Anda di halaman 1dari 28

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 5%

Date: Friday, January 29, 2021


Statistics: 404 words Plagiarized / 7857 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

PROPOSAL SKRIPSI IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH DALAM


MENUMBUHKAN MINAT BACA SISWA KELAS IV SD NEGERI JAGERAN YOGYAKARTA
Diajukan Oleh : Nur Kholifah NIM : 171300030
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting
bagi kehidupan manusia. Pendidikan Merupakan proses kegiatan dalam
mengembangkan potensi diri setiap individu agar dapat melangsungkan kehidupannya.
Pendidikan memiliki tujuan tertentu yang mengarah pada pengembangan potensi
manusia sebagai masyarakat yang seutuhnya.

( Nurkholis, 2013) Menurut Ki Hadjar Dewantara, beberapa konsep pendidikan yaitu


memajukan bertumbuhnya tubuh anak, budi pekerti yang luhur serta pemikiran yang
realistis. Bagian-bagian itu tidak dapat dipisahkan untuk memajukan hidup anak (Aziz,
2018). Bangsa yang maju bukan hanya mengandalkan kekayaan alam dan pengelolaan
negara yang baik, Namun juga dengan pembudayaan membaca yang baik agar dapat
memajukan beradaban dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Galus (Ruslan,
2019). Budaya baca merupakan bagian dari budaya literasi yang meliputi membaca,
menulis dan berhitung. Budaya baca merupakan sikap atau perbuatan kegiatan
membaca yang dilakukan dengan terus-menerus serta berkelanjutan.

menumbuhkan minat baca merupakan upaya awal untuk menciptakan budaya baca
(Heny Friantari, 2018). Penumbuhankan minat baca siswa dapat di lakukan disekolah, hal
tersebut selaras dengan upaya pemerintah dalam menggalakkan Gerakan Literasi
Sekolah agar terciptanya budaya literasi dilingkungan sekolah. Gerakan literasi sekolah
yaitu gerakan sosial perpaduan bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa di
Indonesia, yang didalamnya melibatkan seluruh warga sekolah seperti (kepala Sekolah,
Guru, Siswa, orangtua serta masyarakat) (Febriana Ramandanu, 2019). Kenyataannya
pada saat ini Minat membaca siswa masih tergolong sangat rendah, karena adanya
beberapa faktor.

faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca siswa yaitu lingkungan keluarga dan
sekitar yang kurang mendukung untuk meningkatkan minat baca siswa. faktor dari
keluarga salah satunya yaitu kurangnya perhatian keluarga untuk mengajak anak ke
toko buku disebabkan karena orangtua terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu
untuk memperhatikan anak untuk membaca, hal ini juga dikarenakan minimnya
kesadaran terhadap pentingnya membaca di lingkungan keluarga (Asniar, 2020) .
Rendahnya minat baca juga dipengaruhi oleh rendahnya daya beli buku masyarakat
karena rendahnya tingkat ekonomi sehingga tidak mampu untuk membeli buku (A.Putri
Idhamani, 2020).

Selain itu, Lingkungan sekitar pun sangat berpengaruh dalam penumbuhan minat
membaca siswa seperti lingkungan sekolah. kurangnya inovasi sekolah dalam
membudayakan membaca seperti kurangnya slogan membaca dilingkungan sekolah,
kurangnya madding, keterbatasan buku bacaan di perpustakaan dan tidak ada tempat
membaca khusus selain perpustakaan sehingga minat baca siswa masih tergolong
sangat rendah (C. Pratama Sari, 2018). Rendahnya minat baca juga dipengaruhi oleh
kurangnya kreatifitas dan inovasi Pembelajaran membaca sehingga kegiatan membaca
belum membudaya pada diri siswa (S. Wahyuni, 2010).

Selaras dengan itu, Perkembangan teknologi yang sangat pesat juga mempengaruhi
minat baca siswa. Penyalahgunaan teknologi seperti Media social yang mudah
digunakan oleh semua kalangan masyarakat sangat berpengaruh dalam menumbuhkan
minat baca siswa. sehingga harus adanya kerjasama antara guru dan orangtua yang
mengontrol penggunaan teknologi siswa agar tidak ketinggalan dalam perkembangan
teknologi dan tidak meninggalan budaya membaca. (A.Putri Idhamani, 2020) Rendahnya
minat baca di Indonesia telah dibuktikan oleh PIRLS (Progress in Internasional Reading
Literacy Study) yang mengukur kemampuan membaca siswa mengungkapkan bahwa
hasil kajian literasi tingkat siswa sekolah dasar pada tahun 2011 Negara Indonesia
berada pada peringkat 42 dari 45 negara lainnya (P. Wiedarti, 2018).

Tidak jauh berbeda dengan OECD (Organization for economic Cooperation and
Develoment ), PISA (Programme for internasional student Assessment) merupakan
program yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam
bidang membaca, matematika dan sains. dalam hal PISA pada tahun 2018 peringkat
siswa Indonesia untuk kategori membaca berada di tingkat ke 74 dari 79 negara,
dengan skor 371 ( skor rata-rata OECD 487 ) dengan jumlah peserta yaitu 79 negara. Hal
ini menyatakan bahwa siswa Indonesia berada pada tingkat terendah dalam hal minat
membaca (khurniawan, 2019). Menurut data statistik UNESCO (Asniar , 2020 : 10)
menyebutkan indeks minat baca di Indonesia pada tahun 2016 baru mencapai 0,001.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya terdapat satu orang yang mempunyai minat untuk
membaca dalam Setiap 1.000 orang. Achmad (Nadra, 2018) Menjelaskan bahwa
kurangnya minat baca masyarakat sangat mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa
dalam membaca serta memahami isi bacaan. Maka untuk mendorong siswa agar senang
dalam kegiatan membaca dan dapat memahami informasi dalam sebuah bacaan
dengan baik, perlu adanya gerakan yang dapat menumbuhkan minat baca siswa.

Apabila seseorang membiasakan melakukan kegiatan membaca dengan rasa senang


maka kegiatan membaca akan membudaya pada diri seseorang. Pembudayaan
membaca juga mendapat dukungan dari pemerintah seperti yang tertulis dalam UU
No.20 pada tahun 2003 pasal 4 ayat 5, pendidikan dilaksanakan dengan
menumbuhkembangkan budaya menulis, membaca dan berhitung ( Literasi) bagi
seluruh warga masyarakat. Membaca mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
dan kemajuan pendidikan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu untuk membentuk
karakter peserta didik. Salah satu pijakan agar tercapainya tujuan tersebut yaitu dengan
kegiatan membaca.

Membaca dapat menambah ilmu serta informasi untuk meningkatkan kualitas hidup,
oleh karena itu sudah selayaknya jika di setiap kegiatan pembelajaran disekolah harus
diintegrasikan dengan kegiatan membaca (Agung, 2019). Selaras dengan penjelasan
Somadoyo (Asniar, 2020) Bahwa Perlu melibatkan kegiatan membaca dalam setiap
aspek kehidupan. Kegiatan membaca adalah upaya untuk mencerdaskan bangsan yang
dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non-formal, oleh karena
itu, perlu adanya sarana seperti perpustakaan sekolah yang dapat menunjang
penyebaran informasi tentang ilmu pengetahuan kepada masyarakat. Berpijak pada
kebutuhan siswa akan literasi tersebut, pemerintah berusaha menyediakan dan
memfasilitasi sistem serta pelayanan pendidikan.

Dalam memenuhi amanat UUD 1945 tersebut, Kementerian pendidikan dan kebudayaan
(KEMENDIKBUD) berupaya membuat sebuah kebijakan tentang budaya membaca.
Kebijakan tersebut antara lain adalah Peraturan menteri Pendidikan dan kebudayaan No
21 pada tahun 2015 tentang menumbuhkan budi pekerti. salah satu kebijakannya yaitu
lima belas menit sebelum waktu proses belajar mengajar dimulai membaca buku
terlebih dahulu baik buku pelajaran maupun non pelajaran. Kegiatan tersebut
merupakan upaya dalam menumbuhkan minat membaca kepada siswa (L.

Tahmidaten ,2020). Pada tahun 2015, pemerintah mencetuskan Gerakan Literasi Sekolah.
Pemerintah menyadari bahwa sekolah harus menjadi tempat proses pembelajaran yang
menyenangkan bagi guru maupun siswa. namun agar menjadi tempat belajar yang
menyenangkan dan nyaman, perlu adanya kerjaasama seluruh warga sekolah dengan
membiasakan sikap dan berperilaku positif sebagai cerminan sikap Pancasila yang
berbudi pekerti luhur. Demikian juga halnya dengan lingkungan masyarakat.

Pembiasaan sikap positif yang perlu diterapkan yaitu(1) Penanaman sikap religious agar
saling menghormati antar makhluk hidup serta alam sekitar, (2) keteguhan dalam
menjaga semangat persatuan dan kebangsaan, dan (3) memberi penghargaan (Reward)
kepada potensi siswa untuk memotivasi siswa agar lebih senang memebaca dan dapat
mengembangkan minat serta bakatnya sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan dalam pengembangan diri. Sejalan dengan itu,
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 4 (5)
menyatakan “mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui pengembangan
budaya baca, tulis, dan hitung bagi seluruh warga masyarakat”.

Oleh karena itu pada tanggal 18 Agustus 2015, Pemerintah menggalakkan Gerakan
Literasi Sekolah melalui kementerian Pendidikan dan kebudayaan. Dengan adanya
Gerakan Literasi Sekolah diharapkan Literasi di Indonesia menjadi lebih baik
(kementerian Pendidikan dan kebudayaan, 2016). Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah
saat ini sudah terlaksana cukup baik dan secara keseluruhan program Gerakan Literasi
Sekolah sudah berjalan di berbagai kalangan sekolah, namun masih perlu adanya
beberapa perbaikan dalam mengimplementasiannya, Oleh karena itu, perlu
ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan GLS nasional (Agus Widayoko, 2018).

Salah satu sekolah yang sudah menjalankan Gerakan literasi sekolah yaitu SD jageran
Yogyakarta, yang mana 15 menit sebelum pembelajaran di mulai mereka rutin
melakukan kegiatan membaca. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin mengetahui
bagaimana Implementasi gerakan literasi sekolah dalam menumbuhkan minat membaca
siswa di SD jageran Yogyakarta serta faktor pendukung dan faktor penghambat.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas identifikasi masalah pada
penelitian ini meliputi: Rendahnya kesadaran lingkungan keluarga tentang pentingnya
membaca sehingga minat baca siswa masih rendah.

Rendahnya kesadaran lingkungan sekitar tentang pentingnya pembudayaaan membaca.


Rendahnya ekonomi masyarakat mengakibatkan rendahnya daya beli buku masyarakat.
Rendahnya wawasan serta pemahaman dikarenakan rendahnya minat membaca.
Penyalahgunaan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap rendahnya minat baca
masyarakat khususnya Siswa di Indonesia. Pembelajaran membaca yang kurang kreatif
serta inovatif sehingga berpengaruh terhadap rendahnya minat baca siswa. Fokus
Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian ini adalah pada
bagaimana Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam meningkatkan minat baca
siswa kelas IV SD Negeri Jageran, Yogyakarta.

Rumusan Masalah Bagaimana Implementasi GLS di Kelas IV SD Negeri Jageran


Yogyakarta Apa saja faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan GLS dalam
penumbuhan minat baca siswa Kelas IV di SD Negeri Jageran Yogyakarta? Tujuan
Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu :
Mengetahui Implementasi GLS di kelas IV SD Negeri Jageran Yogyakarta. Mengetahui
apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan GLS di kelas IV SD
Negeri Jageran Yogyakarta. Manfaat Penelitian Manfaat bagi Peneliti Memberi wawasan
serta manfaat bagi peneliti dan keterampilan peneliti yang berhubungan dengan
implementasi gerakan literasi sekolah.

Menambah serta memperluas wawasan bagi peneliti maupun pembaca terkait


implementasi gerakan literasi sekolah dan kegiatannya dalam menumbuhkan minat
baca siswa. Mengetahui kegiatan serta kreativitas sekolah dalam melaksanakan GLS
dalam meningkatkan serta menumbuhkan minat membaca siswa. Manfaat bagi sekolah
Memberikan kontribusi sekaligus membentuk pemikiran dalam Pendidikan, terutama
kepada guru dan siswa agar ikut berperan dalam pembiasaan membaca.
BAB II
KAJIAN TEORI Kajian Teori Literasi Pengertian Literasi Literasi berasal dari bahasa latin
adalah literatus (littera), yang selaras dengan kata letter dalam bahasa inggris yang
berarti kemampuan dalam membaca serta menulis. Namun kemudian literasi yang
bermakna membaca dan menulis semakin berkembang menjadi kemampuan dalam
penguasaan pengetahuan di bidang tertentu. Pada UU No 3 Tahun 2017 mengenai
sistem literasi diartikan sebagai kemampuan untuk menangkap informasi secara utuh
dan kritis dengan begitu setiap manusia dapat mengakses ilmu pengetahuan serta
teknologi untuk memperbaiki kualitas hidupnya.

( Satgas Kemendikbud, 2019). Literasi merupakan kegiatan yang sangat berperan


penting untuk menjalankan kehidupan. Literasi sangat mempengaruhi keberhasilan
seseorang baik dalam dunia Pendidikan maupun kehidupan bermasyarakat.
Kemampuan literasi di Indonesia sangat berkaitan dengan kegiatan membaca yang rutin
dan kemampuan memahami informasi dengan tepat dan kritis, dengan membaca dan
dapat memahami informasi maka akan mudah untuk menjalankan kehidupan yang lebih
berkualitas ( Yulisa Wandasari, 2017).

Komponen Literasi Clay dan Ferguson (dalam Eurin Endrayanta, 2017) mengatakan
bahwa komponen literasi menjadi beberapa kategori yaitu: Literasi dini (early Literacy)
merupakan keterampilan untuk menyimak, memahami ucapan, dan dapat berinteraksi
melalui ucapan ataupun gambar. Kemampuan ini terbentuk dari kegiatan interaksi di
lingkungan keluarga. Literasi dasar (basic literacy) yaitu keterampilan untuk
mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, dan berhitung. Dalam kemampuan ini
berhubungan dengan bagaimana seseorang dapatmempersiapkan, mengomunikasikan,
memperhitungkan serta menggambarkan suatu informasi berdasarkan pemahaman
pribadi.

Literasi perpustakaan ( library literacy) merupakan keterampilan dalam memahami


berbagai informasi seperti menyelesaikan sebuah tulisan, pekerjaan, penelitian, hingga
ketika mengatasi maslaah. Literasi media ( media literacy) merupakan keterampilan
untuk mengetahui perbedaan macam-macam media seperti media cetak, media digital,
media elektronik, serta memahami manfaat serta tujuan dalam penggunaannya. Literasi
teknologi ( technology literacy) merupakan keterampilan dalam mengenal teknologi
seperti hardwere, softwere, dan kemampuan dalam memanfaatkan teknologi.

Literasi visual ( visual literacy) adalah keterampilan dalam memahami antara literasi
media dan literasi teknologi untuk mengembangkan kemampuan serta kebutuhan
belajar seperti penggunaan materi visual secara kritis. Gerakan Literasi Sekolah
Pengertian Gerakan Literasi Sekolah Gerakan literasi sekolah merupakan usaha yang
melibatkan semua warga sekolah seperti ( peserta didik, guru, wali murid serta
masyarakat) sebagai bagian dari lingkup Pendidikan ( Agi Ahmad Ginanjar, 2019).
Gerakan literasi sekolah merupakan gerakan sosial yang didukung dari beberbagai
pihak. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat
belajar yang literat yaitu dengan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimuali.

Harapan di cetuskan GLS yaitu agar mampu menggalakkan warga sekolah serta
masyarakat dengan bersatu untuk menjadikan gerakan ini merupakan bagian penting
dalam kehidupan literat sepanjang hayat ( Satgas Kemendikbud, 2019). Tujuan Gerakan
Literasi Sekolah Gerakan literasi sekolah mempunyai dua tujuan yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum gerakan literasi sekolah adalah dengan pembudayaan
ekosistem literasi sekolah dapat menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti
peserta didik agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.

dan tujuan khusus gerakan literasi sekolah yaitu: 1) menumbuhkan dan


mengembangkan budaya literasi disekolah, 2) menciptakan lingkungan serta warga
sekolah yang literat, 3) menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan agar warga
sekolah dapat mengelola ilmu pengetahuan, 4) mempertahakankan pembelajaran
dengan menggunakan berbagai buku bacaan serta mempunyai strategi membaca yang
menyenangkan kritis ( Yulisa Wandasari, 2017). Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah Menjadikan sekolah agar agar terciptanya budaya membaca tentunya
memerlukan strategi yang positif untuk menciptakan budaya literasi disekolah yaitu:
Menciptakan lingkungan fisik yang ramah akan literasi, sebagaimana lingkungan fisik
merupakan pusat perhatian pertama yang dapat di lihat dan dirasakan oleh warga
sekolah. Oleh karen aitu perlu mengkondisikan lingkungan fisik yang menyenangkan
serta nyaman untuk belajar.

Seperti memajang karya peserta didik di sudut sekolah guna memotivasi sekaligus
sebagai apresiasi yang diberikan untuk peserta didik dalam pembuatan karyanya, yang
kemudian bergantian setiap harinya agar seluruh siswa mempunyai kesempatan untuk
memajang karyanya. Dengan adanya karya peserta didik akan menebarkan kesan positif
sekolah terhadap pengembangan dalam pembudayaan literasi. Mengupayakan
lingkungan social yang interaktif. Hal ini dapat dikembangkan melalui upacara bendera
setiap minggu untuk menghargaan pencapaian peserta didik, misalnya memberi hadiah
kepada peserta didik sebagai penghargaan kemajuan peserta didik dari semua aspek
tidak hanya dari segi aspek akademik tapi juga non akademik. Selain itu literasi dapat di
kembangkan melalui perayaan penting di sepanjang tahun missal saat perpisahan siswa
dapat tampil untuk membacakan puisi, dongeng, karnaval buku cerita dan sebagainya.

Selai itu peran orangtua dalam pelaksanaan gerakan literasi sangat membantu
komitmen dan upaya sekolah dalam mengimplementasikan gerakan literasi pada siswa.
Mengupayakan sekolah menjadi lingkungan akademik yang literat, ini dapat di
implementasikan melalui perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi sekolah, yang
mana sekolah sebaiknya memberikan waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran
literasi seperti dengan 15 menit membaca sebelum pembelajaran dimulai dan melalui
pendekatan lainnya ( Mulyo Teguh, 2017). Tahapan Gerakan Literasi Sekolah Terdapat
tiga tahapan Gerakan Literasi Sekolah yaitu: tahap pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran.

Tahap pembiasaan Pembiasaan merupakan proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan


yang belum pernah dilakukan atau memperbaiki kebiasaan yang sudah pernah
dilakukan. dalam gerakan literasi sekolah tahap pembiasaan merupakan tahapan awal,
pada tahap ini ditekankan upaya membaca menjadi sebuah kebiasaan. Pada tahap ini
dilakukan dengan menumbuhkan minat baca siswa melalui 15 menit membaca sebelum
pembelajaran. literasi pada tahap ini yaitu meliputi kegiatan membaca dalam hati dan
membaca nyaring yang bertujuan untuk kesenangan.

Kedua kegiatan membaca tersebut bertujuan untuk (a) menambah rasa cinta baca di
luar jam pembelajaran (b) lebih mampu memahami bacaan (c) menambah rasa percaya
diri menjadi membaca yang baik (d) menumbuh dan mengembangkan dalam
menggunakan berbagai sumber buku. Prinsip- prinsip pembiasaan yaitu: guru mengajak
siswa membaca 15 menit di waktu awal, tengah maupun akhir pembelajaran dengan
konsisten. Buku bacaan merupakan buku non pelajaran. Peserta didik diminta untuk
membawa buku bacaan sendiri dari rumah masing-masing. Buku bacaan merupakan
pilihan peserta didik sesuai keinginannya namun harus di sesuaikan oleh umurnya.

Kegiatan membaca ditahap ini khusus untuk kesenangan atau tidak diberatkan oleh
tugas yang diberikan oleh guru untuk pengambilan penilaian. Kegiatan membaca pada
tahap ini diikuti diskusi atau tanya jawab seputar buku bacaan namun tidak diambil
penilaian. Kegiatan membaca pada tahap ini dapat diikuti dengan suasana yang santai,
menyenangkan serta nyaman. Dalam proses kegiatan ini guru juga dapat menjadi
contoh sehingga guru juga harus membaca. Tahap pengembangan Pengertian
pengembangan secara umum yaitu pertumbuhan, peubahan secara perlahan dan
bertahap.

Pengembangan juga dapat dikatakan sebagai suatu usaha atau proses


mengembangkan atau memperbaiki pembelajaran secara sistematis untuk menentukan
segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. pada prinsipnya
kegiatan literasi pada tahap ini hampir sama dengan tahap pembiasaan. Yang
membedakan adalah pada tahap ini membaca 15 menit disertai tindakan lanjut tahap
pengembangan. Pada tahap ini peserta didik di minta untuk melibatkan pikiran serta
emosinya dalam proses membaca.

Tujuan pengembangan yaitu (a) meningkatkan kemampuan peserta didik dalam


menanggapi buku bacaan secara lisan maupun tulisan (b) membangun komunikasi bai
kantar peserta didik maupun peserta didik dengan guru tentang buku bacaan yang
dibaca (c) menggali kemampuan peserta didik untuk berfikir kritis, analitis, inovatif dan
kreatif (d) memotivasi peseta didik agar mampu mengaitkan buku yang dibaca dengan
lingkungan sekitar. Tahap pembelajaran Pada tahap pembelajaran ini dilakukan untuk
meningkatkan literasi semua mata pelajaran menggunakan strategi membaca yang
diintegrasikan pada semua pembelajaran (I. W. Antasari, 2017). Membaca Pengertian
Membaca Menurut Ahmad S.Harjasujana membaca merupakan kegiatan merespon atau
memahami lambang dalam bentuk cetakan maupun tulisan dengan pemahaman yang
tepat (Sandy Farboy, 2009). Membaca termasuk kedalam keterampilan berbahasa.
Membaca yaitu proses memberdayakan otak dan mata.

Jika mata melihat otomatis otak akan merespon atau memprosesnya yang kemudian
tersimpan dalam syaraf memori. Melalui kegiatan membaca secara tidak langsung telah
menggabungkan beberapa kata agar saling berkaitan sehingga pembaca dapat
menyimpulkan maksud dari bacaan menggunakan logikanya. Membaca merupakan
faktor yang sangat berperan dalam kehidupan manusia di era modern.

Kemampuan dalam membaca merupakan kebutuhan karena seperti yang kita ketahui
bahwasanya informasi di era modern banyak disebarkan melalui tulisan dan didapatkan
melalui kegiatan membaca. jika seseorang kurang dalam kemampuan membaca dan
sulit memahami petunjuk yang tertulis maka orang tersebut akan sulit untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. (M Zulham, 2015). Membaca adalah proses
kegiatan yang dilakukan pembaca agar mendapatkan informasi atau pesan yang ingin
disampaikan penulis melaui tulisan.

Membaca merupakan suatu proses, yaitu informasi dari pengalaman atau pengetahuan
yang dimiliki dan teks merupakan peranan utama dalam membentuk suatu makna.
Membaca merupakan membuka wawasan dunia, dengan membaca akan menambah
ilmu pengetahuan serta wawasannya. Orang yang senang membaca akan dapat
menempatkan diri dengan lingkungan. Membaca berarti melihat serta memahami suatu
isi bacaan sehingga di respon serta dipahami maknanya ( Sudarsana, 2014). Berdasarkan
beberapa pengertian membaca tersebut dapat disimpulkan bahawa membaca
merupakan suatu kegiatan membaca untuk memahami informasi melalui mata yang
kemudian direspon oleh otak dan disimpulkan melalui pemahaman serta pengalaman
yang sudah dimiliki.
Membaca sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena membaca merupakan
kemampuan yang paling dasar sebagai bekal untuk mempelajari segala sesuatu. dengan
membaca kita dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan yang telah dituliskan
atau di informasikan melalui suatu bacaan tersebut guna memudahkan dalam
menjalankan kelangsungan hidup serta dapat meningkatkan kualitas hidup. Hakikat
membaca Terdapat beberapa hakikat membaca diantaranya yaitu: Mengembangkan
keterampilan, keterampilan yang dikembangkan yaitu dari keterampilan dalam
memahami kata, paragraf, kalimat, hingga keterampilan dalam memahami isi bacaan
secara kritis.

Kegiatan visual seperti pemfokusan penglihatan terhadap kata dan kumpulan kata,
gerakan mata ketika melihat baris tulisan, membaca kembali kata dan kumpulan kata
untuk memahami makna bacaan. Kegiatan memahami kata-kata dan memaknai
kata-kata tersebut sesuai dengan pengalaman yang telah dimiliki. Terjadinya proses
berpikir dengan merespon, memahami informasi dan memaknai bacaan tersebut sesuai
dengan pemahaman pembaca. Proses mengelola informasi menggunakan informasi
dalam bacaan dan wawasan, serta pengalaman yang telah dimiliki yang sesuai dengan
informasi tersebut. Proses menyambungkan tulisan dengan bunyinya yang disesuaikan
dengan sistem penulisannya.

Kemampuan mempertimbangkan makna dari baris-baris dalam bacaan . Dari beberapa


hakikat membaca tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakikatnya
merupakan kegiatan yang bersifat fisik dan psikologis, yang mana proses membaca
merupakan proses mengamati suatu bacaan menggunakan indra visual kemudian
informasi dalam suatu bacaan tersebut di respon oleh otak untuk di kelola dan dapat
dipahami maknanya dengan benar. (Dahlia Patiung, 2016).

Tujuan Membaca Membaca memiliki tujuan utama yaitu untuk memahami informasi
yang tertulis dalam teks bacaan guna menambah wawasan serta pengetahuan untuk
kehidupan pembaca di masa mendatang ( M. Asdam, 2016). tujuan membaca
tergantung terhadap kepentingan dan bahan bacaan yang sedang di hadapi seserang.
Berikut ini merupakan beberapa variasi tujuan membaca yaitu: a) membaca untuk
memahami garis besar suatu bacaan, b) membaca untuk study, c) membaca untuk
menikmati karya sastra, d) membaca untuk mengisi waktu kosong, e) membaca untuk
mencari makna atau informasi dalam suatu bacaan ( Dalman, 2014).

Selain itu, Dahlia patiung menuliskan tujuan membaca menurut (puji santoso, dkk, 2007)
adalah: I) Meresapi keindahan makna yang terdapat dalam suatu bacaan, 2) Membaca
dengan suara agar seseorang mempunyai kesempatan untuk menikmati suatu teks
bacaan, 3) Menggunakan cara tertentu dalam memahami teks bacaan, 4) Menggali
pengetahuan seseorang dalam memahami topik bacaan, 5) Mengaitkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan atau pengalaman seseorang, 6) Menggali informasi untuk
menyusun suatu bacaan atau penyajian laporan, 7) Memberi kesempatan seseorang
dalam mengeksplor untuk meneliti suatu hal yang telah di sajikan dalam suatu bacaan,
8) Dapat menjawab pertanyaan yang dipaparkan dalam teks bacaan (Dahlia Patiung,
2016). Selaras dengan itu, M.E.

Fowler (1985) (dalam Sandy Farboy, 2009) Menyebutkan bahwa membaca terbagi
menjadi 3 yaitu: Program pengajaran dalam membaca yang mempunyai tujuan untuk:
Meningkatkan kecepatan serta menambah wawasan. Memberi pemahaman kepada
siswa bagaimana mengimplementasikan pendekatan membaca yang disesuaikan
dengan bahan bacaan. Memperbaiki kemampuan membaca dalam keterampilan
berbahasa. Melatih siswa dalam membaca untuk menghargai dan menikmati keindahan
dari prosa atau suatau karya sastra lainnya.

Program individu yang bertujuan untuk mendorong atau memotivasi siswa agar dapat
mengembangkan diri serta menjadi pembaca yang kritis di sepanjang hidupnya. Prinsip
dalam Membaca Untuk memperbanyak pengetahuan serta menggali pemahaman
tentang isi dari suatu bacaan perlu mengetahui dasar-dasar membaca, adapun
dasar-dasar membaca yaitu: Membaca merupakan peristiwa yang melibatkan fisiologis
dan psikologis yang bersifat personal. Proses fisiologis dalam membaca terjadi secara
sadar dengan melibatkan mata dan otak.

Faktor umur dan konsentrasi dalam berfikir sangat mempengaruhi aktivitas membaca,
Kegiatan membaca sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang, semakin
banyak membaca maka pengetahuan serta wawasan akan semakin luas. Melatih
kemampuan membaca sejak dini agar kegiatan membaca dapat membudaya pada diri
seseorang ( M. Asdam, 2016). Jenis Membaca Jenis membaca menurut (Idah farida laily,
2014) yaitu membaca dapat dibedakan menjadi membaca permulaan, membaca
pemahaman dan membaca cepat.

Membaca permulaan lebih memfokuskan atau menekankan pada upaya melek huruf
seperti mengenali, menyuarakan huruf, kosakata , suku kata dan kata-kata melalui lisan
dengan tepat (Budi Rahman, 2014). Membaca pemahaman merupakan mampu
menyebutkan kembali isi bacaan, pendapat tentang suatu topik tertentu (Resti Aulia,
2012). Dan membaca cepat merupakan paduan anara kecepatan membaca dan
pemahaman dalam membaca berarti kecepatan gerakan visual (mata) dalam membaca
harus diiringi dengan pemahaman isi bacaan dengan baik.
Membaca cepat yakni kegiatan membaca cepat untuk mendapatkan informasi dalam
suatu bacaan dengan cepat ( Junarti, 2016). Sedangkan menurut ( Hastuti, 202)
Membaca dapat digolongkan menjadi dua: membaca ekstensif ( extensive reading) dan
membaca intensif ( intensive reading). Membaca ekstensif terbagi menjadi beberapa
jenis yaitu membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Sedangkan
membaca intensif terbagi menjadi dua yaitu membaca telaah isi dan membaca dan
membaca telaah bahasa.

membaca telaah isi terbagi lagi menjadi beberapa yaitu membaca telaah pemahaman,
teliti, kritis, dan ide. Selain itu membaca telaah bahasa juga terbagi menjadi beberapa
yaitu membaca bahasa asing, dan membaca sastra. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa membaca itu dapat dibedakan dari terdengar atau tidaknya suara
dan membaca sesuai dengan bahan bacaan. Membaca terdengar atau tidaknya suara
dapat dibedakan benjadi dua yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.
Manfaat Membaca Manfaat membaca secara umum yaitu menyerap informasi yang ada
pada teks suatu bacaan.

Meningkatkan minat baca dapat meningkatkan sumber daya manusia. Oleh karena itu
perlu adanya upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat (Suharmono Kasiyun,
2015). Selaras dengan itu (I.Faidah Laily, 2014) mengememukakan bahwa manfaat
membaca yaitu: dengan mmbaca akan bertambahnya pengalaman serta wawasan
seseorang. Membaca berfungsi informatif yaitu memberi informasi berupa pengetahuan
ataupun pengalaman bagi pembacanya. memperdalam penghayatan ilmu serta
meningkatkan kecerdasan. Membaca memiliki fungsi intelektual maksudnya semakin
gemar membaca maka ketingkatan serta keluawasan wawasannya akan semakin banyak.

Dengan sering membaca dapat memperkaya kosakata, biasanya orang yang suka
membaca lebih banyak berbicara atau komunikasi dengan kata yang variatif.
Memperluas pola piker serta pandangan terhadap sesuatu, orang yang gemar membaca
akan memiliki keluasan dalam berfikir, dapat menghargai perbedaan pendapat orang
lain. Lebih kreatif serta inovatif dalam menciptakan sesuatu, karen adengan membaca
akan menambah wawasan, pengalaman yang dapat memunculkan ide-ide cemerlang,
selalu menginovasi dengan segala kreatifitas sehingga dorongan untuk mencipta lebih
kuat.

Minat baca Pengertian Minat Minat adalah psikis manusia yang memberi dorongan kuat
untuk mencapai ujuannya. Seseorang yang mempunyai minat pada suatu objek
cenderung akan merasa semangat dan senang terhadap objek tersebut. Minat
merupakan kondisi mental yang menimbulkan respon yang terarah pada sesuatu, tujuan
yang memberikan kepuasan tersendiri. Minat dapat di ekspresikan melalui rasa senang
dan dorongan kuat dari dalam diri . dengan demikian, minat terdapat 3 unsur yaitu
informasi pengetahuan mengenai sesuatu yang dituju, unsur emosi rasa senang kepada
objek, dan unsur berupa kemauan atau dorongan untuk melakukan sesuatu.

Minat seseorang dapat dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu: Faktor internal Faktor
internal yaitu sesuatu yang datangnya dari dalam diri. Seperti pemusatan perhatian,
motivasi, kebutuhan serta perhatian. Faktor eksternal Faktor eksternal merupakan suatu
yang muncul dari luar diri seperti dorongan daro orang tua, lingkungan, guru dan
sebagainya. Pengertian minat baca Minat baca adalah percampuran antara kemampuan,
keinginan, serta motivasi. Motivasi membaca berisi pengertian dorongan yang ada
didalam diri yang dapat mendorong individu untuk beraktivitas, memahami informasi
yang terdapat dalam bahasa yang tertulis.

minat baca adalah kemampuan seseorang dalam berinteraksi dengan dirinya untuk
menangkap arti yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman
kepada pembaca dari bentuk perhatian kepada makna yang dibaca. Sehubungan
dengan itu, minat baca harus ditanamkan sejak dini agar dapat membudaya pada diri
seseorang ( Sudarsana, 2014). Selaras dengan pendapat itu, (Suharmono Kasiyun, 2015)
menjelaskan minat baca merupakan kunci yang sangat penting untuk memajukan suatu
bangsa.

Contohnya petani dapat membuat tanaman menjadi subur dengan mendengarkan


arahan dari berbagai penyuluhan namun mereka tidak mampu melahirkan bibit unggul
dan menginovasi teknologi sehingga menciptakan teknologi yang lebih canggih kalua
tidak dengan membaca. minat baca akan timbul dari diri masing-masing sehingga perlu
adanya kepekaan atau kesdaran dalam membaca. Penyebab Rendahnya Minat Baca
Faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia yaitu:
Permasalahan yang sering terjadi di sekolah Sekolah merupakan tempat mencari ilmu
yang seharusnya mampu melahirkan masyarakat memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan membaca. rendahnya minat baca siswa sangat berpengaruh kepada
kemampuan akademik siswa, oleh karena itu perlu adanya peningkatan minat baca
siswa.

beberapa faktor penyebab rendah minat baca disekolah yaitu: Keterbatasan sarana dan
prasarana untuk membaca, seperti ketersediaan perpustakaan, bahan bacaan yang
kurang lengkap. Masih banyak diindonesia yang masih mengacu pada buku paket saja
untuk kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga siswa kurang termotivasi dalam hal
membaca. dan masih banyak perpustakaan yang belum memberi kenyamanan. Seperti
tempat yang terlalu sempit serta bahan bacaan yang kurang bervariasi. Situasi belajar
yang kurang mendorong siswa untuk membaca atau mempelajari buku tertentu diluar
buku paket.

Pembelajaran ketika di kelas kebanyakan masih berpusat pada guru, siswa jarang diajak
untuk berfikir kritis. Permasalahan diluar sekolah Perkembangan teknologi yang semakin
pesat mengakibatkan meningkatnya penggunaan teknologi informasi, sehingga dapat
mengurangi minat baca masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menonton TV,
main Hp untuk kepuasan diri yang kurang penting dibandingkan untuk kegiatan
membaca. Tak sedikit warga yang masih kendor untuk menanamkan budaya membaca.

untuk membentuk budaya baca pada anak tentunya harus diawali dengan keluarga
yang literat, apabila keluarganya gemar membaca maka seorang anak akan terpengaruh
untuk membaca pula, berbeda dengan keluarga yang jarang membaca maka akan
memicu anak untuk malas membaca juga. Masalah ekonomi mempengaruhi daya beli
buku masyarakat. Ditambah lagi kurang kesadaran akan pentingnya membaca sehingga
masyarakat kurang antusias untuk membeli buku. Dampak Kurangnya Minat Baca
Masyarakat Kurangnya minat baca akan memberikan beberapa dampak sebagai berikut:
Banyak mengalami kesulitan dalam memahami maupun menggunakan ilmu
pengetahuan serta teknologi.

Sempitnya pengetahuan serta wawasan yang akan menyempitkan pola pikir sehingga
mudah terpengaruh kedalam hal yang negatif. Menyebabkan tidak berkembangnya
kreatifitas seseorang. Tidak dapat merespon lingkungan dengan baik sehingga
kehidupan sosialnya terganggu sulit untuk bergaul. Dengan membaca dapat
memunculkan ide-ide kreatif yang membuat seseorang lebih dapat bermanfaat bagi diri
sendiri maupun lingkungan sekitar. Tidak mengetahui informasi yang sedang update
sehingga sulit untuk mengembangkan diri. Ketidaktahukan karena malas membaca akan
menimbulkan ketidak pedulian terhadap lingkungan yang mengakibatkan akan
menutup diri.

Apabila tidak berwawasan luas maka akan sulit untuk bersosial karena tidak dapat
berkomunikasi dengan baik. Dan dampak yang terbesar dari kurangnya minat baca yaitu
kurangnya generasi muda yang akan membawa kemajuan bangsa ( Janan Witanto,
2018). Upaya Mengatasi Rendahnya Minat Baca Upaya untuk meningkatkan rendahnya
minat baca yaitu: Membiasakan anak membaca sejak dini Sejak lahir pertumbuhan
minat baca bisa di mulai. Pada umur 0-2 tahun perkembangan otak anak mengalami
perkemkembangan yang sangat pesat (80% otak manusia dibentuk pada dua tahun
pertama) gampang menangkap apa saja dan daya ingatnya sangat kuat.

Jadi, bila sejak usia 0-2 tahun sudah diajarkan membaca maka kelak anak akan
mempunya minat baca yang lebih tinggi. Otak anak akan merekam apa saja yang
disampaikan orang tuanya. Menyediakan buku yang menarik Setiap Lembaga
diindonesia seharusnya menyediakan buku bacaan yang menarik yang sesuai dengan
kebutuhan kelompok umur misalnya untuk anak-anak disediakan buku yang bergambar
dan penuh warna untuk menarik perhatian anak dalam membaca. Menciptakan
lingkungan yang gemar membaca Salah satu faktor rendahnya daya beli buku yaitu
berkaitan dengan budaya tidak selalu berkaitan dengan ekonomi. Jadi cara
menyelesaikan masalah tersebut yaitu melalui pendekatan budaya.

Walupun menciptakan budaya ataupun merubah budaya tidaklah dapat ditempuh


dalam waktu cepat. Namun harus tetap diupayakan agar memperoleh kebiasaan
sepanjang hayat. salah satu cara menciptakannya yaitu kebiasaan membaca keluarga
dan lingkungan sekitar. Apabila orangtua atau anggota keluarga dirumah sering
membaca maka anak akan mencontoh kebiasaan itu, begitupun lingkungan sekitar,
apabila lingkungan sekitar gemar membaca maka akan mempengaruhi minat baca anak.
Memperbaiki penampilan perpustakaan agar lebih menarik Dengan terciptanya
perpustakaan yang nyaman, pelayanan yang baik serta fasilitas lengkap akan
meningkatkan minat baca.

Meskipun semua sekolah sudah meiliki perpustakaan namun tidak semua perpustakaan
di sekolah fasilitas seperti buku bacaannya bervariasi atau memadai. Mengembangkan
model pembelajaran membaca yang menarik Pembelajaran disekolah seharusnya lebih
mengarah pada pembelajaran yang melibatkan pemikiran kritis sesuai dengan tingkat
usianya. Misalnya Siswa dibiasakan untuk membaca mengkritisi suatu bacaan, membuat
suatu bacaan mencermati makna atau informasi dalam suatu bacaan sesuai dengan
karakteristik usia mereka ( S. Wahyuni, 2009).

Indikator minat baca Indikator minat baca menurut pendapat Burs dan Lowe yaitu:
Kebutuhan Terhadap bacaan Semangat yang dimiliki siswa jika diminta atau dimotivasi
guru untuk membaca buku. Memiliki koleksi buku bacaan non pelajaran di rumah.
Berkunjung ke bazar atau pameran buku. Jenis buku yang biasa dibaca diperpustakaan.
Tindakan untuk mencari bacaan Tindakan siswa untuk berkunjung ke perpustakaan
sekolah. Tindakan siswa untuk mengunjungi took buku. Tindakan siswa untuk membeli
buku bacaan. Menabung untuk membeli buku bacaan sendiri. Berkunjung ketaman baca
masyarakat atau perpustakaan yang ada disekitar rumah.

Rasa Senang terhadap Bacaan Rasa suka dalam membaca buku Aktivitas membaca
dirumah Membaca menjadi salah satu hobi Jenis buku atau bacaan yang disukai
Keinginan untuk Membaca Aktivitas membaca buku dirumah Jumlah buku yang dimiliki
dirumah Kegiatan yang bisa dilakukan diperpustakaan. Menindaklanjuti Apa yang
Dibaca Membuat ringkasan hasil buku bacaan yang telah dibaca Bertanya kepada guru
atau orangtua bila ada yang tidak dimengerti ketika membaca buku. Menceritakan isi
buku bacaan kepada orang lain (Antari, 2016).

Penelitian Yang Relevan Berdasarkan analisis penulis dari beberapa peneliti terdahulu
ada beberapa karya tulis yang relevan dengan penelitian yang akan penulis yaitu:
Penelitian yang dilakukan oleh Riski Munaimah ( 2018) dengan judul “ Implementasi
Program Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri Baciro, Gondokusuman Yogyakarta.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa pada pelaksanaan Gerakan Literasi terdapat 3
tahapan yaitu pertama pembiasaan dengan kagiatan membaca 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai, menata sarana dan lingkungan kaya akan literasi, menciptakan
lingkungan kaya teks dan pelibatan publik. Yang kedua ahap pengembangan seperti
berbagai macam membaca, koleksi buku pengayaan, menanggapi buku pengayaan,
memberi Apresiasi atas pencapaian literasi peserta didik, dan pembentukan tim literasi.

yang ketiga tahap pembelajaran yaitu meliputi buku pengayaan yang digunakan pada
semua materi, strategi Membaca, Kegiatan menanggapi bacaan, kegiatan pembelajaran
di perpustakaan seperti pojok baca dan tempat membaca lainnya, kegiatan Apresiasi
akademik yang melibatkan kegiatan membaca. Penelitian yang dilakukan oleh Arum
Nisma Wulanjani dan Candra Dewi Wahyu Anggraini ( 2019) yang berjudul “
Meningkatkan Minat Membaca melalui Gerakan Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah
Dasar pada siswa kelas 5 SD Rejowinangun selatan 3 dan Rejowinangun Selatan 4.
Penelitian ini peneliti menerapkan beberapa metode peningkatan membaca dalam
kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran. yaitu pembuatan Scrapbook yaitu
menempel gambar atau foto pada media kertas.

Berdasarkan observasi kelas yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa siswa
antusian dalam mengikuti kegiatan meningkatkan minat baca siswa dengan metode
Scrapbook. Penelitian yang dilakukan oleh Febriana Ramandanu (2019) dengan judul
“Gerakan Literasi Sekolah Melalui Pemanfaatan sudut baca kelas sebagai penumbuhan
minat baca siswa di SD Negeri Pamongan 2”. penelitian ini membahas pembiasaan yang
dilakukan dalam menumbuhkan minat baca siswa diantaranya yaitu membaca 15 menit
sebelum pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan sudut baca di setiap
sudut kelas yang disesuaikan dengan karakteristik anak, strategi penataan perpustakaan
yang menarik dan bervariasi sehingga siswa lebih antusias untuk membaca, untuk
strategi kelas rendah guru menggunakan buku bergambar untuk menerapkan literasi
sedangkan untuk kelas tinggi guru meningkatkan literasi peserta didik menggunakan
cara membaca kritis seperti kegiatan menulis sastra, dan Metode yang dilakukan yaitu
pada kelas rendah menggunakan metode membaca nyaring dan membaca dalam hati
sedangkan dikelas tinggi menggunakan metode diskusi.
Adapun Penelitian yang akan dilakukan di SD Negeri Jageran Yogyakarta lebih
memfokuskan kepada bagaimana Implementasi gerakan literasi sekolah dalam
menumbuhkan minat baca siswa serta apa saja faktor pendukung dan penghambat
dalam Implementasi Gerakan Literasi Sekolah kelas IV di SD Negeri Jageran Yogyakarta.
Kerangka Pikir Sebuah Gerakan yang digalakkan pemerintah dalam dunia Pendidikan
mempunyai tujuan tertentu. Seperti halnya Gerakan Literasi sekolah yang salah satunya
bertujuan untuk mengatasi kekacauan literasi di Indonesia. Salah satu sekolah yang
telah melaksanakan gerakan literasi sekolah yaitu SD Negri Jageran Yogyakarta.

Dengan dilaksanakannya Gerakan Literasi sekolah dapat meningkatkan minat baca siswa
dan menciptakan budaya literat di lingkunngan sekolah. Oleh karena itu peneliti
menyusun kerangka pikir sebagai berikut:
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang yang ditujukan untuk
pengumpulan data atau informasi sesuai dengan masalah yang ada menurut apa yang
didapat saat penelitian dilakukan ( Y. Wandasari, 2017).

Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan fakta dan
karakteristik subjek dan objek yang diteliti secara sistematis dan tepat. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi untuk
mendiskripsikan bagaimana implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam
menumbuhkan minat baca siswa serta apa saja faktor pendukung dan faktor
penghambat Gerakan literasi sekolah dalam menumbuhkan minat baca siswa kelas IV di
SD Negeri Jageran Yogyakarta. Jenis Data dan Sumber Data Jenis Data Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif.

Data Kualitatif pada penelitian ini yaitu meliputi : Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
dalam Menumbuhkan Minat Baca Siawa dan apa saja faktor pendukung dan
penghambatnya. Sumber Data Sumber data merupakan Subjek dari mana data
diperoleh. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu: Data
primer, data primer merupakan data yang secara langsung di kumpulkan oleh peneliti
yang diperoleh dari sumber pertama (Barlian, 2016). Data primer pada penelitian ini
bersumber dari Kepala sekolah, Guru Kelas IV A dan IV B, Petugas Perpustakaan dan
siswa kelas IV A dan IV B.

Data Skunder, data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai
penguat dari sumber pertama (Barlian, 2016). Adapun data Skunder dari penelitian ini
yaitu Dokumentasi dan observasi sebagai penunjang data primer. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian merupakan Sumber data utama dari sebuah penelitian yang terdiri
dari individu ataupun sekumpulan individu yang dapat merasakan dan mampu berfikir
sehingga dapat mengutarakan pendapatnya saat terlibat dalam suatu penelitian (
Sugiono, 2013). Dalam Penelitian ini Subjek penelitiannya terdiri dari Kepala Sekolah,
Guru Kelas IV A dan IV B, Petugas Perpustakaan, dan peserta didik kelas IV SD Negeri
Jageran Yogyakarta.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Penelitian Populasi adalah seluruh wilayah
generalisasi yang berupa Subjek atau objek penelitian yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
akan dijadikan kesimpulan (M. Pradana, 2016). Populasi penelitian ini yaitu kepala
sekolah, guru kelas IVA dan IVB, petugas Perpustakaan dan juga seluruh peserta didik
kelas IV A dan IV B. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah wakil atau bagian dari
jumlah yang dimiliki oleh populasi (M. Pradana, 2016). Penelitian ini merupakan
penelitian sampel.

Waktu dan Tempat Penelitian Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksankan di SD Jageran
Yogyakarta yang terletak di Krapyak kulon, Panggungharjo, kec. Sewon, Kab. Bantul
Prov. D.I. Yogyakarta. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester
genap tahun pelajaran 2020/2021. Dan Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret
hingga April 2021. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Penelitian
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk
mendapatkan data ynag dibutuhkan.

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi ( Mamik, 2015). Selaras dengan pendapat tersebut untuk memperoleh
data yang sesuai dengan permasalahan dalam skripsi ini, maka peneliti menggunakan
metode-metode sebagai berikut: Metode Observasi Observasi merupakan kegiatan
pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (
Srianis, 2014).

Dalam penelitian ini, peneliti terlibat secara langsung dalam proses pelaksanaan
kebijakan Gerakan Literasi sekolah, baik di luar kelas maupun didalam kelas, sehingga
peneliti dapat mengamati secara langsung apa yang terjadi di lapangan bagaimana
pelaksanaan dan hambatan yang terjadi selama proses pengamatan. Adapun Aspek
yang di amati yaitu Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam Menumbuhkan minat
baca siswa yang meliputi: Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah, hambatan yang dilalui,
Evaluasi dan bagaimana dampak dalam menumbuhkan minat baca siswa.

Metode Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab lisan yang dilakukan dua
orang atau lebih dengan tatap muka untuk mengetahui respon, pendapat serta
memotivasi orang terhadap suatu objek ( Soegijono, 1993). Dalam Penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, sehingga pertanyaan yang diajukan ketika
wawancara tidak keluar dari tema. untuk mengumpulkan data peneliti melakukan
wawancara kepada kepala sekolah, guru kelas IV A dan IV B, dan siswa kelas IV A dan IV
B.

Masing-masing kelas dipilih 3 peserta didik, yaitu terdiri dari peserta didik yang baik,
sedang dan kurang, baik dalam segi akademis maupun dalam minat membaca. Metode
Dokumentasi Metode Dokumentasi yaitu cara mengumpulkan data dengan mencatat
data yang sudah ada ( Sumkadinata, 2005). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
studi dokumentasi untuk memperoleh informasi atau data yang berkaitan dengan
implementasi Gerakan Literasi sekolah dalam menumbuhkan minat baca siswa.
dengan adanya dokumen-dokumen tersebut diharapkan dapat melengkapi penelitian
mengenai pelaksanaan, hambatan yang muncul, evaluasi serta dampak dalam
menumbuhkan minat baca peserta didik di SD Negeri Jageran Yogyakarta. Instrument
Pengumpulan Data Instrument pengumpulan data yang digunakan yaitu berupa lembar
checklist untuk observasi, berupa pertanyaan untuk pedoman wawancara dan untuk
teknik dokumen berupa pengumpulan dokumen-dokumen sebagai untuk membantu
dan sebagai penguat data. Observasi Pada penelitian ini observasi difokuskan pada
pelaksanaan gerakan literasi sekolah dalam menumbuhkan minat baca siswa.

pada pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah hal-hal yang diamati yaitu perencanaan,
pelaksanaaa, evaluasi serta faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi
Gerakan Literasi Sekolah dalam Menumbuhkan Minat baca siswa. Adapun Penyusunan
Indikat2or observasi mengacu pada kegiatan Standar Kemendikbud. Tabel Kisi-kisi
pedoman Observasi GLS No _Aspek _Indikator _Butir _Nomor Butir _ _1 _Pelaksanaan
Gerakan Literasi Sekolah _Proses Perencanaan Gerakan Literasi Sekolah _5
_1a,1b,1c,1d,1e _ _ _ _Proses Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah _5 _2a,2b,2c,2d,2e _ _
_ _Evaluasi _3 _3a,3b,3c _ _3 _Pendukung dan penghambat pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekoilah dalam menumbuhkan minat baca siswa _Faktor pendukung dan penghambat
gerakan literasi Sekolah dalam menumbuhkan minat baca siswa.

_2 _4,5 _ _ Pedoman Observasi Minat Baca Aspek _Indikator _Butir _No Butir _ _Minat
Baca _Kebutuhan Terhadap Bacaan _2 _1,2 _ _ _Tindakan Untuk Mnecari Bacaan _1 _3 _ _
_Rasa Senang Terhadap Bacaan _3 _4,5,6 _ _ _Keinginan untuk membaca _2 _7,8 _ _
_Menindak lanjuti apa yang dibaca. _ _9,10 _ _ Pendapat Menurut Burs dan Lowe
Sumber: (Antari, 2016). Kisi-kisi Pedoman Wawancara GLS No _Aspek _Indicator _Butir
_No butir _ _1 _Pelaksanaan Gerakan Literasi _Proses Perencanaan Gerakan Literasi
Sekolah. _4 _1,2,3,4 _ _ _ _Proses Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah.

_5 _5,6,7,8,9 _ _ _ _Proses Evaluasi Gerakan Literasi Sekolah _3 _10,11,12 _ _3 _Pendukung


dan penghambat pelaksanaan Gerakan Literasi Sekoilah dalam menumbuhkan minat
baca siswa _Faktor Pendukung dan penghambat pelaksanaan Gerakan Literasi Sekoilah
dalam menumbuhkan minat baca siswa _3 _13,14,15 _ _ Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Minat Baca Aspek _Indikator _Butir _No Butir _ _Minat Baca _Kebutuhan Terhadap
bacaan _3 _1,2,3 _ _ _Tindakan untuk mencari bacaan _3 _4,5,6 _ _ _Rasa Senang
terhadap Bacaan _2 _7,8 _ _ _Keinginan untuk Membaca _3 _9,10,11 _ _ _Menindaklanjuti
apa yang dibaca _1 _12 _ _Kisi-kisi instrumen dokumentasi No _Aspek _Indikator _ _1
_Dokumen visi dan Misi sekolah _Dokumen Sekolah _ _2 _Struktur Organisasi Sekolah
_Dokumen Sekolah _ _3 _Kalender Pendidikan _Dokumen Sekolah _ _4 _Sarana dan
Prasarana Sekolah _Dokumen Sekolah _ _5 _Data Guru dan Karyawan _Dokumen Sekolah
_ _6 _Data Peserta didik pada tahun Penelitian _Dokumen Sekolah _ _7 _Data-data
prestasi yang berkaitan tentang Literasi Membaca _Dokumen Sekolah _ _8 _Rencana
Pelaksanaan GLS _Dokumen sekolah _ _9 _Kegiatan Program GLS _Dokumen Sekolah
dan Foto Kegiatan _ _10 _Kondisi Sekolah _Foto kondisi Sekolah _ _ Teknik Keabsahan
Data Dalam menguji keabsahan data, Peneliti mennggunakan teknik triangulasi, Teknik
triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu hal
diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data itu (
lexy. J. moleong, 2006).

Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan metode.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data pada
sumber yang sama dengan metode yang berbeda. Contohnya data didapatkan dengan
wawancara kemudian di cek dengan observasi dan kuisioner atau dokumentasi (
Sugiyono, 2013). Hal ini bertujuan agar peneliti dapat mengetahui adanya alasan
perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam penelitian dilapangan nanti. Teknik Analisis
Data Analisis Data yaitu upaya untuk mencari dan menata secara sistematis hasil
observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang
permasalahan yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain.

Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis dilanjutkan dengan


berupaya mencari makna (Rijali, 2019). Tahap-tahap analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian Implementasi Gerakan Literasi Sekolah dalam menumbuhkan minat
baca siswa yaitu meggunakan analisis data model Miles dan Huberman yang dapat
dijabarkan pada 3 tahapan yaitu: Gambar 3. Model Miles & Huberman (Sumber: ( A.
Rijali, 2019)) Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan dan pemusatan
penelitian data kasar yang didapat dari catatan lapangan yang ditulis.

Reduksi data merupakan bentuk Analisa menajamkan, mengarahkan, menggolongkan,


membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Penyajian Data Penyajian data yaitu ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan dapat ditarik kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif seperti catatan
lapangan, grafik, matriks, began dan jaringan.

Bentuk-bentuk ini menyatukan informasi yang disusun dalam bentuk terpadu, sehingga
mudah untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah kesimpulan
sudah tepat atau harus melakukan analisis kembali. Penarikan kesimpulan Penarikan
kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan masih dapat berubah apabila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Namun apabila penarikan kesimpulan awal sudah cukup dan didukung oleh
data yang valid dan konsisten pada tahap pengumpulan data berikutnya, maka
kesimpulan yang di kemukakan merupakan kesimpulan pasti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA Nurkholis. ( 2013). Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi.
jurnal kependidikan, 1 (1), 31. Ikhwan, A, Q. ( 2018). Konsep Pendidikan dalam Pemikiran
Ki Hajar Dewantara. Jurnal Sumbula, 3 (1), 860. Ruslan. (2019). Pentingnya Meningkatkan
Minat Baca Siswa. Palembang, hal. 768. Friantari, H. ( 2018). Budaya Membaca Sebagai
Upaya Peningkatan kualitas hidup Masyarakat. Jurnal Disastra, 1 (1), 3. Ramandanu, F.
(2019). Gerakan Literasi Sekolah Melalui Pemanfaatan Sudut Baca Kelas Sebagai Sarana
Alternatif Penumbuhan Minat Baca Siswa. jurnal Mimbar Ilmu, 24 (1), 11. Asniar, dkk.
(2020). Faktor-Faktor Rendahnya Minat Baca Siswa. jurnal BENING, 4 (1), 5. Idamani, A, P.

( 2020). Dampak Teknologi Informasi Terhadap Minat Baca Siswa. Jurnal Perpustakaan,
11 (1), 5. Sari, P, C. (2018). Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Minat Membaca Siswa
Kelas IV. Jurnal jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 32 (7), 5. Wahyuni, S. (2010).
Menumbuhkembangkan Minat Baca Menuju Masyarakat Literat. Diksi, 17 (1), 4.
Wiedarti, P. ( 2018). Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Penerbit: Direktorat Jendral,
kota penerbit: Jakarta, Hal. 8. Kurniawan, A, W., & Gustriza Erda. ( 2019). Evaluasi Capaian
PISA 2018 Perlu Segera Berbenah. Jurnal Vocational Education Policy, 1 (21), 1. Amalia,
N., & Siregar, A. ( 2018). Faktor-faktor Mempengaruhi Literasi Membaca Yang
Berkemajuan. Jurnal Prosiding Pekan Seminar Nasional (PERSONA), 56.

Rimba, A, K. dkk ( 2019). Problematika Guru Dalam Melaksanakan Program Literasi Di


Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, III (2), 32. Tahmidaten, L., & Krismanto,
W. ( 2020). Permasalahan Budaya Membaca Di Indonesia ( Study Pustaka tentang
Problematika & Solusinya). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10 (1), 29. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Pedoman Gerakan Literasi Bangsa., 10. Widayoko,
A, dkk. (2018). Analisis Program Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dengan
Pendekatan Goal- Based Evaluation. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan, 16 (1),
91. Farboy, S. (2008).

Penerapan Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Untuk


Meningkatkan Kemampuan Menemukan Gagasan Utama sebuah Teks Pada Siswa Kelas
VII Di SMP Negeri 3 Batu tahun ajaran 2008/2009. jurnal Artikulasi, 7 (1), 5. Widianto, E.,
& Subyantoro. ( 2015). Peningkatan Keterampilan Membaca teks Klasifikasi
Menggunakan Metode SQ3R dengan Media Gambar. Jurnal Bahasa dan Sastra
Indonesia, 4 (1), 3. Zulham, M. (2015). Aplikasi Teori Ilmu Bahasa terhadap Pandangan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo. Jurnal Pendidikan,
Pengajaran Bahasa dan Sastra ONOMA PBSI FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo, 115.
Paitung, D. (2016).

Membaca Sebagai Sumber Pengembangan Intelektual. Jurnal Al- Daulati, 5 (2), 4.


Asdam, M. (2016). Bahasa Indonesia ( Pengantar Pengembanga Kepribadian dan
Intelektual). ( Makasar: LIPa), 141. Laily, I.F. (2014). Hubungan kemampuan membaca
pemahaman dengan kemampuan memahami soal cerita Matematika Sekolah Dasar.
Eduma: Matematics Education Learning and Teaching, 3 (1), 7. Rahman, B., & Haryanto,
H. (2014). Peningkatan keterampilan membaca permulaan melalui media flashcard pada
siswa kelas 1 SDN Bajayau Tengah 2. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 4. Aulia, R. (2012).
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu.

Jurnal Ilmiah Pedidikan Khusus, 1(2), 3. Jaunarti, N.K., Dibia, I. K., & Widiana, I.W. (2016).
Analisis Kesulitan Belajar Dalam Pembelajaran Membaca Cepat Siswa Kelas V SD Gugus
Vi Kecamatan Abang. MIMBAR PGSD Undiksha, 4 (1), 4. Hastuti, S.D. (2012). Upaya
Peningkatan kemampuan Membaca Pemahaman Melaui Metode Cooperative
Integrated Reading And Composition Pada Siswa kelas V SDN 1 Manggung Nemplak
Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013 ( Doctoral dissertasion, Universitas Muhammadiyah
Surakarta), 4. Kasiyun, S. (2015).Upaya meningkatkan minat baca sebagai sarana untuk
mencerdaskan bangsa. Jurnal Pena Indonesia, 1 (1), 5. Sudarsana, U. (2014). Pembinaan
minat baca. Jakarta: Gramedia, 12. Witanto, J.A.N.A.N. (2018). MInat Baca yang Sangat
Rendah. Publikasi.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 7-8.
Wahyuni, S. ( 2009) Menumbuhkembangkan minat baca menuju masyarakat literat.
Diksi, 16 (2), 5. Wandasari, Y. (2017). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah ( GLS)
Sebagai Pembentuk Pendidikan Berkarakter. Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan
supervisi Pendidikan (JKMP), 1 (1), 2. Endrayanta, E. ( 2017). Implementasi Program
Gerakan Literasi Sekolah di SD Kristen Kalam Kudus dan SD Muhammadiyah Sorosutan.
Publikasi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 41. Ginanjar, A. A.,
Fahmi, R.F., & Casim, C. ( 2019).

Implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Tingkat SMP di Kabupaten


Tasikmalaya. Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Serta Pembelajarannya, 3 (2), 2.
Teguh, M. (2017). Gerakan Literasi Sekolah. Prosiding Seminar Nasional, 7. Antasari, I, W.
(2017). Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di MI Muhammadiyah
Gandatapa Sumbang Banyumas. LIBRIA, 9 (1), 3-4. Moleong, L.J., & Edisi, P.R.R.B (2004).
Metodelogi penelitian. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya, 4. Sugiyono. (2013).
Memahami Penelitian Kualitatif (8 th ed.). CV. Alfabeta. Pradana, M., Reventiary, A. (
2016) Pengaruh Atribut Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Customade (
Studi di merek dagang Customade Indonesia). Jurnal Manajemen, 6 (1), 4.

Muhadjir, N. (1996) Metodologi Kualitatif, Yogyakarta: Penerbit Rekasarasin), 2


Suryabrata, S. ( 1987). Jakarta: Penerbit Rajawali, 93. Mamik. (2015). Metodologi
Kualitatif (C. Anwar (ed); Pertama). Zifatma Publiser. Srianis, K., Suarni, N. K., Ujianti,P, R.
& Psi, S. (2014). Penerapan Metode Bermain Puzzle Geometri Untuk Meningkatkan
Perkembangan Kognitif Anak Dalam Mengenal Bentuk. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Undiskha, 2 (1), 9). Soegijono, M.S. (1993). Wawancara Sebagai Salah Satu Metode
Pengumpulan Data. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 3 (1), 2.
Sukmadinata, S.N. ( 2005). Metode Penelitian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 3-5.
Rijali. A. (2019). Analisis data kualitatif.

Alhadharah: Jurnal ilmu dakwah, 17 (33), 81-95. Brilian, E. (2016). Metodologi Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif (1 st ed). Sukabina Press. Antarai, D. N., Sundari, N., & Wulan, N.
S. (2016). Studi Deskriptif Minat Baca Siswa Sekolah Dasar Kelas V Di Kota Serang.
Antologi UPI, 4 (2).

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/5714/2590
<1% - http://repository.upi.edu/26900/4/S_PSPI_1206504_Chapter1.pdf
<1% - https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/merdeka-belajar
<1% -
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2017/09/Pedoman-GLNB-2016
-2019.pdf
<1% -
https://123dok.com/document/q2g859ry-merayakan-literasi-menata-masa-depan.html
<1% - https://nadiamath.wordpress.com/2017/01/10/contoh-proposal-ptk/
<1% - https://haedarrauf.wordpress.com/2017/09/
<1% -
https://www.amongguru.com/download-buku-panduan-gerakan-literasi-sekolah-gls-ter
baru-2019/
<1% - https://www.academia.edu/25940064/Panduan_Gerakan_Literasi_Sekolah_di_SMK
<1% -
https://lpmpkaltim.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/06/12.-Isi-Desember-20
19-TTS-135-146.pdf
<1% - https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/libria/article/download/1680/1221
<1% -
https://prakaryabandarlampung.wordpress.com/2019/10/21/gerakan-literasi-sekolah/
<1% - https://id.scribd.com/doc/305283016/Kumpulan-Metode-Pembelajaran-1-pdf
<1% - https://sahabatnesia.com/contoh-teks-pidato/
<1% -
https://rianoorsiti.blogspot.com/2015/10/makalah-pengertian-membaca-dan-menulis.ht
ml
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/328159948.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/47359/3/jiptummpp-gdl-yudiseptia-45579-3-babii.pdf
<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/03/membaca-pemahaman/
<1% -
https://123dok.com/document/6qmknnwz-hubungan-minat-hasil-belajar-siswa-negeri-
kecamatan-semarang.html
<1% -
https://id.scribd.com/doc/251066554/Proposal-Penelitian-Pengaruh-Tayangan-Televisi-t
erhadap-Minat-Belajar-Siswa
<1% - http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PUST4421-M1.pdf
<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/7022/3/BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Umar_Mansyur2/publication/337671871_Gempust
a_Upaya_Meningkatkan_Minat_Baca/links/5de4824c4585159aa45a0c04/Gempusta-Upay
a-Meningkatkan-Minat-Baca.pdf
<1% -
http://digilib.um.ac.id/index.php/Jurnal-Perpustakaan-Sekolah/menumbuhkan-minat-ba
ca-sejak-usia-dini.html
<1% -
https://www.kompasiana.com/sabilailma/5db3de0fd541df377a49fd62/pentingnya-meni
ngkatkan-minat-membaca-pada-ranah-pendidikan
<1% - https://santimaya123.blogspot.com/2013/11/sistem-informasi-manajemen.html
<1% -
https://sripurwanti0710.blogspot.com/2016/06/menumbuhkan-minat-membaca-pada-a
nak.html#!
<1% - https://www.researchgate.net/publication/324182095_Rendahnya_Minat_Baca
<1% -
https://repressoclass.blogspot.com/2014/03/menumbuh-kembangkan-minat-baca.html
<1% -
https://www.facebook.com/biz/kejayan-special-region-of-yogyakarta-id/elementary-sch
ool/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/331066098_MEMBANGUN_BUDAYA_BACA_M
ELALUI_PENGELOLAAN_MEDIA_SUDUT_BACA_KELAS_DENGAN_12345
<1% - http://repository.unpas.ac.id/31003/3/bab%203%20.pdf.pdf
<1% -
https://catatansuhadma.blogspot.com/2013/11/contoh-proposal-penelitian-pengaruh.h
tml
<1% - https://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf
<1% - http://digilib.upi.edu/digitallist.php?export=xml
<1% - http://repository.upi.edu/21135/6/S_MIK_1103525_Chapter3.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/203/6/S_PJKR_0802558_CHAPTER%203.pdf
<1% - http://eprints.umm.ac.id/53111/4/BAB%20III.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/324029673_PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS_A
PA_DAN_BAGAIMANA_MELAKSANAKANNYA
<1% -
http://seminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id.semnasmatematika/f
iles/full/M-7.pdf
<1% - http://repository.upi.edu/24045/6/S_SOS_1202883_Chapter3.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/47285/7/BAB%20III.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/77184/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
<1% -
http://eprint.stieww.ac.id/1034/1/172903865%20MUHAMAD%20DWI%20PUTRANTO%2
01-3.pdf
<1% -
https://semnaslppm.ump.ac.id/index.php/semnaslppm/gateway/plugin/WebFeedGatew
ayPlugin/atom
<1% -
https://setjen.kemdikbud.go.id/setjen/files/Buku%20Gerakan%20Literasi%20Sekolah.pdf
<1% -
https://www.coursehero.com/file/76982899/Annisa-Rahma-Gemilang-Review-Mingguan
-8docx/
<1% - https://www.coursehero.com/file/78046854/15-01-2021-bab-ivdocx/
<1% -
https://hariansejarahku.blogspot.com/2012/01/tinjauan-hukum-islam-terhadap-sistem.h
tml
<1% - http://repository.upi.edu/view/year/2020.html
<1% - https://ejournal.uksw.edu/scholaria/article/view/2656
<1% - http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/view/3857
<1% - https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpsd/article/view/2965
<1% -
https://www.academia.edu/28493580/Pengaruh_Atribut_Produk_Terhadap_Keputusan_P
embelian_Sepatu_Customade
<1% - http://journal.upgris.ac.id/index.php/aksioma/article/view/2996

Anda mungkin juga menyukai