Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PERSALINAN

Dibuat untuk memenuhi tugas Askeb persalinan yang dibimbing oleh

Dosen Nunik Hindrawati, M. Mkes.

Di susun oleh:

Nicky Aurelia Firdauziah (190550008)

SEMESTER III

AKADEMIK KEBIDANAN JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN

2019-2020

i
LAPORAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN BAYI BARU


LAHIR

TELAH MENDAPAT PERSETUJUAN DARI PEMBIMBING AKADEMIK


DAN PJMK DOSEN PERSALINAN

Telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

DISUSUN OLEH :

NICKY AURELIA FIRDAUZIAH

PEMBIMBING AKADEMIK DOSEN PJMK PERSALINAN

NUNIK HINDRAWATI M.Kes SULTANAH ZAHARIAH,Bd,M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa selesainya
makalah Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan terimakasih kepada :

a) Dr. Rusmijati, MM selaku Direktur akademi kebidanan Jember.


b) Sultanah Zahariah, M. Keb selaku Kaprodi Akademi Kebidanan Jember.
c) Nunik Hindrawati M.Mkes selaku pengajar mata kuliah Askeb
persalinan.
d) Orang tua yang senantiasa selalu mendoakan dan mendukung kami.
e) Teman-teman yang telah bekerjasama dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Jember, 10 September 2020

Nicky Aurelia F

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul..............................................................................................i

Lembar pengesahan.....................................................................................ii

Kata pengantar.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1 Latar belakang.................................................................................1


1.2 Tujuan...............................................................................................2
1.3 Ruang lingkup..................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................4

2.1 Tinjauan teori...................................................................................4


2.2 Manajemen kebidanan....................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................32

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat
melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Nurul Jannah,
2017).
Komplikasi dan kematian ibu maternal sebagian besar terjadi pada masa
persalinan. Berdasarkan data dari seksi kesehatan keluarga dinas kesehatan
kabupaten jember, tercatat pada tahun 2014 terdapat 42021 sasaran ibu
bersalin dan jumlah tersebut yang ditolong oleh tenaga kesehtan sebanyak
35.124 (83,59%). pencapaian ini belum menjadi target SPM yang ditetapkan
yaitu 94% (Profil kesehatan kabupaten jember, 2014).
Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan disebabkan oleh
salah satunya pernikahan dini yang terjadi di masyarakat perdesaan. Dalam
penelitian Indri yani 2014, didapatkan faktor yang berhubungan seperti
rendahnya pendidikan, faktor ekonomi, serta adanya pengaturan adat dan
budaya. Penyebab kematian juga diakibatkan oleh 3 terlambat yaitu terlambat
mengambil keputusan, terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat dirujuk
dan terlambat mendapatkan penaganan medis (Wijaya, 2009).
Dampak yang diakibatkan dari rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan dapat meningkatkan resiko komplikasi persalinan. Di Kabupaten
Jember komplikasi persalinan, perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi
(11%), partus macet (5%), abotus (5%) (Jurnal ners vol.9 No.2 Oktober 2014).
Untuk menekan angka kematian ibu di jember, upaya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah yaitu diperlakukan manajemen yang baik dalam
pelaksanaan kegiatan kesehatan ibu. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu
dengan memberikan asuhan kepada ibu bersalin dengan melakukan pencatatan

1
yang mencakup keseluruhan data ibu hamil. Sealin itu salh satunya upaya
terobosan adalah program perencanaan persalianan dan pencegahan
komplikasi atau yang dikenal dengan stiker P4K. Program ini dapat
meningkatkan peran aktif suami siaga. Keluarga dan masyarakat dalam
merncanakan persalinan yang aman.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasisiwa mampu memahami asuahan kebidanan pada ibu bersalin
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian persalinan
b. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis persalinan
c. Mahasiswa mampu memahami perubahan fisiologis ibu bersalin
d. Mahasiswa mampu memahami perubahan psikologis ibu bersalin
e. Mahasiswa mampu memahami sebab-sebab mulainya persalinan
f. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala persalinan
g. Mahasiswa mampu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan
h. Mahasiswa mampu memahami tahapan persalinan
i. Mahasiswa mampu memahmi memahami manajemen asuahan
kebidanan persalinan
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Sasaran
Ibu bersalin
1.3.2 Tempat Praktik
Bidan Praktik Mandiri ibu Umi khayati, Amd. Keb
1.3.3 Waktu
4 Agustus – 4 September 2020
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

2
1.4.2 Manfaat Bagi Lahan
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada
ibu bersalin.
1.4.3 Manfaat Bagi Pasien
Diharapkan dapat mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang
bermutu pada ibu bersalin

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Tinjaun Teori


2.1.1 Pengertian Persalinan dan Tahapan Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah  suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina atau jalan lahir ke dunia
luar (Prawiroharjo, 2010).
Persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal
persalinan dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara
spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42
minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi sehat. (WHO, 2010)
Persalinan normal atau pesalinan spontan adalah bila bayi lahir
dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan
istimewa seta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (Winkjosastro, 2012). Ada beberapa jenis persalinan
yaitu:
a) Pesalinan spontan, jika persalinan berlangsung dengan
kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir
b) Persalinan buatan, persalinan yang berlangsung dengan
bantuan tenaga dari luar misalnya forceps atau dilakukan SC
c) Persalinan anjuaran, bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan
misalnya pemberian pitocil dan prostaglandin (Prawiroharjo,
2010).
b. Tahapan Persalinan
Tahapan Persalinan ada 4 yaitu:
a) Kala I Yaitu kala dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10

4
cm). Persalinan kala I berlangsung 18-24 jam dan terbagi
menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif .
b) Kala II Yaitu Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan
lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses
ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
c) Kala III Yaitu Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya
bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban dan berlangsung tidak lebih dari 30 menit
d) Kala IV Yaitu dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu
2.1.2 Mekanisme Persalinan Normal
1. Masuknya kepala janin dalam PAP
a. Masuknya kepala ke dalam PAP terutama pada primigravida terjadi
pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya terjadi
pada permulaan persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan sutura sagitalis
melintang menyesuaikan dengan letak punggung
c. Jika sutura sagitalis dalam diameter anteroposterior dari PAP maka
masuknya kepala akan menjadi sulit karena menempati ukuran yang
terkecil dari PAP
d. Jika sutura sagitalis pada posisi di tengah-tengah jalan lahir yaitu
tepat di antara symphysis dan promontorium, maka dikatakan dalam
posisi ”synclitismus” pada posisi synclitismus os parietale depan
dan belakang sama tingginya.
e. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak
ke belakang mendekati promontorium, maka yang kita hadapi
adalah posisi ”asynclitismus”
f. Acynclitismus posterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.

5
g. Acynclitismus anterior adalah posisi sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang
h. Pada saat kepala masuk PAP biasanya dalam posisi asynclitismus
posterior ringan. Pada saat kepala janin masuk PAP akan terfiksasi
yang disebut dengan engagement.

2. Majunya Kepala janin


a. Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke
dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II
b. Pada multi gravida majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan.
c. Majunya kepala bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu:
fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi
d. Majunya kepala disebabkan karena:
1) Tekanan cairan intrauterin
2) Tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong
3) Kekuatan mengejan
4) Melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk Rahim

3. Fleksi
a. Fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil yaitu dengan diameter suboccipito bregmatikus (9,5 cm)
menggantikan suboccipito frontalis (11 cm)
b. Fleksi disebabkan karena janin didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, cervix, dinding panggul atau
dasar panggul
c. Akibat adanya dorongan di atas kepala janin menjadi fleksi karena
momement yang menimbulkan fleksi lebih besar daripada moment
yang menimbulkan defleksi

6
d. Sampai di dasar panggul kepala janin berada dalam posisi fleksi
maksimal. Kepala turun menemui diafragma pelvis yang berjalan
dari belakang atas ke bawah depan
e. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra
uterin yang disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala
mengadakan rotasi yang disebut sebagai putaran paksi dalam

4. Putaran Paksi Dalam


a. Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah symphisis
b. Pada presentasi belakang kepala bagian terendah adalah daerah
ubun-ubun kecil dan bagian ini akan memutar ke depan ke bawah
symphisis
c. Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala,
karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang
tengah dan pintu bawah panggul
d. Putaran paksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai di Hodge III, kadang-kadang
baru terjadi setelah kepala sampai di dasar panggul
e. Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam:
1) Pada letak fleksi, bagian kepala merupakan bagian terendah dari
kepala
2) Bagian terendah dari kepala mencari tahanan yang paling sedikit
terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis
antara muskulus levator ani kiri dan kanan
3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter
anteroposterior

5. Ekstensi

7
a. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul.
b. Dalam rotasi UUK akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar
panggul UUK berada di bawah simfisis, dengan suboksiput sebagai
hipomoklion kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat
dilahirkan.
c. Pada saat ada his vulva akan lebih membuka dan kepala janin makin
tampak. Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka
dinding rektum.
d. Dengan kekuatan his dan kekuatan mengejan, maka berturut-turut
tampak bregmatikus, dahi, muka, dan akhirnya dagu dengan gerakan
ekstensi.
e. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut
putaran paksi luar
f. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan di atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk dapat melewati pintu bawah panggul
g. Jika tidak terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum
dan menembusnya
h. Kepala bekerja dengan 2 kekuatan yaitu satu mendesak ke bawah
dan satunya lagi menolak ke atas karena adanya tahanan dasar
panggul
i. Setelah subocciput tertahan di pinggir bawah symphysis, maka yang
dapat maju adalah bagian yang berhadapan dengan subocciput

6. Putaran Paksi Luar

8
a. Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan
punggung janin.
b. Bahu melintasi PAP dalam posisi miring.
Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul, apabila
kepala telah dilahirkan bahu akan berada dalam posisi depan
belakang.
c. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dulu baru kemudian
bahu belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.
2.1.3 Perubahan fisiologis
a. Perubahan fisiologis Kala I
1) Uterus
Uterus mengalami perubahan selama masa persalinan, perubahan
yang terdapat pada uterus yaitu terjadi kontraksi uterus yang dimulai
dari fundus dan menyebar kebawah abdomen. Segmen atas rahim
dibentuk oleh corpus uteri yang bersifat aktif dan konteaksi, dimana
dengan majunya persalinan dapat mendorong bayi keluar. Segmen
bawah rahim merupakan bagian yang berelaksasi dan dilatasi,
semakin tipis akibat dari dilatsi maka terjadi kemajuan persalinan.
2) Serviks
Servik mengalami pendataran pada serviks disebut juga penipisan
serviks, pemendekan serviks saluran serviks dari 2 cm menjadi hanya
berupa muara melingkar. Proses ini terjadi dari atas kebawah sebagai
hasil dari aktifitas miometrium. Serviks juga mengalami pembukaan,
pembukaan terjadi akibat dari kontraksi uterus serta tekanan yang
berlawanan dari kantong membran dan bagian bawah janin. Kepala
janin saat fleksi akan membantu pembukaan yang efisien. Pada
primigravida pembukaan didahului oleh pendaratan servik sedangkan
pada multigravida pembukaan servik terjadi bersamaan degan
pendataran.

9
Pada kala 1 pembukaan serviks dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten
dan fase aktif
a) Fase Laten
Fase yang dimulai pada pembukaan serviks 0 dan berakhir sampai
pembukaan serviks mencapai 3 cm . pada fase ini kontraksi meningkat
frekuensi, durasi, dan intensitasnya, frekuensi dari setiap 10-20 menit,
lama 15-20 menit dengan intensitasnya cukup menjadi 5-7 menit ,
lamanya 30-40 detik dan dengan intensitas yang kuat.
b) Fase Aktif
Fase yang dimulai pada pembukaan serviks 4 dan berakhir sampai
pembukaan serviks mencapao 10 cm. Pada fase ini kontraksi uterus
menjadi efektif ditandai dengan meningkatnya frekuensi, durasi dan
kekuatan kontraksi. Tekanan puncak kontraksi yang dihasilkan mencapai
40-50 mmHg. Di akhir fase aktif kontraksi berlangsung 2-3 menit sekali,
selama 60 detik dengan intensitasnya lebih dari 40 mmHg
3) Kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dikeluarkan dari uetrus dan
masuk ke dalam vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah
jantung 10-15%.
4) Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistoloik rata-rata
naik 15 mmHg, diastolik 5-10 mmHg), antara kontraksi tekanan
darah kembali normal pada level sebelum persalinan . rasa sakit,
takut, dan caemas juga akan meningkatkan tekanan darah.
5) Perubahan metabolisme
Selama persalinan metabolisme aerob maupun anaerob terus
menerus meningkat seiring dengan kecemasan dan aktivitas otot.
Peningkatan metabolisme ditandai dengan meningkatnya suhu tubuh,
nadi, pernafasan, dan kehilangan cairan.
6) Perubahan suhu

10
Suhu akan sedikit naik (0,5-10C) selama persalinan dan segera turun
setelah persalinan. Hal ini menunjukan adanya peningktan
metabolisme.
7) Perubahan nadi
Frekuensi nadi diantara dua kontraksi lebih meningkat dari pada
selama priode sesaat sebelum persalinan. Ini merupakan hasil dari
metabolisme yang meningkat.
8) Perubahan Pernafasan
Peningkatan aktifitas fisik dan pemakaian oksigen terlihat dari
peningkatan frekuensi pwenafasan. Hiperventilasi dapat
menyebabkan alkalosis respiratorik (pH menigkat), Hipoksia dan
Hipokapnea (CO2 menurun) (Damayanti, 2014).

b. Perubahan Fisiologis Kala II


1) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat 15-15 mmHg selama kontraksi pada
kala dua. Upaya mengedan pada ibu juga dapat meningkatkan
tekanan darah, menyebabakan tekanan darah meningkat dan
kemudian menurun dan pada akhirnya berada sedikit diatas normal.
Oleh kerna itu diperlukan evaluasi tekanan darah dengan cermat
diantara kontraksi.
2) Metabolisme
Peningkatan metabolisme yang terus-menerus berlanjut sampai kala
dua disertai upaya mengedan pada ibu yang akan menambah
aktivitas otot-otot rangka untuk memperbesar peningkatan
metabolisme.
3) Denyut Nadi
Denyut nadi ibu bervariasi pada setiap kali mengedan, secara
keseluruhan, frekuensi nadi meningkatsealam kala dua persalinan
disertai takikardi yang mencapai puncaknya pada saat persalinan.
4) Suhu

11
Penigkatan suhu tertinggi terjadi pada ssat persalinan dan segera
setelahnya. Peningkatan normal adalah 0,5 sampai 10C.
5) Perubahan Sistem Pernafasan
Sedikit peningkatan frekuensi pernafasan masih normal selama
persalinan dan mencerminkan peningkatan metabolisme yang terjadi.
6) Perubahan ginjal
Poliuria sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung selama persalinan
dan kemungkinan peningkatan laju filtrasi glomelurus dan aliran
plasma ginjal. Poliuria menjadi kurang jelas pada posisi terlentang
karena posisi ini membuat aliran urine berkurang selama kehamilan.
7) Perubahan gastrointestinal
Perunan mortilitas lambung berlanjut sampai kala dua. Muntah
normalnya hanya terjadi sesekali. Muntah yang konstan dan menetap
merupakan hal yang abnormal dan kemungkinan merupakan indikasi
komplikasi obstetrik, seperti ruptur uterus (varney, 2008).
8) Uterus
Perbedaan pada bagian uterus, pada segmen atas rahim pada bagian
yang berkontraksi bila dilakukan palpasi akan teraba keras,
sedangkan pada bagian segmen bawah rahim merupakan daerah yang
teregang bersifat pasif. Hal ini mengakibatkan pemendekan segmen
bawah uterus. Batas antara segmen atas dan segmen bawah rahim
membentuk lingkaran cicin retraksi fisiologis.
9) Dorongan meneran
Kontraksi menjadi ekspulsif pada saat janin turun lebih jauh ke dasar
panggul. Tekanan ini dapat menstimulasi saraf di dasar pelvik
sehingga ibu mengalami dorongan meneran.

c. Perubahan Fisiologis Kala III


Pada kala III persalinan, otot uterus (meometrium) berkontraksi mengikuti
mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabka berkurangnya ukuran

12
tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau
kedalam vagina. Setelah lahir, uterus mengadakan kontraksi yang
mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantasi
plasenta. Akibatnya plasenta akan lepas dari tempat implantasinya.
d. Perubahan Fisiologis Kala IV
1) Uterus
Uterus terletak ditengah abdomen kurang lebih 2/3 - 3/4 atara simpisis pubis
sampai umbilikus. Jika uterus ditemukan ditengah atau umbilikus maka
menandakan adanya darah bekuan yang perlu dikeluarkan, cenderung
menandakan kandung kemih penuh, uterus yang normal harus keras ketika
diraba.
2) Tanda Vital
Setelah 2 jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, pernafasan
akan berangsur kembali normal. Suhu biasanya mengalami peningkatan tapi
masih dibawah 380C, hal ini sebabkan oleh kurangnya cairan dan kelelahan.
3) Serviks
Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk servik
menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh kontraksi. Setelah
persalinan tangan bisa masuk kerongga rahim, setelah 2 jam hanya dapat
dimasuki 2 atau 3 jari.
4) Perineum
Segera setelah persalinan perenium menjadi kendur kerena sebelumnya
menegang oleh tekanan.
5) Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut kedua organ ini tetap dalam keaadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia lebih
menonjol.

13
2.1.4 Perubahan Psikologi
a. Perubahan Psikologi Pada Kala I
Pada fase laten ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa
kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita
biasanya gelisah, gugup, cemas, dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak
nyaman karena kontraksi. Sedangkan pada fase aktif saat kemajuan
persalinan sampai pada fase kecepatan maksimum rasa khawatir wanita
menjadi meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih
sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini akan
menjadi lebih serius dan mengingkan seseorang pendamping karena dia
merasa takut tidak mampu beradaptasi denagn kontraksinya.

b. Perubahan Psikologi Pada Kala II


Pada masa persalinan seorang wanita ada yang bangga tetapi juga
ada yang merasa takut, yang serius yang dialami ibu yaitu panik, dan terkejut
dengan apa yang terjadi saat pembukaan lengkap, ibu merasa frustasi dan
marah, ibu merasa lelah dan lebih fokus pada diri sendiri.

c. Perubahan Psikologis Pada Kala III


Pada kala III ibu merasakan lega dan bahagia karena bayinya
sudah lahir, tetapi terkadang ibu mengalami cemas dan takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power / kekuatan his dan mengejan
His atau kontraksi adalah keadaan otot polos yang berada di dinding
rahim mengembang dan menguncup, keadaan ini terjadi diluar kemauan.
His merupakan faktor yang utama dalam kehamilan dan persalinan.
Tenaga mengejan juga merupakan salah satu faktor, tanpa tenaga
mengejan ini anak tidak akan lahir. Tenaga mengejan juga berpengaruh
pada saat pelepasan plasenta.
Peran his dalam fase-fase persalinan ada 5 macam:

14
1) His pendahuluan
His datang beberapa kali sebelum persalinan benar-benar dimulai,
merupakan pendahuluan saja bagi permulaan persalinan. His ini sifatnya
tidak kuat, tidak teratur dan datang kemudian hilang lagi. Kalau tidak cepat
hilang, jarak antara ke-2 his cukup panjang.
2) His pembukaan
His ini timbul pada persalinan yang benar-benar akan dimulai. Sifat his
lebih kuat daripada his pendahuluan, lebih teratur, makin lama makin kuat.
3) His pengeluaran
His ini timbul setelah ada pembukaan lengkap yang berperan
mengeluarkan anak dari jalan kelahiran. Sifat lebih kuat, lebih cepat,
datangnya lebih lama serta mempengaruhi otot-otot dinding perut yang besar.
His ini menyebabkan perasaan yang lebih nyeri karena kuatnya dan desakan
kepada anak menjadi lebih kuat disertai timbulnya perasaan mengejan,
dengan demikian anak lebih mudah terdorong dan keluar dari jalan lahir.
4) His pelepasan uri
Setelah anak lahir, dinding uterus tidak berkontraksi, seolah-olah
beristirahat karena telah bekerja keras selama kala pengeluaran. Tetapi tidak
lama kemudian his timbul lagi karena masih ada isi uterus belum
dikeluarkan. Kontraksi otot-otot dinding rahim terdesak placenta yang
menempel di dinding rahim, akibat placenta terlepas dengan bantuan
mengejan atau sedikit tekanan uterus dan luar maka placenta akan dilahirkan.
5) His pengiring
Setelah placenta lepas, maka terjadi luka besar placenta di dinding
uterus. Luka ini akan mengakibatkan pembuluh darah pecah sehingga terjadi
perdarahan. Untuk mengatasi terjadinya perdarahan yang banyak maka otot-
otot dinding uterus berkontraksi tapi agar pembuluh-pembuluh darah terjepit
sehingga tidak banyak mengeluarkan darah.
Kelainan his yang sering terdapat dan mengganggu proses persalinan adalah:
1) Hipotonik / inertia uteri adalah his yang terlalu lemah. His yang
sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi menjadi :

15
a) Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah.
b) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah.
2) Tetania Uteri adalah his yang timbul terus menerus tanpa ada
jarak antara suatu his dengan yang lain
3) Hipertonik adalah his yang terlalu kuat.
4) Atonia uteri adalah tidak ada kontraksi uterus.
5) Inkoordinasi otot rahim adalah keadaan Inkoordinasi kontraksi
otot rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot rahim
untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran janin
dari dalam rahim.
b. Passage atau jalan lahir
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) :
a) Os. Coxae (tulang pangkal paha)
- Os illium
- Os. Ischium
b) Os. Pubis
c) Os. Sacrum = promotorium
d) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3) Bidang Hodge
Bidang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
Hodge I promontorium, sayap sacrum, linea innominat, ramus
superior os pubis. tepi atas simpisis
Bidang sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
Hodge II symphisis.
Bidang setinggi spina ischiadika kanan dan kiri
Hodge III

16
Bidang setinggi os coccyges
Hodge IV

4) Ukuran Panggul
a) Panggul Luar
(1) Distansia Spinarum: diameter anatara 2 spina ilidiaka
kanan dan kiri 24-26 cm.
(2) Distansia Kristarum: diameter antara kedua crista illiaka
kanan dan kiri : 28 – 30 cm.
(3) Konjugata externa (Boudeloque): diamter lumbai ke-5
dengan tepi simpisis 18-20 cm.
(4) Lingkaar Panggul: tepi simpisis pubis ke petengahan
trohanter dan spina iliaka antarior superior ke lumabal
ke-5 kembeli ketepi atas simpisis 80-90 cm.
b) Panggul Dalam
(1) Pintu atas panggul
(a) Konjunggata vera atau diameter depan belakang (antero
peterior), diamater promontorium, dan tepi atas simpsis
yaitu 11 cm.
(b) Diameter transversa yaitu jarak antara kedua linea
inominata 13 cm (meintang).
(c) Diameter oblik (miring) jarak antara artikulasio sakra
iliaka dengan tuberkulum yaitu 12 cm.
(2) Bidang tengah panggul
(a) Bidang luas panggul, diameter antero posterior terbentuk
dari luas sakrum 2 dan 3 ke tepi simpisis 12,75 cm,
diameter transvera 12,5 cm.
(b) Bidang sempit panggul, terbentang dari tepi bawah
simpisis, spina isiadika kanan dan kiri dan 1-2 cm dari
ujung bawah sakru, diameter antero posterior 11,4 cm,
diameter transversa 10 cm.
c) Pintu Bawah Panggul

17
Terbentuk dari 2 segitiga dengan alas yang sama yaitu tuber
isiadikum, ujung seggitiga belakang pada ujung os sakrum, sedangkan
ujung segitiga depan arkus pubis. Diameter anteropoterior tepi bawah
simpisis ke ke ujung sakrum 11,5 cm, diameter transversa jarak antara
tuber isiadikum kanan dan kiri 10,5 cm.
a. Jenis-Jenis Panggul
a) Ginekoid : Sedikit lonjong atau sisi kiri dan kanan bulat, 50% wanita
memiliki panggul seperti ini
b) Android : Bentuk sudut seperti hati
c) Antropoid : Bentuk oval bagian anteroposterior lebih lebar
d) Platipeloid : Sisi anteroposterior pipih, kanan dan kiri lebar

b. Passanger (buah kehamilan)


Passanger atau buah kehamilan terdiri dari janin, plasenta, dan air ketuban.
1) Janin
Presentasi janin merupakan bagian yang pertama kali
memesuki PAP, dan bagiannya seperti presentasi kepala, presentasi
bokong, presentasi muka, dan presentasi bahu. Sikap janin umumnya
fleks, letak belakang kepala ditentukan dengan ubun-ubun kecil
(UUK). presentasi dah ditentukan dengan dahi dan ubun-ubun besar
(UUB).
2) Plasenta
Ukuran plasenta dengan diameter 15-20 cm, tebal 2-3 c, berat
plasenta 500-600 gram. Letak plasenta yang normal yaitu pada korpus
bagian depan atau bagian belakang
3) Air ketuban
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-
1500 cc. Ciri-ciri air ketuban berwarna putih,keruh, berbau amis.
Fungsi dari air ketuban yaitu dapat melindungi plasenta dan tali pusat
dari tekanan kontraksi uetrus, cairan ketuban juga membantu penipisan
dan dilatsi pada serviks.
c. Psikiologis

18
Perasaan cemas dan khawatir mempengaruhi hormon stress yang
akan mengakibatkan komplikasi persalinan atau dapat mempengaruhi
kontraksi hingga mengahambat proses persalinan.
d. Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam
hal ini proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan. Penolong persalinan perlu
kesiapan dan menerapkan asuhan sayang ibu yaitu mengahargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu.
2.1.6 Rencana Asuahan Fisiologis
1. Kala I atau Kala Pembukaan
Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan cervix
menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan pembukaan maka Kala I dibagi
menjadi:
a. Fase latent, yaitu fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0
sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.
b. Fase aktif, yaitu fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi
menjadi:
a) Fase Accelerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm
sampai 4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
b) Fase Dilatasi Maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm
yang dicapai dalam 2 jam.
c) Fase Decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9
cm sampai 10 cm selama 2 jam.
2. Kala II atau Kala Pengeluaran
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
3. Kala III atau Kala Uri
Dimulai dari lahirnya bayi sampai dengan lahirnya placenta.
4. Kala IV
Masa 1 – 2 jam setelah placenta lahir. Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV

19
persalinan, meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya
masa nifas (puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul
perdarahan
2.1.7 Rencana asuhan pada persalinan dengan ketidaknyamananyang
sering terjadi
1. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat
kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan
melalui mulut selama timbul kontraksi.
2. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
secara rutin selama persalinan.
3. Memberikan intake minuman dan makanan pada ibu

2.2 Manajemen Konsep Asuhan Kebidanan


2.2.1 Pengakjian Data
1) Data Subjektif
a. Biodata atau Indentitas
a) Nama : Untuk mengenal penderita
b) Umur : Untuk menentukan prognosa kehamilan jika umur
klien terlalu tua/ terlalu muda maka persalinan akan
berisiko
c) Suku/Bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat yang digunakan dan
bahasa yang digunakan sehingga memudahkan saat
konseling
d) Agama : Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut dalam
rangka memudahkan dalam memberi asuhan yang
akan diberikan
e) Pendidikan : Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu dan
suami
f) Alamat : Untuk mengetahui temapt tinggal klien dan suami,
sehingga memudahkan untuk menghubungi
suami/keluarga
g) No.Telp :Untuk menudahkan menghubungi klien atau keluarga

20
b. Keluhan utama atau keluhan sejak ibu merasakan tanda-tanda persalinan
sampai saat ini
c. Riwayat menstruasi
- Siklus : (teratur/tidak)
- Lamanya :
- Flour Albus :
- HPHT :
d. Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Gerakan janin pertama kali dirasakan
Pada primigravida dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Gerakan janin kadang-
kadang pada kehamilan 20 minggu dapat diraba secara objektif.
(Sarwono,2005).
2. Frekuensi ANC : untuk mengetahui berapa kali ibu datang untuk
periksa
3. Keluhan selama ANC (TM 1, TM 2, TM 3) untuk mengetahui
masalah apa yang terjadi pada ibu.
4. Status TT (tanggal pemberian). Untuk mengetahui status TT yang
telah diperoleh oleh ibu
5. Tanda bahaya dan penyulit persalinan
a) Hiperemesis gravidarum
b) Pre eklampsia - eklampsia
c) Kehamilan ektopik
d) Perdarahan antepartem
e) Kelainan dalam lama kehamilan
f) Kelainan plasenta dan selaput janin
6. Obat-obatan yang pernah dikonsumsi
e. Riwaya obstetri (jika kehamilan kedua/lebih)
A Kehamilan Persalinan Anak nifas KB
N U P J P T P J BB K U P L J

A S E E E E E K L E M E A E

K I N N N M N A A U N K N

21
Y O Y T
U D
U P L H U A
L I A I
A L A O I R L S
I S A S
I T N R I I
K T N
T G T
E

Keterangan:
1. Pembagian dala usia kehamilan
a) Abortus : usia kehamilan <20 minggu, berat janin <500gr
b) Pre-term: usia kehamilan
c) > 20 minggu dan < 37 minggu
d) Aterm usia kehamilan 38-42 minggu
e) Postmatuur/ serotinus/ post date: UK > 42 minggu
2. Macam-macam penyulit kehamilan
a) Hiperemesis gravidarum
b) Pre eklampsia - eklampsia
c) Kehamilan ektopik
d) Perdarahan antepartem
e) Gemeli
f) Kelainan kehamilan
g) Kelainan pada plasenta
3. Macam penyulit persalinan
a) Distosia persalinan kelainan tenaga, letak, dan bentuk jani
b) Gangguan kala III
c) Syok
4. Keadaan mormal bayi baru lahir
BB 2,5 - 4 kg (pelatihan klinik APN, 2008)
5. Macam-macam KB
a) Suntik
b) Pil
c) AKDR
d) Implant

22
f. Riwayat Kontrasepsi jika ada
Kontrasepsi yang digunakan terakhir kali, lamanya, dan komplikasi jika
ada
g. Riwayat kesehatan (jika ada)
a) Jantung
b) Hepatitis
c) Ginjal
d) DM
e) Asma
f) TBC
g) Hipertensi
h) Riwayat operasi

h. Riwayat Kesehatan keluarga (jika ada)


a) Jantung
b) Hepatitis
c) Ginjal
d) DM
e) Asma
f) TBC
g) Hipertensi
h) Riwayat operasi
i. Pola aktifitas terakhir
a) Makan dan minum terakhir, jumlah dan jenisnya.
b) BAK & BAB terakhir, konsistensi dan warnanya
c) Istirahat terakhir
j. Riwayat psikososial, spiritual, dan budaya (kaji sesuia kebutuhan)
1) Respons ibu terhadap kehamilan
2) Riwayat pernikahan jika perlu, usia pertama kali menikah, pernikahan
ke, lama menikah, dan status pernikahan.
3) Pengambilan keputusan dalam keluarga
4) Dukungan keluarga

23
2) Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : lemah, cukup, baik
2. Kesadaran : komposmentis, apatis, somnolen, koma
3. Keadaan emosional : ibu tampak stabil atau labi, cemas, takut
4. Antropometri
a) BB saat ini : ….kg
b) TB : ….cm
c) LILA :…. cm
d) BB sebelum hamil :…. cm (normal 23,5cm)
5. TTV
a) TD : mmHg
b) Suhu : 0C
c) Nadi :…..kali/menit
d) RR :…..kali/menit
e) TP :…..menentukan tafsiran persalinan
f) Skor :…..untuk menentukan rencana persalinan
b. Pemeriksaan fisik
1. Wajah : pucat/tidak, cloasma gravidanum, odem
2. Mata : konjungtiva, sklera.
3. Mulut/ Gigi/ Lidah*) : dbn/ tidak ada temuan ab N
4. Leher*) : kelenjar tiroid, vena jugularis, kelenjar limfe
5. Dada*) : areola mamae, papila ka/ki, kolostrum ka/ki, massa
Paru – paru / jantung :
6. Abdomen :
Bekas SC, bentuk perut, pembesaran rahim, striae, linea*)
Palpasi abdomen (Leopold) penulisan sesuai data temuan, bukan
kesimpulan
Leopod I : Menentukan TFU dan bagian apa yang ada di fundus
Leopod II : Menentukan bagian janin di sebelah kanan kiri perut
ibu
Leopod III : Menentukan bagian terendah janin dan apakah sudah

24
masuk PAP.
Leopod IV : Konfirmasi bagian terendah janin dan seberapa jauh
masuknya (Konvergen/sejajar/divergen); Penurunan
bagian terbawah janin (per limaan).
TBJ : Rumus Jhonson-Tausak BB=(TFU-12)x155
HIS : .....x/10 menit lamanya....... detik
DJJ :..... (dihitung 1 menit penuh; frekuensi dan irama)
7. Ano-Genetalia
a. Genetalia eksterna : luka parut perineum, massa
b. Keluaran : slym, blood slym, perdarahan pervaginam,
air ketuban jernih/mekonium
c. Vagina toucher : luka parut vagina, effecement, pembukaan,
ketuban, bagian terendah janin (jika kepala, dinilai adakah
moulage), denominator, Hodge, bagian kecil janin dan tali pusat
(ada yg terkemuka/menumbung).
d. Kesan panggul
e. Anus
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan ultrasonografi :menggambarkan keadaan janin
dalam kandungan
2) CTG : untuk memantau DJJ, pergerakan
janin dan kontraksi rahim
3) Pemeriksaan laboratorium : gol.darah, Cek Hemoglobin, Urine
(reduksi dan prvotein urine)
2.2.2 Interpretasi Data
Diagnosa: G…Papah…minggu Inpartu kala…janin T/G, H/M, I/E,
Presentasi Masalah
2.2.3 Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.
2.2.4 Antisipasi Penangan Segera

25
Bidan atau dokter mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau
dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan.
2.2.5 Perencanaan
Kala persalinan Batasan Asuhan
Kala I Kala I dimulai 1. Melakukan anamneses
sejak terjadinya 2. Melakukan pemeriksaan fisik
kontraksi yang Pada pemeriksaan abdomen dilakukan
terartur hingga untuk:
serviks membuka a) Melakukan TFU
10 cm b) Memantau kontraksi
c) Memantau DJJ
d) Menetukan presentasi
Kala II Dimulai dari 1. Menentukan bagian terendah janin
pembukaan lengkap 2. Mendengar dan melihat tanda kala kala
10 cm sampai bayi dua persalinan
lahir 3. Memastikan kelengkapan peralatan,
bahan dan obat
4. Memakai clemek
5. Mencuci tangan
6. Memakai sarung tangan steril
7. Memasukkan oksitosin ke dalam spuit
8. Membersihkan vulva dan perenium
9. Melakukan VT
10. Mendekontaminasi sarung tangan
11. Memeriksa DJJ
12. Memberitahu ibu pembukaan sudah
lengkap
13. Memninta keluarga membantu ibu posisi
meneran
14. Membing ibu meneran saat ada HIS
15. Mengajari ibu mengambil posisi
senyaman mungkin jika tidak ada
dorongan meneran
16. Melektakakan handuk bersih diperut ibu
17. Memakaikan alas bokong ibu
18. Mendekatkan partus set
19. memakai sarung tangan steril
20. Melindungi perineum dan belakang

26
kepala
21. Memeriksa lilitan tali pusat
22. Menunggu putar paksi luar
23. Memegang kepala bayi secara biparietal
dan anjura ibu meneran dan ayunkan
kepala ke arab bawah dan keatas
24. Menyangga kepala dan bahu belakang
25. Menelusuri tangan, punggung bokong,
tungkai hingga kaki
26. Melakukan penilaian selintas
27. Mengeringkan tubuh bayi
28. Memeriksa uterus
Kala III Dimulai setelah 1. Memberitahukan ibu akan disuntik
bayi lahir sampai oksitosin
dengan lahirnya 2. Menyuntikkan oksitosin IM 10 IU kalau
plasenta belum keluar 15 menit suntik oksitosin 10
IU
3. Menjepit tali pusat ±3 cm dari pusat
4. Memetong dan mengikat tali pusat
5. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
(IMD)
6. Memindahkan klem tali pusat berjarak 5-
10 cm dari vulva
7. Mengecek kontraksi
8. Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT) saat ada kontraksi
9. Mendorong uterus kearah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan
10. Melahirkan plasenta
11. Melakukan masase
Kala IV Dimulai dari 1. Mengevaluasi jumlah perdarahan dan
keluarnya plsenta laserasi vagina dan perineum. Lakukan
sampai 2 jam penjahitan bila diperlukan
postpartum 2. Mengecek plasenta
3. Memastikan uterus berkontraksi
4. Memastikan kandung kemih kosong
5. Menyelupkan sarung tangan ke larutan
klorin 0.5% lalu celupkan ke air DTT dan
keringkan

27
6. Mengajarkan ibu dan keluarga masase
dan menilai kontraksi
7. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan
umum baik
8. Mengevaluasi keadaan bayi
9. Memantau keadaan bayi
10. Menyeka ibu dari cairan darah
11. Memastikan ibu merasa nyaman dan
membantu ibu memberikan ASI
12. Mendekontaminasi semua alat selama 10
menit
13. Membuang bahan-bahan terkontaminasi
ke tempat sampah yang sesuai
14. Mendekontaminasi tempat bersalin
dengan larutan klorin 0,5%
15. Melepaskan sarung tangan ke dalam
larutan klorin secara terbalik
16. Mencuci tangan
17. Memakai sarung tangan DDT
18. Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan
pada bayi
19. Memberikan vit K pada bayi IM paha kiri
setelah 1 jam lanjutkan dengan imunisasi
HB 0 dipaha kanan
20. Melepaskan sarung tangan secara terbalik
dilarutan klorin 0,5% selama 10 menit
21. Mencuci tangan
22. Melengkapi partograf

2.2.6 Penatalaksaan
Melakukan apa saja yang direncanakan pada perencanaa, pada langkah ini
dilakukan dan rencana asuhan secara efisien dan aman.
Kala persalinan Batasan Asuhan
Kala I Kala I dimulai 3. Melakukan anamneses
sejak terjadinya 4. Melakukan pemeriksaan fisik
kontraksi yang Pada pemeriksaan abdomen dilakukan
terartur hingga untuk:

28
serviks membuka e) Melakukan TFU
10 cm f) Memantau kontraksi
g) Memantau DJJ
h) Menetukan presentasi
Kala II Dimulai dari 29. Menentukan bagian terendah janin
pembukaan lengkap 30. Mendengar dan melihat tanda kala kala
10 cm sampai bayi dua persalinan
lahir 31. Memastikan kelengkapan peralatan,
bahan dan obat
32. Memakai clemek
33. Mencuci tangan
34. Memakai sarung tangan steril
35. Memasukkan oksitosin ke dalam spuit
36. Membersihkan vulva dan perenium
37. Melakukan VT
38. Mendekontaminasi sarung tangan
39. Memeriksa DJJ
40. Memberitahu ibu pembukaan sudah
lengkap
41. Memninta keluarga membantu ibu posisi
meneran
42. Membing ibu meneran saat ada HIS
43. Mengajari ibu mengambil posisi
senyaman mungkin jika tidak ada
dorongan meneran
44. Melektakakan handuk bersih diperut ibu
45. Memakaikan alas bokong ibu
46. Mendekatkan partus set
47. memakai sarung tangan steril
48. Melindungi perineum dan belakang
kepala
49. Memeriksa lilitan tali pusat
50. Menunggu putar paksi luar
51. Memegang kepala bayi secara biparietal
dan anjura ibu meneran dan ayunkan
kepala ke arab bawah dan keatas
52. Menyangga kepala dan bahu belakang
53. Menelusuri tangan, punggung bokong,
tungkai hingga kaki

29
54. Melakukan penilaian selintas
55. Mengeringkan tubuh bayi
56. Memeriksa uterus
Kala III Dimulai setelah 12. Memberitahukan ibu akan disuntik
bayi lahir sampai oksitosin
dengan lahirnya 13. Menyuntikkan oksitosin IM 10 IU kalau
plasenta belum keluar 15 menit suntik oksitosin 10
IU
14. Menjepit tali pusat ±3 cm dari pusat
15. Memetong dan mengikat tali pusat
16. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu
(IMD)
17. Memindahkan klem tali pusat berjarak 5-
10 cm dari vulva
18. Mengecek kontraksi
19. Melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT) saat ada kontraksi
20. Mendorong uterus kearah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan
21. Melahirkan plasenta
22. Melakukan masase
Kala IV Dimulai dari 23. Mengevaluasi jumlah perdarahan dan
keluarnya plsenta laserasi vagina dan perineum. Lakukan
sampai 2 jam penjahitan bila diperlukan
postpartum 24. Mengecek plasenta
25. Memastikan uterus berkontraksi
26. Memastikan kandung kemih kosong
27. Menyelupkan sarung tangan ke larutan
klorin 0.5% lalu celupkan ke air DTT dan
keringkan
28. Mengajarkan ibu dan keluarga masase
dan menilai kontraksi
29. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan
umum baik
30. Mengevaluasi keadaan bayi
31. Memantau keadaan bayi
32. Menyeka ibu dari cairan darah
33. Memastikan ibu merasa nyaman dan
membantu ibu memberikan ASI

30
34. Mendekontaminasi semua alat selama 10
menit
35. Membuang bahan-bahan terkontaminasi
ke tempat sampah yang sesuai
36. Mendekontaminasi tempat bersalin
dengan larutan klorin 0,5%
37. Melepaskan sarung tangan ke dalam
larutan klorin secara terbalik
38. Mencuci tangan
39. Memakai sarung tangan DDT
40. Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan
pada bayi
41. Memberikan vit K pada bayi IM paha kiri
setelah 1 jam lanjutkan dengan imunisasi
HB 0 dipaha kanan
42. Melepaskan sarung tangan secara terbalik
dilarutan klorin 0,5% selama 10 menit
43. Mencuci tangan
44. Melengkapi partograf

2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang
dilakukan yang sudah diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Putri Ika, dkk. 2014. Asuhan Kebidana Komprehensif Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.

31
Indriyani, Dian. 2014. Model Integrated Maternity Magement Melalui
Pengeuatan Promptif dan Preventif Sebagai Upaya Penurunan AKI dan
AKB. Juranal Ners Vol.9 No.2 Oktober 2014: 159-172.
Jannah, Nurul. ASKEB II Persalinan Berbasis Kometensi, Jakarta : ECG, 2017.

Mochtar, R. 2013. Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologi Obstetri Patologi Jilid 1.


Jakarta: EGC.
Oktarina, Mika. 2016. Buku Aajar Asuhan Kebidanan persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Putu, Luh. 2014. Asuhan Kebidanan Pda Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.
Bogor: Penerbit IN MEDIA.

32

Anda mungkin juga menyukai