Pemerintahan kolonial di Hindia Belanda membentuk sistem kelas dimasyarakatnya
sehingga tercipta suatu ketidakadilan didalamnya.Terdapat beberapa kelas masyarakat
yaitu kaum totok eropa, Indo, dan Pribumi.Kaum Totok merupakan kaum asli orang Eropa, kaum Indo merupakan peranakan Eropa dan Pribumi.dan Pribumi merupakan orang asli Hindia Belanda.Kaum pribumi sendiri pun masih memiliki kelasnya sendiri, keturunan-keturunan ningkrat dan pejabat daerah menjadi pribumi tingkat tinggi yang memiliki hak-hak istimewa, sementrara rakyat biasa menjadi rakyat kelas rendah yang harus tunduk pada ketidakadilan. Sistem kelas berdampak pada hak-hak yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda.Dalam bidang pendidikan golongan totok, Indo, dan pribumi kelas tinggi disekolahkan ditempat yang berbeda dengan pribumi kelas rendah yaitu di ELS (Eurospeesch Largere School) untuk Pendidikan tingkat Rendah dan H.B.S. (Hoobere Burger School) untuk pendidikan tingkat tinggi, sementarauntuk pribumi kelas rendah disekolahkan di sekolah desa (Volkschool) yang jumlahnya pun sangat terbatas.Dampaknya adalah banyak masyarakat pribumi yang tidak dapat baca-tulis maupun menghitung.Keterbatasan itu dimanfaatkan oleh pihak kolonial untuk menindas, menjajah, dan membodohi rakyat Indonesia untuk mengukuhkan dan memperkuat kekuasaan kolonial di Hindia Belanda. Disektor hukum pun ketidakadilan bagi kaum pribumi semakin terasa karena orang Eropa memiliki hak-hak yang lebih tinggi daripada pribumi sehingga masyarakat pribumi sangat mudah ditindas oleh orang Eropa ( bahkan saat orang Eropa yang salah sekalipun), apalagi masyarakat yang melek terhadap hukum masih sedikit pada saat itu.Pada saat itu, terdapat pengadilan kulit putih (menggunakan Hukum Belanda) yang merupakan pengadilan yang mengurusi kelas Indo dan Totok, di sisi lain, terdapat Forum Previlegiantum untuk pribumi tingkat tinggi dan Hukum adat untuk pribumi kelas rendah. Di novel Bumi Manusia sendiri terjadi perdebatan di pengadilan antara Minke bersama Nyai Ontosoroh melawan Maurits Mellema (anak Herman Mellema dari istri sahnya) terkait hak asuh Annelies dan harta kekayaan Herman Mellema setelah dia meninggal.Secara hukum walaupun Nyai Ontosorh adalah ibu kandung dari Annelies dan Minke secara Hukum Islam merupakan suami sah Annelies, tetapi secara hukum pernikahan Nyai Ontosoroh dan Herman Mellema tidak sah dan Pernikahan Minke dan Annelies juga tidak sah.Sehingga hak asuk Annelies diserahkan kepada Maurits Mellema.