian dari akibat perilaku mereka.Allah juga

1
Al-Ashfahani, Al-Raghib. Mufradat Alfadh Al­Qur’an. Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992

2
memerintahkan manusia untuk merenungkan kejadian-kejadian yang dilakukan oleh orang-
orang musyrik di masa lalu.

b. QS.Al-Baqarah (2) : 204-206

‫سعَٰى فِى‬ َ ‫ع َٰلى َما فِى قَ ْلبِِوه َوه َُو أَلَدُّ ْال ِ َ ام َوإِذَا ت ََولّٰى‬ َ َّ ُ ‫اس َم ْن يُ ْع ِجبُكَ قَ ْولُ ۥهُ فِى ْال َح َٰيوةِ الدُّ ْن َيا َويُ ْش ِهد‬
َ ‫ّللا‬ ِ َّ‫َومِنَ الن‬
ُ ‫س ْالمِ َهاد‬
َ ْ‫اْلثْ ِم ۚ فَ َح ْسبُ ۥهُ َج َهنَّ ُم ۚ َولَبِئ‬
ِ ْ ِ‫ّللاَ أ َ َخذَتْهُ ْالع َِّزة ُ ب‬
َّ ‫ق‬ َ َ‫ّللاُ ََل يُحِ بُّ ْالف‬
ِ َّ ‫سادَ ِِ ِإذَا قِي َل لَهُ ات‬ َّ ‫ض ِليُ ْف ِسدَ فِي َها َويُ ْهلِكَ ْال َح ْرثَ َوالنَّ ْس َل ۗ َو‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬

Terjemah :

Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik
hatimu,dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah
penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan
Allah tidak menyukai kebinasaan. Dan apabila dikatakan kepadanya:"Bertakwalah kepada
Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah
(balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang
seburuk-buruknya.

Ayat tersebut menegaskan perangai orang-orang munafik. Termasuk sikap mereka


terhadap kelestarian lingkungan.Orang-orang munafik mempunyai ciri pandai berkata-kata.
Ucapan mereka sangat menarik.Perilaku dan ucapan mereka bertolak belakang. Bahkan ego
kesombionga mereka bangkit,saat diminta partisipasi dalam pelestaraian alam.

Terkait dengan alam, mereka menunjukkan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan,


tetapi sesungguhnya merekalah yang merusak kelestarian alam. Mereka akan mendapat
balasan atas perbuatan mereka berupa neraka Jahannam. 2

2
Al-Asqalany, Ibnu Hajar. 1986. Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhary. Kairo: Dar al-Rayyan li al-
Turats.

3
2. Sikap Manusia Terhadap Lingkungan

Manusia ialah makhluk terbaik di antara semua ciptaan Allah dan memegang tanggung
jawab mengelola bumi, maka semua yang ada dibumi diserahkan untuk manusia.Manusia
diberikan beberapa kelebihan diantara makhluk ciptaan-Nya, yaitu kemuliaan, diberikan
fasilitas didaratan dan lautan, mendapat rizki dari yang baik-baik, dan kelebihan yang
sempurna atas makhluk lainnya. Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah
untuk manusia, segala yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi.
daratan dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan
buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak.

ِ ‫ِير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا ت َ ْف‬


ً ‫ض‬
‫يل‬ َ ‫ت َوفَض َّْل َٰنَ ُه ْم‬
ٍ ‫علَ َٰى َكث‬ َّ ‫َولَقَدْ ك ََّر ْمنَا بَن ِٓى َءادَ َم َو َح َم ْل َٰنَ ُه ْم فِى ْٱلبَ ِر َو ْٱل َبح ِْر َو َرزَ ْق َٰنَ ُهم مِنَ ٱل‬
ِ َ‫طيِ َٰب‬

“Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan".

Sebagai wakil Allah, manusia wajib untuk bisa merepresentasikan dirinya sesuai dengan
sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah tentang alam adalahs ebagai pemelihara atau penjaga
alam. Jadi sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia harus aktif dan bertanggung
jawab untuk menjaga bumi. Artinya, menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat
kehidupan makhluk Allah termasuk manusia sekaligus menjaga keberlanjutan kehidupannya
dalam batas-batas kemampuan manusia.3

Tugas manusia sebagai khalifah tidak hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri,
kelompok atau bangsa dan sejenisnya, tetapi ia harus berpikir dan bersikap untuk
kemaslahatan semua pihak.ia tidak boleh bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku
sewenang-wenang terhadapnya, karena sesungguhnya yang mampu menundukkan alam
hanyalah Allah, manusia tidak mempunyai kemampuan sedikitpun kecuali kemampuan yang
dianugerahkan kepadanya.

3
Quraisy Shihab,Membumikan Alqur'an,hlm.32

4
B. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Manusia (dan Jin) pernah mendapat tantangan dari Allah untuk melakukan perjalanan
mengarungi luasnya alam semesta ini Q.S. al-Rahmân [55]: 33:

ِ ‫ت َو ۡاَلَ ۡر‬
‫ض‬ ِ ‫ار السَّمَٰ َٰو‬
ِ ‫ط‬َ ‫طعۡ تُمۡ ا َ ۡن ت َۡنفُذ ُ ۡوا ِم ۡن ا َ ۡق‬
َ َ ‫است‬ ِ ۡ ‫َٰي َمعۡ ش ََر ۡال ِج ِن َو‬
ۡ ‫اَل ۡن ِس ا ِِن‬

‫فَا ْنفُذ ُ ۡوا ََل ت َۡنفُذ ُ ۡونَ ا ََِّل بِسُ ۡل َٰط ٍن‬

Artinya:

“Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan”

Ayat semacam ini pada hakekatnya mengandung pesan bagi manusia supaya
mengembangkan ilmu Pengetahuan dan teknologi tentunya, sekaligus sebagai dorongan bagi
manusia untuk menggiatkan penelitian, riset dan kegiatan keilmuan lainnya.

Terciptanya pesawat luar angkasa yang sedikit banyak mampu menjawab tantangan di atas,
merupakan hasil pengembangan teknologi yang dasar utamanya adalah perkembangan ilmu
pengetahuan. Sekarang semuanya menjadi mudah dengan teknologi, dan dunia terasa semakin
sempit dengan semakin canggihnya alat telekomunikasi. Tetapi pengaruh negatif yang timbul
dari perkembangan teknologi yang dahsyat ini juga sangat berbahaya.

1. Ayat mengenai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

a. Qs.Al-Alaq (96):1-5

‫سنَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬ َ ‫ق ٱ ْق َرأْ َو َربُّكَ ْٱْل َ ْك َر ُم ٱلَّذِى‬


َ ‫علَّ َم بِ ْٱلقَلَ ِم‬
ِ ْ ‫علَّ َم‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬ ٍ َ‫عل‬ ِ ْ َ‫ٱ ْق َرأْ بِٱس ِْم َربِكَ ٱلَّذِى َخلَقَ َخلَق‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬
ْ َ‫سن‬
َ ‫مِن‬

Terjemah :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1), Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah (2), Bacalah ! dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah (3), Yang
Mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam.(4), Dia Mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya (5)”.

5
Lima ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah
saw.Dari kandungannya menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang mengembangkan
tradisi keilmuan, dan terbukti benar karena di dalam Q.S. al-Mujadilah [58]: 11 disebutkan
bahwa orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang sangat mulia.

Wahyu pertama ini secara garis besar memerintahkan umat Islam untuk menjadi orang
pintar dan berilmu melalui banyak membaca, di samping banyak juga ayat-ayat al-Quran yang
mengajak manusia untuk berpikir, bertadabbur alam untuk mengilmui apa-apa yang belum
diketahui tentang rahasia semesta, sehingga mampu menyelesaikan problematika yang
dihadapi pada masa yang akan datang.

Kata iqra`, yang di dalam terjemahnya diartikan dengan bacalah (wahai Muhammad),
perintah membaca ini semangatnya tidak hanya terfokus pada perintah membaca ayat
qur`âniyah, tetapi lebih luas lagi perintah untuk membaca ayat kauniyyah. Maka dengan
menggalakan gemar membaca, ilmu pengetahuan akan terus berkembang, karena semakin
banyak yang kita ketahui, semakin nampak kebodohan kita dan semakin yakin akan
kemahaluasan ilmu Allah.

Sebenarnya secara tersirat ayat-ayat ini memberi pesan kepada manusia untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan terutama yang terkait dengan manusia. Kata al-`alaq, yang
diartikan dengan segumpal daging yang menggantung, menunjukkan sebuah fase
pertumbuhan janin di dalam rahim sang ibu. Pertumbuhan janin menjadi manusia sempurna
secara rinci juga diterangkan di Q.S. al-Mukminûn [23]: 12-15.

Manusia pasti membutuhkan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan pertumbuhan janin
pada khususnya dan perkembangan manusia pada umumnya, dan saat ini perkembangan ilmu
spesialisasi di bidang kedokteran bisa dikatakan merupakan pengejawantahan dari isyarat dan
pesan yang ada di dalam al-Quran.

6
b. Qs.Yunus (10):101

َِ‫يُؤْ ِمنُون‬ ‫ال َء َٰايتُ َوالنُّذ ُ ُر َع ْن قَ ْو ٍم ََّل‬ ِ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬


ْ ‫ض ۚ َو َما ت ُ ْغ ِنى‬ ُ ‫قُ ِل ا ْن‬
ِ ‫ظ ُروا َماذَا ِفى السَّمَٰ َٰو‬
Artinya:

“Katakanlah : “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman”.

Allah SWT menjelaskan bahwa manusia mempunyai dua kecenderungan yang berbeda
yang saling bertolak belakang satu sama lainnya; kecenderungan untuk beriman dan
kecenderungan untuk kafir, kecenderungan untuk berbuat baik dan kecenderungan untuk
berbuat jahat. Meskipun demikian manusia dibekali akal dan hati dalam rangka
mengendalikan dua kekuatan dalam jiwanya tersebut untuk dapat menentukan jalan yang
terbaik bagi dirinya. (Q.S. al-Syams [91] : 8-10). Rasulullah saw hanya diutus untuk memberi
peringatan dan menunjukkan jalan yang baik dan benar untuk kebahagiaan mereka di dunia
dan akhirat, serta membantu mereka menentukan pilihan mengajak mereka selalu memikirkan
kejadian alam dan ciptaan Allah SWT.

Oleh karena itu, manusia dituntut untuk menggunakan anugerah akal dan hati sebaik-
baiknya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepadaNya dan meningkatkan kualitas
kehidupannya agar mereka selamat.Perintah untuk berpikir, perintah untuk melihat dan yang
senada dengan ungkapan-ungkapan tersebut merupakan juga perintah untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan secara khusus dan teknologi secara umum. Karena ayat-ayat kauniyah yang
sangat banyak ini mengharuskan kita untuk memiliki peralatan yang canggih, maka
pengembangan teknologi menjadi hal yang niscaya.4

4
Harun, Salman, Mutiara Al-Qur'an. Jakarta: Logos, 1999.

7
2. Hadits Tentang Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Artinya:

“Dari Abu Ad Darda lalu berkata,”Aku mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam


bersabda:”Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya
jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada
penuntut ilmu. Orang yang berilmu sungguh akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan
bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding ahli ibadah seperti
keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris
para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan
ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak. (HR. Abu
Dawud)

Banyak pesan dan pelajaran yang bisa diambil dari hadits Abu Darda tersebut:

1. Menuntut ilmu hukumnya fardlu `ain, artinya bahwa setiap orang Islam wajib menuntut
ilmu terutaama ilmu-ilmu agama.

2. Perjalanan untuk mendapatkan ilmu termasuk pekerjaan yang bernilai ibadah, bahkan bisa
disebut sedang berjihad, sehingga rasulullah saw mengibaratkan perjalanan mencari imu
seperti perjalanan menuju surga.

3. Ilmu Pengetahuan dan teknologi, kalau digunakan sesuai dengan proporsinya akan banyak
mendatangkan kemudahan, dan memberikan kenyamanan hidup, termasuk dapat membantu
memperlancar pelaksanaan ibadah.

4. Kedudukan orang yang memiliki ilmu itu lebih tinggi dari orang yang ahli ibadah, karena
orang berilmu akan melaksanakan ibadah sesuai dengan ilmunya, sementara orang ahli ibadah
belum tentu mengilmui ibadah yang dilakukan.

5. Membandingkan antara bulan purnama dan benda planet lainnya merupakan pesan tersendiri
yang secara tersirat mendorong manusia untuk mengembangkan teknologinya, terutama yang
berkaitan dengan astronomi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwasanya itu semua menjadi alasan mengapa Allah
menyebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an tentang pentingnya lingkungan hidup dan cara-
cara islami dalam mengelola dunia ini.Adanya bencana lebih karena manusia melakukan
eksplitasi berdasarkan kemauan hawa nafsunya untuk memperoleh keuntunganyang sebanyak-
banyaknya tanpa memikirkan bencana yangditimbulkannya.

Islam merupakan agama yang menghargai ilmu, oleh karena itu orang yang berilmu
memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah. Menuntut Ilmu hukumnya fardlu `ain, wajib atas
setiap muslim, dan tidak terbatas dengan waktu dan ruang.Perkembangan ilmu pengetahuan
dan kemajuan teknologi harus diimbangi dengan penyiapan mental dan penguatan karakter,
sehingga pengguna dan penikmat teknologi tidak menjadi korban kemajuan.

Orang-orang yang mampu menjaga keharmonisan kekuatan akal dan kearifan hati adalah
ulul albâb, karena karakter yang menonjol dari ulul albâb adalah selalu berdzikir, suka berfikir
dan takut kepada Allah SWT.Orang yang berilmu lebih tinggi derajatnya dibanding mereka
yang ahli ibadah, karena ibadah tanpa mengilmui yang dilakukan bisa saja salah, sedangkan
orang berilmu pasti melakukan ibadah berdasarkan ilmunya.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis,dan bagi
para pemakalah selanjutnya agar menambahkan referensi dari penulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Al-Ashfahani, Al-Raghib. Mufradat Alfadh Al­Qur’an. Damaskus: Dar Al-Qalam, 1992

Al-Asqalany, Ibnu Hajar. 1986. Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhary. Kairo: Dar al-
Rayyan li al-Turats.

Quraisy Shihab,Membumikan Alqur'an,hlm.32

Harun, Salman, Mutiara Al-Qur'an. Jakarta: Logos, 1999.

10

Anda mungkin juga menyukai