Disusun Oleh:
Proposal Penelitian
Sebagai salah satu syarat melakukan penelitian
untuk mendapatkan gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Biomedis Hewan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
14
Judul Tesis : Evaluasi Efikasi IgG Anti Avian Influenza H5N1 yang
dimikroenkapsulasi
Nama : Kathirina Beatrik Riwu Wolo
NIM : B351160071
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal Pengesahan :
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 2
Latar Belakang 2
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
Kolostrum Sapi 3
Imunoglobulin G 4
Avian Influenza 4
Tikus Putih (Rattus norvegicus) 5
METODE 6
Alat 6
Bahan 7
Prosedur Penelitian 7
DAFTAR PUSTAKA 12
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Avian Influenza (AI) atau flu burung merupakan salah satu penyakit zoonosis yang
masih menjadi ancaman bagi kesehatan. Data kejadian terbaru AI H5N1 menyebutkan
hingga Oktober 2017 terdapat 4 kasus pada manusia yaitu 3 kasus di Mesir dan 1 kasus di
Indonesia. Sampai saat ini, case mortality rate penyakit ini pada manusia masih
tinggi.WHO (2017) menyatakan bahwa kasus AI H5N1 pada manusia secara khusus di
Indonesia, terus berkurang hingga tahun 2016. Jumlah total kasus kematian akibat virus
AI H5N1 sejak 2003-2017 yaitu sebanyak 200 kasus dan 168 diantaranya meninggal
dunia. Hingga tahun 2016 tidak ada kasus terkait AI H5N1, namun muncul kembali pada
tahun 2017. Menurut OIE (2017), kasus AI H5N1 pada unggas masih terus terjadi sampai
saat ini.
Penyakit Avian Influenza merupakan penyakit yang bersifat zoonotik dan ganas
pada unggas. Penyakit ini semakin ganas dikarenakan perubahan-perubahan genetik dan
antigenik virus H5N1 yang sangat cepat dan juga mekanisme penularannya pada manusia
belum diketahui secara pasti (Wibawaet al.2014).
Penanganan yang dilakukan selama ini dengan menggunakan obat antivirus seperti
oseltavimir, ribavirin dan zanamivir, penggunaan rutin kortikosteroid, dan interferon.
Namun Wong dan Yuen (2006) menyatakan bahwa penggunaan obat-obatan dapat
menimbulkan resistensi dan juga efektifitas kerja obat hanya pada awal infeksi saja.
Menurut Hussain et al. (2017), kelompok obat-obatan anti AI H5N1 seperti adamantine
dan Neuraminidase Inhibitors (NAIs) tidak efektif karena virus H5N1 yang cepat
bermutasi.
Alternatif pengendalian yang dapat dilakukan selain pemberian obat anti AI H5N1
yaitu melalui pengebalan pasif menggunakan kolostrum sapi hiperimun yang
mengandung antibodi anti AI H5N1. Pemanfaatan kolostrum sapi sangat mungkin
dilakukan karena antibodi terhadap berbagai penyakit yang terdapat di dalam darah induk
mudah ditransfer ke dalam kolostrum dengan konsentrasi yang sangat tinggi (Esfandiari
et al.2008). Induk sapi bunting trimester akhir yang divaksin dengan vaksin H5N1
mampu memproduksi antibodi spesifik terhadap AI H5N1, baik di dalam serum darah
induk maupun di dalam kolostrumnya dengan konsentrasi yang cukup tinggi (Esfandiari
et al. 2008; Esfandiari et al. 2014).
13
Perumusan Masalah
Kasus kematian akibat virus Avian Influenza H5N1masih ada meskipun jumlah
kasus semakin menurun tiap tahunnya.
Pengebalan secara aktif terhadap penyakit flu burung belum mungkin dilakukan,
karena vaksin AI H5N1 untuk manusia masih belum tersedia di Indonesia .
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Kolostrum Sapi
Imunoglobulin G
Avian Influenza
dan galurLong evans yang lebih kecil daripada tikus putih dan memiliki warna
hitam padakepala dan tubuh bagian depan (Malole dan Pramono 1989).Data
fisiologis tikus putih dapat dilihat pada Tabel 2.
METODE
Alat
Lemari pendingin 4 ºC, freezer -20 ºC, inkubator suhu 37 ºC dan suhu 40 ºC,
alat-alat sentrifus, mikroplate reader, timbangan, kantong dialisis membran
nitroselulosa, benang nilon, vorteks, stirrer, magnetic stirrer, syringe 5 ml, pH meter,
beaker glass, gelas ukur 100 ml, botol schott ukuran 1 liter, tabung erlenmeyer,
cawan petri, sendok, sudip, alumunium foil, kertas saring, pipet 25 ml, pipet mikro
50-300 μl, pipet mikro 1000 μl, microtip 0.5-10 μl, 200 μl dan 1 ml, microtube 2 ml,
label,vacutainer,tabung eppendorf,bulp, tisu, dan sarung tangan.
Bahan
Kolostrum hiperimun (dari induk sapi yang divaksin dengan vaksin avian
influenza H5N1), tikus putih Sprague dawley, sodium alginat 2% w/v, kitosan 1%
w/v, CaCl2 7.5%, NaOH 4 M, NaHCO3 0.2 M, Na3C6H5O7.2H2O 0.06 M, asam asetat
glasial 1%, HCl 1 N, aquabides, amonium sulfat, Phosphate Buffered Saline (PBS),
larutan pH 1.5, 3.5, 7.4, dan 9, cawan Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA),
carbonat-bicarbonate buffer pH 9.6 (Sigma C3041), Anti-Bovine IgG (whole
molecule) (Sigma B8395), Tween 20 (Sigma P2287, susu skim, IgG from bovine
serum (Sigma I5506), Anti-Bovine IgG (whole molecule)- Peroxidase (Sigma A5295),
ketamine 10%, xylazine 20%, dan Substrat Tetra Methyl Benzidine/TMB (Thermo
Scientific 34028).
Prosedur Penelitian
Mikroenkapsulasi
Pengukuran Titer IgG Anti AI H5N1 dan Konsentrasi IgG Total dalam
Mikrokapsul
Sampel darah dan cairan saluran pencernaan (lambung dan usus halus)
diambil dari masing-masing kelompok perlakuan dengan ulangan 3 kali (n= 3
ekor) pada jam ke 0, 1, 2, 3 dan 4 jam setelah perlakuan. Hewan coba dieutanasi
melalui pemberian anastesi menggunakan kombinasi xylazine dan ketamine
dengan dosis masing-masing 5 mg/kg dan 40mg/kg BB secara intraperitoneal.
Setelah hewan coba terbius sempurna, bagian abdomen dan thoraks dibuka,
sampel darah segera diambil secara intrakardial menggunakan disposable syringe
sebanyak 3 mL. Sampel darah selanjutnya dimasukkan ke dalam vacutainer tanpa
antikoagulan, dan dibiarkan pada suhu ruang hingga keluar serumnya. Serum yang
diperoleh kemudian dikoleksi dan disimpan pada suhu -20°C sampai analisis
dilakukan.
Hewan coba yang telah diambil sampel darahnya kemudian diambil cairan
lambung dan usus halusnya menggunakan disposable syringe 3 mL dengan
ukuran jarum 23 gauge. Sampel cairan lambung dan usus halus dikoleksi untuk
diukur keasamannya (pH) sesegera mungkin untuk mengetahui kondisi
lingkungan saluran pencernaan. Saluran pencernaan tikus selanjutnya dibuka
untuk dilakukan pengamatan terhadap kondisi morfologi mikrokapsul.
Mikrokapsul yang masih utuh dikoleksi untuk dianalisis terhadap keberadaan IgG
13
anti AI H5N1 menggunakan teknik yang sama dengan teknik yang digunakan
untuk analisis serum.
Sampel cairan lambung dan usus halus dimasukkan ke dalam tabung dan
disentrifus. Supernatan yang diperoleh kemudian diambil dan disimpan pada suhu -20°C
sampai analisis dilakukan. Supernatan yang diperoleh diperiksa terhadap keberadaan IgG
anti AI H5N1 menggunakan teknik yang sama dengan teknik yang digunakan untuk
analisis serum.
Analisis data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan uji varians untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok perlakuan. Apabila terdapat perbedaan maka akan dilanjutkan
menggunakan uji Duncan.
14
Preparasi kolostrum
(defatting dan dekaseinasi)
Mikroenkapsulasi
KP1 (n=16)
K (n=16)
Mikrokapsul KP2 (n=16)
Kontrol (NaCl fis)
Suspensi IgG
fisiologis (Kontrol).
Mikrokapsul
Eutanasia
DAFTAR PUSTAKA
Blum J. 2006. Nutritional physiology of neonatal calves. J.Anim. Physiol. Anim. Nutr. 90:
1 – 11.
Butler JE. 1969. Bovine Immunoglobulins: A Review. Journal of Dairy Science 52 (12):
1895-1909.
Carter GR, DJ Wise, EF Flores. 2006. Orthomyxoviridae. http://www.IVIS.org. [internet]
terhubung berkala [25 November 2017].
Curtis KJ, Kim YS, Perdomo JM, Silk DBA, Whitehead JS. 1978. Protein digestion and
absorption in the rat. J. Physiol. 274: 409-419.
DEPTAN. 2005. Arah Kebijakan Pemerintah Pusat dalam ProgramPenanggulangan
Wabah AI di Indonesia. [Internet] terhubung berkala [25 November 2017].
Elfstrand L, Mansson HL, Paulsson M, Nyberg L, Akesson B. 2002. Immunoglobulins,
growth factors and growth hormone in bovinecolostrum and the effects of
processing. Int Dairy J 12:879-887.
Esfandiari A, Kawitan F, Murtini S, dan Derthi W. 2014. Effect of pH on the Stability of
IgG Anti H5N1 from Colostrum of Cows Vaccinated by H5N1. Proceeding of
South East Asia Veterinary School Association. Bogor, 13-15 October 2014. The 3
Joint’ International Meetings.
Esfandiari A, Wibawan, I. Murtini S dan Derthi W. 2008.Produksi Kolostrum Anti Virus
Avian influenza dalam Rangka Pengendalian Infeksi Virus Flu Burung. Jurnal llmu
Pertanian Indonesia, 13 (2).
Georgiev LP. 2008. Differences in chemical composition between cow colostrum and
milk bulg. J Vet Med. 11 (1): 3-12.
Goldman AS, Prabhakar BS. 1996. Medical Microbiology. 4th Edition. Texas (US):
University of Texas Mediacal Branch at Galveston.
Hoffmann E, Lipatov AS, Webby RJ, Govorkova EA, Webster R G. 2005. Role of
spesific hemagglutinin amino acids in the immunogenicity and protection of H5N1
influenza virus vaccines. Proceeding of the National Academy of Sciences of the
United States of America (PNAS). 102(36): 12915 – 12920.
Hussain M, Galvin HD, Haw TY, Nutsford AN, Hussain M. 2017. Drug resistance in
influenza A virus: the epidemiology and management. Infection and Drug
Resistance.
Karaca K, Swayne, D, Grosenbaugh,D, Bublot,M, Robles A. Spackman E. Nordgren R.
2005. Immunogenicity of Fowlpox Virus Expressing the Avian Influenza Virus H5
Gene (TROVAC AIV-H5) in Cats. Clin Diagn Lab Immunol. 12(11): 1340– 1342.
14
Korhonen H, Marnila P, Gill HS. 2000. Milk immunoglobulins and complements factor.
Br J Nutr 84:S75-80.
Larson BL, Heary JHL, Devery JE. 1980. Immunoglobulin production and transport by
the mammary gland. J Dairy Sci 63:665–671.
Malole MBM, Pramono CSU. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Bogor: Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB.
Mayer G. 2009. Immunoglobulins-Structure and Function. [Internet] terhubung berkala
[30 Oktober 2017] http://pathmicro.med.sc.edu/mayer/igstruct2000.htm
Nolan JK, Mine YP. 2005. Advances in the value of eggs and egg components for human
health. J Agric Food Chem. 53(22): 8421-31.
[OIE] Office International des Epizooties. 2017.OIE situation report for avian influenza.
Paris: Office International des Epizooties.
Pakkanen R, Aalto J. 1997. Growth factors and antimicrobial factors of bovine colostrum.
Int Dairy J 7:285-297.
Playford RJ, MacdonalCE, JohnsonWS. 2000. Colostrum and milk derived peptide
growth factors for the treatment of gastrointestinal disorder. Am J Clin Nutr. 72: 5-
12.
Poland GA. 2006. Vaccines against avian anfluenza- a race against time. N Engl J Med
354: 1411-1413.
Radji M. 2006. Avian Influenza A (H5N1): Patogenesis, Pencegahan, danPenyebaran
pada Manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian 3(2):55-56.
Rahayu 2010. Penyakit Viral (AI dan Pox). Fakultas Pertanian Peternakan.Universitas
Muhammadiyah Malang.
Rona Z. 1998. Clinical Aplication: Bovine colostrums as immune systemmodulator. Am J
Nat Med 5(2):19-23.
Subbarao K, CatherineL. 2007. H5N1 viruses and vaccines. J PPat 3: 0001-0003.
Thapa BR. 2005. Therapeutic potential of bovine colostrums. Ind J Pediatr72:849-852.
Tizard IR. 2004. Veterinary Immunology an Introduction. 7th edition, Elsivier. USA. P:
145-153 ; 247-265.
Uiprasertkul M, Kitphati R, Puthavathana P, Kriwong R, KongchanagulA, Ungchusak K,
Angkasekwinai S, Chokephaibulkit K, SrisookK, Vanprapar N, Auewarakul P.
2007. Apoptosis and pathogenesis ofavian influenza A (H5N1) virus in human.
Emerg. Infect. Dis 13(5):708-712.
[WHO] World Health Organization. 2017. Cumulative number of confirmed human cases
for avian influenza A (H5N1) reported to WHO, 2003-2017.
Wibawa H, Dharmawan R, Irianingsih SH. 2014. Dinamika dan Evolusi Virus Highly
Pathogenic Avian Influenza H5N1 di Indonesia, 2008-2014. Buletin Laboratorium
Veteriner 14 (3): Artikel 2.
13