Anda di halaman 1dari 6

0

4 KASTA : KAKI PALSU

Ide Cerita:
Irfan Hielmy (Boby)
Di Tulis Oleh :
Irfan Hielmy (Boby)
Anak Agung Putu Astika Darma
Adi Rosidi Pandega
Rizal Idris
Dian Sukma
Tedy Zulkarnaen
Asmaniar
Takari Tjondro Negoro
Herawaty
Nano S
Yanuar Bramantya
Ronald
Herlina
Aleksander Giay
Septian Khrisna
1

1. EXT. TAMAN – PAGI

PUTU (15 tahun) berseragam SMA sedang membuat sketsa.


Duduk berdua bersama AGUNG (16 tahun) yang asyik
bermain tablet.

Terlihat dari kejauhan BAPAK WAYAN (40 tahun) membawa


sekeranjang nasi jenggo dan PAK MADE(39 tahun) sedang
berjalan berbarengan dan teman menunjuk ke arah Putu.

Bapak Wayan yang pincang berjalan tergesa-gesa


menghampiri Putu, berhenti tepat dihadapan Putu dan
memandangnya dengan kesal

BAPAK WAYAN
(Dengan suara lantang)
PUTU. Cai sing masuk biin.
(PUTU, kamu bolos lagi)

Putu melirik Bapaknya dengan sedikit sensi kemudian


segera membereskan alat lukisnya dengan terburu-buru,
kesal dan jengkel, lalu berlari meninggalkan Agung
sendiri. Bapak Wayan pun pergi mengejar Putu

BAPAK WAYAN
(Berteriak)
Eda melaib cai tu….
(jangan lari kamu tu..)

Terdengar suara orang jatuh dari arah belakang Putu.


Putu tersentak dan menoleh. Terlihat Bapaknya
tergeletak dengan dagangan nasi jenggo berceceran.

Putu berlari menghampiri dan berusaha membantu namun


Bapak Wayan menepiskan tangannya dan berusaha bangun
sendiri. Putu jadi sedih dan tercenung melihat ayahnya
pergi bersama Bapak Made.
2

2. EXT. TAMAN – SORE

Putu duduk termenung sambil mengigit pensil dan


memegang sketbook. Terlihat Agung yang asik memainkan
tablet datang menghampiri dan duduk disebelahnya.

Putu melirik ke arah Agung dan memperhatikan tangan


Agung yang sedang memainkan tabletnya kemudian Putu
tersenyum dan meminjam tablet Agung … untuk browsing
kaki palsu. Layar gadget memperlihatkan kaki palsu
seharga 5 juta rupiah.

3. EXT. SEBUAH JALAN. SORE

Tampak sebuah pengumuman lowongan pekerjaan sebagai


reseller oleh-oleh khas Bali yang menempel di tiang
listrik. Putu berdiri memperhatikan pengumuman itu,
kemudian mengeluarkan hanphone dari kantong celana dan
menghubungi nomer yang tertera.

4. EXT. PINGGIR JALAN. SORE

Putu menata dagangannya. Dari kejauhan Putu melihat


Bapak Wayan berjalan ke arahnya. Putu kaget, ia buru-
buru membereskan dan menyembunyikan dagangannya lalu
duduk santai saat Bapak Wayan lewat di depannya.
Keduanya saling melihat sekilas.

5. EXT. PINGGIR JALAN. SORE


3

Putu berjualan dipinggir jalan dan merasa jenuh tidak


ada pembeli. Lalu datang PEMBELI 1 (27) dan PEMBELI 2
(29) dengan mengendari sepeda motor. Tanpa beranjak
dari motor Pembeli 1

PEMBELI 1
Dek kaosnya 10 ya

PUTU
(dengan semangat)
Oh.. iya mas

Putu segera mengemasi pesanan Pembeli 1

PUTU
(sambil menyerahkan pesanan)
400 mas

Pembeli 1
5 lagi dek

Putu menyiapkan kembali apa yang diminta Pembeli 1.


Tiba – tiba Pembeli 1 dan Pembeli 2 kabur dengan
membawa pesanannya. Putu mengejarnya

PUTU
Weee…. Kleng cai wee… de melaib…
(kurang ajar kamu, jangan lari)

Putu kesal.

6. EXT. TAMAN – SORE

Putu dengan lesu duduk dikursi taman meletakan barang


dagangannya, memangku kepala dengan kedua tangannya.

BOS PUTU (V.O.)


Kenken jek carane, uliang pipis’e ento….
(bagaimanapun caranya, kembalikan uang itu)

Putu mengeluarkan buku dan membaca daftar barang yang


harus dia bayarkan ke pemilik oleh-oleh Bali kemudian
menyobek dan membuangnya.

Dia melihat sketsa-sketsa yang ada dibuku itu dan


memandangi kaos yang tersisa lalu Dia tersenyum.
4

Putu mengeluarkan kantong kecil yang berisi sedikit


uang lalu senyumnya semakin mengembang.

7. EXT. PINGGIR JALAN. SORE

Putu sedang membuat sketsa terlihat kaos polos


tergantung, terdapat papan bertuliskan “jual kaos
lukis”. Datang pengunjung kedua, ketiga, dan seterusnya
mereka membeli dan memesan kemudian pergi.

Ketika Putu sedang sibuk melayani PELANGGAN, sekilas


Putu seperti melihat Bapak Wayan. Namun saat dilihat
lagi ada mobil yang melintas sehingga tidak terlihat
Bapak Wayan.

Putu dengan wajah lelah mengeluarkan uang dari kantong


kecilnya dan mulai menghitung.

Putu tersenyum. Terlihat beberapa lembar uang ratusan


ribu dalam kantong kecilnya.

8. EXT. BALAI BANJAR - SORE

Putu menghampiri Bapak Wayan yang baru saja selesai


sembahyang, dengan membawa print out gambar kaki palsu
dan kantong kecil uang tabungannya.
Putu tampak ragu menemui Bapak Wayan.

Bapak Wayan memandang ke arah Putu lalu ke kertas print


out dan kembali melihat wajah Putu.
Putu menyerahkan kertas print out beserta kantong kecil
berisi uang tabungannya, Bapak Wayan menerimanya dan
menatapnya sesaat.

9. EXT. PINGGIR JALAN – SORE

Bapak Wayan membawa barang dagangannya melintas di


sebrang jalan tempat Putu berjualan yang sedang ramai,
sebuah mobil melintas didepannya.

10. EXT. BALE BANJAR - SORE


5

PUTU
Neh pa… Cen keneh bapa ???
(ni pak.. mana yang bapak mau ???)

BAPAK WAYAN
(dengan mata berkaca-kaca)
Bapa sing perlu ne, bapa demen nepuk cai
care kene.
(bapak tidak perlu ini, bapak senang liat
kamu berubah)

Putu dan Bapak Wayan berpelukan

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai