Anda di halaman 1dari 4

SOP Penanganan Artritis Reumatoid

No. Dokumen : /SOP/ /UKP/AP/2017


No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 3 Januari 2017
Halaman : 1/1

UPT YASDI FITRI,SKM


PUSKESMAS RAWAT INAP NIP. 19600326 198203 1
ANJIR PASAR 001

.
Pengertian Penanganan Artritis Reumatoid adalah langkah – langkah yang dilakukan
petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Artritis Reumatoid.
Artritis Reumatoid adalah penyakit imun yang ditandai dengan
terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai
jaringan persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya.
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas didalam melakukan penatalaksanaan kasus
Artitis Reumatoid di UPT Puskesmas Anjir Pasar
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis
- Pasien datang ke Puskesmas dengan :
a. Gejala pada awal onset
- Gejala prodromal : lelah ( malaise ), anoreksia, seluruh tubuh
terasa lemah yang berlangsung berminggu – minggu atau
berbulan – bulan
b. Gejala spesifik pada banyak sendi ( poliartrikular ) secara
simetris, dapat mengenai seluruh sendi terutama sendi PIP
( Proximal Intrapalangeal ), sendi MCP ( Metacarpophalangeal ),
atau MTP ( Metatarsophalangeal ), pergelangan tangan, bahu,
lutut, dan kaki. Sendi DIP ( Distal Intraphalangeal ) umumnya
tidak terkena.
c. Gejala sinovitis pada sendi yang terkena : bengkak, nyeri yang
diperburuk dengan gerakan sehingga gerakan menjadi terbatas,
kekakuan pada pagi hari > 1 jam.
d. Gejala ekstraartikular : mata ( episkleritis ), kardiovaskuler ( nyeri
dada pada pericarditis ), hematologic ( anemia ).
- Faktor Risiko :
1. Wanita
2. Faktor genetic
3. Hormone seks
4. Infeksi
5. Merokok
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan fisik terdapat :
a. Manifestasi articular :
Bengkak / efusi sendi, nyeri tekan sendi, sendi teraba hangat,
deformitas ( swan neck, boutonniere, deviasi ulnar )
b. Manifestasi ekstraartikular :
1. Kulit : terdapat nodul rheumatoid pada daerah yang
banyak menerima penekanan, vaskulitis.
2. Soft tissue rheumatism : seperti carpal tunner syndrome
atau frozen shoulder.
3. Mata dapat ditemukan kerato - konjungtivitis sicca yang
merupakan manifestasi sindrom Sjorgen, episkleritis /
skleritis. Konjungtiva tampak anemia akibat penyakit
kronik.
4. System respiratorik dapat ditemukan adanya radang
sendi krikaritenoid, pneumonitis interstitial, efusi pleura,
fibrosis paru luas.
5. System kardiovaskuler dapat ditemukan pericarditis
konstriktif, disfungsi katup, fenomena embolisasi,
gangguan konduksi, aortritis, kardiomiopati.
3. Petugas melakukan diagnosis
- Diagnosis klinis ditegakkan bedasarkan gambaran klinis dan
radiologis.
- Kriteria diagnosis :
Berdasarkan ACR – EULAR 2010
Dibuat skor dari beberapa poin dibawah ini :
a. Jumlah sendi yang terlibat
 1 sendi besar :0
 2 – 10 sendi besar :1
 1 – 3 sendi kecil ( dengan / tanpa sendi besar ) : 2
 4 – 10 sendi kecil ( dengan / tanpa sendi besar ) : 3
 > 10 sendi dengan minimal 1 sendi kecil :4
Sendi DIP, MTP I, carpmetacarpal, I tidak termasuk
Yang dimaksud sendi kecil adalah MCP, PIP, MTP II – V, ibu
jari, dan pergelangan tangan.
Yang dimaksud sendi besar adalah : bahu, siku, lutut,
pangkal paha, pergelangan kaki.
b. Acute phase reactants : LED dan CRP
 LED atau CRP :1
c. RF atau anti CCP
 RF dan anti CCP ( - ) :0
 RF atau anti CRP naik < 3 batas atas normal :2
 RF atau CRP naik > 3 batas atas normal :3
d. Durasi
 Lebih dari 6 minggu :1
 Kurang dari 6 minggu :0
Skor 6 atau lebih dapat dibuat diagnosis RA
- Diagnosis Banding
Penyebab artritis lainnya, Spondiloartropati seronegatif, Lupus
Eritomatosus Sistemik, Sindrom Sjorgen
- Komplikasi :
a. Deformitas sendi ( boutonnierre, swan neck, deviasi ulnar)
b. Sindroma Terowongan Karpal ( TCS )
c. Sindroma Felty ( gabungan gejala RA, splenomegaly,
leukopenia, dan ulkus pada tungkai, juga sering disertai
dengan limfadenopati dan trombositopenia )
4. Petugas melakukan terapi
Penatalaksanaan :
1. Pasien diberikan informasi untuk memproteksi sendi, terutama
pada stadium akut dengan menggunakan decker.
2. Pemberian obat anti inflamasi non – steroid, seperti : diklofenak
50 – 100 mg 2x/hari, meloksikam 7,5 – 15 mg/hari,
celecoxib 200-400 mg/hari.
3. Pemberian golongan steroid, seperti prednisone atau metil
prednisolone dosis rendah ( sebagai bridging therapy )
4. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat diberikan
ortosis.
- Kriteria rujukan :
a. Tidak membaik dengan pemberian obat anti inflamasi dan
steroid dosis rendah
b. RA dengan komplikasi
Unit Terkait Pelayanan Umum
Dokumen Terkait Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai