NAMA ANGGOTA
KELAS G AKUNTANSI
UKM (Usaha Kecil Menengah) merupakan salah satu bagian yang penting dari
perekonomian suatu negara maupun daerah yang mana UKM memiliki peran yang penting
dalam laku perekonomian daerah dan negara, baik membantu dalam penyediaan lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat maupun meningkatknn pendapatan rumah tangga.
a. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.
b. Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya.
c. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu dan rotan,
industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan.
d. Peternakan ayam, itik dan perikanan.
e. Koperasi berskala kecil.
Kemapuan yang dimiliki UKM untuk dapat bertahan selama ini di Indonesia menunjukkan
potensi kekuatan yang dimiliki UKM Indonesia untuk menghadapi perubahan-perubahan
perekonomian dan perdagangan kedepannya. Usaha kecil relatif lebih baik dalam mengadapi
krisis pada tahun 1998 dibandingkan usaha menengah maupun usaha besar, hal ini disebabkan
oleh sifat alami dari usaha kecil yang mana usaha kecil di Indonesia didominasi oleh unit-unit
usaha tradisional yang disatu sisi dapat dibangun dan beroperasi hanya dengan modal kerja dan
modal investasi kecil dan tanpa perlu menerapkan sistem organisasi dan manajemen modern
yang kompleks dan mahal, seperti di usaha-usaha modern dan di sisi lain berbeda dengan usaha
menengah, usaha kecil pada umumnya membuat barang-barang konsumsi sederhana untuk
kebutuhan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Sebagian dari pengusaha kecil
dan pekerjanya di Indonesia adalah kelompok masyarakat berpendidikan rendah (SD) dan
kebanyakan dari mereka menggunakan mesin serta alat produksi sederhana atau implikasi dari
mereka sendiri. Untuk mengetahui besarnya dampak dan proses terjadinya dampak tersebut
dari suatu gejolak ekonomi seperti krisis tahun 1998 terhadap usaha kecil perlu dianalisis dari
dua sisi, yaitu :
A. Penawaran
Dari sisi penawaran, pada saat krisis berlangsung banyak pengusaha- pengusaha kecil
terpaksa menutup usaha mereka karena mahalnya biaya pengadaan bahan baku dan
input lainnya terutama yang diimpor akibat apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar,
namun, krisis ekonomi tahun 1998 memberi suatu dorongan positif bagi pertumbuhan
usaha kecil dan mungkin hingga tingkat tertentu bagi pertumbuhan usaha menengah di
Indonesia. Bagi banyak orang khususnya dari kelompok masyarakat berpendapatan
rendah atau penduduk miskin usaha kecil berperan sebagai salah satu the last resort
yang memberi sumber pendapatan secukupnya atau penghasilan tambahan.
B. Permintaan
Dari sisi permintaan salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi tahun 1998 yang
sangat nyata adalah merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat per kapita. Usaha
kecil di Indonesia hingga saat ini tetap ada bahkan jumlahnya terus bertambah
walaupun mendapat persaingan ketat dari usaha menengah, usaha besar dan dari
produk-produk menengah serta iklim berusaha yang selama ini terlalu kondusif akibat
kebijakan-kebijakan pemerintah yang dalam prakteknya tidak terlalu mendukung usaha
kecil.
Kemampuan UKM dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia
terdapat tiga faktor kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan baik tidaknya
prospek dari suatu usaha antara lain sebagai berikut.
a. Kemajuan teknologi.
b. Penguasaan ilmu pengetahua.
c. Kualitas sumber daya yang tinggi dan profesionalisme.
Kinerja UKM adalah hasil atau evaluasi kerja perusahaan yang dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu perusahaan dengan berbagai kegiatan berupa tugas atau
perannya pada periode tertentu dengan standar dari perusahaan tersebut. Perkembangan UKM
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif. Karakteristik UKM di Indonesia ialah
mempunyai daya tahan untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kinerjanya selama krisis ekonomi. Hal ini karena fleksibilitas UKM itu sendiri dalam
melakukan penyesuaian proses produksinya, mampu berkembang dengan modal sendiri,
mampu mengembalikan pinjaman dengan bunga tinggi dan tidak terlalu terlibat dalam hal
birokrasi. UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh 4 (empat)
hal, yaitu sebagi berikut.
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya
yang tidak tahan lama.
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek
pendanaan usaha.
3. Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya
memproduksi barang atau jasa tertentu saja.
4. Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja
di sektor formal. UKM di Indonesia mempunyai peranan yang penting sebagai
penopang perekonomian.
Penggerak utama perekonomian di Indonesia selama ini pada dasarnya adalah sektor
UKM. Berkaitan dengan hal ini, paling tidak terdapat beberapa fungsi utama UKM dalam
menggerakan ekonomi Indonesia, yaitu sebaga berikut.
1. Sektor UKM sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak
tertampung di sektor formal.
2. Sektor UKM mempunyai kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto
(PDB).
3. Sektor UKM sebagai sumber penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis
produk yang dihasilkan sektor ini.
Kinerja UKM dapat diukur dengan berbagai aspek lingkungan, yaitu berkut.
1. Faktor internal yang meliputi aspek sumber daya manusia, aspek keuangan, aspek
produksi dan aspek pemasaran.
2. Faktor eksternal yang meliputi aspek teknologi, kebijakan pemerintah, aspek sosial
ekonomi dan aspek lembaga pemerintahan atau lembaga terkait.
Kinerja UKM di Indonesia dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
1. Nilai Tambah
2. Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Produktivitas.
3. Nilai Ekspor.
Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat
produktivitas, rendahnya nilai tambah dan rendahnya kualitas produk. Memang UKM diakui
menjadi penyedia lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia, tetapi kontribusi
dalam pendapatan nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UKM khususnya usaha
kecil dan sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja mempunyai produktivitas yang
sangat rendah. Jika upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata diusaha mikro dan kecil
umumnya berada dibawah upah minimum. Kondisi ini membuktikan bahwa produktivitas
sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar. Diantara
berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan
wirausaha dikalangan UKM menjadi masalah yang harus diberi perhatian khusus untuk saat
ini. Salah satu alternatif dalam meningkatkan produktivitas UKM adalah dengan melakukan
modernisasi sistem usaha dan perangkat kebijakannya yang sistemik sehingga akan dapat
memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya saing daerah.
UKM mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja yang tidak bisa lagi
dilakukan oleh usaha besar. Peranan UKM terlihat cukup jelas pasca krisis ekonomi, yang dapat
dilihat dari besaran pertambahan nilai PDB pada periode 1998 sampai 2002 yang relatif netral
dari intervensi pemerintah dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian karena
kemampuan pemerintah yang relatif terbatas, sektor yang menunjukkan pertambahan PBD
terbesar berasal dari industri kecil, kemudian diikuti industri menengah dan besar. Hal in
mengindikasikan bahwa UKM mampu dan berpotensi untuk mewujudkan pertumbuhan
ekonomi pada masa akan datang. Dari aspek penyerapan tenaga kerja, sektor pertanian secara
absolute memiliki kontribusi lebih besar dari pada sektor pertambangan, sektor industri
pengolahan dan sektor industri jasa. Arah perkembangan ekonomi seperti ini akan
menimbulkan kesenjangan pendapatan, pendapatan yang semakin mendalam antara sektor
yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja lebih sedikit.
Peranan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada
dasarnya sudah besar sejak dulu. Namun demikian sejak krisis ekonomi melanda Indonesia,
peranan UKM meningkat dengan tajam. Indikator ekonomi makro yang yang merupakan hasil
kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Kementrian Koperasi dan UKM mengumumkan
pertumbuhan UKM yang terus mengalami peningkatan jika dilihat dari tahun 2001 hingga
2003. Apabila melihat data yang dilansir BPS menunjukkan betapa UKM menuju
perkembangan yang sangat menjanjikan. Besaran Produk Domestik Bruto (PDB) yang
disumbangkan UKM pada 2003 mencapai Rp1.013 triliun atau 56,7 persen dari total PDB
nasional. Pada 2001 terjadi pertumbuhan 3,8 persen, tahun 2002 naik menjadi 4,1 persen
dan2003 meningkat menjadi 4,6 persen. Bahkan sumbangan pertumbuhan PDB UKM lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan usaha besar. Tahun 2003 dari 4,1 persen pertumbuhan PDB
nasional 2,4 persen berasal dari UKM. Kontribusi sektor ini pada perekonomian nasional juga
cukup signifikan. Pada tahun 2002 jumlah UKM tercatat 41,3 juta unit atau 99,99 persen dari
keseluruhan unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7
persen dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 juta orang. Dibanding dengan
kondisi tahun 2002, jumlah tersebut meningkat sebesar 2,7 persen menjadi 42,4 juta unit usaha,
dengan penyerapan tenaga kerja menjadi 79 juta tenaga kerja atau meningkat 15,7 persen.
https://fekool.blogsopt.com/2016/05/konseppengusaha-kecil-dan-menengah.html?m=1
https://www.academia.edu/10987537/KOPRASI_FIX_PRESENTASI